LAPORAN
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
KEGIATAN PANTAI LAUT LESTARI (PENANAMAN MANGROVE)
TAHUN 2019
BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
DINAS L I N G K U N G A N H I D U P
Jl. M. HATTA NO. KUALA PEMBUANG II KECEMATAN SERUYAN HILIR
E-mail : dlhseruyan@ymail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Penyusunan Laporan Pantai dan Laut Lestari (Penanaman Mangrove) Tahun 2019 Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Kabupaten Seruyan ini dapat terselesaikan.
Laporan Pantai danLaut Lestari (Penanaman Mangrove) Tahun 2019 Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Kabupaten Seruyan ini dibuat sebagai laporan dalam rangka menyediakan data, informasi dan dokumentasi lingkungan hidup sebagai sarana publik untuk melakukan pengawasan dan penilaian pelaksanaan Tata Pengelolaan Lingkungan (Good Environmental Governance) di daerah. Disamping itu kegiatan Pantai danLaut Lestari (Penanaman Mangrove) disusun dalam upaya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada semua tingkat dengan memperhatikan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah. Dengan disusunnya Laporan kegiatan Pantai danLaut Lestari (Penanaman Mangrove) ini akan dapat diketahui penyebab, dampak dan langkah- langkah penanggulangan serta rekomendasi dari adanya kerusakan ekosistem mangrove di Kabupaten Seruyan.
Laporan ini kiranya masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini pada masa mendatang.
Kuala Pembuang, Januari 2020
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SERUYAN
Ir. H. PRIYO WIDAGDO, MM Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19620115 199103 1 004
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 4
1.2. Kondisi Umum Wilayah... 5
1.3. Wilayah Administratip ... 5
1.4. Geografi ... 8
1.5. Topografi ... 8
1.6. Geologi... 8
1.7. Klimatologi... 9
1.8. Hidrologi ... 9
1.9. Demografi... 9
BAB II KEADAAN UMUM MANGROVE KABUPATEN SERUYAN 2.1. Kriteria Mangrove Rusak Penutupan Biomassa 0 - 49%... 10
2.2. Kriteria Mangrove Sedang Penutupan Biomassa 50-74%.... 10
2.3. Kriteria Mangrove Padat Penutupan Biomassa 75 - 100%... 10
2.4. Luas Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Tahun 2005………. 10 2.5. Luas Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Tahun 2015……….. 11
2.6. Kerusakan Mangrove dari Tahun 2006 – 2016………. 12
BAB III KEGIATAN PENANAMAN 3.1. Jumlah Personil Yang Melakukan Pembibitan Mangrove 13
3.2. Penanaman …... 13
BAB IV PENUTUP 5.1.Kesimpulan ... 15
5.2.Saran ... 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan perangkat hukum yang digunakan untuk melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, menyebutkan bahwa peranan dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup semakin menonjol dan sangat penting. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan lingkungan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Hutan mangrove merupakan adalah tipe hutan yang ditumbuhi dengan pohon mangrove baik monokotil maupun dikotil yang khas, terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air. Hutan mangrove ini sering juga disebut sebagai hutan pantai atau hutan pasut. Hutan mangrove umumnya tumbuh berbatasan dengan darat pada jangkauan air pasang tertinggi, sehingga ekosistem ini merupakan daerah transisi yang eksistensinya juga dipengaruhi oleh faktor–faktor darat dan laut. Hutan mangrove mempunyai fungsi ganda dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di suatu perairan. Fungsi fisik hutan mangrove yaitu menjaga keseimbangan ekosistem perairan pantai, melindungi pantai dan tebing sungai terhadap pengikisan atau erosi pantai, menahan dan mengendapkan lumpur serta menyaring bahan tercemar. Fungsi lainnya adalah sebagai penghasil bahan organik yang merupakan sumber makanan biota, tempat berlindung dan memijah berbagai jenis udang, ikan, dan berbagai biota lainnya
Hutan mangrove di Provinsi Kalimantan Tengah tersebar secara merata di tujuh kabupaten yang mempunyai pesisir yaitu Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan dan Sukamara dengan luas ± 58.617 Ha (Suradi, dkk, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, hutan mangrove di Kalimantan Tengah mempunyai laju kerusakan antara 2,5 – 18,1 % dari luasan hutan mangrove yang ada.
Hutan mangrove di pesisir Seruyan memiliki penyebaran yang terbatas hanya
pada satu kecamatan yaitu Kecamatan Seruyan Hilir (sekarang dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu : Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur). Kepadatan hutan mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir ini berdasarkan interpretasi citra satelit diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu: Kepadatan sangat padat dengan luas 165,69 Ha, kerapatan sedang seluas 1.084,72 Ha dan kerapatan jarang dengan luasan sebesar 5.716,57 Ha. Pantai di sebelah barat Sungai Seruyan sampai Sungai Sagintung Luar didominasi hutan mangrove, demikian pula di sebelah timur Sungai Seruyan hingga ke Sungai Bakau. Pada pesisir Seruyan ekosistem mangrove terdapat di sebelah barat dan timur Sungai Seruyan didominasi oleh Avicennia marina dan Rhizopora mucronata. (Konsorsium Mitra Bahari, 2010).
1.2. KONDISI UMUM WILAYAH
Kabupaten Seruyan merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten Pemekaran di Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan UU No.5 Tahun 2002, dengan Kuala Pembuang sebagai ibukotanya.
1.3. Wilayah Administratif
Pada awal pembentukan Kabupaten Seruyan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan Seruyan Hulu, Kecamatan Seruyan Tengah, Kecamatan Danau Sembuluh , Kecamatan Hanau, dan Kecamatan Seruyan Hilir, dan terdiri dari 88 Desa serta 3 Kelurahan. Dan sampai dengan tahun 2015 ini Kabupaten Seruyan mengalami pemekaran menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan yang terdiri dari 5 (lima) Kecamatan induk seperti yang tersebut diatas dan 5 (lima) Kecamatan pemekaran yaitu : Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kecamatan Seruyan Raya, Kecamatan Danau Seluluk, Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Suling Tambun. Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2019 jumlah desa yang ada di Kabupaten Seruyan sebanyak 97 dan jumlah kelurahan sebanyak 3 (tiga).
Tabel 1. Data Wilayah Administratif Kabupaten Seruyan
No Kecamatan Luas (km2) Jumlah
Desa Kelurahan 1
2 3 4 5 6
Seruyan Hilir Danau Sembuluh Hanau
Seruyan Tengah Seruyan Hulu Seruyan Hilir Timur
4.659 1.555 549 1.343,32
3.262 1.428
8 8 7 19 20 6
2 - - 1 - -
7 8 9 10
Seruyan Raya Danau Seluluk Batu Ampar Suling Tambun
869 586 668,68
1.484
5 6 9 9
- - - -
JUMLAH 16.404 97 3
Sumber : Seruyan Dalam Angka 2019
Batas Wilayah Kabupaten Seruyan, yaitu :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Melawi (Provinsi Kalimantan Barat)
Sebelah Selatan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur dengan Kabupaten Katingan dan Kabupaten Kotawaringin Timur
Sebelah Barat dengan Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat
Gambar 1.1 Peta Administratif Kabupaten Seruyan
1.4. Geografi
Lokasi Kabupaten Seruyan terletak antara 111o 49’ Bujur Timur (batas utara) dan 112o 84’ Bujur Timur (batas timur), 0o 77’ Lintang Selatan (batas selatan) dan 3o 56’ Lintang Selatan (batas barat).
1.5. TopografI
Wilayah Kabupaten Seruyan memiliki kondisi topografi bervariasi yang membujur secara agak vertikal dari selatan ke utara.
Wilayah bagian selatan dan tengah meliputi kawasan pantai dan dataran rendah yang bersifat datar, melandai dari selatan ke tengah dengan kemiringan antara 0% - 1%, terletak antara 0 – 4 m dari permukaan laut. Sedangkan wilayah bagian tengah sampai ke utara merupakan dataran tinggi yang berbukit – bukit.
Daerah timur merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan rawa lebak serta ditumbuhi vegetasi berupa bakau dan kayu rawa. Pada daerah timur ini terapat air terjun mini dan danau burung yang sangat indah serta pantai Sungai Bakau yang khas memiliki pemandian air tawar bersumber dari air sungai. Keterpautan antara air asin dan air tawar dapat ditemukan di wilayah ini.
Daerah bagian barat merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan rawa lebak yang mempunyai vegetasi hutan mangrove dan kayu rawa. Di daerah ini terdapat Taman Nasional Tanjung Puting yang menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa baik flora maupun fauna.
Daerah bagian utara, merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian diatas 150 m dpl dan kemiringan 15 – 40 yang ditumbuhi hutan lebat, yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) bagi daerah Hilir (bagian Selatan). Di daerah ini banyak terdapat riam yang bisa digunakan sebagai pusat listrik tenaga air dan olah raga arung jeram. Di samping itu, daerah ini mempunyai air terjun dan danau yang luas sehingga cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata tirta atau air.
Daerah bagian selatan merupakan daerah dataran rendah yang terdiri atas lahan rawa dan pantai dengan ketinggian dan kemiringan 0 – 50 m dpl dan 0 – 8 m dpl, daerah ini kaya akan perikanan laut dan darat.
1.6. Geologi
Dataran Alluvium dari campuran bahan endapan yang berasal dari daerah Tufvulkanis intermidier di sebelah selatan sungai dan pantai dan endapan
bergambut di bagian barat dan di bagian timur. Dengan demikian sifat batuannya adalah antara intermedier sampai agak basis.
Pada dasarnya jenis tanah di sebagian besar Kabupaten Seruyan terdiri dari jenis tanah podsolik merah kuning. Secara keseluruhan jenis tanah di Kabupaten Seruyan terdiri dari organosol, laterit, regosol, alluvial, potsol, lithosol, dan lathosol.
1.7. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Seruyan termasuk daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 29˚C. Tipe iklim adalah tropis lembab dan panas, curah hujan rata-rata pertahun 2060,3 mm dengan rata-rata hujan pertahun 95 hari. Musim Penghujan akan terjadi antara Bulan Oktober – April, sedangkan Kemarau antara Mei – September.
1.8. Hidrologi
Kabupaten Seruyan yang terletak di pesisir pantai Laut Jawa, dibelah oleh Sungai Seruyan yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang 350 km (yang dapat dilalui kapal sepanjang 300 km), lebar sungai 300 m dan kedalaman rata-rata 6 m dimana di sepanjang sungai Seruyan terapat 6 anak sungai; Anak Sungai Danau Sembuluh di sebelah barat, dengan panjang 76 km, Anak Sungai Kalui yang bermuara di Sungai Seruyan, dengan panjang 30 km, Anak Sungai Manjul di sebelah timur dan bermuara ke sungai Seruyan dengan panjang 50 km, Anak Sungai Kalua Besar dengan panjang 65 km, Anak Sungai Pukun dengan panjang 30 km, dan Anak Sungai Salau dengan panjang 30 km yang bermuara di sungai Manjul. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase alam yang bermuara di Laut Jawa.
1.9. Demografi
Kondisi Demografi Kependudukan Kabupaten Seruyan dengan luas 16.404 km2 mempunyai jumlah penduduk sebesar 167.621 jiwa (2018) dan kepadatan penduduk 10,22 jiwa per km2. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 90.134 jiwa (2018) sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 77.487 jiwa (2018) sehingga Sex Rasio secara keseluruhan (2018) adalah 116,32 (2015,.
BAB. II
KEADAAN UMUM MANGROVE KABUPATEN SERUYAN
2.1. Kriteria Mangrove Rusak Penutupan Biomassa 0 - 49%
Kriteria Mangrove Rusak Penutupan Biomassa 0 - 49% didapatkan jumlah batang mangrove tiap hektar hanya berkisar antara 367 - 689 batang/Ha, sehingga dapat dikriteriakan sebagai wilayah mangrove rusak jarang. Jenis yang dominan pada areal ini adalah jenis Api-api dan bakau.
2.2. Kriteria Mangrove Sedang Penutupan Biomassa 50 - 74%
Kriteria Mangrove sedang Penutupan Biomassa 50 - 74% didapatkan jumlah batang mangrove tiap hektar berkisar antara 1.211 – 1.512 batang/Ha dengan jenis yang sama dengan diatas yaitu Buta-buta, Api-api dan bakau. Hal ini pada standar yang dikeluarkan oleh Kepmen LH No. 201 Tahun 2014 juga disebutkan Kriteria Baku Kerusakan Mangrove bahwa Mangrove sedang mempunyai kerapatan antara
≥ 1000 - < 1500 yaitu baik sedang.
2.3. Kriteria Mangrove Padat Penutupan Biomassa 75 - 100%
Kriteria Mangrove Padat Penutupan Biomassa 75 - 100% didapatkan jumlah batang mangrove tiap hektar berkisar antara 1.500 – 1.911 batang/Ha juga dengan jenis Bakau, Api-api dan Nipah. Keadaan lapangan ini berada sedikit diatas standar yang dikeluarkan oleh Kepmen LH No. 201 Tahun 2014 juga disebutkan Kriteria Baku Kerusakan Mangrove bahwa Mangrove padat mempunyai kerapatan antara ≥ 1500 pohon/ha, sehingga dapat dikriteriakan sebagai wilayah mangrove baik padat.
2.4. Luas Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Tahun 2005
Dari hasil analisis terlihat bahwa di Tahun 2006 di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur terdapat lebih dari 43% Mangrove yang dikategorikan rusak sedangkan Mangrove yang dikategorikan baik di kecamatan Seruyan Hilir Timur dan Seruyan Hilir terdapat sekitar 35% (Tabel 4.3). Peta Kerusakan Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun 2005 ditampilkan pada Lampiran 1.
Tabel 2.1. Luas dan Kerusakan Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun 2005
Kriteria Kerusakan Mangrove
Luas dalam Kecamatan (Ha)
Total % Seruyan Hilir Seruyan Hilir
Timur Mangrove
Rusak/Jarang 3.458 5.405 8.864 43,8
Mangrove
Baik/Padat 2.502 4.599 7.101 35,1
No Data 1.089 3.179 4.268 21,1
Grand Total 7.049 13.184 20.233 100
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
2.4.1 Luas Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Tahun 2015
Keberadaan hutan mangrove di Tahun 2016 di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur terdapat peningkatan kualitas mangrove Mangrove yang baik dari 35% di tahun 2005 menjadi lebih dari 60% di Tahun 2016. Mangrove yang dikategorikan rusak mempunyai luas lebih dari 7.235 Ha atau 35,6% dari luasan kawasan mangrove di dua kecamatan ini (Tabel 4.4). Kerusakan Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun 2016 ditampilkan pada Lampiran 2.
Tabel 2.2. Luas dan Kerusakan Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun 2016
Kriteria Kerusakan Mangrove
Luas dalam Kecamatan (Ha)
Total % Seruyan
Hilir
Seruyan Hilir Timur
Mangrove Baik/Padat 1.292 4.181 5.473 27,0 Mangrove Baik/Sedang 1.613 5.242 6.856 33,9 Mangrove Rusak/Jarang 3.532 3.703 7.235 35,8
No Data 502 167 669 3,3
Grand Total 6.939 13.294 20.233 100,0
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
2.4.2. Kerusakan Mangrove dari Tahun 2006 - 2016
Hasil analisis keruangan dengan menggunakan ArcGIS 10.1 menunjukan bahwa telah terjadi penurunan kualitas dari hutan mangrove baik berupa deforestasi maupun degradasi hutan. Kerusakan mangrove yang berupa deforestasi hutan yang terjadi antara tahun 2006 – 2016 cukup banyak terjadi. Di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur deforestasi berkisar lebih dari 1.000 – 1.100 Ha, sedangkan degradasi hutan mangrove lebih banyak terjadi di wilayah Seruyan Hilir Timur dengan angka ± 1.783 Ha. Hasil analisis menunjukan di Kecamatan ini degradasi dan deforestasi terjadi seluas ± 4.614 Ha atau 22,8% dari luasan kawasan mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur. (Tabel 4.5).
Tabel 2.3. Degradasi dan Deforestasi Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun 2006 - 2016
Degradasi dab Deforestasi
Luas dalam Kecamatan (Ha)
Total % Seruyan
Hilir
Seruyan Hilir Timur
Deforestasi 1.181 1.013 2.194 10,8
Degradasi 636 1.783 2.420 12,0
Regenerasi/Tidak Berubah 3.570 7.106 10.676 52,8
No Data 1.714 3.229 4.943 24,4
Grand Total 7.101 13.132 20.233 100,0
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016
BAB III
KEGIATAN PENANAMAN
3.1. Jumlah Personil Yang Melakukan Pembibitan Mangrove
Jumlah personil yang melakukan pembibitan mangrove di Areal Tambak Sungai Tatah adalah sebanyak 3 orang.
Gambar. 3.1. Kegiatan Pengisian Polybag Untuk Menanam Bibit Mangrove
Gambar.3.2. Bibit Mangrove Yang Siap Tanam
3.2. Penanaman
Jumlah bibit yang sudah tertanam untuk tahun 2019 ± 50.000 bibit, dengan jarak tanam 1x3 m, luas lahan 15 Ha.
Gambar. 3.3. Kegiatan Pengangkutan Bibit Ke Lokasi Penanaman
Gambar.3.4. Pemasangan Ajir dan Pendistribusian Bibit Untuk Persiapan Penanaman
Gambar.3.5. Penanaman dengan Melibatkan SOPD Kab. Seruyan dan Forum Koordinasi Pemerintah Daerah
Tabel 3.1. Luas Lokasi yang Sudah di lakukan Penanaman Mangrove No. Tahun
Tanam
Luas (Ha) Lokasi
1. 2016 1 Ha Pantai Sei Bakau
2. 2017 1 Ha Pantai Siamuk
3. 2018 2 Ha Tambak Sungai Tatah
4. 2019 15 Ha Tambak Sungai Tatah
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan Tahun 2019
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kawasan Mangrove dengan di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan didominansi oleh Vegetasi Api-Api (Avicenia sp), Nipah (Nypa fruticans), Bakau (Rhizopora mocrunata) dan Buta-buta 2. Kawasan Mangrove di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur
Kabupaten Seruyan mempunyai luas ± 20.233 Ha dengan rincian
± 7.055 Ha berada di Kecamatan Seruyan Hilir dan ± 13.178 Ha di Kecamatan Seruyan Hilir Timur.
3. Degradasi dan deforestasi paling banyak di Kecamatan Seruyan Hilir, karena hutan mangrove banyak dibuka oleh mansyarakat untuk areal tambak.
4.2. Saran
1. Perlu adanya koordinasi dari semua pihak yang berkompetan seperti Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah, BAPPEDAS Kahayan , Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan dan Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Kalaweit Kalimantan Tengah untuk menjaga dan mengamankan kawasan mangrove yang masih dalam kondisi baik.
2. Perlu adanya pemasangan papan informasi himbauan/larangan pembukaan kawasan hutan mangrove.
.