• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Penanggulangan Malaria di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2011 - 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Penanggulangan Malaria di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2011 - 2012."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

MANAJEMEN PENANGGULANGAN MALARIA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

TAHUN 2011 - 2012

Owymardyan Yusel Manafe, 2013,

Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

Pembimbing II : H. Edwin Setiabudi,dr.,SpPD-KKV

Tahun 2010 tercatat 19 juta kasus malaria dan diperkirakan 660.000 kematian , dan sekitar 90% kematian terjadi di benua Afrika. Di Indonesia dilaporkan kasus malaria telah berhasil ditekan dari 4,96 per 1000 penduduk pada 1990 menjadi 1,96 per 1000 penduduk pada tahun 2010.

Timor Tengah Selatan merupakan salah satu daerah di provinsi NTT yang masuk dalam daerah endemis malaria. Angka kejadian malaria di kabupaten Timor Tengah Selatan terus menurun dikarenakan adanya program penanggulangan malaria. Penurunan angka kejadian malaria pada tahun 2007 sebanyak 24.579 penderita menjadi 7.185 penderita di tahun 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya manajemen kesehatan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan terhadap penurunan angka kejadian malaria.

Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan case studies dan menggunakan tape recorder sebagai instrumen penelitian serta dilakukan pada 8 responden diambil menggunakan purposive sampling dengan pendekatan homogenous sampling. Analisis data disajikan melalui hasil wawancara.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa manajemen penanggulangan malaria yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan sudah baik dan sesuai dengan program pemerintah pusat.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah manajemen kesehatan yang baik diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan malaria.

(2)

v ABSTRACT

MANAGEMENT OF MALARIA AT TIMOR TENGAH SELATAN REGENCY

IN 2011 - 2012

Owymardyan Yusel Manafe , 2013 ,

1st tutor : Dr . Felix Kasim , dr . , M.Kes

2nd tutor : H. Edwin Setiabudi , dr . , SpPD - KKV

In 2010 recorded 19 million cases of malaria and an estimated 660,000 deaths , and about 90 % of deaths occur in Africa . In Indonesia reported malaria cases have been reduced from 4.96 per 1000 population in 1990 to 1.96 per 1000 population in 2010 .

Timor Tengah Selatan is one of the district of East Nusa Tenggara Province became malaria-endemic areas. The incidence of malaria in Timor Tengah Selatan district continues to decline due to malaria control programs . The decrease in the incidence of malaria in 2007, as many as 24.579 people became 7.185 people in 2011 .

This study aims to determine the health management efforts that have been made Timor Tengah Selatan Health Department to decrease the incidence of malaria .

This is a qualitative research method with case studies approach and use a tape recorder as an instrument of research and conducted in 8 respondents were taken using purposive sampling with homogenous sampling approach . Analysis of the data presented through interviews .

Result of the interview showed that malaria management which has been done by Timor Tengah Selatan Health Department was good and appropriate according to central government program.

Conclusion of this study are of good health management is needed to reduce malaria morbidity .

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Landasan Teori ... 4

1.6 Metodologi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian Penyakit Malaria ... 7

2.2 Epidemiologi Penyakit Malaria ... 7

2.3 Faktor-faktor yang Menentukan Penyebaran Penyakit Malaria ... 8

2.3.1 Host (Pejamu) ... 8

2.3.1.1 Manusia (host Intermediate) ... 8

2.3.1.2 Nyamuk Anopheles (host definitive) ... 8

2.3.2 Agent (Parasit/Plasmodium) ... 8

2.3.3 Environment (Lingkungan) ... 9

(4)

ix

2.4.1 Dalam tubuh Manusia ... 10

2.4.2 Dalam tubuh Nyamuk ... 11

2.5 Patogenesis Malaria ... 12

2.6 Malaria di Masyarakat ... 13

2.7 Penilaian Situasi Malaria ... 16

2.8 Cara Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Malaria ... 18

2.9 Manajemen Kesehatan ... 20

2.9.1 Pengertian Manajemen ... 20

2.9.2 Pengertian Manajemen Kesehatan ... 20

2.9.3 Fungsi Manajemen Kesehatan ... 21

2.10 Pelaksanaan Manajemen Kesehatan ... 22

2.10.1 Penerapan Manajemen di Bidang Kesehatan ... 22

2.10.2 Sumber Dana Kegiatan Sektor Kesehatan ... 23

2.10.3 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Instrumen / subjek penelitian ... 30

3.1.1 Instrumen Penelitian ... 30

3.1.2 Subjek Penelitian ... 30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Metode Penelitian ... 30

3.3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.3.2 Rancangan Penelitian ... 31

3.3.3 Variabel Penelitian ... 31

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.3.5 Prosedur Kerja ... 32

3.3.6 Analisis data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34

(5)

x

4.2.1 Open Coding Responden 1 ... 34

4.2.2 Open Coding Responden 2 ... 35

4.2.3 Open Coding Responden 3 ... 36

4.2.4 Open Coding Responden 4 ... 37

4.2.5 Open Coding Responden 5 ... 38

4.2.6 Open Coding Responden 6 ... 38

4.2.7 Open Coding Responden 7 ... 40

4.2.8 Open Coding Responden 8 ... 40

4.3 Selective Coding ... 41

4.4 Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Simpulan ... 46

5.1.1 Pelaksanaan ... 46

5.1.2 Manfaat ... 46

5.1.3 Hambatan ... 46

5.1.4 Harapan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Open Coding Responden 1 ... 34

Tabel 4.2 Open Coding Responden 2 ... 35

Tabel 4.3 Open Coding Responden 3 ... 36

Tabel 4.4 Open Coding Responden 4 ... 37

Tabel 4.5 Open Coding Responden 5 ... 38

Tabel 4.6 Open Coding Responden 6 ... 38

Tabel 4.7 Open Coding Responden 7 ... 40

Tabel 4.8 Open Coding Responden 8 ... 40

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Hasil Wawancara ... 51

Lampiran2 Surat Ijin Dinas Kesehatan Ke Kepala Puskesmas Untuk Penelitian ... 59

Lampiran3 Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan ... 59

(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria adalah salah satu penyakit menular paling umum dan masalah

kesehatan masyarakat yang besar. Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut

Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi.

Empat spesies plasmodium parasit dapat menginfeksi manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malaria.

Dalam tubuh manusia, parasit berkembang biak dalam hati, dan kemudian

menginfeksi sel-sel darah merah (World Health Organization, 2012).

Pada tahun 2010 tercatat 19 juta kasus malaria dan diperkirakan 660.000

kematian. Afrika adalah benua yang paling terpengaruh, sekitar 90% dari semua

kematian malaria terjadi disana (World Health Organization, 2012).

Penyakit Malaria merupakan salah satu penyakit re-emerging yang masih menjadi ancaman masyarakat, terkait masih tingginya angka kesakitan dan angka

kematian pada usia produktif akibat malaria. Bahkan penyakit malaria juga

berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi, anak balita dan ibu hamil (DEPKES

RI, 2010).

Di kabupaten Timor Tengah Selatan, malaria menempati urutan keenam

penyakit yang terbanyak di Rumah Sakit Umum Daerah Soe yaitu sebanyak 309

kasus (Profil Dinas Kesehatan TTS, 2011).

Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia sejak tahun 2007 dapat

dipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (API). Hal ini sehubungan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan mengenai penggunaan satu

indikator untuk mengukur angka kejadian malaria, yaitu dengan API. Pada tahun

2007, kebijakan ini mensyaratkan bahwa setiap kasus malaria harus dibuktikan

dengan hasil pemeriksaan sediaan darah dan semua kasus positif harus diobati

(10)

2

Combination Therapies / ACT (Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan triwulan 1, 2011).

Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.

Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur

termasuk stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di

Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali termasuk stratifikasi

rendah, meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi (Buletin Jendela Data

dan Informasi Kesehatan triwulan 1, 2011).

Pada tahun 2008 dilakukan Mass Blood Survey (MBS) di 14 provinsi (Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Riau, Sumatera Selatan, Lampung,

Jambi, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Papua Barat,

Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur) yang menjadi wilayah kegiatan The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM). Pada MBS dilakukan pengambilan sediaan darah berdasarkan mikroskop dan Rapid Diagnostic Test (RDT). Hasil MBS menunjukkan bahwa Provinsi dengan kasus positif tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (32.321 orang) dan Maluku sebesar

23.754 orang (Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan triwulan 1, 2011).

Indonesia telah berhasil menekan jumlah kasus malaria dari 4,96 per 1.000

penduduk pada tahun 1990 menjadi 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2010

(DEPKES RI, 2010)

Penderita malaria klinis di kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2007

sebanyak 24.579 penderita dan pada 2008 meningkat menjadi 27.108 penderita,

namun menurun lagi menjadi 13.575 penderita pada tahun 2009, pada tahun 2010

mengalami peningkatan menjadi 18.272 dan pada tahun 2011 mengalami

penurunan menjadi 7.185 kasus. Sedangkan penderita malaria positif pada tahun

2007 sebanyak 4.941 penderita, kemudian meningkat pada tahun 2008 sebanyak

8.143 penderita dan menurun kembali menjadi 5.548 penderita, pada tahun 2009

dengan penurunannya kurang lebih sekitar 30%. Pada tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 8.225 penderita dan tahun 2011 meningkat lagi menjadi

(11)

3

Terkait hal diatas, yang ingin diteliti ialah upaya pelaksanaan kegiatan

manajemen kesehatan dalam menanggulangi kejadian malaria di Kabupaten

Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Apa saja upaya manajemen kesehatan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan

Kabupaten Timor Tengah Selatan terhadap penurunan angka kejadian malaria

tahun 2011-2012.

2. Apakah ada pengaruh pelaksanaan manajemen kesehatan dan juga faktor

pendukung dan penghambat dalam penanggulangan kejadian malaria di

Kabupaten Timor Tengah Selatan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen yang

baik dalam melakukan penanggulangan terhadap penyakit malaria dan

mengetahui pengaruh pelaksanaan manajemen kesehatan dan juga faktor

pendukung dan penghambat dalam penanggulangan kejadian malaria di

Kabupaten Timor Tengah Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis mendapat informasi tentang manajemen penanggulangan

malaria di kabupaten Timor Tengah Selatan.

Manfaat Praktis memberikan pengetahuan dan informasi tentang manajemen

(12)

4

1.5 Landasan Teori

Andersen mendeskripsikan model sistem kesehatan merupakan suatu model

kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai model perilaku pemanfaatan

pelayanan kesehatan / behaviour model of health service utilization (David S. Gochman, 1997). Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu:

1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu

mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-

beda yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam

tiga kelompok:

* Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.

* Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama,

dan sebagainya.

* Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti keyakinan penyembuhan penyakit (David S. Gochman, 1997).

2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics)

karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat

seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya

terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan,

yaitu:

* Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam

asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang

informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

* Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang

ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio

penduduk terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk.

Menurut Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka

tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin

(13)

5

3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics)

Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung

berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen menggunakan

istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan (David S.

Gochman, 1997). Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari

kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu:

* Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan

hebatnya rasa sakit yang diderita

* Penilaian klinik (Evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil

pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (David S.

Gochman, 1997).

1.6 Metodologi

Jenis penelitian : deskriptif observasional

Metode penelitian : kualitatif

Rancangan penelitian : grounded research

Informan penelitian sebanyak 8 orang, yang terdiri dari :

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

2. Kepala bagian P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

3. Penanggung jawab program pemberantasan malaria di Dinas Kesehatan

Kabupaten Timor Tengah Selatan

4. Kepala puskesmas di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 5 orang yaitu

puskesmas Niki-Niki, puskesmas Siso, puskesmas Kualin, puskesmas Panite,

puskesmas Nulle

Tehnik sampling : purposive sampling dengan pendekatan homogenous sampling

Cara pengambilan data :

(14)

6

Instrument penelitian : Questionaire dengan pertanyaan terbuka, tape recorder,

camera, data sekunder

(15)

46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1. Pelaksanaan

Manajemen penanggulangan malaria di kabupaten Timor Tengah Selatan telah

dilakukan sesuai dengan Ketetapan Menteri Kesehatan nomor 043/MENKES/SK/I/2007 dan Standar Kesehatan Nasional tahun 2009.

5.1.2 Manfaat

Manfaat yang dirasakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah :

 Adanya penurunan angka kesakitan malaria dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

 Adanya pengurangan desa endemis pada tahun 2011 dan 2012

 Adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit malaria

5.1.3 Hambatan

Hambatan yang dirasakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah:

 Kekurangan tenaga analis

 Penempatan tenaga analis diatur oleh pusat penerangan Pegawai Negeri Sipil (PUSPEN PNS) bukan oleh dinas kesehatan kabupaten Timor Tengah Selatan  Perilaku masyarakat untuk mencegah penularan malaria masih rendah

 Kurangnya alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan malaria  Sarana transportasi yang buruk

(16)

47

5.1.4 Harapan

Harapan dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan terhadap manajemen penanggulangan malaria adalah :

 Ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidangnya  Dukungan sarana dan prasarana yang lebih memadai

 Kerjasama lintas sektor dalam menanggulangi malaria

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan mengenai manajemen penanggulangan malaria tahun 2011-2012, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi pertimbangan

dalam melaksanakan manajemen penanggulangan malaria. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan

 Memberikan dukungan dalam hal penempatan tenaga analis yang memadai dan terjadi pemerataan dalam penempatan

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

 Pelaksanaan manajemen penanggulangan malaria harus dilaksanakan secara kontinyu sehingga dapat menekan angka kesakitan malaria di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

 Meningkatkan ketrampilan petugas baik pengelola program penanggulangan malaria maupun kader yang ada di masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria.

 Membangun kemitraan dengan semua instansi yang terkait maupun instansi yang lain dalam meningkatkan kepedulian terhadap penyakit malaria

(17)

48

Bagi puskesmas-puskesmas di Timor Tengah Selatan

 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan vektor dengan menata lingkungan bersih dan perilaku hidup sehat.

(18)

49

DAFTAR PUSTAKA

David S. Gochman, 1997. Handbook of Health Behavior and Research I.

books.google.com/books?isbn=0306454432 12 Januari 2013

Dedi Alamsyah, 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria. Jakarta : Departemen Kesehatan. p. 7-11

Departemen Kesehatan, 2009. Ketetapan Kementrian Kesehatan Tentang Pedoman Pelatihan Malaria

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20043%0ttg

%20Pedoman%20Pelatihan%20Malaria.pdf 27 Mei 2013

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20kesehatan%20indonesia%2020

11.pdf 23 April 2013

Departemen Kesehatan RI, 2009 Standard Kesehatan Nasional Tahun 2009.

http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20final.pdf 24 April 2013

Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2011.

http://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/10-profil-dinkes-kab-tts.html

(19)

50

Helmin Rumbiak, 2006. Analisis Manajemen Lingkungan terhadap Kejadian Malaria di Kecamatan Biak Timur Kabupaten Biak-Numfor Papua

http://eprints.undip.ac.id/15616/1/Helmin_Rumbiak.pdf 10 Agustus 2013

Image Library Malaria. 2013.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/ImageLibrary/M-R/Malaria/body_Malaria_il1.html. 10 Agustus 2013

P. N. Harijanto. 2000. Malaria epidemiologi, pathogenesis, manifestasi klinis dan penanganan. Jakarta : EGC.

P. N. Harijanto. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen IPD FK UI.

P. N. Harijanto., Agung Nugroho., Carta A Gunawan. 2009. Malaria dari molekuler ke klinis edisi 2. Jakarta : EGC. p. 118-120, 145-151, 250-254

Putu Sutisna. 2004. Malaria secara ringkas. Jakarta : EGC. p. 21-25, 82-83, 99

Soekidjo Notoatmodjo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta. p. 162-164

Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. p. 37-38, 190

Viqar Zaman. 1997. Atlas of Medical Parasitology. Terjemahan Chairil Anwar., Yandi Mursal. Jakarta : Hipokrates. p. 69, 73

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung terjadi gangguan teknis pada Sistem LPSE Kabupaten Timor Tengah Selatan, maka beberapa tahapan pelelangan akan mengalami perubahan mulai dari download dokumen

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN BAGIAN INFRASTRUKTUR DAN LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA.. KELOMPOK KERJA LAYANAN PENGADAAN TEMBOK PENAHAN RUAS JALAN NASI

Pada hari ini KAMIS tanggal SEMBILAN BELAS bulan NOVEMBER tahun DUA RIBU LIMA BELAS bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Timor Tengah

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Dinas Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Selatan, saat ini belum ditemukan adanya perencanaan strategis sistem

Hasil penelitian menunjukkan, (1) permintaan komoditi bawang merah di Kabupaten Timor Tengah Selatan khususnya Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat

Pada kategori pemeriksaan berdasarkan kelompok umur,prevalensi kejadian malaria tertinggi pada pasien anak–anak (<12 tahun)yaitu sebesar 14%.Angka kejadian

Tengah Selatan Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan