• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

Pada saat sekarang seperti yang kita ketahui dunia sedang dilanda virus berbahaya yaitu Covid-19. Virus ini dapat menular dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian. Terhitung dari tahun 2019 telah banyak korban yang meninggal dunia akibat virus ini, begitu juga di Indonesia. Dilansir (merdeka.com) 5 September 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah dari 3.128 menjadi 190.665 orang. Kasus meninggal bertambah 108 menjadi 7.940. Alangkah menyedihkan kita mendengar berita ini. Namun, kita dapat menghindari penyebaran virus tersebut dengan cara menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain untuk diri sendiri secara tidak langsung kita telah saling membantu satu sama lain untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Dengan munculnya pandemi COVID-19 kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan di sekolah sekarang menjadi belajar di rumah melalui daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing sekolah. COVID-19 begitu besar dampaknya bagi pendidikan. Untuk memutus rantai penularan pandemi COVID-19, pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang dilakukan di rumah, demi kebaikan kita bersama.

Di kondisi ini tidak mungkin kita juga melalaikan pendidikan karena di Indonesia pendidikan harus ditingkatkan terutama pada pendidikan karakter. Guru memang bertugas dalam mendidik. Namun, tak lepas dari itu yang paling berpengaruh pada karakter anak tentu tidak jauh dari lingkungannya sendiri. Sebab, lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter setiap individu. Orang pertama yang mempengaruhi karakter si anak adalah orang tua. Merekalah orang yang pertama kali dikenal oleh sang anak. Jadi di sini kita membahas pentingnya peran orang tua dalam pembelajaran daring.

Belajar bukan berarti selalu dikaitkan dengan menulis, membaca, ataupun mengerjakan tugas lainnya.Di sini kita dapat mendidik anak dengan cara menanamkan sikap-sikap yang tercantum pada pancasila. Bagaimana caranya? Tentu setiap orang

(2)

mempunyai cara masing-masing. Mengajar tidak selalu harus dalam keadaan formal. Semua tergantung pada situasi dan kondisi, baik kondisi pendidik maupun kondisi yang dididik. Kita tidak mungkin memaksakan kehendak dalam mengajar karena mereka juga punya hak untuk tidak diperlakukan dengan semena-mena. Kita harus memahami pribadi dan karakter seseorang sebelum memasukannya ke dalam ranah pembelajaran. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengeluarkan SE 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Peserta didik melakukan pembelajaran secara daring tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Dengan ini anak tidak terlalu dibebani oleh pembuatan tugas. Apa pun bentuk tugas tersebut dan bagaimanapun cara mengerjakannya. Hal yang terpenting adalah kualitas dari tugas itu sendiri, bukan kuantitas. Dan juga kita harus dapat menghargai bagaimanapun hasil dari tugas yang dikerjakannya secara sungguh-sungguh.

Dengan itu anak-anak merasa hasil tugas yang dikerjakannya sangat dihargai. Kita hanya perlu mendukung apa pun yang dilakukan dengan mengarahkannya pada hal-hal yang positif. Hal ini dapat membuat semangatnya berusaha akan lebih atau semakin bertambah. Secara tidak langsung kita telah memberi dukungan mental dan menghargai keinginan sang anak.

Sebelum masuk pada pembelajaran, ada hal penting yang perlu kita ubah, yaitu mengubah kebiasaan lama dan menerapkan kebiasaan baru. Tidak semua anak dapat melaksanakan pembelajaran daring secara terstruktur. Contohnya, dalam mengerjakan tugas, anak-anak cenderung mengerjakan bukan pada waktu yang seharusnya. Tentu tidak semua anak dapat menyelesaikannya tepat waktu. Bahkan, hanya sedikit dari mereka yang dapat melakukannya. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan kesibukan orang tua dalam bekerja. Namun, ini tidak dapat dijadikan alasan dalam pendidikan. Dalam belajar anak-anak membutuhkan sebuah arahan dan perhatian.

Pendidikan itu wajib mereka peroleh. Apalagi pada zaman sekarang di era yang serba maju tidak mungkin kita membiarkan penerus bangsa berada pada kebuntuan atau ketidaktahuan tentang ilmu pengetahuan. Dalam pengumpulan tugas yang telah selesai, guru tidak terlalu membatasi waktu pengumpulannya. Hal ini merupakan

(3)

sebagian kecil bentuk toleransi dari guru dalam mengatasi permasalahan pembelajaran daring. Dengan demikian, penundaan pengerjaan tugas bisa saja terjadi. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, anak akan menjadi lalai.

Lalai dalam hal memenuhi kewajiban. Kebiasaan ini dapat berpengaruh pada kepribadian sang anak, tanpa sadar anak-anak terbiasa melalaikan tanggung jawabnya. Sebagai pendidik kita perlu menanamkan kepada anak-anak agar mereka tidak lalai dalam memenuhi kewajibannya. Pada masa pandemi sekarang ini tidak tertutup kemungkinan untuk kita dapat memberikan pendidikan yang berkarakter untuk mereka. Anak-anak cenderung melakukan segala kegiatan yang terpola dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sebelumnya. Contohnya saja saat sekolah tatap muka, anak-anak selalu bangun pagi, mandi, berpakaian yang rapi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Lalu, mengikuti kegiatan pembelajaran dan pulang pada waktu yang telah ditentukan sekolah. Kegiatan ini terjadi setiap harinya.

Nah, bagaimana caranya kita membuat mereka merasa melaksanakan kegiatan seperti di sekolah walaupun kenyataannya mereka berkegiatan di rumah? Kita perlu membuatkan jadwal kegiatan harian kepada mereka. Misalkan, bangun pada jam 05.10 WIB. Mereka dapat memberi tanda ceklis pada jadwal tersebut jika telah melaksanakannya sesuai dengan yang telah ditetapkan serta menyelesaikan tugas tepat waktu. Tugas yang kita berikan bukan berdasarkan kuantitas, namun bagaimana kualitasnya. Apakah hal ini berpengaruh pada karakter sang anak? Kita dapat membuatkan semua jadwal untuk mereka agar kehidupannya tetap teratur dari segi apa pun tergantung dengan apa yang telah kita jadwalkan.

Sekarang mereka telah memiliki kebiasaan baru yang bermanfaat. Dengan itu kita telah mengajar dan melatih kejujuran kepada anak-anak dalam mengisi jadwal yang telah kita berikan. Kegiatan ini menumbuhkan rasa saling mempercayai satu sama lain. Pada bagian ini kita hanya perlu membuatkan jadwal untuk mereka. Itu semua tergantung pada bagaimana kualitas jadwal yang telah kita buatkan untuk mereka. Ini juga dapat melatih tanggung jawab mereka dalam melaksanakan kewajibannya. Masih banyak poin penting yang dapat kita masukan ke dalam jadwal tersebut.

Lingkungan sangat berpengaruh pada karakter setiap individu. Di lingkungan mana pun kita selalu dikelilingi berbagai macam pola pikir. Dia natara pola piker

(4)

tersebut, tentu ada yang harus kita pilih. Pada masa pandemi ini tidak tertutup kemungkinan untuk kita dapat menyediakan lingkungan yang baik untuk anak-anak. Salah satunya kita dapat memberi tayangan yang baik untuk dilihat sang anak, baik saluran televisi maupun media lainnya. Secara otomatis, anak-anak merekam apa yang dilihatnya.

Di masa pandemi ini ketika anak lebih banyak di rumah, hiburan yang dapat diperoleh adalah menonton tayangan televisi. Berikan tontonan yang baik untuk mereka. Kita harus mengenalkan lingkungan baik untuk mereka, seperti mengenalkan lingkungan organisasi sosial, bagaimana pergaulan di sana, serta apa tujuan orang bergabung dalam organisasi tersebut. Dalam organisasi sosial mereka akan melihat rasa saling membantu satu sama lain. Kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, juga menanamkan sikap gotong-royong kepada anak-anak

Dalam dunia pendidikan mungkin banyak perubahan yang terjadi pada masa pandemi ini. Anak-anak belajar di rumah menggunakan gadget. Namun, bagaimana dengan anak-anak kita yang berasal dari keluarga kurang mampu dari segi ekonominya. Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah sebagai salah satu bentuk simpati guru pada peserta didik di masa pandemi sekarang ini. Guru dapat berkunjung ke rumah dan memberikan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah walaupun tidak setiap hari.

Kunjungan guru ke rumah merupakan sebuah bentuk kepedulian agar siswa-siswinya tetap mendapat pendidikan. Walau dalam kondisi sulit di masa pandemi serta keterbatasan harus memenuhi protokol kesehatan, rasa kemanusiaan seorang guru bangkit. Melihat keterbatasan waktu, tidak seluruh peserta didik yang dikunjungi rumahnya oleh guru. Namun, ini adalah langkah awal yang akan membuat pergerakan baru dari guru-guru kita. Karena itulah dalam pendidikan kita membutuhkan kerja sama antara guru, murid, dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai peran penting dalam pendidikan.

Sebelum memulai pembelajaran sebaiknya kita membiasakan anak-anak untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alangkah baiknya jika berdoa dipimpin oleh orang tua. Memang pada saat masa pandemi ini orang tua diminta untuk ekstra memberikan perhatian untuk anak-anaknya. Untuk itu dibutuhkan kesabaran dalam

(5)

mengajar anak. Kita harus mengetahui bagaimana karakter seorang anak sebelum membawanya ke dalam ranah pendidikan. Untuk mengetahui karakter seorang anak, kita harus masuk ke dalam dunianya. Apa yang selalu dia kerjakan, apa yang selalu dia bicarakan, kita hanya perlu mendengar di saat mereka bicara. Memang anak-anak suka bertanya, bahkan hal yang sepele pun mereka tanyakan kepada kita. Apa pun pertanyaan yang mereka ajukan kita jangan pernah sekali pun memarahinya atau membentaknya.Di saat anak-anak bertanya, berilah respon positif dan arahkan mereka pada hal yang lebih baik.

Saat kita menghadapi anak-anak tentu kita harus menjadi pribadi yang menyenangkan di mata mereka. Sebab, saat mereka senang dengan kita, mereka akan menceritakan apa pun yang telah mereka lakukan. Pada saat itulah kita dapat mengetahui informasi dari mereka. Kita tahu apa yang mereka inginkan dan kita tahu bagaimana suasana hati mereka. Dan di saat itulah kita dapat memberi bimbingan terhadap mereka.

Jika ada yang mengatakan seorang anak itu nakal atau apa pun, kita harus mengetahui penyebabnya. Jangan sampai kita mengecap seorang anak dengan sebutan anak nakal, padahal kenakalan anak tersebut hanya sebagai bentuk mencari perhatian. Anak-anak harus diberikan perhatian dan pemahaman akan sebuah pengetahuan. Mungkin saja anak-anak nakal karena mereka tidak mengetahui dan belum memahami bahwa yang telah mereka lakukan itu adalah salah. Coba kita berikan pemahaman yang lebih dan menggunakan bahasa yang halus kepada mereka. Nilai-nilai dalam Pancasila dalam kehidupan ini dapat kita terapkan. Misalnya, kita tidak boleh semena-mena kepada orang lain, seperti yang tercantum dalam butir kelima sila kedua Pancasila. Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (butir keenam). Dengan sikap yang lembut, tentu akan membuat anak dapat menerima pelajaran dengan baik.

Pada masa pandemi ini orang tua mendapat banyak waktu untuk mendidik anaknya. Orang tua juga dapat mengetahui bagaimana karakter anak masing-masing. Dalam mendidik, hal yang sangat perlu kita jaga adalah bahasa kepada anak. Sebab, secara tidak langsung saat kita bicara telah mengajarkan kepada anak bagaimana sikap berbahasa dalam berkomunikasi. Sebaiknya kita selalu menggunakan bahasa

(6)

yang baik dan sopan meskipun dalam keadaan marah. Orang tua harus mengetahui bahwa orang yang pertama ditiru oleh anak adalah orang tua sendiri. Oleh karen itu, mari kita didik anak-anak sedini mungkin dengan berawal dari kebiasaan baik, serta bersikap sopan dan santun dalam berbicara. Ada pepatah mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ya itulah hubungan kita dengan seorang anak.

Terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru dapat memperlancar kegiatan pembelajaran daring. Dalam mendidik kita tidak selalu menggunakan cara yang sama. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu mengenal karakter masing-masing anak. Begitulah pentingnya peran orang tua dalam pendidikan pada masa pandemi ini. Guru memang bertugas dalam pendidikan, namun tidak mungkin pendidikan hanya dilakukan oleh guru tanpa kerja sama dengan orang tua. Jika kita berbicara tentang luasnya pendidikan, ya sangat luas.

Semua orang adalah guru. Guru untuk dirinya sendiri. Pengetahuan tak hanya kita dapatkan di sekolah. Terlalu miskin kita dalam pendidikan jikalau hanya mencari ilmu di sekolah.Pada zaman yang modern ini kita harus menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan dari berbagai sumber. Teknologi semakin maju dan dibutuhkan pengetahuan yang baru.Orang tua pun tetap harus belajar jika tidak ingin ketinggalan oleh pengetahuan. Sebab, pada masa pandemi ini anak-anak banyak belajar dari orang tuanya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan untuk mengetahui peran orang tua secara khusus, yang beragama Katolik dalam pendidikan moral anak pada masa pandemi covid-19.. Malang dipilih karena merupakan

Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nurhasanah, 2020) yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Kelompok B.5

Kedua, Problem solving dari orang tua dalam mendampingi anak pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di masa pandemi covid-19 yaitu Guru memberikan atau memperpanjang

Kurangnya interaksi ini juga dikhawatirkan bisa menghambat pembentukan sikap, nilai (value), moral, atau sosial dalam proses pembelajaran sehingga tidak

Hasil dari penelitian Lilawati (2020) dengan judul Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi mendapatkan kesimpulan bahwa

“Saya ya sebisanya baca dulu materinya anak kemudian saya bantu anak agar membantu tugas materi anak supaya cepet selesai dan paham, kalau ada kendala saya

Peran orang tua sangat diperlukan dalam memotivasi anak dalam belajar selama masa pandemic covid-19 yang mengharuskan anak untuk belajar dari rumah.Orang tua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua yang diterapkan orang tua pada pembelajaran daring melalui aplikasi google classroom pada masa pandemi di SDN 01