• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN PENATAAN ASET DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTEMUAN PENATAAN ASET DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

PERTEMUAN PENATAAN ASET DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH

JL. Jenderal Gatot Soebroto “Tarubudaya” Ungaran Telp. (024) 6921023, FAX. (024) 6921397

2 0 1 7

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami diberi kemudahan dan kelancaran dalam penyelenggaraan Pertemuan Penataan Aset Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 21 Juni 2017 telah selesai dilaksanakan.

Harapan atas terselenggaranya kegiatan ini maka dapat meningkatkan kualitas dalam penatausahaan asset lingkup Disnak Keswan.. Pada acara ini dilaksanakan pemaparan rencana kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai instansi pusat dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Harapannya adanya percepatan pelaksanaan kegiatan dan sinkronisasi kegiatan dari tingkat pusat sampai kab/kota.

Kami juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih setulusnya kepada para narasumber dari BPKAD serta seluruh pihak yang berperan dalam penyelenggaraan Pertemuan Penataan Aset Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Harapan kami semoga pertemuan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan akuntabilitas penatausahaan asset lingkup Dinak Keswan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I PENDAHULUAN ... 1

II DASAR PELAKSANAAN ... 3

III TUJUAN DAN KELUARAN ... 4

1. Tujuan ... 4

2. Keluaran ... 4

IV PELAKSANAAN KEGIATAN ... 4

1. Waktu dan Tempat ... 4

2. Narasumber dan Peserta ... 4

3. Metode ... 5

4. Hasil Kegiatan ... 5

V PENUTUP ... 10

LAMPIRAN ... 11

(4)

LAPORAN PENYELENGGARAAN PERTEMUAN PENATAAN ASET DINAK KESWAN PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN

Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang bias diperoleh pada masa yang akan datang, yang bias menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.

Pemahaman akan aset bisa berbeda antara ilmu perencanaan, manajemen keuangan, dan akuntansi. Aset daerah diperoleh dari dua sumber, yakni dariAPBD dan dari luar APBD. Aset atau barang daerah dapat berasal : Pertama , Aset yang bersumber dari pelaksanaan APBD merupakan output/outcome dari terealisasinya belanja modal dalam satu tahun anggaran. Kedua , Aset yang bersumber dari luar pelaksanaan APBD. Dalam hal ini, pemerolehan asset tidak dikarenakan adanya realisasi anggaran daerah, baikanggaran belanja modal maupun belanaj pegawai dan belanja barang & jasa.Pengelolaan aset daerah diatur dalam PP No.6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Permendagri No.17/2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah . Sedangkanlingkup pengelolaan aset dimaksud meliputi:

1. perencanaan kebutuhan dan penganggaran, 2. pengadaan,

3. penggunaan, 4. pemanfaatan,

5. pengamanan dan pemeliharaan, 6. penilaian,

7. penghapusan, 8. pemindahtanganan, 9. penatausahaan,

10. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

Meskipun sudah ada aturan yang sangat rinci, persoalan aset daerah hingga saat ini masih mengalami beberapa kendala. Salah satu persoalan yang muncul terkait dengan proses perencanaan dan penganggaran. Dalam praktek pengelolaan

(5)

asset daerah sering dianggarkan sesuatu yang tidak dibutuhkan, sedangkan yang dibutuhkan tidak dianggarkan. Hal ini bisa terjadi karena adanya kepentingan- kepentingan tertentu, seperti rente, yang diterima oleh aparatur daerah sebelum pengadaan barang dilaksanakan.

Persoalan lainnya seperti pada kasus pengadaan barang atau jasa. Tahapan ini paling sulit karena selain rawan dengan praktik korupsi, “ancaman” menjadi tersangka (lalu menjadi terpidana) cukup besar. Oleh karena itu, masalah yang paling sering muncul adalah: mekanisme pengadaannya penunjukan langsung, pemilihan langsung, atau tender bebas?. Beberapa aparatur daerah sering tidak bersedia menjadi panitia pengadaan karena takut terjerat kasus korupsi. Meskipun aparatur daerah telah mengikuti ujian sertifikasi (sebagai syarat menjadi panitia pengadaan barang dan jasa sesuai Keppres No.80/2003), umumnya mereka lebih senang untuk tidak lulus sehingga tidak bertanggungjawab terhadap proses pengadaan barang dan jasa.

Disamping itu terjadi pula di beberapa daerah kabupaten/kota dalam setiap pemeliharaan terkait dengan anggaran untuk pemeliharaan. Belanja pemeliharaan ternyata salah satu objek belanja yang paling sering difiktifkan pertanggungjawabannya. Jika dicermati dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), atau dalam Perhitungan APBD, biasanya anggaran belanja pemeliharaan terealisasi 100%. Habis tak bersisa. Berdasarkan penelitian (World Bank, 2008) fenomena ghost expenditures merupakan hal yang biasa. Artinya, alokasi untuk pemeliharaan selalu dianggarkan secara incremental meskipun banyak aset yang sudah tidak berfungsi atau hilang. hal ini terjadi karena tidak adanya transparansi dalam penghapusan dan pemidahtanganan aset-aset pemerintah.

Persoalan yang tidak kalah penting dalam pengelolaan aset daerah ini terletak pada penghapusan aset daerah. Penghapusan aset bermakna tidak ada lagi nilai suatu aset yang akan dicantumkan di neraca. Penghapusan dari buku besar dilakukan setelah kepemilikan aset tersebut tidak lagi di daerah, tetapi di pihak lain atau dimusnahkan atau dibuang. Dalam persepktif akuntansi, penghapusan dilakukan dengan cara membuat jurnal, misalnya: mendebit rekening Ekuitas Dana- Diinvestasikan dalam Aset Tetap dan mengkredit Aset Tetap.

(6)

Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu kegiatan khusus untuk mewadahi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Tahun 2016 yakni Bimbingan Teknis (Bintek) yang diikuti oleh perwakilan Sekretariat, Bidang dan Balai sebagai wahana agar adanya kebersamaaan dalam mencapai target pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang belum terpenuhi melalui dokumen RKA.

II. DASAR PELAKSANAAN

1. Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2016 tentang APBD Provinsi jateng Tahun 2017 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 nomor 10).

2. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 118 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017;

3. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 122 Tahun 2016 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017;

4. Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 45 Tahun 2016 tentang Standarisasi Biaya Kegiatan dan Honorarium, Biaya Pemeliharaan dan Standarisasi Harga Pengadaan Barang dan Jasa Kebutuhan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017.

5. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 911030/2017 tentang Penunjukan Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna barang, Pejabat Yang Berwenang Mengesahkan SPJ, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan pembantu, Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Gaji pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017.

6. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Nomor 04082/DPA/2017 tanggal 4 Januari 2017. Rencana Operasional Kegiatan

(7)

Tahun 2016 Kegiatan APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

7. Rencana Operasional Kegiatan (ROK) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jateng Kegiatan Peningkatan Perencanaan, Data dan Evaluasi Pembangunan Peternakan.

III. TUJUAN DAN KELUARAN 1. Tujuan

i. Tersosialisasinya peraturan terkait penatausahaan asset daerah ii. Tersosialisasinya aplikasi SIM Aset.

2. Keluaran

i. Sosialisasi peraturan/rambu-rambu terkait panatausahaan asset daerah.

ii. Sosialisasi aplikasi SIM Aset.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Waktu dan Tempat

 Waktu : Rabu Tanggal 21 Juni 2017

 Tempat : Ruang Rapat BOS INDICUS Lantai II

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

2. Narasumber dan Peserta 1. Narasumber

a. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Manajemen Pengelolaan Aset Bermasalah” yang disampaikan oleh Bapak Sukiyadi, SH, MM.

b. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Penatausahaan Barang Milik Daerah Tentang Pembukuan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Daerah” yang disampaikan oleh Bapak Kasidi, SE.

(8)

c. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Aplikasi SIM Aset” yang disampaikan oleh Bapak Hendro Brahmantyo

Peserta kegiatan sebanyak 40 orang yang terdiri dari perwakilan Sekretariat serta Bidang/Balai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

3. Metode

Guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan maka menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Ceramah dengan narasumber Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) yang dipandu oleh Bapak Sekretaris Dinas Drs Agus Riyanto, b. Diskusi

4. HASIL KEGIATAN

 Beberapa point penting dalam pertemuan dari narasumber antara lain :

 Manajemen Pengelolaan Aset Bermasalah :

o Kebijakan Penanganan Barang Milik Daerah

 Pengguna Barang wajib menyerahkan BMD berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang kepada Gubernur melalui Pengelola Barang.

 Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan BMD yang berada dalam penguasaannya.

 Pengamanan BMD meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum.

 Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah.

(9)

 Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan oleh Pengelola Barang.

o PENGAMANAN

 Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan BMD yang berada dalam penguasaannya.

o PENGAMANAN FISIK

 memasang tanda letak tanah dengan membangun pagar batas;

 memasang tanda kepemilikan tanah; dan

 melakukan penjagaan.

 Pengamanan fisik dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan Pemda dan kondisi/letak tanah yang bersangkutan

o PENGAMANAN ADMINISTRASI TANAH DILAKUKAN DENGAN

 Menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan dokumen bukti kepemilikan tanah secara tertib dan aman.

 Melakukan langkah2 sbb:

 melengkapi bukti kepemilikan dan/atau menyimpan sertifikat tanah;

 membuat kartu identitas barang;

 melaksanakan inventarisasi/sensus BMD sekali dalam 5 (lima) tahun serta melaporkan hasilnya; dan

 mencatat dalam Daftar Barang Pengelola/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna.

(10)

 tanah yang belum memiliki sertifikat; dan

 tanah yang sudah memiliki sertifikat namun belum atas nama pemerintah daerah

 Pengamanan hukum terhadap tanah yang belum memiliki sertifikat dilakukan dengan cara:

 apabila BMD telah didukung oleh dokumen awal kepemilikan, antara lain berupa Letter C, akta jual beli, akte hibah, atau dokumen setara lainnya, maka Pengelola Barang/Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang segera mengajukan permohonan penerbitan sertifikat atas nama Pemda kepada BPN/Kantor Wilayah BPN setempat/Kantor Pertanahan; dan

 apabila BMD tidak didukung dengan dokumen kepemilikan, Pengelola Barang/Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang mengupayakan untuk memperoleh dokumen awal kepemilikan seperti riwayat tanah.

 Pengamanan hukum terhadap tanah yang sudah bersertifikat namun belum atas nama Pemda dilakukan dengan cara Pengelola Barang/ Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang segera mengajukan permohonan perubahan nama sertifikat hak atas tanah kepada kantor pertanahan setempat menjadi atas nama Pemda

 Penatausahaan Barang Milik Daerah

Tentang Pembukuan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Daerah :

(11)

- RUANG LINGKUP PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan;

pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; pemindahtanganan;

pemusnahan; penghapusan;

- penatausahaan; (Penggolongan dan kodefikasi;

Penyusutan; dan pelaksanaan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian - STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

o Menyusun dan membangun sistim aplikasi penatausahaan barang milik daerah yang akan disesuaikan dengan regulasi yang ada.

o Membangun penyampaian laporan barang milik daerah dengan menggunakan piranti lunak sehingga memudahkan untuk diakses.

o Menyusun percepatan regulasi yang terkait penatausahaan

- Factual problems

o Hasil temuan BPK masih didominasi permasalahan pada aset

o Permasalahan pada aset berpusat pada 2 hal yaitu existence dan completeness

o Existense: apa yang dicatat benar-benar sesuai dengan kenyataan

o Completeness: apa yang ada benar-benar dicatat - Permasalahan existence

o BMD yang ada dalam daftar barang tidak ada lagi keberadaannya secara fisik

(12)

o BMD yang ada dalam daftar barang tidak sesuai spesifikasinya dengan kenyataan

o Hal tersebut bisa jadi terjadi Karena proses penghapusan yang sulit dilakukan, proses koreksi tidak mengikuti siklus barang yang terlalu cepat, kesalahan klasifikasi (kodifikasi), atau fraud.

- PERMASALAHAN COMPLETENESS

o BMD yang ada tidak ditemukan dalam kartu inventarisnya

o BMD yang ada tidak dicatat dengan spesifikasi yang seharusnya

o Hal tersebut bisa jadi terjadi karena sensus yang tidak sempurna, tidak sempurnanya proses serah terima aset dari aktivitas pemerintah lain, kesalahan klasifikasi (kodifikasi), atau fraud.

- PROSES PENATAUSAHAAN ASET

o Penatausahaan BMD mewujudkan tertib administrasi untuk mendukung tertib pengelolaan BMD

o Penatausahaan BMD meliputi semua barang yang diperoleh melalui APBD dan semua barang yang berasal dari perolehan lain yang sah

o Penatausahaan BMD jika dilaksanan secara tepat dan konsisten akan mengatasi permasalaha existence dan compeleteness

 Dilanjutkan dengan aplikasi SIM Aset

o Penginstalan aplikasi pada laptop setiap peserta.

o Praktek apliksi SIM Aset.

(13)

V. KESIMPULAN

Dari hasil pemaparan narasumber dan jalannya diskusi yang berlangsung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Masih terdapat asset yang belum dimanfaatkan sesuai dengan tupoksi Disnak Keswan, sehingga perlu adanya evaluasi penggunaan asset tersebut.

2. Aset di Balekambang Surakarta perlu adanya koordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Surakarta mengingat adanya pencatatan ganda dengan Kota Surakarta.

3. Menindaklanjuti penataan SOTK baru maka harus segera ditindaklanjuti dengan penataan aset dan perpindahan lokasi mengacu pada penataan SOTK tersebut.

4. Diperlukan pertemuan lanjutan untuk mengevaluasi penerapan aplikasi SIM aset.

VI. PENUTUP

Demikian laporan penyelenggaraan Pertemuan Penataan Aset Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, semoga dapat meningkatkan akuntabilitas aset lingkup Disnak Keswan

Ungaran, Juni 2017.

PPTK

SUGIYARTO, SH, MM.

Pembina

NIP. 19600804 198503 1 011

(14)

L A M P I R A N

(15)

FOTO PELAKSANAAN KEGIATAN

(16)
(17)
(18)
(19)

NOTULEN DISKUSI PERTEMUAN

NO PENANYA PERTANYAAAN JAWABAN

1 Drs. Yudi Yoga

Saptadi Perubahan Nomenklatur Balai lingkup Disnak Keswan tetapi belum terjadi perpindahan lokasi alamat sesuai nomenklatur baru, bagaimana pencatatan asetnya?

Perubahan Nomenklatur seharusnya segera diikuti perubahan alamat dan disertai perubahan pencatatan asset.

2 Fatoni SE Tanah di Balekambang Surakarta terjadi dobel Pencatatan oleh Disnak Keswan dan Dinas Pertanian Kota Surakarta.

Terdapat selisih luasan karena seluas1.300 m2 untuk

UPT Pariwisata Kota Surakarta secara sepihak.

Perlu diadakan pertemuan khusus dengan pihak terkait. Jika tidak digunakan dapat melalui proses hibah dengan mengajukan kepada Gubernur, tetapi karena masih dimanfaatkan Disnak keswan perlu dikoordinasikan terkait pencatatan ganda dengan menyiapkan bukti sertifikat.

3 Sukaryono, SH Terdapat asset di Balai Veteriner Boyolali yang mau dilakukan penghapusan untuk kemudian

dimanfaatkan untuk tempat parkir pelanggan, sudah diajukan

penghapusan aset tetapi hingga saat ini beluam keluar (jangka waktu sudah 2 tahun an).

Segera koordinasikan dengan membawa bukti surat

permohonan untuk dilakukukan penelusuran proses sudah sejauh mana. Proses lama karena melibatkan berbagi pihak yang berwenang.

4 Drs Yudi Yoga Saptadi

Tanah di Sumber Rejo terkena proyek jalan tol sekitar 1.500 m2. Sudah diajukan ke BPN mengenai pelimpahan pengurus.

Jika sudah jadi maka

disampaikan ke kab. kendal.

Untuk kepengurusan sertifikatnya bagaimana?

BPKAD akan melakukan koordinasi dengan Badan

pertanahan dan Biro Infrastuktur dan Sumber Daya Alam terkait penyamaan persepsi prosedur pembebasan lahan tersebut.

(20)

PAPARAN NARASUMBER

(21)

LAIN-LAIN

Gambar

FOTO PELAKSANAAN KEGIATAN

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dalam melakukan pemasaran harus direncakan dahulu sebuah strategi yang baik utuk mencapai hasil yang baik juga, strategi merupakan langkah awal yang

 Membuat bangun ruang kubus atas dasar jarring-jaringnya dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang

Lubis, Zul SA, Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak Tentang phbs di sekolah dasar negeri 065014

KEENAM wewenang menandatangani petikan dan salinan Keputusan Gubernur tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) , Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat

Mendelegasikan wewenang menandatangani petikan dan salinan Keputusan Gubemur tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) , Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

A lthoug h this ex plo rato ry study has identified the impo rtance of entrepreneurial dynamics in understanding the performance of small business service firms, further research

Studi pendahuluan yang dilakukan tentang ritel modern dengan menyebarkan 50 kuesioner dapat terlihat bahwa Hardy’s Mall Gianyar menjadi pilihan favorit masyarakat

Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah, aktivitas dan hasil belajar IPA Kelas V SD Negeri 5 Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan masih 30% siswa