• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ORGANIZATIONAL CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN LEADERSHIP STYLE TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ORGANIZATIONAL CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN LEADERSHIP STYLE TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ORGANIZATIONAL CULTURE,

ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN LEADERSHIP STYLE TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

GALIH HADI SAPUTRA P 100 110 011

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

brought to you by

CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH ORGANIZATIONAL CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN LEADERSHIP

STYLE TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

GALIH HADI SAPUTRA P 100 110 011

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

DOSEN PEMBIMBING Pembimbing Utama

Drs. M. Farid Wajdi, M.M. Ph.D

DOSEN PEMBIMBING Pembimbing Pendamping

Dr. Muzakar Isa, S.E. M.Si

(3)

ii

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Februari 2020

GALIH HADI SAPUTRA

P 100 110 011

(5)

PENGARUH ORGANIZATION CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN LEADERSHIP STYLE TERHADAP

KINERJA PERANGKAT DESA ABSTRAK

Galih Hadi Saputra, P100110011. 2020. Pengaruh Organization Culture, Organizational Commitment dan Leadership Style Terhadap Kinerja Perangkat Desa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengaruh organizational culture, organizational commitment, dan leadership style terhadap kinerja perangkat desa. Penelitian ini merupakan sebuah penelitan kuantitatif deskrptif. Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran angket atau kuesioner kepada para responden. Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa sampel jenuh, dimana seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

Total jumlah responden yang diteliti sebanyak 94 orang perangkat desa di seluruh kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 23 dan menggunalan metode analisis regresi linier berganda. Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel organizational culture memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perangkat desa, variabel organizational commitment memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perangkat desa, dan variabel leadership style memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perangkat desa. memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perangkat desa. Variabel organizational culture, organizational commitment, dan leadership style secara simultan memiliki pengaruh terhadap kinerja. Variabel organizational culture merupakan variabel yang dominan mempengaruhi variabel kinerja dibandingkan variabel independen lainnya.

Kata kunci : organizational culture, organizational commitment, dan leadership style, kinerja.

ABSTRACT

Galih Hadi Saputra, P100110011. 2020. The Influence of organizational

culture, organizational commitment, and leadership style on the performance

of village officials. This study aims to analyze the effect of organizational culture,

organizational commitment, and leadership style on the performance of village

officials. This research is a descriptive quantitative research. This study uses

primary data through questionnaires or questionnaires to respondents. This study

uses a sampling technique in the form of saturated samples, where all members of

the population are subjected to research. The total number of respondents studied

was 94 village officials throughout Mojosongo sub-district, Boyolali, Central

Java. Processing data using SPSS 23 program help and using multiple linear

regression analysis methods. The results showed that organizational culture

variables had a positive and significant influence on the performance of village

officials, organizational commitment variables had a positive and significant

effect on the performance of

(6)

village officials, and the leadership style variable had a positive and significant effect on the performance of village officials. has a positive and significant influence on the performance of village officials. The organizational culture, organizational commitment, and leadership style variables simultaneously have an influence on performance. Organizational culture variables are the dominant variables affecting performance variables compared to other independent variables.

Keywords: organizational culture, organizational commitment, dan leadership style, performance.

1. PENDAHULUAN

Organisasi yang berbudaya kuat akan memiliki ciri khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk bergabung, berfikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi (Robbins dan Timothy, 2012) Kesesuaian antara budaya organisasi dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota organisasi akan menimbulkan kepuasan kerja, sehingga mendorong individu untuk mau meningkatkan kinerja serta tetap bertahan. Keinginan untuk tetap bertahan juga didukung adanya komitmen organisasi, yaitu merupakan komitmen yang dibuat oleh semua stakeholder dalam organisasi, khususnya dalam menjalankan fungsi operasional sebuah organisasi (Jufnidar dan Ma’arif, 2018).

Dalam mensinergikan antara budaya organisasi yang kuat yang dilandasi

komitmen organisasi dari setiap stakeholder maka diperlukan peran pemimpin

sebagai panutan dalam organisasi. Peran pemimpin dalam perubahan harus

dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Diharapkan

pemimpin nantinya akan dapat mengarahkan dan mengembangkan pegawai

dengan gaya kepemimpinannya untuk mengelola dan mengendalikan organisasi

agar tetap konsisten dengan perubahan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan

visi dan misi organisasi.

(7)

Kepiawaian para pemimpin dalam memimpin juga dipengaruhi oleh gaya yang digunakan (leadership style), dalam hal ini kinerja pegawai atau karyawan dilihat berdasarkan kemampuan setiap individu dalam bekerja yang akan diukur berdasarkan parameter atau kriteria setiap organisasi (Rustilah, 2018).

Dalam beberapa tahun terakhir, leadership style telah menjadi topik studi penting dalam bidang manajemen, dan banyak peneliti menganggap leadership style sebagai variabel penting dalam mempengaruhi bagaimana anggota

organisasi berfungsi (Al Khajeh, 2018). Peningkatan kinerja SDM pegawai atau perangkat desa tergantung pada peranan seorang pemimpin yaitu kepala desa dalam mengarahkan tugas dan tanggung jawab bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan beberapa permasalahan dalam kinerja perangkat desa diatas, maka objek penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perangkat desa di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.

Menurut PP Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, bahwa desa atau disebut dengan nama lain, selanjutnya dapat disebut desa, merupakan sebuah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang memiliki kewenangan untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat atau warga setempat, berdasarkan adat istiadat dan asal usul setempat yang telah diakui serta dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI (Faturahman, 2018).

Organizational culture didefinisikan sebagai sebuah sistem dalam makna

bersama yang dianut oleh kelompok organisasi, dimana yang menjadi ciri khas yang membedakan dengan organisasi lainnya (Robbins dan Timothy, 2012).

Menurut pendapat Schein dalam (Samsuddin, 2018), organizational culture

adalah sebuah pola asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau

(8)

dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar menyelesaikan permasalahannya yang diakibatkan adanya penyesuaian (adaptation) eksternal dan internal integration yang sudah berjalan dengan baik.

Budaya selalu memiliki sifat sosial yang dalam arti penerusan tradisi sekelompok manusia yang dari segi materialnya dialihkan secara historis dan diserap oleh generasi berikutnya menurut nilai yang berlaku (Samsuddin, 2018).

Komitmen organisasi adalah sebuah sikap hubungan (relationship attitude) antara karyawan dan organisasi yang mempengaruhi sejauh mana individu mengidentifikasi dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi, mengerahkan upaya untuk mencapai tujuan organisasi, dan keinginan untuk tetap dalam organisasi (Peng, Jiaxi dkk, 2016). Pengukuran organizational commitment dengan beberapa item dapat menunjukkan sejauh mana karyawan dapat diidentifikasi serta dapat melihat masa depan mereka terkait perusahaan dan bersedia melakukan pengorbanan pribadi untuk perusahaan tempat mereka bekerja (Yu, Qionglei dkk, 2017). Organizational commitment menurut Riggio dalam (Samsuddin, 2018) merupakan semua perasaan dan sikap karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dimana mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka.

Pandangan Riyono dan Zulaifah dalam (Samsuddin, 2018), mengungkapkan

pengertian leadership merupakan kemampuan seseorang dalam memotivasi dan

mempengaruhi orang lain atau bawahan. Sedangkan pendapat Agustian dalam

(Samsuddin, 2018), menyatakan leadership adalah sebuah masalah yang memiliki

hubungan dengan intelejensi, kepercayaan, kebaikan, keberanian, dan

kedisiplinan.

(9)

Sedangkan leadership style adalah pola perilaku yang disusun untuk mengintegrasikan antara tujuan organisasi (organization goal) dengan tujuan individu (personal goal) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu (Ranupandojo dan Husnan, 2008).

Menurut Milner dalam (Sutrin0, 2013), kinerja adalah harapan kepada seseorang agar dapat berperilaku serta berfungsi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson dalam (Samsuddin, 2018), mengemukakan pengertian kinerja adalah apa yang dikerjakan dan tidak dikerjakan oleh karyawan yang akan mempengaruhi kontribusi karyawan kepada organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel organizational culture, organizational commitment, dan leadership style berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui dan mengidentifikasi variabel independen manakah yang dominan mempengaruhi kinerja perangkat desa di seluruh Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian survei atau penelitian yang mengambil sebuah sampel dari sebuah populasi serta menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data utama. Agar penelitian memperoleh data yang obyektif sert akurat maka penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap semua perangkat desa di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan responden

perangkat desa di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Sedangkan

pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh atau teknik pengambilan

sampel, dimana sampel diambil dari seluruh total populasi (Sugiyono, 2018).

(10)

Jenis sampel yang diambil dan dipilih dalam penelitian ini diambil dari perangkat desa di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali sebanyak 11 desa berdasarkan pertimbangan kemudahan dalam pengumpulan data dan sudah memiliki masa kerja diatas 3 tahun sebanyak 94 responden.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan, dua variabel ini terdiri atas variabel independen dan dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah organizational culture, organizational commitment, dan leadership style sedangkan variabel dependen adalah kinerja yang merupakan

salah satu faktor parameter pengukuran individu dalam bekerja. Penelitian ini dalam pengambilan datanya menggunakan teknik kuesioner atau angket.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode kuesioner. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat kuesioner yang bertujuan untuk mengukur empat variabel yaitu organizational culture, organizational commitment, leadership style dan kinerja.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Lembaga sektor pelayanan publik di pemerintahan kabupaten Boyolali serta menggunakan pendekatan kuantitatif.

Populasi yang dijadikan subyek dalam penelitian adalah seluruh perangkat desa yang bekerja di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali terdapat 11 kantor desa. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh atau sensus. Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel, dimana sampel diambil dari seluruh total populasi (Sugiyono, 2018).

Jenis sampel yang diambil dan dipilih dalam penelitian ini diambil dari

perangkat desa di Kecamatan Mojosongo sebanyak 11 desa berdasarkan

pertimbangan kemudahan pengumpulan data sebanyak 94 orang.

(11)

Penelitian ini menggunakan skala likert dengan nilai 1-5, dimana penilain angka 1 untuk sangat tidak setuju dan angka 5 untuk sangat setuju. Pada kepuasan kerja instrumen kuesioner akan menggunakan instrumen dari beberapa definisi para ahli tentang variabel organizational culture, organizational commitment, leadership style dan kinerja, dimana total terdapat

sekitar 16 pertanyaan pada kuesioner. Hasil kuesioner dari seluruh variabel independen memiliki nilai reliabilitas Croncbach’s alpha diatas 0,6 (reliabel).

Hasil kuesioner akan ditabulasi terlebih dahulu dalam microsoft excel dan dilanjutkan analisis menggunakan software SPSS 23 untuk melakukan uji instrumen, uji asumsi klasik dan regresi linier berganda.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Instrumen Data

Uji kualitas data (instrumen data) menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh dari kuesioner adalah sahih dan handal untuk diteliti. Hasil pengujian validitas terlampir pada tabel 2 menunjukkan semua item pertanyaan dinyataka datanya valid karena nilai r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 0,05%. Setiap butir pernyataan berkorelasi dengan total score. Pada pengujian reliabilitas di tabel 1 dapat diperoleh semua nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan dikatakan reliabel.

Tabel 1

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel r hitung Keterangan

X 1 0,905 Valid

X 2 0,894 Valid

X 3 0,900 Valid

Y 0,788 Valid

(12)

Tabel 4 Hasil Uji Validitas

Variabel r hitung r tabel Keterangan Organizational Culture (X 1 )

1 0,719 0,265 Valid

2 0,763 0,265 Valid

3 0,829 0,265 Valid

4 0,842 0,265 Valid

Organizational Commitment (X 2 )

1 0,717 0,265 Valid

2 0,720 0,265 Valid

3 0,813 0,265 Valid

4 0,826 0,265 Valid

Leadership Style (X 3 )

1 0,914 0,265 Valid

2 0,771 0,265 Valid

3 0,556 0,265 Valid

4 0,914 0,265 Valid

Kinerja (Y)

1 0,595 0,265 Valid

2 0,509 0,265 Valid

3 0,581 0,265 Valid

4 0,713 0,265 Valid

3.2 Uji Asumsi Klasik

Hasil analisis pada asumsi normalitas data trlihat pada gambar 1, dimana sejumlah titik berkumpul pada garis diagonal atau datanya normal.

Gambar. 1 Normal P-P Plot Chart

(13)

Pada tabel 3 dapat dilihat hasil uji multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS 23, dapat digambarkan semua variabel independen yang telah

diuji memiliki nilai VIF lebih dari 0,01 dan nilai Tolerance kurang dari satu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan X 1 0,850 1,177 Bebas Multikolinieritas X 2 0,999 1,001 Bebas Multikolinieritas X 3 0,851 1,176 Bebas Multikolinieritas

Pada gambar 2 terlihat diperoleh hasil dari hasil pengujian heteroskedatisitas dengan menggunakan software SPSS 23.0 for windows Berdasarkan gambar dari scatterplot chart terlihat hasil dari uji heteroskedastisitas bahwa semua titik-titik menyebar secara random dan baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa regression models penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar. 2 Scatterplot Chart

(14)

Sedangkan untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (DW) pada tabel 4, dimana dengan nilai DW sebesar 1,941 atau lebih

besar dari nilai dU sebesar 1,731 maka dapat disimpulkan model regresi ini tidak terdapat autokorelasi.

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi

Model DW dL dU Keterangan

Regresi 1,941 1,599 1,731 Bebas autokorelasi

3.3 Analisis Data

Analisis data merupakan gambaran dari hasil pengujian sebuah hipotesis yang diuji melalui proses penyebaran angket atau kuesioner pada responden.

Dalam menguji hipotesis, peneliti menggunakan multiple linier regression models dalam langkah penyelesaian serta dibantu alat olah data berupa SPSS versi 23 for windows. Berikut merupakan perhitungan dari multiple linier regression models

yang menguji pengaruh variabel organizational culture (X 1 ), organizational commitment (X 2 ), dan leadership style (X 3 ) terhadap kinerja perangkat desa (Y) di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali yang terlihat pada penjabaran tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Koef.

Regresi ( β ) Std. Error t-hitung Sig.

(Konstanta)

Organizational Culture (X

1

) Organizational Commitment (X

2

)

3,994 0,513 0,134

1,302 0,067 0,064

3,067 7,612 2,106

0,003 0,000 0,038

Leadership Style (X

3

) 0,149 0,053 2,789 0,006

R 0,729

R-Squared 0,532

F-Hitung 34,047

Probabilitas F 0,000

(15)

Sedangkan berdasarakan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,532 yang menunjukkan bahwa variabel organizational culture (X 1 ), organizational commitment (X 2 ), dan leadership style (X 3 ) dapat mempengaruhi variabel Kinerja sebesar 53,2% dan sisanya sebesar 46,8% dijelaskan diluar model yang telah diteliti.

Hasil pengujian pada uji t yang terlihat pada tabel 6 didapatkan nilai t hitung

dari variabel Organizational Cuture (X 1 ) sebesar 7,612 atau lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari 0,005 (p < 0,05), maka H1 diterima (variabel Organizational Cuture mempengaruhi kinerja perangkat desa).

Hasil pengujian didapatkan nilai t hitung dari variabel Organizational Commitment (X 2 ) sebesar 2,106 atau lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,038 atau kurang dari 0,005 (p < 0,05), maka H1 diterima (variabel Organizational Commitment mempengaruhi kinerja perangkat desa).

Hasil pengujian didapatkan nilai t hitung dari variabel Organizational Cuture (X 1 ) sebesar 2,789 atau lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 atau kurang dari 0,005 (p < 0,05), maka H1 diterima (variabel Organizational Cuture mempengaruhi kinerja perangkat desa.

Tabel 6 Hasil Uji t

Variabel t hitung t tabel p-value Keterangan

Organizational Culture (X 1 ) 7,612 1,986 0,000 Signifikan

Organizational Commitment (X 2 ) 2,106 1,986 0,038 Signifikan

Leadership Style (X 3 ) 2,789 1,986 0,006 Signifikan

(16)

Berdasarkan hasil analisis uji F atau uji fit of goodness pada tabel 7 diperoleh nilai F hitung > F tabel (34,855 > 2,68) dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan variabel variabel organizational culture (X 1 ), organizational commitment (X 2 ), dan leadership style (X 3 ) secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja dan model ini dianggap memenuhi unsur kelayakan.

Tabel 7 Hasil Analisis Uji F

Analisis Uji F

F hitung 34,047

F tabel 2,71

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan multiple linier regression model dari pengaruh variabel organizational culture, organizational commitment,

dan leadership style terhadap kinerja perangkat desa dijelaskan bahwa hasil hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel organizational culture memiliki pengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS 23 software nilai regression coeficients dari organizational culture (X 1 ) bernilai positif sebesar 0,513 yang memberikan gambaran bahwa faktor organizational culture mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Artinya besar kecilnya organizational culture memiliki dampak pada Kinerja Perangkat Desa.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Reni dan Syamsir (2019),

dimana semakin baik budaya organisasi maka kinerja pegawai akan meningkat.

(17)

Kemudian hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel organizational commitment memiliki pengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan

Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS 23 software nilai regression coeficients dari organizational commitment (X 2 ) bernilai positif sebesar 0,134 yang memberikan gambaran bahwa faktor organizational culture mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja. Artinya besar kecilnya organizational commitment memiliki dampak pada Kinerja Perangkat Desa. Sedangkan hasil hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel leadership style memiliki pengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS 23 software nilai regression coeficients dari leadership style (X 3 ) bernilai positif sebesar 0,149 yang memberikan gambaran bahwa faktor leadership style mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Perangkat Desa. Artinya besar kecilnya leadership style memiliki dampak pada Kinerja Perangkat Desa. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Setiawan dan Saryono (2017), dimana semakin baik gaya kepemimpinan maka kinerja pegawai akan meningkat.

4. PENUTUP

Variabel Organizational Culture memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja. Variabel Organizational Commitment memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Variabel Leadership Style memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja.

Variabel Organizational Culture, Organizational Commitment, dan Leadership Style secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel Kinerja..

(18)

Hal ini ditunjukan pada nilai siginifikansi variabel Organizational Culture, Organizational Commitment, dan Leadership Style yang diperoleh sebesar 0,000

(<0,05,). Pada penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur ilmiah, akan tetapi peneliti masih menganggap memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian karena bebarengan dengan laporan keuangan akhir tahun dari pemerintah daerah Kabupaten Boyolali. Responden yang diambil menjadi sampel hanya meliputi kantor desa di wilayah Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

DAFTAR PUSTAKA

Al Khajeh, Ebrahim Hasan. 2018. Impact of Leadership Styles on Organizational Performance. Journal of Human Reseources Management Research, Vol.

2018 (Hal 1-10). Uni Emirat Arab, Lincoln University College.

Faturahman, Burhanudin M. 2018. Aktualisasi Nilai Demokrasi dalam Perekrutan dan Penjaringan Perangkat Desa. Jurnal Sosial Politik (SOSPOL) Vol.4 No.

1, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.

Jufnidar, & Ma’arif, S. 2018. Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja (Studi Kasus di PT.

Cahaya Internusa Group Indonesia). Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi, 2(2).

Peng, Jiaxi dkk. 2016. How can core self-evaluations influence job burnout? the key roles of organizational commitment and job satisfaction. Journal of Health Psychology, 21(1), 50–59.

Ranupandojo, H. & Husnan, S. 2008. Manajemen Personalia Edisi 4.

Yogyakarta, BPFE UGM.

Robbins, S.P & Timothy, A. J. (2012). Organizational Behavior Vol. 27, USA, Prentice Hall.

Rustilah, S. 2018. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai Tenaga Kontrak. Journal of

Management Review, 2(2), 219.

(19)

Samsuddin, H. 2018. Kinerja Karyawan Tinjauan dari Dimensi Gaya Kepemiminan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Edisi 1.

Sidoarjo, Idomedia Pustaka.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D Edisi 26.

Bandung, Alfabeta.

Sutrisno, E. 2013. Budaya Organisasi (3rd ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yu, Qionglei dkk. 2017. Enhancing Firm Performance Through Internal Market

Orientation and Employee Organizational Commitment. International

Journal of Human Resource Management, 30(6).

Gambar

Tabel 4  Hasil Uji Validitas

Referensi

Dokumen terkait

4. Berpartisipasi dan berkontribusi kepada masyarakat secara luas.. Mereka sangat aktif dalam penggunaan media Rapotivi dan mengetahui fungsi-fungsinya; c) Pengetahuan

Pengurus Besar Lemkari dan Pengurus Pusat Amura Karate-do Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk bersama-sama menjadi motor penggerak dalam usaha memajukan karate di Indonesia,

Pengaruh antara variabel penelitian ini, yaitu Talent Management, Organizational Culture, Organizational Performance dan Organization Commitment telah diamati pada

Hasil analisis menunjukkan bahwa perceived organizational support berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior, perceived

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Tim Achivement Division (STAD) merupakan pembelajaran kooperatif learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa

Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, Menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada

Dengan memperhatikan hasil yang telah didapat pada tahap sebelumnya antara lain tentang kondisi pengelolaan TI di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat

Berdasarkan korelasi antara hasil perhitungan RMR dengan roof span terowongan Eko-Remaja disimpulkan bahwa posisi penyanggaan terowongan yang diwakili oleh