• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN ALAT UKUR DEBIT AMBANG TIPIS PENAMPANG SEGI TIGA DENGAN PENAMPANG MAJEMUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN ALIRAN ALAT UKUR DEBIT AMBANG TIPIS PENAMPANG SEGI TIGA DENGAN PENAMPANG MAJEMUK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN ALAT UKUR DEBIT AMBANG TIPIS PENAMPANG SEGI TIGA

DENGAN PENAMPANG MAJEMUK

Edy Sumirman¹), Umboro Lasminto²)

¹)Program Studi Magister Teknik Sipil MRSA ITS, Surabaya

²)Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya Email: edysumirman@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pelimpah ambang tipis adalah salah satu alat ukur aliran yang terdiri dari beberapa macam dan dibedakan oleh bentuk penampangnya seperti penampang berbentuk segitiga (V-Notch), segiempat (rectangular), trapezium (Cipoletti) dan bentuk lainnya. Bentuk pelimpah akan berpengaruh pada tinggi air diatas pelimpah. Bentuk segitiga memiliki luas penampang lebih kecil dari pada bentuk segi empat. Alat ukur V-notch didesain dengan bentuk takik yang berbentuk seperti huruf V menghasilkan pengukuran yang akurat untuk pengaliran debit kecil dibandingkan dengan alat ukur yang lain.

Sedangkan pada pengaliran debit besar, bentuk segi tiga menghasilkan tinggi air diatas mercu lebih besar dari bentuk yang lain. Pelimpah dengan segi empat untuk tinggi muka air yang sama memiliki kemampuan mengalirkan debit lebih besar dari pada penampang segitiga. Namun ketika mengalir debit kecil pada pelimpah penampang segi empat tinggi muka air di atas pelimpah terlalu kecil sehingga pengukuran menjadi tidak akurat. Penampang majemuk yang merupakan gabungan dari penampang segi tiga dan segi empat diharapkan dapat mengakomodasi kelemahan dari penampang segi empat dan segi tiga saja dalam melakukan pengukuran baik debit kecil maupun debit besar. Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian aliran melalui pelimpah ambang tipis penampang segi tiga dan penampang majemuk. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran aliran pada pelimpah ambang tipis berpenampang segitiga dan majemuk yang ditempatkan pada flume di dalam laboratorium. Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan micro ADV dan permukaan air di hulu pelimpah dan ditempat pengukuran kecepatan diukur dengan menggunakan alat Ultrasonic Water Level Recorder. Data hasil pengukuran kecepatan aliran dan tinggi muka air dianalisa dengan metode statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata dan simpangannya. Dengan demikian maka hubungan antara debit aliran dan tinggi air diatas pelimpah dapat diperoleh serta efektifitas dari pelimpah ambang majemuk dapat diketahui. Dari hasil penelitian ini, penulis menyajikan perbandingan profil aliran antara pelimpah ambang tipis berpenampang segi tiga dan berpenampang majemuk, perubahan perilaku aliran dari penampang segitiga ke penampang gabungan, ketidak- kontinyuitas hubungan antara debit aliran dan tinggi air diatas pelimpah

(2)

penampang majemuk, dan angka koefisien debit pelimpah penampang majemuk dengan ukuran tertentu.

Kata kunci: pelimpah ambang tipis, V-notch, penampang majemuk, koefisien debit, micro ADV, Ultrasonic Water Level Recorder.

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Pelimpah yang dipasang pada saluran berfungsi selain untuk menaikkan permukaan air dapat pula digunakan untuk mengukur debit yang mengalir.

Aliran pada pelimpah menggunakan prinsip aliran kritis. Sehingga pelimpah didesain sedemikian rupa hingga aliran yang mengalir pada pelimpah adalah aliran kritis. Dengan aliran kritis maka debit aliran mengalir hanya tergantung dari ketinggian muka air diatas pelimpah. Pelimpah secara umum dibedakan menjadi pelimpah ambang lebar dan pelimpah ambang tipis.

Bentuk pelimpah akan berpengaruh pada tinggi air pada pelimpah dan keakuratan pengukuran debit, bentuk penampang pelimpah ambang tipis ada segi tiga, segi empat dan trapezium.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh U.S. Forest Service untuk pelimpah berpenampang majemuk adalah kombinasi antara penampang segi tiga dan penampang segi empat, seperti gambar 1. Namun dari penelitian tersebut masih diperoleh kelemahan dari pelimpah berpenampang majemuk ini yaitu ketika aliran melampaui kapasitas dari V- notch, maka akan terjadi lembaran tipis air melewati ambang pelimpah datar yang cukup lebar. Hal ini akan menyebabkan ketidak kontinyuan pada kurva debit (Bergmann, 1963).

Penelitian untuk pengukuran debit

dengan alat ukur pelimpah berpenampang majemuk belum sepenuhnya dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan.

Gambar 1. Pelimpah Penampang Majemuk dengan Gabungan V-Notch 90o dan Penampang Segi Empat oleh U.S. Forest Service.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

 Bagaimana perbandingan profil aliran antara pelimpah ambang tipis berpenampang segi tiga dan berpenampang gabungan segi tiga dengan segi empat ?

 Bagaimana perubahan perilaku aliran dari ambang berpenampang segi tiga dan dengan penampang majemuk?

 Bagaimana bentuk persamaan atau grafik hubungan antara debit aliran dan tinggi air diatas ambang ?

 Bagaimana akurasi alat ukur

pelimpah ambang tipis penampang

segi tiga dan penampang majemuk,

berapa angka koefisien debitnya?

(3)

1.3. Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah:

 Untuk mendapatkan perbandingan profil aliran antara pelimpah ambang tipis berpenampang segi tiga dengan berpenampang majemuk, memahami perubahan perilaku aliran dari penampang segi tiga ke penampang majemuk serta kemungkinan terjadinya ketidak-kontinyuitas.

 Untuk mendapatkan persamaan atau grafik hubungan antara debit aliran dan tinggi air diatas pelimpah.

 Untuk mengetahui tingkat akurasi alat ukur dan mendapatkan angka koefisien debit alat ukur berpenampang segi tiga dan penampang majemuk.

1.4. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai Fakultas Teknik Sipil Kampus ITS Sukolilo Surabaya.

1.5. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa batasan sebagai berikut : 1. Dasar saluran di model tetap (fixed

bed).

2. Penelitian dilakukan dengan melakukan model fisik di laboratorium.

3. Bentuk ambang tipis segi tiga dan gabungan segi tiga dan segi empat.

4. Ukuran ambang disesuaikan dengan ukuran Flume.

1.6. Manfaat

Dengan model test membandingkan alat ukur ambang tajam penampang segi tiga dengan penampang gabungan segi

tiga dan segi empat di laboratorium diharapkan akan mengetahui tingkat akurasi alat ukur dan mendapatkan angka koefisien aliran pelimpah penampang majemuk.

1.7. Hipotesis

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.

Dalam upaya pembuktian peneliti dapat saja dengan sengaja melakukan percobaan eksperimen hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori hipotesis. Grafik hubungan Q-H untuk penampang segi tiga, segi empat dan gabungan segi tiga dengan segi empat.

Gambar 2. Hipotesis Grafik Hubungan Q-H

2. Tinjauan Pustaka 2.1. Jenis Aliran

Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tetap (steady flow) bila kedalaman aliran tidak berubah atau dapat dianggap konstan selama selang waktu tertentu. Aliran dikatakan tidak tetap (unsteady flow) bila kedalamannya berubah sesuai dengan waktu. Debit Q pada suatu penampang

Q H

H5/2 H3/2

(4)

saluran untuk sembarang aliran dinyatakan dengan:

Q=V.A (1)

dengan V merupakan kecepatan rata- rata dan A adalah luas penampang melintang tegak lurus terhadap aliran, karena kecepatan rata-rata dinyatakan dengan debit dibagi luas penampang melintang.

Debit dianggap tetap di sepanjang bagian saluran yang luas, atau dengan kata lain aliran bersifat kontinyu. Oleh sebab itu, berdasarkan persamaan:

Q=V₁A₁=V₂V₂ (2)

2.2. Total Tinggi Tekan (H)

Konsep energi spesifik sangat berguna dalam penyelesaian berbagai masalah dalam aliran saluran terbuka.

Berdasarkan konsep tersebut besarnya nilai tinggi tekan total untuk saluran terbuka merupakan total energi (E) dalam kondisi kecepatan mendekati nol (V  0 ) dan total energi mendekati nilai tinggi tekan total (E  H ), untuk suatu harga E minimum pada H > 0 kedalaman aliran menjadi suatu kedalaman kritis (Hc) ( K.G Ranga Raju,1986, hal 107).

2.3. Koefisien Debit

Besarnya koefisien limpahan (C) pada pelimpah biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (Suyono,1989, hal 181):

1. Kedalaman air didalam saluran pengarah aliran.

2. Kemiringan lereng udik pelimpah.

3. Tinggi air diatas mercu pelimpah.

4. Perbedaan antara tinggi air rencana pada saluran pengatur aliran yang bersangkutan.

2.4. Konsep Dasar Alat Ukur Debit Prinsip kerja bangunan ukur di saluran terbuka adalah menciptakan aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada hubungan tunggal antara head dengan debit. Dengan kata lain Q hanya merupakan fungsi H saja.

Pada umumnya hubungan H dengan Q dapat dinyatakan dengan:

Q=kH

n

(3)

Dengan : Q = debit; H = head; k dan n = konstanta, Besarnya konstanta k dan n ditentukan dari turunan pertama persamaan energi pada penampang saluran yang bersangkutan. Besarnya konstanta k dan n ditentukan dengan membuat serangkaian hubungan H dengan Q yang apabila diplotkan pada grafik akan diperoleh garis hubungan H-Q yang paling sesuai untuk masing- masing jenis bangunan ukur, suatu pelimpah di sebut pelimpah ambang tipis bila t < 0,5 Hd.

2.4.1. Debit Melalui Peluap Segi Empat

Pada gambar 3 menggambarkan pelimpah ambang tipis penampang segi empat.

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 dan 2 (pada pias) maka:

Z

1

+

2g V γ z P2 2g V γ

P1 22

2 2

1   

(4)

Apabila di sebelah hulu peluap berupa

kolam besar sehingga V

1

= 0, dan

(5)

tekanan pada pias adalah atmosfer maka : Z

1

+ 0 + 0 = Z

2

= 0 +

2g V22

Atau : V

2

= 2g(Z

1

 Z

2

) = 2gh

Luas pias adalah : dA = b dh

Debit melalui pias :

dQ = V

2

dA = 2gh b dh

= b 2gh

h12

dh

Gambar 3. Ambang tajam pada saluran segi empat (Triatmodjo, B. 1996 ; 202)

Dengan memasukkan koefisien debit, maka debit aliran:

dQ = C

d

b 2gh

h12

dh

Debit total melalui seluruh peluap dapat dihitung dengan mengintegralkan persamaan di atas dari h = 0 pada muka air sampai h = H pada puncak ambang.

Q=

H

 

0

H d 0

d

32 12

3 h 2g2 b C dh h 2g b C

Q=

3

2 32

H 2g b

C

d

(5)

Apabila air yang melalui peluap mempunyai kecepatan awal maka dalam rumus debit tersebut tinggi peluapan harus ditambah dengan tinggi kecepatan :

h

a

= V

2

/ 2g sehingga debit aliran menjadi:

(H ha)32 ha32

2g b 3C

Q2 d  

(6)

2.4.2. Debit Melalui Peluap Segitiga Gambar 4 menunjukkan peluap ambang tipis segitiga, air mengalir melalui peluap tersebut. Tinggi peluapan adalah H dan sudut peluap segitiga adalah α. Dari gambar tersebut, lebar muka air adalah :

B = 2H tg

2

α

, Dipandang suatu pias setebal dh pada jarak h dari muka air.

Lebar pias tersebut adalah:

Gambar 4. Peluap Segi Tiga (Triatmodjo, B. 1996 ; 202)

2 tgα h) (H 2

b  

Luas pias da = 2 (H – h)

dh 2gh 2

t

,

kecepatan air melalui pias : v =

2gh

debit aliran melalui pias :

dQ = C

d

da

2gh

= C

d

2( H – h)

2gh

2dh gα t

Integrasi persamaan tersebut untuk mendapatkan debit aliran melalui peluap,

Q =

2g (H h)h dh

2 tgα 2C

H

0

d 2

1

Q =

2g Hh h dh

2 tgα 2C

0H

0

d 2

2 3

1

(6)

=

H

0

d 2

2 5

3 h

5 Hh 2 3 2g 2 2 tgα

2C 

 

=

 

52 H52 5 H 2 3 2g 2 2 tgα 2Cd

Q =

2gH52

2 tgα 15C

8

d

(7)

2.4.3. Metode Pengukuran Debit Menggunakan standar sebagai berikut:

 Alat ukur debit ambang tipis persegi panjang menurut SNI 03-6455.5–

2000 SK.SNI-M-22-2000-03.

Standar ini menetapkan metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tipis persegi panjang, yang meliputi bentuk dan ukuran, persyaratan konstraksi ambang, debit dan batasan penerapan, serta kelengkapan pendukung, ambang adalah bagian dasar pelimpah yang berfungsi sebagai alat pengukur aliran.

Debit adalah volume aliran air yang mengalir persatuan waktu tertentu.

Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang tajam yaitu penampang berbentuk empat persegi panjang (lihat gambar 5 di bawah ini )

Gambar 5. Ambang Tajam Persegi Empat (Puslitbang Sumber Daya Air-NSPM. SNI 03-6455.4-2000)

Kontraksi pada ambang adalah jika tembok sisi dan dasar dari saluran pengarah cukup jauh dari sisi bagian

puncak, sehingga kontraksi nappe tidak terpengaruh oleh batasan-batasan, maka ambang dapat diistilahkan sebagai berkontraksi penuh. Dengan jarak lebih pendek terhadap dasar atau dinding sisi, atau kedua-duanya, ambang tersebut hanya berkontraksi sebagian.

Persyaratan kontraksi, antara lain adalah sebagai berikut (SNI 03-6455.5–

2000 SK.SNI-M-22-2000-03 SK.SNI- M-22-2000-03 ):

a) Bagian limpasan empat persegi panjang dapat mempunyai kontraksi penuh atau sebagian atau kontraksi samping.

b) Ambang bertekan; jika terdapat kontraksi pada sisi dan mercu ambang melebihi lebar saluran, maka ambang disebut sebagai

“berlebar penuh atau bertekan”.

Dalam hal saluran masuk harus empat persegi panjang dan dinding saluran harus mencakup sekurang- kurangnya 0,3 H bagian hilir pelat ambang.

 Alat ukur debit ambang tipis segi tiga menurut SNI 03-6455.4-2000.

Ambang adalah bagian dasar pelimpah yang berfungsi sebagai alat pengukur aliran. Debit adalah volume aliran air yang mengalir persatuan waktu tertentu. Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang tajam segi tiga yaitu penampang berbentuk segi tiga sama kaki seperti huruf V yang puncak sudut ambang mengarah ke hilir.

Tabung pengukur muka air

dianjurkan untuk pengukuran tinggi

muka air yang tepat itu diperoleh jika

digunakan pelampung berbentuk

silinder yang ditopang tiang atau jika

(7)

permukaan air dalam saluran bergelombang atau beriak. Lahan sisi tabung pengendap ditentukan oleh persyaratan pada instrumen sekunder.

Gambar 6. Bentuk Penampang Ambang Tajam Segi Tiga (Puslitbang Sumber Daya Air-NSPM. SNI 03-6455.4-2000)

2.4.4. Analisa Data Dengan Metode Statistik

Metode statistik dapat digunakan untuk melaksanakan penggunaan prosedur tersebut. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa metode statistik adalah prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, perhitungan, penyajian, analisis dan penafsiran data. Metode tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Statistika deskriptip (descriptive statistics)

 Statistika penafsiran (statistical inference).

Statistika deskriptip (descriptive statistics) adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan, perhitungan dan penyajian data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna.

3.Metodologi 3.1 Studi Literatur

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar teori yang diperlukan serta penelitian- penelitian sejenis yang telah dilakukan terlebih dahulu. Dengan melakukan studi literatur, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik akan hasil yang akan dicapai. Adapun literatur-literatur lain (jurnal, prosiding) yang akan dijadikan acuan akan ditambahkan apabila analisis yang dilakukan memerlukan acuan tambahan lainnya.

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode melakukan percobaan aliran pada alat-alat ukur yang telah direncanakan. Data-data hasil percobaan kemudian dianalisa untuk dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang telah disebutkan.

Alat ukur ambang yang akan diteliti adalah ambang dengan bentuk penampang majemuk yang merupakan gabungan dari penampang segi tiga dan segi empat. Ambang yang akan teliti memiliki aliran tanpa konstraksi dan aliran terkontraksi. Desain dan ukuran ambang dibedakan menjadi 2 bentuk berdasarkan jarak antara takik sudut V- notch dan ambang horizontal. Kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada gambar 7.

Untuk menganalisa perbandingan

antara penampang segi tiga dan

penampang gabungan segi tiga dan segi

empat pada profil dilakukan penelitian.

(8)

1. Bentuk 1 : Segi Tiga

2. Bentuk 2 : Segi Tiga Dan Segi Empat

Gambar 7. Bentuk Pelimpah Penampang Majemuk untuk Penelitian

3.3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang akan saling berkaitan sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu hasil yang diharapkan. Adapun tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Review

Review mencakup pengumpulan informasi mengenai studi terdahulu maupun konsep dan dasar teori yang sesuai dengan topik penelitian. Pada tahap review ini diharapkan akan dapat memberikan gambaran dan arahan yang jelas pada saat penelitian dilakukan. Literatur yang akan di studi mencakup publikasi jurnal, seminar, buku text, tugas akhir, thesis, internet dan buku-buku panduan lainnya.

2. Perencanaan alat ukur

Pada tahap ini, bentuk, ukuran dan material alat ukur yang akan diuji

direncanakan. Selain itu dilakukan juga perencanaan lay out peralatan dan saluran yang akan digunakan di laboratorium. Skenario pengujian, debit dan pengoperasian pengontrol debit. Pembuatan alat ukur dan saluran pengarah

Masing-masing alat ukur dibuat berdasarkan hasil desain. Sedangkan ukuran dari Alat Ukur dibuat berdasarkan flume

3. Pemasangan alat ukur

Alat ukur yang telah dibuat dipasang pada saluran pengarah ditempat yang sudah disiapkan. Alat ukur yang dipasang diuji dengan beberapa debit dan dikalibrasi dengan alat ukur standar.

4. Percobaan ulat ukur

Untuk masing-masing alat ukur dilakukan tes aliran mulai debit kecil sampai dengan debit besar.

Untuk setiap tes dilakukan pengukuran seperti elevasi permukaan air, debit aliran alat ukur standar dan kecepatan serta penampang aliran dilokasi tertentu.

Mengingat permukaan air tidak selalu konstan maka pengukuran dilakukan beberapa kali agar dapat diperoleh nilai rata-rata yang dapat mewakili.

5. Analisa Data dan Interprestasi Hasil Semua hasil percobaan dianalisa untuk mendapatkan hubungan antara tinggi muka air dan debit.

Membangun persamaan untuk debit berdasarkan tinggi permukaan air dan koefisien-koefisien aliran.

Dilakukan juga analisa lebih detail tentang ketidak kontinuitas akibat perubahan dari aliran pada V-notch

0,2

p 0,4

0,2 3

0,2 3

0,1 0,1

0,2 3

0,2 3

p

(9)

ke aliran penampang majemuk.

Membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan.

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam percobaan penelitian menggunakan 8 (delapan) macam model alat ukur segi tiga dan penampang majemuk yang berbeda sudut dan ukurannya, Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran aliran pada pelimpah ambang tipis berpenampang segitiga dan majemuk yang ditempatkan pada flume di dalam laboratorium. Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan micro ADV pada gambar 8 dan permukaan air di hulu pelimpah dan ditempat pengukuran kecepatan diukur dengan menggunakan alat Ultrasonic Water Level Recorder pada gambar 9 . Data yang terekam instrument pada gambar 10 adalah hasil pengukuran kecepatan aliran dan tinggi muka air dianalisa dengan metode statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata- rata dan simpangannya. Dengan demikian maka hubungan antara debit aliran dan tinggi air diatas pelimpah dapat diperoleh serta efektifitas dari pelimpah ambang majemuk dapat diketahui.

Gambar 8. Micro ADV

Gambar 9. Ultra Sonic Water Level

Gambar 10. Display data dari micro ADV dan Ultra Sonic Water Level

4.1. Model Penampang Alat Ukur 1 Dalam percobaan penelitian menggunakan 8 (delapan) macam model penampang alat ukur penampang segi tiga dan penampang gabungan segi tiga dan segi empat (penampang majemuk) yang berbeda sudut dan ukurannya terbuat dari bahan acrilyc.

4.1.1. Penampang Model Alat Ukur 1 dengan Sudut 90⁰

Model 1 : Penampang segi tiga bersudut 90

0

tinggi 0,20 m

Model 2 : Model 1 bagian atas dipotong 0,10 m sehingga menjadi penampang majemuk

Model 3 : Model 2 bagian atas dipotong 0,025 m sehingga menjadi penampang majemuk

Model 4 : Model 3 bagian atas dipotong

0,025 m sehingga menjadi

penampang majemuk

(10)

Model 1 Model 2

Model 3 Model 4

Gambar 11. Penampang Model Alat Ukur 1 dengan Sudut 90⁰

4 .1.2. Penampang Model Alat Ukur dengan Sudut 60⁰

Model 5 : Penampang segi tiga bersudut 60

0

tinggi 0,20 m Model 6 : Model 5 bagian atas

dipotong 0,10 m sehingga menjadi penampang majemuk

Model 7 : Model 6 bagian atas dipotong 0,025 m sehingga menjadi penampang majemuk

Model 8 : Model 7 bagian atas dipotong 0,025 m sehingga menjadi penampang majemuk

4.2. Hasil Simulasi Model Alat Ukur Dan Analisa Data

4.2.1. Simulasi 1

Skenario Simulasi 1: Pada flume dipasang alat ukur 1 memakai alat ukur model 1, alat ukur 2 memakai micro ADV, alat ukur 3 memakai alat ukur segi empat kemudian pada flume

dialirkan air dengan debit yang bervariasi.

Model 5 Model 6

Model 7 Model 8

Gambar 12. Penampang Model Alat Ukur1 dengan Sudut 60⁰

Gambar 13. Alat Ukur 1 Model 1 Tabel 1. Hasil Analisa Simulasi 1

Hasil Analisa

h₁(m) h₂(m) h₃(m) Q (m³/dt) 0.037 0.118 0.005 0.00036 0.052 0.125 0.010 0.00086 0.062 0.126 0.011 0.00137 0.078 0.129 0.017 0.00213 0.086 0.131 0.019 0.00262 0.090 0.135 0.023 0.00297 0.098 0.139 0.026 0.00405 0.103 0.144 0.029 0.00455 0.105 0.147 0.031 0.00519 0.108 0.149 0.032 0.00536 0.110 0.150 0.035 0.00594 0.118 0.153 0.037 0.00698 0.11 0.155 0.039 0.00742 0.123 0.156 0.040 0.00770 0.127 0.159 0.042 0.00828

Gambar

Gambar 3. Ambang  tajam pada saluran segi empat (Triatmodjo, B. 1996 ; 202) Dengan  memasukkan  koefisien    debit, maka debit aliran:
Gambar 7. Bentuk Pelimpah Penampang Majemuk untuk Penelitian
Gambar 10. Display  data dari micro ADV dan Ultra Sonic Water Level
Gambar 11. Penampang  Model  Alat Ukur 1 dengan Sudut 90⁰

Referensi

Dokumen terkait