5 2.12.1
2.12.1 KajianKajianKajianKajian TeoriTeoriTeoriTeori 2.1.1
2.1.1 2.1.1
2.1.1 BelajarBelajarBelajarBelajar dandandandan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran
Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (2000) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relative menetap atau bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi , belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, relative menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
Sementara itu Mulyasa (2004) menekankan bahwa kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skiil atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik, pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui kerjasama secara demokratis. Nana Sudjana (2000) berpendapat bahwa untuk mengaktifkan belajar siswa, dalam proses belajar mengajar guru harus menggunakan metode yang bervariasi, oleh sebab itu sangat dianjurkan agar guru menggunakan kombinasi metode mengajar setiap kali mengajar yang disesuaikan dengan kurikulum sebagai salah satu subtansi pendidikan. W. S. Winkel (2000) menyimpulkan “belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”.
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja. Dari pendapat para ahli di atas, maka konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
1) Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar.
2) Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanen, artinya lamanya perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.
Jadi Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, karena dengan belajar manusia dapat memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.
2.1.2 2.1.2 2.1.2
2.1.2 PengertianPengertianPengertianPengertian MetodeMetodeMetodeMetode PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran
Menurut KBBI Metode adalah merupakan cara atau teknik . Sedangkan penger- Tian dari Metode Pembelajaran adalah cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung (Thoifuri, 2008). Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai Tujuan pembelajaran berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran ialah cara atau jalan dalam menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran. Peran metode sangat penting karena penggunaan metode yang kurang tepat di dalam proses pembelajaran akan mengaburkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Begitu besar dan pentingnya metode maka guru harus tepat di dalam pemilihan metode dan penerapannya juga harus dikuasai dengan baik agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik.
2.1.3 2.1.3 2.1.3
2.1.3 PengertianPengertianPengertianPengertian MediaMediaMediaMedia GambarGambarGambarGambar
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim atau penerima pesan.(Azhar Arsyad , 2002), Media diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa belajar. Komunikasi dan siswa yang belajar (learners) merupakan dua aspek yang pokok. Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses-proses belajar dapat dikategorikan sebagai media. Tujuan pemanfaatan media adalah untuk menciptakan komunikasi yang baik diantara guru dan siswa. Prinsip pemanfaatan media adalah media yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi guru dengan siswa yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media gambar yang merupakan media paling nyata untuk membantu guru dalam menerapkan sesuatu kepada siswanya. Pengajaran realitas yang diselenggarakan di kelas dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
Media gambar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa dapat menerima pesan dengan menggunakan visualisasi gambar ( Agus Suprijono, 2002). Fungsi dan peranan media gambar dalam pembelajaran yaitu (1) menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu, (2) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentu, (3) menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Media gambar merupakan media paling nyata yang sangat membantu guru dalam menerapkan sesuatu kepada siswanya. Dengan demikian Pembelajaran dengan media gambar yang diselenggarakan di kelas dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan, Sehingga Tujuan dari Kegiatan Belajar Mengajar dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
2.1.4 2.1.4 2.1.4
2.1.4 MetodeMetodeMetodeMetodeMakeMakeMakeMake AAAA MatchMatchMatchMatch
Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai Tujuan pembelajaran berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan. Menurut KBBI Metode adalah merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada dasarnya
metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari beberapa metode pembelajaran, peneliti cenderung memilih metodeMake a Match, dalam metode Make a Match siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA, karena metode ini menggunakan gambar-gambar sehingga memancing daya imajinasi siswa yang pada akhirnya mereka merasa tertarik. Make a match dikembangkan oleh Lorna Curran (1994), Make a match biasa disebut model pembelajaran mencari pasangan.
PembelajaranMake a Match akan mewujudkan suasana pembelajaran menyenangkan dan memperoleh pengalaman yang bermakna sehingga memungkinkan siswa menguasai materi pembelajaran.
Tidak ada metode pembelajaran yang sempurna. Setiap metode pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan metodeMake a Match, juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode Make A Match menurut Lorna Curran, (1994) antara lain yaitu :
1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik 2. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari 4. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi 6. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar
Kekurangan metode Make A Match menurut Lorna Curran ( 1994) antara lain yaitu :
1. Jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang 2 Pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa
berpasangan dengan lawan jenisnya;
3 Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan;
4 Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman kepada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
5 Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan
Adanya kekurangan tersebut maka guru sebagai fasilitator harus dapat menjadi fasilitator yang baik sehingga kekurangan-kekurangan metode Make a Match dapat tertutup dan pelaksanaan metodeMake a Match dapat membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Metode Make a Match dapat diterapkan dalam pembelajaran apapun, di kelas manapun baik kelas tinggi maupun kelas rendah. Dalam penerapannya diperlukan kreativitas guru dan kemampuan guru di dalam mengelolanya. Guru bisa memberikan hukuman yang mendidik pada siswa yang tidak menemukan pasangan atau menemukan pasangan ternyata salah. Guru harus benar-benar dapat menjadi moderator dan motivator yang baik bagi siswa agar pelaksanaan pembelajaran dapat optimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
2.1.5 2.1.5 2.1.5
2.1.5 ProsedurProsedurProsedurProsedur MetodeMetodeMetodeMetodeMakeMakeMakeMake AAAA MatchMatchMatchMatch
Langkah – langkah pembelajaran metode Make A Match dengan bantuan Media Gambar menurut Lorna Curran (1994), adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu gambar yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Tiap siswa memikirkan jawaban soal atau kartu yang dipegang
d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal-jawaban)
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin/penghargaan
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya
g. Kesimpulan atau penutup.
2.1.6 2.1.6 2.1.6
2.1.6 HakikatHakikatHakikatHakikat IPAIPAIPAIPA
Menurut kurikulum dan Garis-garis Besar Program Pengajaran tahun 1994
Depdikbud (1993,), Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan – gagasan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata ” Natural Science ” disingkat ” Science ”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam sedangkan Science artinya ilmu pengetahuan, jadi secara harfiah IPA adalah ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Iskandar (2001) IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuwan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan.
2.1.7 2.1.7 2.1.7
2.1.7 HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar yaitu : 1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
Sudjana (1989) menyimpulkan “Pengertian hasil belajar dalam hal ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”. Pengertian tersebut dapat dikaji bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
2.2 2.2 2.2
2.2 KajianKajianKajianKajian HasilHasilHasilHasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian YangYangYangYang RelevanRelevanRelevanRelevan
Sri Sutartik (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Tentang Benda dan Sifatnya Melalui Metode Make A Match Dengan Bantuan Media Gambar Bagi Siswa Kelas II Semester I SD N 2 Pulutan Tahun Pelajaran 2010/2011”.Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Make A Match dari siklus I sampai dengan siklus II meningkat secara bertahap, ditandai dengan adanya perubahan aktifitas siswa dari keingintahuan siswa meningkat pesat .
Hasil belajar IPA dengan menggunakan pendekatanMake A Match dari sik-
lus I sampai siklus II juga meningkat secara bertahap. Rata-rata siklus I siswa mendapat nilai sebesar 62, siklus II 76 , sedangkan untuk ketuntasan individual pada siklus 1 sebesar 45 %, siklus II sebesar 85 % Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sesuai dengan indikator keberhasilan.
2.32.3
2.32.3 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka PikirPikirPikirPikir
Tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dengan melihat hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran IPA teridentifikasi bahwa hasil belajar siswa Kelas
I SD Negeri 3 Karangsari sangat rendah. Metode Make A Match Dengan Bantuan Media Gambar diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa, Make a match biasa disebut pembelajaran mencari pasangan, metode ini menggunakan gambar-gambar yang membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA, memancing daya imajinasi siswa yang pada akhirnya mereka merasa tertarik. Pembelajaran Make a Match akan mewujudkan suasana pembelajaran menyenangkan dan memperoleh pengalaman yang bermakna serta memungkinkan siswa menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Berikut ini adalah skema Kerangka Pikir yang telah direncanakan.
Gambar.
Gambar.Gambar.Gambar. 2.12.12.12.1 SkemaSkemaSkemaSkema KerangkaKerangkaKerangkaKerangka PikirPikirPikirPikir
2.4 2.4 2.4
2.4 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis TindakanTindakanTindakanTindakan
Melaui uraian masalah dan kajian teori maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga melalui Metode Make A Match Dengan Bantuan Media Gambar, dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas I SD Negeri 3 Karangsari semester I Tahun pelajaran 2013/ 2014.
Kondisi Kondisi Kondisi
Kondisi AwalAwalAwalAwal GuruGuruGuruGuru : pembelajaran yang dilakukan guru
pembelajaran konvensial
Hasil belajar siswa rendah Siswa
SiswaSiswaSiswa : mengalami kesulitan menerima pelajaran
TINDAKAN TINDAKAN TINDAKANTINDAKAN
Guru
GuruGuruGuru : menggunakan MetodeMake A Match
Kondisi Kondisi Kondisi
Kondisi AkhirAkhirAkhirAkhir Diduga hasil belajar IPA siswa kelas I meningkat Kelebihan
KelebihanKelebihanKelebihan MetodeMetodeMetodeMetode MakeMakeMakeMake AAAA MatchMatchMatchMatch
• Meningkatkan aktivitas belajar siswa
• Ada unsur permainan
• Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
• Meningkatkan motivasi belajar siswa