• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA SUMEDANG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA

SUMEDANG

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Negeri Jatinunggal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Imam Yandri Al-Islami

(0906280)

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Imam Yandri Al-Islami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Imam Yandri Al-Islami 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA SUMEDANG

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Negeri Jatinunggal)

Imam Yandri Al-Islami 0906280

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II,

Syaifullah, S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si. NIP. 19700814 199402 1 001 3.2

Dr. Cecep Darmawan, S. Pd., S. IP., M. Si. NIP. 19690929 199402 1 001 3.3

(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah pendekatan kualitatif. Nasution (2003: 9) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama”. Sementara itu menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian

kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti itu sendiri, hal ini memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara mendalam dan akurat. Selain itu Sugiyono (2008: 1) menyebutkan bahwa “Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannyadilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).”

Alasan menggunakan pendekatan ini dikarenakan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mengenai partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada yang memerlukan sejumlah data lapangan yang berisi berbagai masalah yang nyata terjadi di lapangan dan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu, pendekatan penelitia kualitatif juga menuntut peneliti harus terjun secara langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian terhadap pemilih pemula dalam pemilukada untuk mendapatkan gambaran secara umum yang lebih terperinci dan mendalam tentang sejauh mana partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang.

(6)

berharap dapat melakukan penelitian secara maksimal dan mendalam sehingga peneliti dapat memperoleh data yang valid dan akurat terhadap pelaksanaan tradisi seba.

2. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, metode dipergunakan untuk memecahkan masalah yang akan dan/atau sedang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Best (Sukardi, 2004: 57) mengemukakan bahwa :

metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya.

Berdasarkan kepada pendapat Surakhmad di atas maka penunjang dari keberhasilan suatu penelitian adalah metode penelitian yang tepat dan cocok dengan tujuan penelitian. Metode penelitian sangat penting dalam penelitian karena dalam terdapat metodologi untuk mengarahkan peneliti untuk mengetahui cara bagaimana mendapatkan data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Maka oleh sebab itu peneliti harus memiliki ketelitian didalam menentukan metode penelitian.

Metode ini menggambarkan hal-hal yang memang menjadi objek suatu penelitian dan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Peneliti memandang metode ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena dengan menggunakan metode ini penulis dapat menggambarkan secara utuh mengenai partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada di Kabupaten Sumedang sebagai suatu proses demokrasi dan pelaksanaan kedaulatan rakyat.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

(7)

Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh dan mendalam mengenai masalah yang diteliti. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, guru Pendidikan Kewarganegaraan, pembina kesiswaan, ketua OSIS, pengurus OSIS, anggota Paskibra dan beberapa orang siswa yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang partisipasi politik baik itu berupa bentuk partisipasinya, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi, kendala-kendala yang dihadapi dan upaya-upaya peningkatan partisipasi politik yang dilakukan pemilih pemula dalam Pemilukada Kabupaten Sumedang.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan-pertanyaan garis besar yang memungkinkan responden bebas untuk memberikan jawaban juga memungkinakan wawancara dilakukan secara mendalam.

2. Observasi

(8)

pemilukada.

Data hasil observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Maka keberadaan peneliti secara langsung di lapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang lebih terinci dan akurat.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merukanan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dalam pemelitian. Berkenaan dengan hal tersebut Danial (2009: 79) menjelaskan bahwa:

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada seperti dokumen atau data-data pemilih dalam pemilukada Kabupaten Sumedang dari KPUD Sumedang, dapat kependudukan Kabupaten Sumedang dari BPS, dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk mendapatkan informasi baik yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi literatur

Mempelajari buku-buku sumber mengenai politik, jurnal atau artikel-artikel dari media masa yang berhubungan dengan paertisipasi politik pemilih pemula untuk mendapatkan data atau informasi secara teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Catatan Lapangan

(9)

peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada para siswa sebagai pemilih pemula dalam pemilukada.

Peneliti menyatakan bahwa semua konten yang terdapat dalam laporan penelitian ini adalah benar-benar hasil dari survei empiris atau terjun secara langsung ke lapangan sehingga didapatkan hasil berupa data primer yang selanjutnya diolah melalui teknik pengumpulan dan pengolahan data yang sesuai dengan metodologi penelitian.

C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini di SMA Negeri Jatinunggal. Adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa-siswi SMA Negeri Jatinunggal yang sudah memiliki hak pilih dalam pelaksanaan Pemilukada Langsung di Kabupaten Sumedang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah:

No. Subjek Penelitian jumlah

1 kepala sekolah 1

2 Guru Pendidikan Kewarganegaraan 1

3 Pembina Kesiswaan 1

4 katua OSIS 1

5 pengurus OSIS 3

6 anggota paskibra 3

7 Siswa SMA Negeri Jatinunggal 23

(10)

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih

mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya”.

Yang menjadi sumber dalam penelitian kualitatif ialah orang yang faham mengenai masalah-masalah yang sedang diteliti sehingga peneliti dapat memperoleh data yang mendalam dan valid mengenai masalah yang diteliti.

Sedangkan subjek penelitian yang menjadi sampel penelitiannya seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara "purposive" bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut "snowball sampling" yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Dari pendapat Nasution di atas maka dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian kualitatif adalah orang atau sumber yang dapat memberikan informasi secara jelas, karena apabila sumber penelitian tidak dapat memberikan informasi sesuai dengan harapan dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka data tidak akan valid atau sesuai dengan masalah yang diteliti.

D. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

(11)

“Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti yang berkenaan dengan partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari penelitian yang sudah dilakukan sehingga data yang direduksi memberikan gambaran secara ditail dan lebih terperinci mengenai masalah yang diteliti.

2. Display data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh berkenaan dengan partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. Display data pada penelitian ini dipergunakan untuk menyusun informasi dalam hal Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam pemilukada Sumedang untuk menghasilkan suatu gambaran dan hasil penelitian secara tersusun.

3. Kesimpulan / Verifikasi

(12)

memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan atau data mentah, kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Melalui tahap-tahap tersebut di atas penulis memperoleh data secara lengkap mengenai partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang. Kesimpulan/ Verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan sehingga dapat menyimpulkan bagaimana Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam pemilukada Sumedang.

E. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Sugiyono (2008: 121) mengemukakan bahwa “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.

1) Credibility (validitas internal)

Hasil penelitian kualitatif terkadang diragukan karena dianggap kurang atau tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, maka menurut Sugiyono (2008: 121) ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar kebenaran dari hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

a. Perpanjangan Pengamatan

(13)

diakhiri.

b. Meningkatkan ketekunan

Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan untuk mendapatkan kepastian data dan urutan peristiwa. Peneliti membaca berbagai referensi buku dan hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

c. Triangulasi

Peneliti melakukan pengecekan data melalui berbagai sumber dan melalui teknik yang berbeda yaitu memalui dicek dengan data yang sudah diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi, catatan lapangan dan studi literatur, selain itu peneliti juga melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

d. Analisis Kasus Negatif

Peneliti mencari data yang berbeda dengan data yang sudah ditemukan sampai data tersebut sudah tidak ada lagi yang berbeda atau bertentangan dengan temuan. Apabila data sudah sesuai dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan Bahan Referensi

Peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto, alat-alat bantu perekam data dan sebagainya yang autentik dalam penelitian kualitatif sehingga lebih dapat dipercaya. Bahan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas yang telah ditemukan oleh peneliti.

f. Mengadakan Member Check

(14)

2) Transferability (Validitas Eksternal)

Peneliti membuat laporan dengan uraian yang rinci, jelas dan sistematis agar orang lain dapat mengerti dan memahami hasil penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti sehingga dapat menerapkan hasil penelitian ini sehingga pembaca akan memperoleh gambaran yang jelas atas hasil penelitian ini.

3. Dependability (Reliabilitas)

Peneliti dibimbing dan diarahkan secara kontinyu oleh pembimbing untuk menguji reliabilitas dalam mengaudit keseluruhan proses penelitian yang bertujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil di lapangan dan dapat mempertanggungjawabkan dari keseluruhan rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah atau fokus masalah, terjun ke lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data hingga sampai membuat kesimpulan.

4. Confirmability (Obyektivitas)

(15)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat partisipasi politik pemilih pemula pada pemilukada Sumedang tahun 2013 sangat rendah. Dalam hal ini peneliti dapat mengidentifikasi bahwa kondisi tersebut berbanding lurus dengan rendahnya pendidikan politik yang mereka dapatkan baik dalam pendidikan formal maupun informal.

.

2. Kesimpulan Khusus

Selain dari kesimpulan umum di atas, dapat diuraikan juga kesimpulan yang bersifat khusus, yakni:

a. Bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang tahun 2013 seperti (1) Mengikuti sosialisasi pemilukada Sumedang yang dilaksanakan oleh KPUD Sumedang; (2) Mengikuti kegiatan pawai kampanye atau iring-iringan massa; (3) Diskusi politik bersama para calon bupati dan wakil bupati di balai desa dan kecamatan.

(16)

c. Dalam berpartisipasi politik, para pemilih pemula dihadapkan pada kendala yang bersifat internal dan eksternal. Kendala internal ialah faktor usia dimana pemilukada tahun 2013 merupakan partisipasi politik pertama kalinya bagi para pemilih pemula dalam pemilukada sehingga menyebabkan mereka merasa takut, bimbang dan bingung (tidak percaya diri) dalam menyalurkan hak pilihnya. Sementara itu, faktor eksternal meliputi (1) Padatnya kegiatan persekolahan dan ekstrakulikuler yang menyebabkan kurangnya waktu untuk ikut berpartisipasi. (2) Larangan-larangan dari orang tua mereka untuk tidak mengikuti pawai pemilukada atau iring-iringan massa karena dianggap rawan kecelakaan. (3) Faktor geografis, yaitu jauhnya tempat-tempat pemungutan suara dari tempat tinggal mereka.

d. Upaya-upaya yang dilakukan oleh para pemilih pemula untuk meningkatkan partisipasi politiknya pada pemilukada Sumedang tahun 2013 ialah (1) Mencari berbagai informasi mengenai pemilukada melalui guru di sekolah, orang tua, teman dan tetangga; (2) Mengeksplorasi profil para calon bupati dan wakil bupati termasuk visi dan misinya dari berbagai atribut kampanye seperti flyer, stiker, kaos, kalender, banner dan lain-lain; (3) Mengikuti seminar atau sosialisasi pemilukada Sumedang tahun 2013 yang dilaksanakan oleh KPUD Sumedang di Graha Insun Medal (GIM) Sumedang; (4) Mengikuti kegiatan tahapan-tahapan kampanye pemilukada seperti mengikuti kegiatan pawai atau iring-iringan massa; (5) Mengikuti perkembangan pemilukada Sumedang tahun 2013 melalui media massa dan maupun media elektronik.

B. Saran

(17)

1. Saran Untuk Guru Pendidikan Kewarganegaraan

a. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menerapkan model atau metode pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) dengan konten-konten yang lebih menarik sehingga mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih diminati oleh para siswa dan mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi politik dalam pemilukada.

b. Guru hendaknya lebih memberikan pembelajaran politik dan pemahaman politik melalui pendidikan kewarganegaraan, agar siswa lebih mengerti dan faham mengenai politik sehingga siswa dapat lebih berpartisipasi politik dalam pemilukada.

2. Saran Untuk Pihak sekolah

a. Pihak Sekolah hendaknya melakukan anjuran dan motivasi yang bersifat massive bagi para pemilih pemula untuk berperan secara aktif dalam tahapan-tahapan pemilukada sampai pada penyaluran hak pilih dengan melalui berbagai kegiatan di sekolah.

b. Pihak sekolah hendaknya lebih sering mengadakan diskusi politik dan debat politik dikalangan siswa sesuai kurikulum sekolah serta mengadakan simulasi pemilihan umum bagi siswa agar siswa lebih mengerti dan faham proses pemilihan umum termasuk pemilukada

3. Saran Untuk KPUD Sumedang

a. KPUD Sumedang hendaknya mengemas sosialisasi pemilukada dengan lebih menarik seperti jambore pelajar dan pemuda dengan tema pemilukada atau mengadakan lomba pembawa acara berita seputar pemilukada tingkat pelajar melalui radio-radio lokal.

(18)

4. Saran Untuk Orangtua

a. Orangtua hendaknya lebih mengintensifkan komunikasi dengan keluarga seputar pemilukada Sumedang.

b. Orangtua hendaknya mengajak anggota keluarganya termasuk pemilih pemula untuk pergi bersama-sama ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak pilihnya dalam pemilukada.

5. Saran Untuk Para pemilih pemula

a. Para pemilih pemula hendaknya lebih intensif dalam melacak sumber-sumber informasi seputar pemilukada melalui media cetak ataupun media elektronik.

b. pemilih pemula hendaknya lebih melek terhadap berbagai isu politik yang terjadi, berpikir kritis, serta meningkatkan pemahaman politik melalui berbagai kegiatan seperti diskusi politik, seminar serta lokakarya dan memahami pendidikan kewarganegaraan yang termasuk didalamnya pendidikan politik.

6. Saran Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya lebih menambah kuota mahasiswa baru bagi daerah yang memiliki index pendidikan yang rendah agar mencetak lebih banyak guru pendidikan kewarganegaraan di daerah tersebut.

7. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Abdullah. R. (2009). Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas (Pemilu Legislatif). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Althoff, P. dan Rush, M. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Amirudin dan A. Zaini Bisri. (2006). Pilkada langsung, problem dan prospek. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Branson. M. S. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial.

Budiardjo, M. (1982). Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Gramedia.

Danial, E. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Darmawan. C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn UPI. Fathurahman, D dan Sobari. W. (2004). Pengantar Ilmu Politik. Malang:

Muhammadiyah Malang Press.

H.I, Rahman A. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Huntington, S P dan Nelson. J. (1994). Partisipasi Politik Negara Berkembang. Jakarta: Rineke Cipta.

Komalasari, K. dan Syaifullah. (2009). Kewaragnegaraan Indonesia: Konsep, Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Maran, R. (2007). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(20)

Mulyana, D. (2002). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Prihatmoko, J. (2005). Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetendi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukarna. (1994). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Mandar Maju. Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT.Grasindo.

Swantoro, F.S. (1997). Kampanye dan Profil Pemilu 1997. Analisis CSIS Tahun XXVI, No. 2 Tahun 1997.

Venus, A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Wuryan. S. dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:

Laboratorium PKn UPI.

2. Perundang-undangan:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(21)

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2008.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 12 Tahun 2010 tentang daftar pemilih dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah.

3. Skripsi

(22)

No. Masalah Sub masalah Alat pengumpul data Sumber lapangan No item W SD SL O CL KS G PK S

1.

2.

Bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang.

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang.

 Bentuk partisipasi politik pemilih pemula  Alasan memilih berpartisipasi dalam

bentuk kegiatan

 Tingkat keikutsertaan pemilih pemula  Peran sekolah dan KPU dalam

meningkatkan partisipasi politik

 Alasan memberikan suara dalam pemilukada

 Pihak-pihak yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula  Peran sekolah, KPU atau parpol dalam

partisipasi politik pemilih pemula  Dominasi pilihan

 Harapan dalam partisipasi politik

(23)

4.

pemilukada

Upaya meningkatkan partisipasi politik yang dilakukan dalam pemilukada

 Kendala yang dihadapi dalam pemilukada  Sikap yang diambil dalam menghadapi

kendala dalam pemilukada.

 Upaya yang dilakukan dalam berpartisipasi  Informasi pemilukada

 Pengenalan calon pemilukada

V

SD = Studi Dokumentasi G = Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SL = Studi Lapangan PK = Pembina Kesiswaan

O = Observasi S = Siswa

(24)

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA SUMEDANG

(Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMA Negeri Jatinunggal)

Latar belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode dan Teknik Penelitian

Lokasi dan subjek

penelitian Manfaat Penelitian

Teknik

1. Lokasi: SMA Negeri

Jatinunggal

e. 3 orang pengurus OSIS, f. 3 orang anggota

paskibra,

g. 3 orang orang siswa SMA Negeri Jatinunggal yang dianggap mewakili.

1. manfaat secara Teoritis

(25)

temuan-pemilih pemula siswa sehingga mudah menentukan strategi, metode atau

(26)

menentukan

4. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial

(27)

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilukada dan dalam kehidupan bernegara) dan ikut juga

berpartisipasi

(28)

Instrument Penelitian

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA

SUMEDANG

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Negeri Jatinunggal)

1. Bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilukada

Kabupaten Sumedang tahun 2013?

a. Bentuk kegiatan apa saja yang anda lakukan dalam mengikuti Pemilukada Sumedang?

b. Mengapa anda memilih untuk mengikuti kegiatan tersebut dibandingkan mengikuti kegiatan lainnya dalam meningkatkan partisipasi politik dalam Pemilukada Sumedang?

c. Apakah anda mengikuti semua tahapan-tahapan dalam proses pemilukada?

d. Seperti apa peran sekolah dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilukada Sumedang?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam

pemilukada Kabupaten Sumedang tahun 2013?

a. Apa yang menjadi faktor atau alasan anda memberikan suara terhadap suatu pilihan dalam pemilukada Sumedang?

b. Apakah ada pihak-pihak yang mempengaruhi anda untuk memberikan suara terhadap suatu pilihan dalam kegiatan Pemilukada Sumedang?

c. Apakah anda mengikuti pemilukada Sumedang didasari atas dasar kesadaran sendiri?

d. Apa yang anda harapkan dari ikut sertanya anda dalam pemilukada Sumedang? e. Seberapa besarkah harapan anda dari calon yang anda pilih untuk Sumedang? f. Apakah ada sosialisasi dari pihak sekolah ataupun dari pihak KPU atau parpol ke

(29)

g. Apakah ada siswa yang membawa atribut-atribut kampanye ke dalam lingkungan sekolah?

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pemilih pemula dalam Pemilukada

Kabupaten Sumedang tahun 2013?

a. Apa kendala yang dihadapi oleh anda dalam memberikan partisipasi politik pada Pemilukada Sumedang?

b. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kendala-kendala tersebut muncul pada anda dalam Pemilukada Sumedang?

c. Apa sikap yang anda ambil dalam menghadapi kendala-kendala yang muncul dalam Pemilukada Sumedang?

d. Kendala seperti apa yang dihadapi sekolah dalam mengarahkan para siswa untuk berpartisipasi dalam pemilukada?

e. Apakah ada murid yang sering tidak masuk sekolah karena mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para calon atau parpol seperti kampanye dalam pemilukada?

4. Bagaimana upaya-upaya meningkatkan partisipasi politik yang dilakukan

pemilih pemula dalam Pemilukada Kabupaten Sumedang tahun 2013?

a. Upaya seperti saja yang anda lakukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pemilukada Sumedang?

b. Darimana ada mengetahui informasi mengenai pemilukada Sumedang?

c. Sejauh manakah anda mengenal calon-calon dan program-program yang dicanangkan oleh para calon dalam pemilukada Sumedang?

d. Apa upaya yang dilakukan oleh sekolah agar siswanya ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemilukada?

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengumpulkan catatan dan dokumen yang dipandang perlu untuk membantu analisis dengan memanfaatkan sumber kepustakaan berupa

Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena dengan metode ini peneliti dapat mengungkapkan ada atau tidaknya hubungan antara penggunaan

Faktor Penghambat partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2015 di Desa Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek adalah

Tahap pemilihan tindakan, pada tahap ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan metode go to school dan forum group

Sebelum melakukan penelitian, peneliti belum melihat dan menemukan bentuk buku dan kajian lainnya yang membahas tentang partisipasi politik pemilih pemula pada

Penjelasan mengenai tujuan dari menggunakan metode simulasi di atas peneliti mengamati bahwa metode simulasi sangat tepat sekali digunakan untuk meningkatkan

1) Tingkat partisipasi pemilih pemula dalam pelaksanaan legislatif 2014 DPRD Sampang, desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, dapat dilihat