1 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
produktivitas dan mutu perkebunan serta juga ketersediaan input sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dapat terwujud berkembangnya penguatan di hilir untuk kemajuan pengembangan perkebunan ke depan.
Meskipun kinerja pembangunan perkebunan belum optimal di penguatan di hilir dengan basis di hulu, namun peranan dan kontribusinya selama ini telah memberikan hasil yang nyata terhadap perekonomian secara luas dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Untuk itu peran dan kontribusi perkebunan akan terus ditingkatkan sejalan dengan tuntutan dan perkembangan iptek serta perubahan dalam tatanan nilai baik ekonomi, politik dan lingkungan hidup. Hal itu dapat dilakukan apabila potensi dan karakteristik perkebunan yang dimiliki dioptimalkan seperti dari jenis komoditi, hasil produksi dan bentuk pengusahaannya, karena dapat menjadi Pembangunan perkebunan ke depan diarahkan pada upaya penguatan di hilir, yaitu pengembangan industri yang maju yang didukung sumberdaya perkebunan yang kuat melalui pemberdayaan di hulu dalam rangka meningkatkan nilai tambah, kualitas dan daya saing, pemasaran serta ekspor. Dukungan basis di hulu dilakukan
2 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
kekuatan dan peluang yang baik untuk dikembangkan agar lebih maju, produktif dan berkelanjutan.
Potensi dan keunggulan pada komoditi perkebunan yang dimiliki terus dioptimalkan yang telah banyak memberikan kontribusi yang nyata terhadap perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga menjadi harapan untuk diwujudkan sebagai wilayah perkebunan yang maju dan mandiri berbasis komoditi unggulan.
Dalam rangka mewujudkan arah pembangunan perkebunan dan memperhatikan potensi keunggulan lokal, maka ditetapkan Rencana Strategis (Renstra) selama 5 tahun ke depan yang bernuansa pada penerapan sistem pembangunan yang cerdas, kreatif dan inovatif sejalan dengan tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013- 2018 merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Dokumen ini disusun melalui telaahan dan analisis yang mendalam tentang strategi, potensi, peluang, permasalahan dan tantangan yang dihadapi pembangunan perkebunan selama lima tahun ke depan. Rencana Strategi Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan 2013 – 2018 disusun berdasarkan hasil analisis lingkungan strategi Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan serta memperhatikan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
3 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. Sebagai Daerah Otonomi terutama menyangkut tugas pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 08 Tahun 2008 Tanggal, 21 Juli 2008, namun demikian RENSTRA Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari arah dan kebijakan nasional, kebijakan, strategi serta program Kementerian Pertanian RI yaitu Peningkatan produksi dan produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan; Peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor; dan Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian.
Selanjutnya Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan dijabarkan ke dalam rencana Pembangunan Tahunan Daerah melalui dukungan dana yang dimuat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Propinsi Sulawesi Selatan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategis yang telah ditetapkan.
Dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kinerja organisasi dalam menghadapi perkembangan perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis serta faktor-faktor berpengaruh yang berubah dengan cepat dan seiring tidak terduga, maka dikembangkanmodel perencanaan strategis pada analisa lingkungan strategis.
4 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Memperhatikan peranan Sub Sektor Perkebunan baik tantangan maupun peluang yang dihadapi serta tuntutan pembangunan, maka arah strategi dan kebijakan pengembangan Sub Sektor Perkebunan dititikberatkan pada kebijakan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu peningkatan produksi tanaman perkebunan untuk peningkatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Secara nasional sub sektor perkebunan memberikan kontribusi peningkatan Devisa Negara dan PDRB terbesar di luar minyak dan gas bumi serta penyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Sehubungan dengan strategi dan kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, maka sasaran
pembangunan perkebunan ke depan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi perkebunan dan meningkatnya pasca panen dan pemasaran hasil perkebunan hingga tahun 2018.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2102), Jo Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah
5 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tingkat I Sulawesi Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan mengubah Undang-undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tk.I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara
6 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
7 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Maminasata;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 235);
17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
8 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 239);
18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 240);
19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 241);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 242);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243);
9 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tahun 2009);
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) Provinsi Sulawesi Selatan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Tujuan Penyusunan RENSTRA Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan adalah merumuskan kebijakan dan Program Strategis yang yang disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis serta faktor internal agar dalam pelaksanaannya lebih terarah, terukur, dan tepat sasaran, serta efisien dan efektif berdasarkan prinsip- prinsip kepemerintahan yang baik.
1.4. Sistematika Penulisan
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan Bab II : Gambaran Pelayanan SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
10 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 2.2. Sumber Daya SKPD 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Bab III : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Bab IV : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1. Visi, dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Bab V : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Bab VI : Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
11 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Tugas Pokok Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan perda No. 08 / Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 adalah menyelenggarakan urusan di bidang perkebunan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas Pembantuan, dan untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perkebunan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perkebunan meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan dan pascapanen dan sistem informasi perkebunan.
b. Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang perkebunan yang meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pascapanen dan sistem informasi perkebunan.
c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas bidang perkebunan yang meliputi pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pascapanen dan sistem informasi perkebunan; dan
d. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Struktur Organisasi pada SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 : Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
KEPALA DINAS
KELOMPAOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBAG PROGRAM
SUBAG KEUANGAN
BID. PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN USAHA
PERKEBUNAN
BID. SARANA PRASARANA
PERKEBUNAN
BID. PERLINDUNGAN PERKEBUNAN BID. PASCA PANEN & SISTEM INFORMASI PERKEBUNAN
SEKSI PEMBINAAN TANAMAN
TAHUNAN
SEKSI PERBENIHAN
SEKSI PEMBINAAN TANAMAN
SEMUSIM
SEKSI KERJASAMA DAN KELEMBAGAAN USAHA
SEKSI ALAT DAN MESIN
SEKSI PUPUK & PESTISIDA
SEKSI PENGAMATAN DAN
PERAMALAM OPT
SEKSI PENGENDALIAN OPT
&
U P T D
SEKSI KONSERVASI LAHAN &
PEMANFAATAN AIR
SEKSI PENGOLAHAN HASIL
SEKSI PEMASARAN HASIL
SEKSI STATISTIK & SISTEM
INFORMASI
13 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 2.2. Sumber Daya SKPD
Dalam menjalankan tugas serta fungsinya, maka Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan ditopang oleh ketersediaan jumlah personil dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi / Tata kerja sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1 : Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No
Tingkat KUALIFIKASI PENDIDIKAN Jenis Kelamin
Pendidikan Teknis Non Teknis Jumlah Pria Wanita Jumlah
1. S.3 2 - 2 2 - 2
2. S.2 9 11 20 11 9 20
3. S.1 73 58 131 61 70 131
4. Sarjana Muda 2 5 7 2 5 7
5. SLTA 26 40 66 41 25 66
6. SLTP - 3 3 3 - 3
7. SD - 2 2 2 - 2
TOTAL 112 119 231 122 109 231
Disamping itu dalam rangka pembinaan karir dan prestasi kerja, untuk mengisi suatu jabatan lowong maka telah dipersyaratkan sesuai ketentuan yang diatur dalam PP no. 15 tahun 1994 dan Keputusan Mendagri No. 57,58 dan 59. Untuk memberikan suatu penilaian yang obyektif suatu jabatan yang lowong, maka diusulkan calon dari daftar urutan kepangkatan (DUK) yang memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku ke Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Adapun Daftar Urutan Kepangkatan Pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan gambaran secara global
14 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
daftar urutan kepangkatan pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Daftar Urutan Kepangkatan Pada Dinas Perkebunan Provinsi.
Sulawesi Selatan
No Pangkat Golongan Jumlah
1. Pembina Utama IV/e -
2. Pembina Utama Madya IV/d 1
3. Pembina Utama Muda IV/c 1
4. Pembina Tk.I IV/b 9
5. Pembina IV/a 16
6. Penata Tk.I III/d 26
7. Penata III/c 19
8. Penata Muda Tk.I III/b 69
9. Penata Muda III/a 11
10. Pengatur Tk.I II/d 9
11. Pengatur II/c 19
12. Pengatur Muda Tk.I II/b 36
13. Pengatur Muda II/a 11
14. Juru Tk.I I/d 1
15. Juru I/c 1
16. Juru Muda Tk.I I/b 1
17. Juru Muda I/a 1
Jumlah 231
Potensi lainnya yang mendukung kegiatan SKPD adalah tersedianya asset-aset yang memadai . Dinas Perkebunan sendiri memiliki asset berupa bangunan kurang lebih sebanyak 373 unit yang merupakan pengadaan yang dibiayai melalui APBD maupun APBN , kendaraan dan peralatan sebanyak 9.723 unit, serta tanah seluas 250.072 m2. Secara terperinci jumlah bangunan dapat dilihat pada Tabel 3.
15 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 3. Jumlah Asset Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Bangunan APBD (unit) APBN (Unit) Ket
1. Kantor Dinas 10 -
2. Bangunan Rumah - 172
3. Bangunan Kantor - 79
4. Bangunan Gudang - 27
5. Bangunan Balai Pertemuan - 25
6. Bangunan Lantai Jemur - 1
7. Bangunan Pengolahan - 3
8. Bangunan Pabrik - 1
9. Bangunan Mesin Dryer - 1
10. Bangunan Garasi - 6
11. Bangunan Mess - 4
12. Rumah Kaca - 1
13. Laboratorium - 1
14. Perumahan UPP/ Dinas 23 -
15. Gudang 7 -
16. Balai Pertemuan 1 -
17. Asrama/ Ruang Belajar 1 -
18. Mushalla 1 1
19. Mess 1 -
20. Lantai Jemur 3 -
21. Gedung CSP 1 -
22. Gedung Promosi Produk Perkebunan
1 -
23. Pos Jaga - 1
T O T A L
49 324 373
Jumlah kendaraan dan peralatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Kendaraan dan Peralatan Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No Jenis APBD (Unit) APBN (Unit) KET
1. Kendaraan dan Peralatan 8.862 861
T O T A L 9.723
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan melalui peningkatan pelayanan SKPD ditentukan seberapa besar realisasi yang
16 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
dicapai terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja pelayanan SKPD terkait indikator kinerja tugas dan fungsi SKPD dapat dilihat padaTabel 5.
17 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 5. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
Target Renstra SKPD Tahun ke Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian pada SKPD Tahun ke
NO Indikator Kinerja sesuai
Target SPM
Target
IKK INDIKATOR
Tugas dan
Fungsi SKPD
LAINNYA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
Kontribusi Sektor
Perkebunan - -
Produksi & Kualitas
Kakao (Ton) 112,500 163,727 171,549
198,414 268,041
110,009 164,443 172,083
196,695 176,587 97.79
100.44
100.31
99.13
65.88
terhadap PDRB
2
Produktivitas
Perkebunan per - -
Produksi Komoditas
Unggulan 227,251 231,861
237,091
242,790 249,615
227,251 231,861 237,091
213,334 241,706 100.00
100.00
100.00
87.87
96.83
hektar Perkebunan (Ton)
3 Nilai Tukar Petani - -
Luas Areal Tanaman
Perkebunan (Ha) 696,634 696,711
718,778
724,274 730,054
696,634 708,307 717,312
723,438 713,036 100.00
101.66
99.80
99.88
97.67
Penyerapan
Tenaga Kerja (KK) 993,254 1,004,663 1,015,872
1,027,181 1,038,490
994,113 1,003,745 1,010,367
1,018,993 983,580 100.09
99.91
99.46
99.20
94.71
Pendapatan Petani
Berbasis 7,167,700 14,341,637 17,950,997
26,312,871 37,314,834
7,167,700 13,672,449 15,609,563
21,668,840 14,074,695 100.00
95.33
86.96
82.35
37.72
Kakao (Rp)
Volume Ekspor
(Ton) 277,300 278,100
279,500
280,200 285,500
277,233 214,174 196,848
214,186 93,207
99.98
77.01
70.43
76.44
32.65
Nilai Ekspor (US$) 385,579,000 450,863,660 526,147,744
580,329,885 600,045,758 383,579,576 425,619,717 526,658,696
642,558,000 222,737,153
99.48
94.40
100.10
110.72
37.12
18 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa capaian kinerja pelayanan SKPD terkait indikator yang meliputi produksi dan kualitas kakao,produksi komoditi unggulan perkebunan, luas areal, penyerapan tenaga kerja,pendapatan petani berbasis kakao dan volume ekspor serta nilai ekspor cukup baik dengan rasio capaian rata-rata mendekati 1 atau 100 %.
Selanjutnya kinerja yang menunjukkan capaiannya rendah adalah pada indikator produksi kakao yang rasionya hanya 0,66 atau 66% pada tahun ke 5. Akibatnya indikator lainnya seperti pendapatan yang diperoleh dari berbasis kakao, volume dan nilai ekspor juga berpengaruh. Penyebab dari rendahnya produksi kakao pada tahun ke 5 adalah selain adanya anomali iklim, juga masih adanya serangan OPT serta kegiatan gernas kakao melalui peremajaan dan rehabilitasi yang membutuhkan waktu yang cukup panjang 2-3 tahun untuk nampak hasil produksinya, selain itu peran petani wanita tani belum optimal diikutsertakan dalam proses peningkatan produksi dan produktivitas hasil perkebunan . Capaian kinerja pelayanan yang dimaksud tersebut sangat ditentukan keberhasilannya dari dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan perkebunan.
Untuk produksi komoditas unggulan lainnya selain kakao seperti kopi, jambu mete, lada, cengkeh, tebu, kapas, kelapa sawit dan kelapa pada tahun 2008 yang ditargetkan 227.251 ton telah mencapai target dan terus mengalami peningkatan setiap tahun dan pada tahun 2012 telah mencapai 241.706 ton dari target 249.615 ton. Lebih jauh sasaran produksi komoditi unggulan tahun 2008- 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
19 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 6. Sasaran produksi komoditi unggulan tahun 2008-2012.
NO KOMODITI
PRODUKSI (TON)
2008 2009 2010 2011 2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kakao Kopi
Jambu Mete Lada
Cengkeh Tebu Kapas Kelapa Sawit Kelapa J U M L A H
112.500 34.297 24.766 6.700 21.704 29.210 1.416 28.007 81.151 339.751
163.727 34.655 25.014 6.765 21.978 29.500 1.735 28.820 83.394 395.588
171.549 36.152 25.264 6.802 22.155 30.650 1.820 29.135 85.113 408.640
198.414 38.290 25.960 6.880 22.420 30.850 1.860 29.330 87.200 441.204
268.041 41.390 26.720 7.120 22.650 31.200 1.875 29.550 89.110 517.656
Dari sasaran produksi komoditi unggulan setiap tahunnya tersebut, telah dicapai produksi yang cukup menggembirakan, namun komoditi kakao belum optimal, karena sedang dilakukan pemulihan produksi melalui kegiatan peremajaan,rehabilitasi dan intensifikasi dari fasilitasi Gernas kakao. Selain itu,juga dari penyediaan bibit kakao sambung pucuk melalui fasilitasi APBD.
Realisasi produksi yang dicapai dari sasaran yang ingin dicapai 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
20 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 7. Realisasi produksi komoditi unggulan tahun 2008-2012
NO KOMODITI
PRODUKSI (TON)
2008 2009 2010 2011 2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kakao Kopi Jambu Mete Lada Cengkeh Tebu Kapas Kelapa Sawit Kelapa J U M L A H
110.009 31.713 24.437 6.665 21.083 34.774 1.133 14.317 95.589 339.720
163.001 31.121 24.420 6.365 18.685 29.418 1.724 15.546 88.296 378.576
172.083 35.545 19.773 5.811 16.385 30.551 1.816 16.542 83.565 382.071
196.695 29.726 16.942 4.647 9.135 19.210 1.180 23.895 82.045 383.475
175.813 32.066 18.481 5.083 14.984 33.155 1.831 30.400 77.497 389.310
Untuk melihat lebih jauh anggaran yang diperoleh terhadap kebutuhan pembangunan perkebunan 5 tahun terakhir dan realisasi penyerapannya dapat dilihat pada Tabel 8.
21 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Anggaran Pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara realisasi dan Anggaran tahun ke Rata-rata Pertumbuhan
Uraian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pendapatan
Daerah 350,000,000
947,000,000 1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000 444,758,774 1,000,867,072
1,257,196,213 1,699,898,630
2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88 528.57 448.49
Pendapatan
Asli Daerah 350,000,000
947,000,000 1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000 444,758,774 1,000,867,072
1,257,196,213 1,699,898,630
2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88 528.57 448.49
Hasil Retribusi
Daerah 350,000,000
947,000,000 1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000 444,758,774 1,000,867,072
1,257,196,213 1,699,898,630
2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88
528.57 448.49
Belanja Daerah
16,925,272,292
22,247,050,273
27,831,161,145
31,006,273,078
36,615,309,020
16,450,467,681 21,108,875,576
26,767,990,082
30,442,248,277 36,381,657,806 97.19
94.88
96.18
98.18
99.36 116.34 121.16
Belanja Tidak Langsung
8,632,870,201
10,098,672,273
11,313,661,145
13,201,603,078
15,179,578,038
8,576,490,731 9,883,949,572
10,898,447,422
12,878,969,381 15,155,372,091 99.35
97.87
96.33
97.56
99.84 75.83 76.71
Belanja Pegawai
8,632,870,201
10,098,672,273
11,313,661,145
13,201,603,078
15,179,578,038
8,576,490,731 9,883,949,572
10,898,447,422
12,878,969,381 15,155,372,091 99.35
97.87
96.33
97.56
99.84 75.83 76.71
Belanja Langsung
8,292,402,091
12,148,378,000
16,517,500,000
17,804,670,000
21,435,730,982
7,873,976,950 11,224,926,004
15,869,542,660
17,563,278,896 21,226,285,715 94.95
92.40
96.08
98.64
99.02 158.50 169.58
Belanja Pegawai
1,414,610,000 591,425,000
685,840,000
863,830,000
1,125,055,000
1,372,880,000 580,887,000 678,324,000
858,305,000
1,077,580,750
97.05
97.72
98.90
99.36
95.78 (20.47) (21.51)
Belanja Barang dan Jasa
6,413,232,091
10,965,810,100
15,717,360,000
16,049,840,000
20,113,675,982
6,053,106,950 10,054,224,004
15,077,018,660
15,818,265,896 19,959,274,965 94.38
91.69
95.93
98.56
99.23 213.63 229.74
Belanja
Modal 464,560,000
591,142,900
114,300,000
891,000,000
197,000,000
447,990,000 589,815,000 114,200,000
886,708,000
189,430,000
96.43
99.78
99.91
99.52
96.16 (57.59) (57.72)
22 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Pada tabel tersebut menunjukkan anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan SKPD pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa rasio antara realisasi dan anggaran pada setiap tahunnya menunjukkan rata-rata sangat baik yang mencapai rasio 99% bahkan melebihi 100%. Kegiatan yang menunjukkan melebihi diatas 100% adalah pendapatan asli daerah yang dihimpun melalui hasil retribusi daerah dari sumber pengelolaan kebun bibit dinas dan sertifikasi benih perkebunan. Pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa belanja daerah baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang artinya bahwa pembangunan perkebunan di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Analisis Renstra Kementrian / Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD
- Untuk Provinsi
Analisis Renstra K/L dan SKPD kabupaten/kota (yang masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing SKPD. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi :
a. Apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi telah berkontribusi terhadap pencapaian
23 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota dan;
b. Apakah tingkat capaian kinerja Renstra SKPD provinsi melebihi /sama/ kurang dari sasaran Renstra K/L atau rata-rata Kabupaten/kota.
Jika tingkat capaian kinerja Renstra SKPD provinsi melebihi sasaran Renstra K/L atau rata-rata kabupaten/kota , maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja SKPD sudah baik secara nasional dan regional. Sedangkan jika lebih rendah, maka hal ini mengindikasikan bahwa SKPD tersebut memiliki permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanannya, seperti dalam perencanaan program, kegiatan dan pendanaan, sumber daya dan penyelenggaraan pelayanan, proses/prosedur/ mekanisme pelayanan, dan strategi/ kebijakan pelayanan yang ditempuh.
Terhadap keterkaitan Renstra yang dimaksud maka selanjutnya dapat dikomparasi capaian sasaran Renstra SKPD Provinsi dengan sasaran Renstra SKPD kabupaten/kota dan Renstra kementrian lembaga yang dapat dilihat pada Tabel 9.
24 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 9 : Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota dan Renstra K/L
No Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra SKPD
Provinsi
Sasaran pada Renstra Kabupaten/Kota
Sasaran pada Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produksi & Kualitas Kakao 300.000 Ton (-) (-)
2. Produksi Komoditas Unggulan 258.960 Ton (-) (-)
Perkebunan pada 9 komoditi
3. Luas areal Tanaman Perkebunan 740.000 Ha (-) (-)
4. Penyerapan Tenaga Kerja 1.049.800 KK (-) (-)
5. Perolehan Devisa melalui Pening- 300.000 Ton (-) (-) Katan Volume Ekspor Perkebunan
6. Pendapatan Petani Perkebunan Rp. 50.000.000/Ha (-) (-) Berbasis Kakao
7. Simpanan Petani Perkebunan minimal
Rp. 5.000.000/Ha (-) (-)
- Untuk Kabupaten/ Kota
Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi (yang masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten/Kota terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi :
25 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
a. Apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten/Kota telah berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Renstra SKPDProvinsi dan Renstra K/L; dan b. Apakah tingkat capaian kinerja Renstra SKPD
Kabupaten/Kota melebihi/sama/kurang dari sasaran Renstra SKPD Provinsi atau Renstra K/L.
Jika tingkat capaian kinerja Renstra SKPD kabupaten/kota melebihi sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi, maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja SKPD sudah baik secara nasional/provinsi. Sedangkan jika lebih rendah, maka hal ini mengindikasikan bahwa SKPD tersebut memiliki permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanannya, seperti dalam perencanaan program, kegiatan dan pendanaan, sumber daya penyelenggaraan pelayanan, proses/prosedur/mekanisme pelayanan, dan strategi/ kebijakan pelayanan yang ditempuh.
Terhadap keterkaitan Renstra yang dimaksud maka selanjutnya dapat dikomparasi capaian sasaran Renstra SKPD kabupaten/ kota dengan sasaran Renstra SKPD provinsi dan Renstra kementrian lembaga yang dapat dilihat pada Tabel 10.
26 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 10 : Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota terhadap sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
No Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota
Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi
Sasaran pada Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produksi & Produktivitas Komoditi Perkebunan
(-) Produksi & Kualitas komoditi perkebunan
(-)
2. Jumlah Sarana Pengolahan
(-) Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan pada 9 komoditi
(-)
3. Pembinaan &
Peningkatan Mutu
(-) Luas areal Tanaman Perkebunan (-)
Penyerapan Tenaga Kerja (-)
Perolehan Devisa melalui Peningkatan Volume Ekspor Perkebunan
(-)
Pendapatan Petani Perkebunan Berbasis Komoditi perkebunan
(-)
Simpanan Petani Perkebunan minimal
(-)
2. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/ atau aspek fungsional.
Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun
27 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.
Untuk itu, dalam penalaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah :
1. Rencana struktur tata ruang;
2. Struktur tata ruang saat ini;
3. Rencana pola ruang;
4. Pola ruang saat ini; dan
5. Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah;
Untuk hasil telaahan Struktur ruang wilayah provinsi/
kabupaten/ kota dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 : Hasil telaahan struktur ruang wilayah provinsi/ kabupaten/kota.
No Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaatan
Ruang pada Periode Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur
Ruang Terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan
Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Terbatasnya Pengoptimalan Lahan untuk mendukung pengembangan komoditi perkebunan
Disebabkan Ketersediaan Unsur hara yang Terbatas akibat penggunan lahan yang tidak berimbang
1. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
Pemanfaatan sumber daya lahan
Kawasan sentra komoditi unggulan perkebunan
2. Peningkatan pasca panen dan Pemasaran hasil perkebunan
Berdasarkan analisa RT/RW Provinsi Sulawesi Selatan tentang rencana pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis, maka selanjutnya
28 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
dapat dijabarkan lebih lanjut pola ruang wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
pada Periode Perencanaan Berkenaan
Pengaruh Rencana Pola Ruang Terhadap Kebutuhan Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengembangan Kawasan Komoditi Perkebunan
- Rehabilitasi dan Revitalisasi kawasan - Pengoptimalan
lahan
1. Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman perkebunan
Pemanfaatan sumber Lahan
Kawasan sentra komoditi unggulan perkebunan
- Konservasi lahan &
Air
2. Peningkatan pasca Panen dan Pemasaran Hasil Perkebunan
3. Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan Pelayanan SKPD
Kajian lingkungan hidup strategis , yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/ atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS memuat kajian antara lain :
1) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
2) Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
29 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 3) Kinerja layanan/ jasa ekosistem;
4) Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5) Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim ; dan
6) Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana dan/ atau program pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka :
1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan
2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup.
Jika ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.
Selanjutnya hasil analisis KLHS Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 13.
30 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 13. Hasil analisis terhadap dokumen KLHS Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan
SKPD
Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kapasitas daya dukung dan daya Tampung lingkungan hidup untuk Pembangunan
- Meningkatnya degradasi lahan
- Banjir dan Erosi di musim hujan Serta kekeringan di musim kemarau - Akibat penggunaan
pestisida yang kurang bijaksana menyebabkan Meningkatnya serangan OPT akibat Resistensi terhadap pestisida kimia, Resurgensi, munculnya hama baru, Tercemarnya lingkungan hidup, Binatang ternak bahkan manusia
- Mensosialisasikan kepada petani perkebunan tentang teknik konservasi lahan & air - Meningkatkan penggunaan
pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah
- Mensosialisasikan prinsip PHT dalam upaya pengendalian OPT utamanya penggunaan biopestisida
1. Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Perkebunan 2. Peningkatan pasca Panen dan Pemasaran Hasil perkebunan
Dari hasil telaahan terhadap renstra kementrian, renstra kabupaten/kota dan renstra provinsi, rencana tata ruang wilayah provinsi Sulawesi Selatan serta kajian lingkungan hidup strategis, maka pembangunan perkebunan di Sulawesi Selatan dihadapkan beberapa tantangan dan peluang dalam pengembangannya.
Beberapa tantangan yang dihadapi :
Produksi dan produktivitas belum optimal
Sumber daya lahan cenderung mengalami degradasi
penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan tingginya serangan OPT
Umur tanaman umumnya sudah tua dan tidak produktif.
Penggunaan benih asalan
Banjir dan erosi di musim hujan serta kekeringan di musim kemarau.
31 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Pemanfaatan wanita tani belum optimal diikutsertakan dalam proses peningkatan Produksi hasil perkebunan
Adapun peluang yang dimiliki dalam rangka pembangunan perkebunan antara lain :
- Meningkatnya penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
- Konsepsi metode PHT dalam upaya pengendalian OPT utamanya penggunaan biopestisida.
- Konsepsi dan metode tentang teknik konservasi lahan dan air.
- Peluang kegiatan peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman perkebunan.
- Jumlah petani perempuan dipedesaan cukup besar, dengan pelatihan tehnis perkebunan yang diberikan akan meningkatkan nilai tambah terhadap hasil perkebunan.
32 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018 BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan tugas dan fungsi Pelayanan SKPD
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan,dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan.Oleh karena itu,perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau di kedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,dalam hal
33 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
tidak dimanfaatkan,akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang.
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi, yaitu hasil analisis gambaran pelayanan SKPD, renstra K/L dan renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota,telaahan RTRW serta analisis KLHS.
Berdasarkan informasi tersebut dapat diuraikan identifikasi permasalahan seperti dapat dilihat pada Tabel 14.
34 Renstra Revisi Dinas Perkebunan Prov Sul-Sel 2013-2018
Tabel 14.Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yang digunakan
Faktor yang mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan
SKPD INTERNAL
(KEWENANGAN SKPD)
EKTERNAL (DILUAR KE WENANGAN
SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.Pencapai an kinerja pelayana n
1.Pada umumnya kinerja yang dicapai dari indikator,produ ksi, luas areal,penyerap an tenaga kerja,pendapat an,volume dan nilai ekspor cukup menggembirak an.meskipun masih ada komoditi yang belum optimal
1.Target produksi,luas areal,penyerapan tenaga
kerja,pendapatan, volume dan nilai ekspor pada 5 tahun terakhir
1.Pembinaan peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan
1.Harga yang fluktuatif 2.liberalisasi
pasar global 3.Penganggara
n yang terbatas
1.Produksi kakao belum optimal,menye babkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2.Renstra K/L,Renst ra SKPD Prov dan Renstra kab/kota
2.Kesesuaian renstra K/L,SKPD Provinsi dan kabupaten belum sejalan
2. Sasaran pada masing-masing renstra K/L,provinsi dan kabupaten
2.Sasaran pada renstra provinsi
2.Sasaran pada renstra K/L,dan kabupaten
2.Fokus pengembanga n komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten 3.Telaahan
RTRW
3.Pengoptimalan lahan dan pengembangan kawasan sudah berjalan,namun belum optimal
3.RTRW, penetapan kawasan
3.Pembinaan dalam rangka pengoptimalan lahan
3.kawasan hutan lindung dan lainnya
3. Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.Hasil analisis KLHS
4.lahan perkebunan bagian dari sumber daya alam yang dapat diperbarui,kond isinya mudah mengalami kerusakan atau degradasi.Keru sakan lahan akibat kehilangan unsur hara dan bahan organik,kelebih an air,erosi dll
4.Teknik dan metode konservasi lahan dan air, prinsip PHT dalam pengendalian OPT terutama biopestisida dan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
4.Pembinaan konservasi lahan dan air, pengendalian OPT
4. BMKG dan Litbang
4.Meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT