• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232010197 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232010197 Full text"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU

BISNIS MENGENAI KONSEP

GREEN ACCOUNTING

(Studi Kasus pada

Laundry

di Kota Salatiga)

Oleh :

CHIQUITA YULIANI NIM : 232010197

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52 -60 Telp. (0298) 321212, 311881 Fax. (0298) 321433, 311881 Homepage :www.uksw.edu Email :feb@uksw.edu

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Chiquita Yuliani

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja :

Judul : Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai Konsep Green Accounting (Studi Kasus pada Pelaku BisnisLaundrydi Kota Salatiga) Pembimbing : Like Soegiono SE,M.Si

Tanggal diuji : 24 Januari 2014 adalah benar-benar karya Saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang Saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Salatiga,

(6)

HALAMAN MOTTO

KEHIDUPAN ADALAH SUATU

PENUGASAN SEMENTARA

-The Purpose Driven

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja ini.

Kertas kerja ini dapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberikan anugerah yang

begitu besar

2. Orang tua yang selalu memberkan ssegenap doa, kasih sayang, serta dukungannya.

3. Ibu Like Soegiono SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.

4. Seluruh pengajar dan staff pegawai FEB UKSW yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

5. Seluruh laundry di Kota Salatiga yang sudah terlibat dalam pengisian kuisioner.

6. Sahabat penulis selama berkuliah, Meida Adytia, Georgi, Gaby, Kristin, Arum, Ichi, Joko, Jennifer, Pipin, Rienda, Tomy serta teman-teman yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, masukan dan kebersamaan selama ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya.

Salatiga, 6 Januari 2014

(8)

ABSTRACT

The emergence of a new concept of Green accounting in Indonesia have started to be applied in some major industries in Indonesia for example is PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Many green movements in various sectors especially the business sector, this is not a foreign thing again. Implementation of the responsibilities of his surroundings will be one important thing, especially for the business person who in running its business activities generate wastes that have a major impact to the surroundings.

One of the businessmen that produce waste in running its business activities is the laundry. The laundry wastes was soapy water from the rest of the washing clothes if not channeled properly it will negatively impact the surrounding environment. In this study samples taken is laundry in the town of Salatiga using snowball sampling. Laundry already has a lot of concern and awareness of the surrounding environment. But only some of the laundry that has knowledge of the environmental cost which is one of the responsibilities of its business activities. Then it takes the existence of socialization about the concept of green accounting, so that not only the big industry that can apply it but also small and medium enterprises such as laundry.

Keywords: Green accounting, Environmental cost

(9)

SARIPATI

Munculnya konsep baru mengenai Green accounting di Indonesia sudah mulai diterapkan di beberapa industri besar di Indonesia seperti yang diterapkan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Banyaknyagerakan “hijau” di berbagai sektor

khususnya sektor bisnis ini bukan menjadi hal yang asing lagi. Penerapan mengenai tanggung jawab akan lingkungan sekitar usahanya menjadi salah satu hal penting, khususnya untuk para pelaku bisnis yang dalam menjalankan kegiatan usahanya menghasilkan limbah yang berdampak besar bagi sekitarnya. Salah satu pelaku bisnis yang menghasilkan limbah dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah laundry. Limbah yang dihasilkan laundry tersebut adalah air sabun dari sisa mencuci pakaian yang jika tidak dialirkan dengan baik akan berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah laundry di Kota Salatiga dengan menggunakan metode snowball sampling. Banyak laundry yang sudah memiliki kepedulian dan kesadaran akan lingkungan sekitarnya. Namun hanya beberapa laundry yang memiliki pengetahuan akan biaya lingkungan yang merupakan salah satu tanggung jawab dari kegiatan usahanya. Maka dibutuhkan adanya sosialisasi mengenai konsep green accounting, agar bukan hanya industri besar yang dapat menerapkannya namun juga usaha kecil menengah sepertilaundry.

Kata Kunci : Green accounting,Biaya Lingkungan

(10)

1.

PENDAHULUAN

Saat ini Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang cukup besar bagi perkembangan perekonomian, karena dengan berkembangnya UMKM dapat menciptakan kesempatan usaha dan perluasan kesempatan kerja. Namun semakin pesatnya perkembangan UMKM tersebut maka akan semakin besar juga interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Salah satu UMKM yang cukup banyak dijumpai di Kota Salatiga adalah kegiatan jasa pencucian (laundry). Usaha Laundry yang menjadi objek penelitian termasuk ke dalam jenis usaha mikro hal ini karena dalam usaha tersebut memiliki rata-rata omzet dibawah 300 juta/tahun. (UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM). Laundry merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak dalam bidang jasa dengan menawarkan jasa mencuci dan menyetrika pakaian. Munculnya usaha dalam bidang jasa ini sebenarnya memiliki manfaat yang baik bagi masyarakat, khususnya dalam segi ekonomi akan tetapi pertumbuhan kegiatan laundry ini tidak diikuti dengan pengelolaan air limbah yang baik sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. (Wandhana, 2013)

(11)

Dampak negatif terhadap lingkungan ini tentu saja menjadi salah satu tanggung jawab darilaundrytersebut.

Pengelolaan limbah dari laundry tentu akan menambah biaya dalam kegiatan operasional laundry. Biaya dalam pengelolaan limbah tersebut memerlukan biaya tersendiri yang disebut sebagai biaya lingkungan. Biaya lingkungan adalah biaya yang timbul karena adanya dampak buruk terhadap lingkungan, disebabkan oleh badan usaha karena menyediakan jasa atau produk yang berhubungan dengan lingkungan. (Burritt et al. 2003)

Biaya lingkungan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis khususnya UMKM. Namun masih rendahnya kesadaran di kalangan UMKM untuk meminimalisir dampak lingkungan yang muncul dari proses kegiatan usaha yang dilakukan menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi oleh UMKM khususnyalaundrydalam menyediakan jasa yang ramah lingkungan.

Banyaknya gerakan peduli lingkungan (green movement) yang melanda dunia, akuntansi mulai menginternalisasi berbagai eksternalitas yang muncul sebagai konsekuensi proses industri, sehingga lahir istilah green accounting. Dengan berfokus pada peningkatan lingkungan sosial, akuntansi mengisi peran dan harapan, untuk mengukur kinerja lingkungan. (Assyura, 2010)

Green accountingrelatif baru dan berkembang. Namun, di Malaysiagreen

accounting masih berada di tahap awal, karena pelaksanaan green accounting di

(12)

beberapa UMKM masih kurang kesadaran serta kurangnya pendidikan hijau.

(Moorthy dan Yacob, 2013 : 2)

Pada abad ke-21, dengan adanya kesadaran konsumen akan menciptakan

lingkungan yang hijau, pelaku bisnis lebih diharapkan untuk menyelaraskan bisnis

strategi-strategi dengan adanya inisiatif lingkungan. Pelaku bisnis harus sadar

akan lingkungan telah menemukan bahwa mereka dapat menghasilkan strategi

bisnis untuk membantu mereka mengurangi jejak karbon mereka,

meminimalisasikan dampak kepada lingkungan, membuat penggunaan terbaik

dari sumber daya alam , menjadi lebih hemat energi, mengurangi biaya, dan

menunjukkan tanggung jawab sosial. (Moorthy dan Yacob, 2013 : 2)

Berfokus pada permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, maka diperlukannya peranan dari UMKM yang ada di Indonesia untuk dapat ikut andil dalam mewujudkan konsep green accounting. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti salah satu daerah di Indonesia terutama UMKM laundry yang ada di sekitar daerah Kota Salatiga - Jawa Tengah untuk dapat ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan tersebut.

(13)

Tabel 1.1

Data Series UMKM Provinsi Jawa Tengah

Deskripsi Data Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah UMKM Unit 52.892 64.294 65.878 67.616 70.222 80.583 88.505 Produksi/Non

Pertanian

Unit 16.343 20.343 20.682 21.205 23.374 26.171 29.486

Pertanian Unit 6.909 8.305 9.385 9.775 10.097 13.242 15.209 Perdagangan Unit 23.401 28.007 28.172 28.247 28.362 32.055 33.571 Jasa Unit 6.239 7.639 7.639 8.389 8.389 9.115 10.239 Sumber Data:http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/

Sumber Data :http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/

Gambar 1.1

Jumlah UMKM Jawa Tengah Bidang Jasa

(14)

Kota Salatiga. Sehingga usaha laundry di Kota Salatiga ini menjadi salah satu bentuk usaha yang memiliki potensial yang cukup tinggi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penelitian ini mengambil masalah penelitian mengenai kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis laundry di Salatiga mengenai konsep green accounting. Permasalahan tersebut diuraikan dalam dua persoalan yaitu:

a. Bagaimana pengetahuan biaya lingkungan dan green accounting pada UMKMlaundryyang ada di Kota Salatiga–Jawa Tengah?

b. Bagaimana UMKM laundry yang ada di Kota Salatiga menyikapi biaya lingkungan dangreen accountingtersebut?

(15)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Green accounting

Dalam dunia bisnis saat ini bukan hanya berbicara tentang cara menjual produk atau pelayanan ke pelanggan. Dalam evolusi cepat sebuah usaha harus memiliki seperangkat aturan umum untuk dapat memfasilitasi perdagangan. Pada saat yang sama, aturan ini harus cukup fleksibel untuk dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Sebuah perusahaan harus mampu menunjukkan manajemen bisnis yang sehat yang meliputi kepedulian terhadap lingkungan (Guertler, 2001). Namun kebanyakan perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.

Menurut Assyura, 2010, “green accounting adalah jenis akuntansi lingkungan yang menggambarkan upaya untuk menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi atau suatu hasil

keuangan usaha.” Green accounting menggambarkan upaya untuk menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi.

(16)

tentang biaya lingkungan; menyediakan biaya-biaya lain yang terkait, informasi dalam proses pengambilan keputusan, dengan tujuan untuk mengadopsi keputusan yang efisien dan berkontribusi perlindungan lingkungan. Keberhasilan green accounting tidak hanya tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya-biaya yang dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data green accounting dalam menekan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan.

The International Federation of Accountantsmembahas green accounting

sebagai "pengelolaan kinerja lingkungan dan ekonomi melalui pengembangan dan

implementasi lingkungan terkait sistem menghitung dan praktek yang tepat,

sementara ini mungkin termasuk pelaporan dan audit di beberapa perusahaan,

green accounting biasanya dapat melibatkan untuk siklus biaya, akuntansi biaya

penuh, penilaian manfaat dan perencanaan strategis pengelolaan lingkungan" .

Selain itu, Divisi PBB untuk Sustainable Developmentmenekankan bahwa sistem

green accountingdigunakan untuk pengambilan keputusan internal, dan informasi

tersebut dapat berupa fisik atau moneter. Sekalipun,Amerika Serikat Environment

Protection Agency menganggap bahwa “pentingnya fungsi green accounting

adalah untuk membawa biaya lingkungan menjadi perhatian para pemangku

kepentingan perusahaan yang mungkin dapat menjadi motivator untuk

mengidentifikasi cara-cara untuk mengurangi atau menghindari biaya tersebut

sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas lingkungan." Bahkan,

(17)

meningkatkan kinerja lingkungan keuangan suatu entitas. (Moorthy dan Yacob,

2013 : 2)

2.2 Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. (Arfan, 2008 : 13). Menurut Hansen dan Mowen (2007) biaya lingkungan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Enviromental Prevention Cost(Biaya Pencegahan)

Biaya untuk mencegah aktivitas produksi dan limbah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Contoh : evaluasi dan seleksi supplier.

2. Enviromental Detection Cost(Biaya Deteksi)

Biaya untuk menentukan apakah produk, proses dan kegiatan lainnya dalam badan usaha telah sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku.

Contoh : memeriksa produk dan proses.

3. Enviromental Internal Failure Cost(Biaya kegagalan internal)

Biaya yang terjadi dari aktivitas kontaminasi limbah yang di produksi, tetapi belum memberi dampak pada lingkungan (masih dalam badan usaha).

Contoh : biaya mendaur ulang hasil limbah.

4. Enviromental External Failure Cost(Biaya kegagalan eksternal)

(18)

Contoh : biaya ganti rugi atascomplainpelanggan. (Farida, 2013:3)

3.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini dibutuhkan sejumlah data yang relevan. Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara membagikan kuisioner yang berisi mengenai preferensi kepentingan laundry, kepedulian laundry terhadap lingkungan, kesadaran atas biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan dan gaya pengeluaran individu. Kuisioner tersebut dibagikan kepada UMKM laundry yang ada di Kota Salatiga dan wawancara kepada pemilik atau pengelola laundry tersebut. Sedangkan untuk sumber data dari penelitian ini yaitu jenis usaha jasa laundryyang ada di Kota Salatiga.

Kemudian untuk variabel yang digunakan dalam peneitian ini adalah kepedulian dan pengetahuan. Kepedulian menurut Meliseh (2002) adalah salah satu hasil perhatian dari suatu peristiwa atau proses belajar yang terjadi secara alami. Kepedulain terhadap lingkungan diungkapkan dalam bentuk ungkapan verbal dan perilaku (tindakan nyata). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003 : 16), pengetahuan (knowledge) adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

(19)

metode snowball sampling. Metode ini digunakan karena dalam mencari data dalam penelitian ini dilakukan secara berantai (multi level). Pertama menyebar kuisoner ke satu tempat laundry, kemudian bertanya kepada laundry tersebut dimana terdapat laundry yang lainnya.Sehingga ukuran sampel tersebut akan semakin besar. Dalam penelitian ini, langkah analisis yang dilakukan adalah :

1. Menginput data dari hasil kuisioner yang telah disebar.

2. Melakukanskoringterhadap data.

3. Identifikasi urutan preferensi.

4. Identifikasi data pada sub pertanyaan kepedulian terhadap lingkungan, kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan, dan gaya pengeluaran individu. Untuk setiap jawaban dari sub pertanyaan tersebut diberikan skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = kurang setuju, skor 4 = netral, skor 5 = cukup setuju, skor 6 = setuju, dan skor 7 = sangat setuju.

5. Menganalisis hasil dari setiap identifikasi yang telah dilakukan pada setiap sub pertanyaan.

6. Mengambil kesimpulan dari setiap hasil analisis yang dilakukan per sub pertanyaan.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskritif Responden

(20)

sebanyak 21 responden memiliki kisaran usia dari 30-40 tahun. Usia ini merupakan usia yang produktif. Selain itu pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah pengusaha jasalaundryadalah wanita.

Tabel 4.1 Deskriptif Responden

Deskripsi Jumlah

Usia 20-29 9

30-39 21

40-49 16

4

Total 50

Jenis Kelamin Pria 21

Wanita 29

Total 50

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

Kondisi ini dimungkinkan karena mencuci dan menyetrika pakaian, umumnya dilakukan oleh wanita. Menurut beberapa pengusaha jasa laundryyang dikelola oleh wanita ini juga dikarenakan usaha laundry yang dilakukan bukan sebagai pekerjaan utama namun hanya sekedar pekerjaan sampingan.

4.2 Preferensi Kepentingan

(21)

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

Gambar 4.1 Preferensi Kepentingan

(22)

dalam usaha laundry di Kota Salatiga, sehingga dalam usaha jasanya para pengusaha laundry lebih mementingkan kualitas jasanya untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Berdasarkan hasil analisis, tidak ada satu narasumber yang memberikan nomer urut kepentingan pertama pada kolom produk/jasa yang ramah lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena para pengusaha jasalaundrymerasa bahwa memang produk yang mereka berikan memang tidak mencemari lingkungan. Karena beberapa responden memberikan pendapat bahwa limbah yang dihasilkan tersebut merupakan sama halnya dengan limbah-limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga pada umumnya. Sehingga mereka merasa bahwa hal tersebut bukan menjadi prioritas utama.

Untuk tingkat preferensi kepentingan dengan urutan terakhir, 38 % responden pengusaha laundry menuliskan urutan terakhir pada limbah yang tidak mencemari lingkungan. Sedangkan hanya 2laundry yang menuliskan pada urutan pertama bahwa dalam usaha jasa mereka lebih mementingkan limbah yang tidak mencemari lingkungan. Hal ini menunjukan bahwa dalam menjalankan usahanya, limbah yang dihasilkan tidak menjadi prioritas utama untuk mereka. Sehingga para pengusaha laundry tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkan dari usahanya juga merupakan tanggung jawab usahalaundry.

4.3 Kepedulian Lingkungan Hidup

(23)

bagaimana menjaga lingkungan hidup yang sama dengan menjaga kelangsungan hidup usahanya. Bahkan 28% responden laundry memilih untuk memisahkan limbah usaha yang organik dan non organik

Tabel 4.2

Kepedulian Lingkungan Hidup.

STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hidup

0% 0% 4% 10% 2% 22% 62%

Secara umum, saya mengetahui bahwa menjaga lingkungan sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha

0% 0% 0% 8% 8% 24% 60%

Saya selalu menggunakan bahan-bahan (perlengkapan dan bahan-bahan baku) usaha yang ramah lingkungan

0% 0% 2% 8% 10% 36% 44%

Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak mencemari lingkungan hidup

0% 0% 2% 4% 6% 22% 66%

Saya selalu memilah limbah usaha yang organik dan non organik

2% 4% 6% 14% 20% 26% 28%

Secara umum, saya selalu membeli peralatan usaha yang ramah lingkungan

0% 0% 4% 8% 8% 38% 42%

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

(24)

Sedangkan untuk kesadaran akan biaya lingkungan, terdapat 6 pertanyaan yang ingin diketahui oleh peneliti bagaimana kesadaran akan biaya lingkungan dalam menjalankan usaha laundry. Data yang di dapat adalah bahwa 46% responden mengetahui bahwa biaya lingkungan merupakan tanggung jawab dari biaya usaha, dan 28% dari responden yang memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai biaya lingkungan yang diperlukan untuk kepentingan usaha laundry.

Tabel 4.3

Kesadaran Biaya Lingkungan

STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya lingkungan adalah tanggung jawab usaha

4% 4% 0% 8% 12% 26% 46%

Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha

0% 2% 6% 18% 16% 30% 28%

Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran yang dilakukan untuk biaya lingkungan

2% 4% 4% 16% 14% 26% 34%

Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-bahan usaha ramah lingkungan

0% 4% 2% 6% 18% 26% 44%

Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah usaha

0% 6% 10% 20% 18% 16% 30%

Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari beban usaha

2% 4% 2% 12% 20% 18% 42%

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

(25)

dengan membayar iuran kebersihan di lingkungan sekitar usahanya, mereka sudah menujukkan bahwa itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawabnya tanpa adanya tindakan lebih lanjut. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran terhadap biaya lingkungan di kalangan pengusaha jasa laundry masih cukup kurang, mereka kurang memahami bahwa biaya lingkungan itu juga merupakan bagian dari beban usaha yang mereka lakukan.

4.5 Pengetahuan Biaya

Kemudian pada sub pertanyaan berikutnya adalah mengenai pengetahuan biaya dalam menjalankan usaha jasa laundry. Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan, peneliti memperoleh data bahwa lebih dari sebagian usaha laundry yang diteliti, mengerti cara untuk mengelola biaya dan menjadikan profit sebagai tolak ukur dalam mengukur kinerja usahanya.

(26)

Tabel 4.4

Pengetahuan Biaya

STS TS KS N CS S SS

Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha

0% 0% 0% 8% 10% 34% 48%

Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam profit (keuntungan)

0% 2% 8% 12% 18% 24% 36%

Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha

0% 0% 0% 8% 12% 32% 48%

Saya mengetahui komponen-komponen biaya usaha

0% 0% 2% 12% 10% 38% 38%

Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha

0% 0% 6% 12% 16% 32% 34%

Saya memilahkan pengeluaran usaha yang dilakukan dengan pengeluaran pribadi

4% 2% 4% 6% 6% 18% 60%

Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupun perhitungan profit/keuntungan

0% 4% 6% 4% 10% 36% 40%

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

Namun dari 50 pengusahalaundry, 48% diantaranya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha, hal ini dikarenakan beberapa responden mengatakan bahwa sudah lebih dari 5 tahun mereka menjalankan usahanya. Sehingga mereka sudah mengetahui bagaimana cara membebankan biaya usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupun profit keuntungan dari mereka.

4.6 Pengetahuan Biaya Lingkungan

(27)

Tabel 4.5

Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha

0% 2% 0% 12% 24% 36% 26%

Secara umum, saya memiliki pengetahuan mengenai biaya lingkungan

0% 6% 4% 18% 28% 20% 24%

Saya mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan

0% 4% 10% 22% 30% 18% 16%

Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya lingkungan dalam biaya usaha

2% 4% 4% 14% 28% 26% 22%

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

Namun masih hanya 16% responden yang benar-benar mengetahui apa saja komponen-komponen dalam biaya lingkungan. Sedangkan 22% responden lainnya memilih untuk menjawab pada titik netral. Sekalipun para pengusaha laundry sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai biaya lingkungan, namun masih perlu adanya sosialisasi lagi mengenai cara pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh laundry tersebut. Agar para pengusaha laundry tersebut tidak hanya sebatas dengan membayar iuran di lingkungan sekitarnya, namun juga dapat melakukan tindakan-tindakan yang nyata dan dapat menerapkan tentang konsep green accounting sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari usahanya.

4.7 Gaya Pengeluaran Individu

(28)

menggunakan uang pribadi. Dalam hal ini, responden menjelaskan bahwa memang dalam mengeluarkan uang untuk kepentingan usaha dan kepentingan pribadi, mereka mengganggap bahwa keduanya harus hati-hati. Tidak boleh ada pengeluaran yang dilakukan secara berlebihan bahkan sampai ada pengeluaran yang sia-sia.

Tabel 4.6

Gaya Pengeluaran Individu

STS TS KS N CS S SS

Ketika saya melakukan pengeluaran untuk kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti melakukan pengeluaran menggunakan uang pribadi saya

14% 12% 12% 10% 10% 14% 28%

Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia

0% 2% 0% 0% 14% 24% 60%

Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya memutuskan untuk membeli sesuatu

0% 2% 2% 0% 6% 28% 62%

Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran usaha

4% 4% 8% 8% 14% 32% 30%

Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang

18% 20% 22% 18% 12% 2% 8%

Sumber Data : Hasil Olahan November 2013

Namun sekitar 14% dari responden lainnya tidak setuju akan hal tersebut, responden yang tidak setuju mengatakan bahwa mereka harus lebih berhati-hati dalam melakukan pengeluaran yang dibutuhkan dalam usahalaundrynya. Bahkan mereka harus memilih dan memprioritaskan hal-hal mana yang harus lebih diutamakan untuk melakukan pengeluaran dalam usahanya.

(29)

uang maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi berkurangnya jumlah presentase laba yang mereka dapatkan.

Sehingga dalam gaya pengeluaran individu ini memiliki keterkaitan khusus dengan kesadaran biaya lingkungan. Ketika responden sangat berhati-hati terhadap setiap pengeluaran yang dilakukannya, responden masih bertanggung jawab untuk membayar biaya iuran kebersihan disekitar tempat usahanya. Bahkan responden menyadari bahwa biaya tersebut memang menjadi bagian tanggung jawab dalam usahalaundrynya.

5.

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya pertumbuhan laundry di Kota Salatiga ini, menjadikan para pengusaha laundry mengesampingkan limbah yang mereka hasilkan. Para pengusaha laundry hanya sekedar peduli terhadap lingkungannya, namun tidak disertai dengan adanya dorongan untuk mewujudkan kepeduliannya dengan mengolah menjadi lebih aman untuk lingkungan sekitarnya.

(30)

industri-industri dengan skala yang besar, melainkan juga kepada UMKM yang ikut andil dalam membangun perekonomian Indonesia.

5.2 Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu kurangnya pengetahuan atas biaya usaha dari responden yang dipengaruhi oleh faktor usianya. Selain itu juga sulit ditemuinya pemilik laundry yang berada di tempat usaha laundry tersebut, seringnya yang dijumpai oleh peneliti hanya karyawan yang tidak mau dan kurang memahami dari pengisian kuisioner yang diberikan.

Para pengusaha laundry diharapkan dalam menjalankan usahanya, mulai memperhatikan dan mengelola limbah yang dihasilkan dari usaha mereka. Sehingga bukan hanya sekedar kualitas yang diutamakan namun harus juga disertai dengan adanya bentuk tanggung jawab dalam menjalankan usaha.

Salah satunya adalah dengan tata cara pemilihan bahan-bahan yang ramah lingkungan yang dapat digunakan dalam mencuci dan menyetrika pakaian laundry. Sehingga dengan adanya proses pemilihan bahan yang ramah lingkungan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, Ikhsan. 2008.“Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Burritt, R., Tobias Hahn and Stefan, Schaltegger. 2003. Towards a comprehensive Framework for Environmental Management Accounting – Links Between business Actors and Environmental Management Accounting Tools. In : International Federation of Accountants (Ed.) : Articles of Merit – 2003. New York : International Federation of Accountants : 93-109

Cahyaningsih, Dewi. Agusti, Istirani., dan Khoerunisa, Dina. 2013 ANALISIS ION SULFAT DALAM LIMBAH AIR CUCIAN LAUNDRY. http://www.uny.ac.id/berita/mahasiswa-fmipa-uny-analisis-ion-sulfat-dalam-limbah-air-cucian-laundry.html 23 Agustus 2013.

Caraiani, P., Lungu, I., Dascalu, C.(2004): Green accounting – a Helping Instrument in European Harmonisation of Environmental Standards.Journal of Environmental Planning and Management, Vol. 47, No. 5, 685-707, September 2004.

Dinas Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Tengah (2013, 06 November) Data Series UMKM. http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/wp-ontent/uploads/2013/11/data%20umkm%20tw%203.pdf

Farida, Khilda, 2013 “Pengelolaan Biaya Lingkungan dalam Upaya Penghematan

Biaya pada Peternakan Ayam “ABC” di Sukorejo”Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya Vol.2 No 1 (2013).

(32)

Meliseh.Kepedulian Lingkungan Hidup Bandung.: Bumi Aksara, 2002

Moorthy, Krisnha dan Yacob, Peter, 2013 “Green accounting: Cost Measures”

Open Jurnal Of Accounting, 2013, 2, 4-7.

Mutamimah, 2011, “Bedah Subtansi Green Bussiness” Suara Merdeka, 25 Mei

2011

Novita, Rustika. 2011 “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN STRATEGI TERHADAP INOVASI PERUSAHAAN”. UNIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG.

Ratna, assyura. (2010, 9 Juni). Green accounting. http://ratna0412.wordpress.com/2010/06/09/green-accounting/

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Susilo, Joko. (2008).” Green accounting di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi Kasus Antara Kabupaten Sleman Dan Kabupaten Bantul”. JAAI VOLUME

12 NO. 2, DESEMBER 2008: 149–165

Wandhana, Rido. 2013 “PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARA ALAMI (FITOREMEDIASI) DENGAN TANAMAN KAYU APU

(33)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Chiquita Yuliani Sugi

Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon/01 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Sakura No 14 Kalijaga Permai Barat Cirebon Nomor Telepon : 087710604080

Riwayat Pendidikan : - 2010 - 2014Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

- 2007–2010 SMA Santa Maria 1 Cirebon - 2004 - 2007 SMP Santa Maria Cirebon - 1999–2004 SDK BPK PENABUR Cirebon Pengalaman Organisasi

• Fasilitator Orientasi Mahasiswa Baru UKSW 2013 (Agustus 2013).

• Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

(Periode 2012-2013)

• Koordinator Satgas Rapat Evaluasi Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis 2012

• Koordinator Satgas Sharing KUKM 2011

• Ketua Komisi Organisasi dan Internal-Eksternal Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

(Periode 2011-2012).

• Anggota Komisi Organisasi dan Internal-Eksternal Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

(34)

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Isilah dengan urutan kepentingan (1 6)

KEPENTINGAN URUTAN KE

Isi dalam skala 1 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hidup

2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha

3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan

(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang ramah lingkungan

4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak mencemari lingkungan hidup

5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organik dan non organik

6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan usaha yang ramah lingkungan

KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN

Isi dalam skala 1 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

(35)

2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha 3 Secara umum, saya mengetahui setiap

pengeluaran yang dilakukan untuk biaya lingkungan

4 Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-bahan usaha ramah lingkungan

5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah usaha

6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari beban usaha

PENGETAHUAN BIAYA

Isi dalam skala 1 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha

2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam profit (keuntungan)

3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha

4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya usaha

5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha

6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang dilakukan dengan pengeluaran pribadi

7 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupun perhitungan profit/keuntungan

PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN

Isi dalam skala 1 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha

2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha

3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan mengenai biaya lingkungan

4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan

(36)

GAYA PENGELUARAN INDIVIDU

Isi dalam skala 1 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju

No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7

1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti melakukan pengeluaran menggunakan uang pribadi saya

2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia 3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya

memutuskan untuk membeli sesuatu

4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran usaha

Gambar

Gambar 1.1Jumlah UMKM Jawa Tengah Bidang Jasa
Tabel 4.1Deskriptif Responden
Gambar 4.1Preferensi Kepentingan
Tabel 4.2Kepedulian Lingkungan Hidup.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Infrastruktur yang ada pada organisasi/perusahaan, telah mencakup lapisan transport yang merupakan lapisan yang menyediakan kemampuan jaringan/networking dan

Rest merupakan tindakan pemberian waktu istirahat bila terjadi cedera agar tidak terjadi cedera yang lebih parah.. Menghentikan aktivitas olahraga

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

2. Pendingin diperlukan untuk meredam suhu dan membersihkan kotoran selama proses penggerindaan pada saat putaran roda gerinda yang sangat tinggi memerlukan langkah

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar

Dengan ini penulis akan mencoba merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem pengambilan keputusan ke dalam bentuk yang terkomputerisasi yaitu dalam bentuk