• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP

PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN

Jurusan/Program Studi peternakan

Oleh:

ZULIANA

H0507010

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP

PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan

di Fakultas Pertanian

Jurusan/Program Studi peternakan

Oleh:

ZULIANA

H0507010

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP

PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN

yang dipersiapkan dan disusun oleh Zuliana

H0507010

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: Juli 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Isti Astuti, MS NIP 19500715 197903 2 001

Anggota I

Dr. Sc. Agr. Adi Ratriyanto, S.Pt., MP NIP 19720421 200012 1 001

Anggota II

Sigit Prastowo, S.Pt., M.Si NIP 19791224 200212 1 002

Surakarta, Juli 2011

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul pengaruh suplementasi tepung kulit buah

rambutan (Nephelium lappaceum L.) dalam ransum terhadap profil serum

darah ayam broiler jantan.

Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya skripsi ini telah mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

2. Ketua Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

3. Ir. Isti astuti, MS, selaku Pembimbing Utama dan dosen penguji.

4. Dr. Sc. Agr. Adi Ratriyanto, S.Pt., MP, selaku Pembimbing Pendamping dan

dosen penguji.

5. Bapak Sigit Prastowo, S.Pt., M.Si selaku dosen penguji.

6. Penelitian hibah bersaing lanjutan DIPA tahun 2010 melalui Ir. Isti Astuti, MS

yang telah mendanai penelitian ini.

7. Kedua orang tua beserta adiku tercinta atas kasih sayang dan doanya.

8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Surakarta, Juli 2011

(5)
(6)

commit to user

vi

D. Cara Penelitian ... 19

E. Cara Analisis Data ... 21

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Kadar Kolesterol Serum Darah ... 22

B. Kadar LDL Serum Darah ... 23

C. Kadar HDL Serum Darah ... 25

D. Kadar Trigliserida Serum Darah ... 26

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran... 28

DAFTAR PUSTAKA

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein ... Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler ... Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penyusun Ransum ...

Tabel 4. Susunan Ransum Basal Pakan Perlakuan Broiler Fase Starter dan

Fase Finisher...

Tabel 5. Kadar Kolesterol Serum Darah Ayam Broiler Jantan yang

Mendapat Suplementasi Tepung Kulit Buah Rambutan (mg/dl)... Tabel 6. Kadar LDL Serum Darah Ayam Broiler Jantan yang Mendapat

Suplementasi Tepung Kulit Buah Rambutan (Mg/dl) ... Tabel 7. Kadar HDL Serum Darah Ayam Broiler Jantan yang Mendapat

Suplementasi Tepung Kulit Buah Rambutan (mg/dl)... Tabel 8. Kadar Trigliserida Serum Darah Ayam Broiler Jantan yang

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Struktur Kimia ellagic acid, corilagin dan geraniin ... 7

Gambar 2. Mekanisme Transportasi Lipoprotein ... 9

Gambar 3. Struktur Kimia Kolesterol ... 9

Gambar 4. Proses Resintesis Trigliserida ... 12

(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Kandungan Polifenol Dalam Ransum ... Lampiran 2. Analisis Variansi Kadar Kolesterol Serum Darah Ayam

Broiler Jantan yang Mendapat Suplementasi Tepung Kulit

Buah Rambutan (mg/dl) ... Lampiran 3. Analisis Variansi Kadar LDL Serum Darah Ayam Broiler

Jantan yang Mendapat Suplementasi Tepung Kulit Buah

Rambutan (mg/dl) ... Lampiran 4. Analisis Variansi Kadar HDL Serum Darah Ayam Broiler

Jantan yang Mendapat Suplementasi Tepung Kulit Buah

Rambutan (mg/dl) ... Lampiran 5. Analisis Variansi Kadar Trigliserida Serum Darah Ayam

Broiler Jantan yang Mendapat Suplementasi Tepung Kulit

Buah Rambutan (mg/dl) ... Lampiran 6. Data Hasil Analisis Proksimat Kulit Buah Rambutan ... 32

33

35

37

(10)

commit to user

x

“PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KULIT BUAH RAMBUTAN

(Nephelium lappaceum L.) DALAM RANSUM TERHADAP

PROFIL SERUM DARAH AYAM BROILER JANTAN”

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap profil serum darah

ayam broiler jantan pada umur 40 hari. Penelitian ini dilakukan di kandang percobaan Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar pada tanggal 12 Agustus sampai 22 September 2010. Analisis profil serum darah dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Materi yang digunakan sebanyak 64 DOC dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dan setiap ulangan berisi 4 ekor ayam broiler jantan. Perlakuan kontrol (P0) diberi pakan basal tanpa tepung kulit buah rambutan sedangkan kelompok P1, P2, P3 diberi pakan basal ditambah tepung kulit buah rambutan 0,5 %; 1,0 % dan

1,5 % dari pakan basal. Peubah yang diukur meliputi kadar kolesterol, Low

Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida

serum darah ayam broiler jantan.

(11)

commit to user

xi

suplementasi tepung kulit buah rambutan ke dalam ransum sampai taraf 1,5% belum mampu memperbaiki profil serum darah ayam broiler jantan.

(12)

commit to user

xii

“THE EFFECT OF DIETARY SUPPLEMENTATION OF RAMBUTAN

(Nephelium lappaceum L.)PEELPOWDER ON BLOOD

SERUM PROFILE OF MALE BROILER”

SUMMARY

An Experiment was conducted to study the effect of dietary

supplementation of rambutan (Nephelium lappaceum L.) peel powder on

blood serum profile of male broiler at 40 day of age. This research was carried out in Experimental Farm, Departement of Animal Science located in Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar from 12th August to 22nd September 2010. Profile of blood serum were analysed in Laboratory of Clinical Pathology, Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

The experiment used Completely Randomized Design (RAL). Sixty four day old male broilers were distributed into four experimental groups of 16 broilers in 4 replicates of four broilers each. The control (P0) group was fed with standart broiler diet and P1, P2, P3 were fed standart broiler diet supplemented with rambutan peel powder at the rate of 0.5, 1.0 and 1.5% respectively. The data observed were cholesterol, Low Density Lipoprotein

(LDL), High Density Lipoprotein (HDL) and triglyserides concentrations of

blood serum.

The result of the experiment showed that supplementation of rambutan peel powder did not affect cholesterol, LDL, HDL and triglyserides of blood serum. The levels of cholesterol ranged between 161.11 and 174.99 mg/dl, LDL ranged between 46.58 and 60.00 mg/dl, HDL ranged between 84.93 and 109.47 mg/dl. The levels of triglyserides ranged from 84.39 to 97.64 mg/dl. It is concluded that supplementation of rambutan peel powder in the diet up to 1.5% could not increase blood serum profile of male broiler.

(13)

commit to user

(14)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekhawatiran akan kadar kolesterol yang banyak terdapat dalam bahan pakan asal hewan sangat mempengaruhi tingkat konsumsi produk pangan asal hewan (Sitepoe, 1992). Keberadaan kolesterol dan trigliserida darah pada ayam broiler yaitu 129,42 mg/dl dan 132,52 mg/dl (Silva et al., 2007) yang

nantinya disimpan dalam daging broiler sering digunakan sebagai pembatas konsumsi ayam broiler oleh masyarakat. Sebagian masyarakat merasa enggan untuk mengkonsumsi ayam broiler karena dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar total kolesterol darah yang nantinya dapat menjadi faktor pencetus

timbulnya penyakit aterosklerosis, penyebab penyakit jantung koroner.

Sebagaimana disebutkan Sitepoe (1992) bahwa peningkatan kadar lipid di dalam darah meliputi kolesterol dan trigliserida merupakan unsur utama

penyebab penyakit aterosklerosis dan jantung koroner. Menurut Soeharto

(2004) aterosklerosis merupakan pengendapan plak pada arteri.

Berkaitan dengan kekhawatiran sebagian masyarakat terhadap kolesterol, berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kadar total kolesterol darah ayam broiler diantaranya dengan suplementasi feed additive alami penurun kolesterol. Menurut UU No.18 (2009) feed additive adalah bahan baku pakan yang tidak mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrien), yang

tujuan pemakaiannya terutama untuk tujuan tertentu. Kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L) diketahui mengandung senyawa aktif polifenol

yaitu flavanoid (Dirmawanti, 2008) khususnya jenis catechin (Thitilertdecha et

al., 2008) serta tanin dan saponin (Ipteknet, 2005). Menurut Winarsi (2007)

polifenol mampu menurunkan kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Hasil penelitian Thitilertdecha et al. (2008) membuktikan kandungan polifenol

kulit buah rambutan sebesar 542,2 mg/g ekstrak kering.

(15)

commit to user

bahwa kulit buah rambutan mengandung polifenol dan belum dimanfaatkan secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Menurut Sitepoe (1992) peningkatan kadar lipid di dalam darah meliputi kolesterol dan trigliserida merupakan unsur utama penyebab penyakit

aterosklerosis dan jantung koroner. Hasil penelitian (Silva et al., 2007)

membuktikan kadar kolesterol dan trigliserida serum darah ayam broiler umur 42 hari berturut-turut 129,42 mg/dl dan 132,52 mg/dl, dimana kolesterol dan trigliserida tersebut akan disimpan dalam daging ayam broiler. Masalah ini dijadikan alasan sebagian masyarakat menghindari makan daging ayam broiler sebagaimana disebutkan Soeharto (2004) bahwa kolesterol dalam makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

Salah satu upaya menurunkan kadar kolesterol darah ayam broiler adalah dengan suplementasi aditif alami sumber polifenol misalnya kulit buah rambutan. Kulit buah rambutan mengandung senyawa aktif polifenol yaitu flavanoid (Dirmawanti, 2008), catechin (Thitilertdecha et al., 2008) serta tanin

dan saponin (Ipteknet, 2005). Winarsi (2007) menyatakan bahwa polifenol mampu menurunkan kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Berdasarkan kenyataan tersebut diharapkan suplementasi tepung kulit buah rambutan ke dalam ransum ayam broiler dapat mempengaruhi komposisi kimia darah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung kulit buah rambutan dalam ransum terhadap kadar kolesterol, Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL)

(16)

commit to user

II. TINJAUANPUSTAKA

A. Ayam Broiler

Broiler adalah sekelompok ayam yang sengaja dihasilkan dari persilangan bertingkat (sampai 40 tingkat) dengan tujuan memperoleh produk daging dalam waktu singkat. Secara genetis broiler akan tumbuh dengan cepat apabila faktor luar mendukung (Umiyati, 2004), yaitu dalam 6-7 minggu mampu mencapai bobot badan 1,5-2,0 kg dan konversi pakan 1,9-2,25 (Yuwanta, 2004). Ayam broiler dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien (Murtidjo, 1992). Beberapa keunggulannya antara lain mampu menghasilkan daging yang berkualitas baik, bebas dari sifat kanibalisme, daya hidup tinggi (95%), tingkat kematian rendah serta kemampuan membentuk karkas tinggi (Yuwanta, 2004). Ayam broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Susilorini et al., 2007). Kelemahan ayam broiler antara lain

memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).

(17)

commit to user

B. Ransum Ayam Broiler

Ransum ayam broiler dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum untuk periode starter dan periode finisher. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

kebutuhan nutrien ransum sesuai periode pertumbuhan ayam. Lemak selalu ada dalam ransum ayam broiler terutama yang bersumber dari minyak (Rasyaf, 1994). Lemak sebagai sumber energi paling tinggi dan dapat disimpan dalam tubuh sebagai lemak adiposum dan sebagai bagian dari sel tubuh (Dewanti et al., 2005 ). Komponen lemak terbesar yang ada di dalam

daging broiler adalah trigliserida dimana 95% trigliserida berasal dari ransum sedangkan 5% dibuat sendiri (Rasyaf, 1994). Selain trigliserida, komponen lemak lain yang terdapat di dalam daging yaitu kolesterol, dimana daging broiler mengandung kolesterol sampai 79 mg/100g bobot badan (Umiyati, 2004). Menurut (Silva et al., 2007) kadar kolesterol dan trigliserida serum

darah ayam broiler umur 42 hari berturut-turut 129,42 mg/dl dan 132,52 mg/dl.

Lemak yang datang dari lambung umumnya masih dalam bentuk relatif besar dan sukar dihidrolisis. Garam empedu mengemulsi lemak sehingga lemak berdiameter kurang dari 5000 Å, dengan demikian lipase dapat menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol membentuk misel (emulsi-mikro) dengan diameter diantara 30-200 Å (Kamal, 1994). Misel tersebut masuk melalui dinding usus ke dalam peredaran darah melalui sistem limfatik kemudian diangkut ke hati (Anggorodi, 1985).

C. Rambutan

Rambutan merupakan tanaman buah hortikultura berupa pohon dengan

famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya

disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar

di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Sistematika (taksonomi) tanaman rambutan diklasifikasikan sebagai berikut:

(18)

commit to user

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Klass : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephellium

Spesies : Nephellium lappaceum L. (Prihatman, 2000).

Rambutan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, dan mengandung sedikit pasir dengan pH tanah 6,5 – 7, tidak tahan pada air yang dangkal dan menggenang, tinggi tempat antara 30-500 meter di atas permukaan air laut, curah hujan 1500-2500 mm dan merata sepanjang tahun

(Masisworo et al., 1990). Produksi buah per pohon 18-280 kg/tahun

tergantung umur tanaman dan varietasnya. Berat per buah antara 33,80 sampai 68,15 gram. Struktur buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji. Pada kulit buah terdapat rambut (Rukmana et al., 2002).

Zat-zat yang terkandung dalam buah rambutan antara lain:

1. Zat tepung pada buah rambutan berupa zat gula yang mudah larut dalam

air.

2. Protein dan asam amino dalam buah rambutan merupakan asam amino non

esensial.

3. Lemak dalam buah rambutan sangat sedikit karena vitamin yang larut sangat sedikit.

4. Vitamin dalam buah rambutan sebagian besar adalah vitamin C (Rochani,

2004).

D. Komposisi Kimia Kulit Buah Rambutan

Bagian tanaman rambutan banyak digunakan sebagai obat tradisional antara lain kulit buah untuk mengatasi disentri dan demam (Ipteknet, 2005). Kulit buah rambutan mengandung flavanoid (Dirmawanti, 2008) khususnya jenis catechin (Thitilertdecha et al., 2008) serta tanin dan saponin (Ipteknet,

(19)

commit to user

mampu memperbaiki profil lipid darah dan dapat menurunkan LDL teroksidasi yang jika tidak ditekan keberadaannya dapat menimbulkan timbunan kolesterol (Winarsi, 2007). Kandungan polifenol kulit buah rambutan sebesar 542,2 mg/g ekstrak kering (Thitilertdecha et al., 2008).

Saponin memiliki efek yang cukup berarti dalam memperbaiki profil lipid melalui interaksi dengan kolesterol. Efek ini didapatkan melalui ikatan antara saponin dengan kolesterol dan asam empedu. Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorpsi kolesterol karena interaksi saponin-kolesterol merupakan kompleks yang tidak larut. Absorpsi kolesterol yang rendah menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dan memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati. Saponin juga mengurangi kolesterol darah dengan membatasi penyerapan kembali dan meningkatkan ekskresi (Malinow et al.,

1977).

Komponen polifenol utama yang terkandung dalam kulit buah rambutan antara lain: ellagic acid, corilagin dan geraniin.

(20)

commit to user

geraniin

Gambar 1. Struktur kimia ellagic acid, corilagin dan geraniin

(Thitilertdecha et al., 2010).

E. Komposisi Kimia Darah

Darah merupakan cairan penyangga kehidupan. Sebagian besar darah berupa cairan yang disebut plasma. Plasma darah terdiri atas protein (albumin, globulin dan fibrinogen), lemak (kolesterol, fosfolipid, lemak netral dan asam lemak) dan mineral anorganik (Yuwanta, 2004). Plasma tidak sama dengan serum (Soeharto, 2004). Serum merupakan bagian cairan darah setelah pengeluaran fibrin (KBBI, 2010). Ketika darah membeku (mengalami koagulasi), fase cair yang tertinggal dinamakan serum. Serum tidak lagi mengandung fibrinogen yang normalnya terdapat dalam plasma tetapi sudah terpakai dalam proses koagulasi (Murray et al., 1996). Berat darah pada

unggas sebesar 8% dari berat tubuh pada anak ayam umur 1-2 minggu dan 6% dari berat tubuh pada ayam dewasa (Yuwanta, 2004).

Lipida merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air (Girindra, 1986 dan Kuchel et al., 2002) yang berfungsi sebagai komponen struktural

membran, sumber energi, lapisan pelindung (Martoharsono, 1990). Lipida dibagi menjadi 4 golongan yaitu (1) lemak netral, dikenal sebagai trigliserida, (2) fosfolipid, (3) kolesterol, (4) asam lemak bebas (Erindra, 2009 dan Murray

et al., 1999). Sebagian besar lipid yang terdapat di alam terdiri dari 98-99%

(21)

commit to user

Transportasi lipid memerlukan karier pengangkut yaitu lipoprotein. Lipoprotein merupakan gabungan lemak dan protein yang berfungsi sebagai pengangkut trigliserida dan kolesterol dalam darah (Soeharto, 2001). Lipoprotein terdiri dari protein dan lipid yang digabungkan dengan ikatan non-kovalen yaitu interaksi hidrofob antara gugus non polar dari lipid dengan molekul protein (Wirahadikusumah, 1985). Ada 4 jenis lipoprotein yang terpenting yaitu Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein

(HDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan Cylomicron (Kuchel et

al., 2002). Cylomicron merupakan salah satu jenis lipoprotein yang

mengandung trigliserida dengan kadar tinggi (Soeharto, 2001).

Montgomery et al. (1983) menyatakan bahwa lipoprotein plasma terbagi

dalam lima kelas utama yang masing-masing kelas tersusun dari spektrum molekul yang berbeda-beda ukuran, kandungan lipid dan komponen penyusunnya sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein

komponen Komposisi rata-rata (%)

Kilomikron VLDL IDL LDL HDL

Ke empat jenis lipoprotein tersebut mempunyai fungsi masing-masing yaitu:

1. Cylomicron berfungsi mengangkut trigliserida yang diabsorpsi dari usus

ke jaringan perifer dan kolesterol ke hati.

2. VLDL berfungsi mengangkut trigliserida keluar dari hati ke jaringan perifer.

3. LDL berfungsi mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan.

4. HDL berfungsi mengangkut kolesterol dan trigliserida dari jaringan ke hati

(22)

commit to user

Gambar 2. Mekanisme Transportasi Lipoprotein (Aruna, 2006).

F. Kolesterol Serum Darah

Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi antara lain membentuk membran sel, sintesis hormon sex, adrenalin, bahan pembentukan asam empedu (Lehninger, 1982). Kolesterol dalam tubuh berasal dari dua sumber yaitu kolesterol eksogen diperoleh secara langsung dari makanan sebesar 25% dan kolesterol endogen yang disintesis dari asetat melalui skualen di dalam hati sebesar 75% (Soeharto, 2004). Jumlah seluruh kolesterol dalam darah tergantung pada sebagian besar makanan, umur dan jenis kelamin (Page, 1985).

(23)

commit to user

Kolesterol dalam zat makanan yang dimakan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan zat makanan yang mengandung kolesterol ini seimbang dengan kebutuhan maka tubuh kita akan tetap sehat, tetapi jika berlebihan maka kolesterol akan bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan

penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai atherosklerosis

(Soeharto, 2004).

Kenaikan kadar kolesterol dalam darah merupakan faktor resiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula risiko pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner. Keterkaitan

trigliserida dengan penyakit jantung koroner adalah peningkatan terhadap

LDL dan penurunan HDL apabila terjadi hipertrigliseridemia.

Hipertrigliseridemia mempengaruhi peningkatan insulin dalam darah,

menambah faktor resiko pembentukan aterosklerosis (Sitopoe, 1992).

Kolesterol tidak dapat bergerak sendiri di dalam tubuh karena tidak larut dalam air. Kolesterol diangkut sebagai bagian dari struktur yang yang bernama lipoprotein. Lipoprotein ini dapat diumpamakan kereta yang mengangkut kolesterol ke seluruh tubuh. Lipoprotein menentukan apa yang akan terjadi dengan kolesterol yang dibawanya. LDL mengangkut kolesterol dari hati tempatnya diproduksi ke jaringan tubuh yang memerlukan. LDL merupakan transporter kolesterol terbanyak di dalam darah. Kolesterol HDL mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk diproses kembali atau dibuang dari tubuh (Bull et al., 2007).

G. LDL Serum Darah

(24)

commit to user

utama dalam darah (Soeharto, 2004). Sekitar 75% kolesterol dalam LDL ada dalam bentuk ester kolesterol (Montgomery et al., 1983).

Hati menyediakan pengangkut bermuatan kolesterol dan trigliserida yang disebut VLDL. VLDL dikirim keluar dari hati dan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserida yang diangkut oleh VLDL dibongkar oleh enzim lipoprotein lipase yang kemudian dipakai sebagai energi jaringan atau

disimpan sebagai lemak. VLDL yang miskin trigliserida diambil oleh hati malalui reseptor atau diubah menjadi LDL (Soeharto, 2004). LDL terbentuk dalam plasma selama katabolisme VLDL sehingga dapat dianggap sebagai

sisa VLDL (Montgomery et al., 1983). VLDL telah membongkar trigliserida

yang diangkutnya tetapi tidak kehilangan kolesterol, sehingga LDL tinggi akan kolesterol (Soeharto, 2004).

H. HDL Serum Darah

HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari pada LDL (Soeharto, 2001). HDL disebut kolesterol baik (Soeharto, 2001 dan Bull et al., 2005)

karena dapat membawa kelebihan kolesterol di arteri untuk diproses dan dibuang (Bull et al., 2005). HDL mengikat kolesterol atau ester kolesterol dan

mengangkutnya bersama aliran darah dari sel tepi ke sel hati, selanjutnya kolesterol yang telah terikat ini mengalami proses perombakan menghasilkan cadangan kolesterol hati. Cadangan kolesterol ini diperlukan untuk sintesis VLDL dan asam empedu (Wirahadikusumah, 1985).

HDL disintesis dalam hati dan usus. HDL bekerja sebagai katalis, mempermudah katabolisme VLDL dan kilomikron. HDL yang dilepaskan ke dalam plasma tersusun terutama dari fosfolipid dan lipoprotein. Beberapa HDL disekresi langsung ke dalam plasma oleh hati, sisanya dibentuk dalam

plasma dari komponen mantel permukaan kilomikron (Montgomery et al.,

(25)

commit to user

I. Trigliserida Serum Darah

Trigliserida (triasil gliserol) merupakan lipida cadangan yang disintesis secara aktif di dalam jaringan sel hewan dan tumbuhan tinggi, terutama dalam sel lemak dan hati (Wirahadikusumah, 1985). Kadar trigliserida dalam darah sering dikelompokan bersama kadar kolesterol. Trigliserida ditemukan dalam simpanan lemak tubuh dan berasal dari pecahan lemak hati. Seperti kolesterol, trigliserida merupakan lemak yang bersirkulasi dalam darah. Kolesterol, LDL, HDL dan Trigliserida disebut lipida darah (Bull et al., 2007).

Asam lemak diubah menjadi trigliserida untuk ditransport dan disimpan. Asam lemak bersifat amfipatik (yaitu mempunyai gugus polar dan non polar). Sebelum asam lemak dapat disimpan dalam tetesan lemak, asam lemak harus diubah menjadi komponen lipid yang lebih hidrofobik, yaitu trigliserida. Trigliserida juga dinamakan triasilgliserol terdiri atas 3 asam lemak yang teresterifikasi pada gugus hidroksil dari molekul gliserol. Sintesis trigliserida berlangsung di sitoplasma (Colby, 1988).

(26)

commit to user

Trigliserida dalam pakan diambil oleh pencernaan kemudian dikemas menjadi lipoprotein, salah satunya adalah Cylomicron. Proses ini terjadi di

dalam reticulum endoplasma pada sel usus. Cylomicron dibebaskan ke dalam

darah dimana trigliserida dipecah dengan melepaskan asam lemak dari rangka gliserol. Asam lemak yang dibebaskan ini diambil oleh otot sebagai energi atau disimpan dalam jaringan lemak sebagai lemak untuk pemakaian bila diperlukan (Soeharto, 2004).

J. Biosintesis kolesterol

Biosintesis kolesterol terjadi terutama di usus dan hati. Pembentukan kolesterol berlangsung melalui 5 tahap yaitu:

1. Pembentukan asam mevalonat dari asetil Ko-A

Asetil Ko-A Asetoasetil Ko-A oleh HMG

Ko-A sintase menjadi β-OH Hidroksimetilglutaril Ko-A (HMG Ko-A)

oleh ensim HMG Ko-A reduktase menjadi asam mevalonat

2. Konversi asam mevalonat menjadi isopren

3. Kondensasi isopren menjadi skualena

4. Perubahan skualena menjadi lanosterol (inti steroid)

5. Lanosterol menjadi kolesterol (Lehninger, 1982).

Jumlah kolesterol di dalam darah diatur oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut antara lain :

1. Faktor pakan seperti kandungan kolesterol dan energi di dalam pakan (Montgomery et al., 1993).

2. Faktor luar sel seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas dan adanya hormon steroid.

(27)

commit to user

Kedua macam faktor tersebut bekerja saling berhubungan satu sama lain. Perubahan yang terjadi pada satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain atau sebaliknya (Wirahadikusumah, 1985).

(28)

commit to user

HIPOTESIS

Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah bahwa suplementasi

tepung kulit buah rambutan dalam ransum menurunkan kadar kolesterol, LDL,

(29)

commit to user

III. MATERI DAN METODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Analisis profil serum darah dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari mulai tanggal 12 Agustus 2010 sampai 22 September 2010.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler jantan sebanyak 64 ekor dengan strain Lohman MB 202 Grade Platinum dari PT. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk cabang Sidoarjo Jawa Timur. 2. Pakan

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung kuning, bungkil kedelai, poultry meat meal (PMM), minyak sawit (sania), minyak

ikan lemuru, dikalsium fosfat, limestone, garam, tepung kulit buah rambutan.

Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler

No Nutrien Starter

(1-21 hari)

Finisher

(21-42 hari)

1. Metabolizable Energy (Kkal/kg) 3200 3200

(30)

commit to user Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penyusun Ransum

Nama Bahan BK1) PK1) LK1) SK1) ABU1) ME2) Ca2) P av2) Lys2) Met2)

1) Hasil Analisis Lab. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (2009) 2) NRC (1994)

3) Hasil Analisis Lab. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (2010)

Tabel 4. Susunan Ransum Basal Pakan Perlakuan Broiler Fase Starter dan Fase Finisher

Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 2 dan 3

(31)

commit to user 3. Kandang dan peralatannya

Penelitian ini menggunakan 16 petak kandang panggung dengan ukuran (1,0 x 0,8 x 0,5) m3. Bahan kandang dari bambu dan kayu. Peralatan kandang yang digunakan adalah :

a. Tempat pakan

Tempat pakan yang digunakan terbuat dari bahan bambu sebanyak 16 buah yang ditempatkan 1 buah pada setiap petak kandang. b. Tempat minum

Tempat minum yang digunakan terbuat dari bahan plastik sebanyak 16 buah yang ditempatkan 1 buah pada setiap petak kandang. c. Termometer

Termometer yang digunakan adalah termometer ruang untuk mengetahui suhu ruang kandang.

d. Lampu pijar

Lampu pijar yang digunakan adalah lampu pijar 40 watt sebanyak 16 buah yang ditempatkan 1 buah untuk setiap petak kandang dan cukup memberikan kehangatan yang merata.

e. Timbangan

Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan merk Camry model EK3131 kapasitas 5 kg dengan kepekaan 2 gram dan timbangan digital merk AND dengan kepekaan 0,001 gram untuk menimbang pakan dan ayam broiler.

C. Persiapan Penelitian

1. Persiapan kandang

Kandang terlebih dahulu dibersihkan dan didesinfeksi dengan

Rodalon dengan kadar 1,5 ml dalam 1 liter air sebelum digunakan.

(32)

commit to user

dalam larutan antiseptik dan mengeringkannya di bawah sinar matahari. Ayam broiler ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam petak kandang perlakuan secara acak.

2. Penentuan petak kandang

Penentuan petak kandang dilakukan untuk menentukan petak perlakuan yaitu dengan cara acak pengundian.

3. Pembuatan tepung kulit buah rambutan

Cara pembuatan tepung kulit rambutan dengan menjemur kulit rambutan di bawah sinar matahari sampai kering kemudian dihancurkan (ditepungkan) menggunakan mesin giling.

4. Pencampuran bahan pakan untuk ransum

Pencampuran pakan dilakukan setiap 2 hari sesuai ukuran yang telah diformulasikan. Pencampuran pakan dilakukan setiap 2 hari karena menghindari ketengikan dari minyak sebagai salah satu bahan penyusun ransum. Kulit rambutan diberikan dalam bentuk tepung di suplementasi ke dalam ransum.

D. Cara Penelitian

1. Macam Perlakuan

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 4 perlakuan, masing–masing perlakuan diulang 4 kali dan setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam broiler.

Adapun macam perlakuannya adalah sebagai berikut : P0 = Ransum Basal + Tepung Kulit Rambutan 0% P1 = Ransum Basal + Tepung Kulit Rambutan 0,5% P2 = Ransum Basal + Tepung Kulit Rambutan 1,0% P3 = Ransum Basal + Tepung Kulit Rambutan 1,5% 2. Peubah penelitian

(33)

commit to user 3. Pelaksanaan penelitian

Pemeliharaan ayam broiler dilakukan selama 42 hari, sedangkan pakan perlakuan diberikan setelah ayam umur 15 hari dengan pemberian pakan sesuai level perlakuan dan air minum diberikan secara ad libitum.

Pengambilan sampel darah dilakukan sebelum penyembelihan pada saat ayam berumur 40 hari. Setiap unit perlakuan diambil empat ayam dimana setiap ulangan masing-masing satu ayam, sehingga total sampel darah ayam yang diambil 16 ekor.

Sampel darah diambil pada bagian bawah sayap tepatnya di bagian

vena pectoralis. Sebelumnya daerah tersebut dibersihkan dengan kapas

yang dibasahi alkohol. Sampel darah diambil dengan spuit 3ml, kemudian memasukkan dalam tabung eppendorf yang sebelumnya telah

ditambahkan Ethylene Diamine Tetracetic acid (EDTA) untuk

menghindari penggumpalan. Tabung di simpan dalam termos es dan di sentrifuge 5000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan serum. Supernatan yang berbentuk cairan bening (serum) diambil kemudian di analisis dengan menggunakan Cholesterol Diagnotic KIT. Analisis serum

(34)

commit to user

E. Cara Analisis Data

Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

µ = nilai tengah umum

τi = pengaruh perlakuan ke-i

εij = kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Apabila hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range

Test/DMRT) untuk mengetahui perbedaan antara 4 perlakuan

(Yitnosumarto, 1993).

(35)
(36)

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Kolesterol Serum Darah

Rata-rata kadar kolesterol serum darah ayam broiler jantan yang diberi pakan dengan suplementasi tepung kulit buah rambutan pada P0 sampai P3 berturut-turut 0; 0,5; 1,0; 1,5 % selama penelitian ditunjukkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Kadar kolesterol serum darah ayam broiler jantan yang mendapat suplementasi tepung kulit buah rambutan (mg/dl)

Perlakuan Ulangan

Hasil analisis variansi dari keempat perlakuan menunjukkan bahwa suplementasi tepung kulit buah rambutan sampai level 1,5% berpengaruh tidak nyata terhadap kadar kolesterol serum darah ayam broiler jantan. Hal ini di duga karena kandungan lemak dan energi dalam pakan sama serta polifenol yang terkandung dalam kulit buah rambutan sebesar 8,133 g/kg ransum belum mampu menghambat kerja enzim lipase dan absorpsi nutrien di usus halus, sehingga sintesis kolesterol belum terganggu.

Kolesterol tubuh didapatkan dari pakan yang diabsorpsi di usus halus dan kolesterol yang diproduksi sendiri terutama di hati. Selain hati, usus juga merupakan tempat penting untuk sintesis kolesterol (Montgomery et al.,

1983). Pakan yang telah dicerna di dalam lambung masuk ke usus halus kemudian bercampur dengan getah pankreas yang mengandung enzim lipase untuk menghidrolisis bahan pakan sumber lipid menjadi asam lemak dan gliserol (Kamal, 1994). Kolesterol disintesis dari asetil KoA yang sumbernya dari asam lemak dan energi (Anggorodi, 1985).

(37)

commit to user

kegiatan sistem enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol (Wirahadikusumah, 1985).

Hasil penelitian Biswas dan Wakita (2001) membuktikan bahwa kadar kolesterol darah ayam broiler yang mendapat suplementasi tepung teh hijau 0,5% menurunkan kadar kolesterol darah sebesar 22,13% dari kontrol (259,83 mg/dl). Teh hijau mengandung senyawa aktif flavanoid. Berdasarkan hasil penelitian Lanjerwar et al. (2009) suplementasi tepung daun tulsi (Ocimum

sanctum) ke dalam ransum sebesar 0,5% tidak menurunkan kadar kolesterol

darah, sedangkan dengan daun tulsi 1% kadar kolesterol darah turun secara signifikan sebesar 8,13% dari kontrol (170,90 mg/dl). Menurut (Pandey et.

al., 2010) tulsi mengandung senyawa polifenol jenis flavonoid yaitu orientin

dan vicenin.

B. Kadar LDL Serum Darah

Rata-rata kadar LDL serum darah ayam broiler jantan yang diberi pakan dengan suplementasi tepung kulit buah rambutan pada P0 sampai P3 berturut-turut 0; 0,5; 1,0; 1,5 % selama penelitian ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Kadar LDL serum darah ayam broiler jantan yang mendapat suplementasi tepung kulit buah rambutan (mg/dl)

Perlakuan Ulangan

(38)

commit to user

sebesar 8% dan 37% dalam bentuk ester kolesterol, sedangkan VLDL mengandung 7% kolesterol bebas dan 12% ester kolesterol.

Menurut Soeharto (2004) kolesterol total diperoleh dari penjumlahan kadar LDL, HDL dan VLDL. Menurut Wirahadikusumah (1985) VLDL mengalami proses penguraian lipid secara bertahap. Selama proses ini gliserol dan asam lemak dilepaskan, dikatalis oleh enzim lipoprotein lipase yang

terdapat pada permukaan jaringan endothelium otot dan jaringan lemak. Berasal dari proses ini, kerapatan partikel semakin membesar, VLDL berubah secara bertahap menjadi LDL.

Hasil penelitian Kim et al. (2008) membuktikan bahwa ransum ayam

broiler yang mendapat suplementasi umbi bawang putih 2% belum mampu menurunkan kadar LDL darah sedangkan dengan suplementasi kulit bawang putih 2% menurunkan kadar LDL secara signifikan sebesar 7,14% dari kontrol (39,54 mg/dl). Bawang putih mengandung senyawa aktif allisin. Hasil

penelitian Lanjerwar et al. (2009) membuktikan kadar LDL darah ayam

broiler yang mendapat suplementasi tepung daun tulsi 1% menurun sebesar 34,16% dari kontrol (89,92 mg/dl). Menurut (Pandey et al., 2010) tulsi

(39)

commit to user

C. Kadar HDL Serum Darah

Kadar HDL serum darah ayam broiler jantan yang mendapat suplementasi tepung kulit buah rambutan pada P0 sampai P3 berturut-turut 0; 0,5; 1,0; 1,5 % ditunjukan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Kadar HDL serum darah ayam broiler jantan yang mendapat suplementasi tepung kulit buah rambutan (mg/dl)

Perlakuan Ulangan

Analisis variansi dari keempat macam perlakuan membuktikan bahwa suplementasi tepung kulit buah rambutan sampai level 1,5% berpengaruh tidak nyata terhadap kadar HDL serum darah ayam broiler jantan. Hal ini diduga karena suplementasi tepung kulit buah rambutan sampai level 1,5% berpengaruh tidak nyata terhadap kadar kolesterol serum darah ayam broiler jantan, sehingga kadar HDL juga berpengaruh tidak nyata. Menurut Soeharto (2004) kolesterol total diperoleh dari penjumlahan kadar LDL, HDL dan VLDL. Menurut Sitepoe (1992) keterkaitan kenaikan kolesterol dalam darah dengan HDL dan LDL merupakan fungsi linier yaitu peningkatan rasio lipoprotein LDL dan HDL di ikuti peningkatan kolesterol.

LDL mengangkut kolesterol dari hati tempatnya diproduksi ke jaringan yang membutuhkan. LDL merupakan transporter kolesterol terbanyak di dalam darah. HDL mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk diproses ulang atau dibuang dari tubuh (Colby, 1988). Kandungan kolesterol bebas dalam LDL sebesar 8% dan 37% dalam bentuk ester kolesterol, sedangkan HDL mengandung 2% kolesterol bebas dan 20% ester kolesterol (Montgomery et al., 1983).

(40)

commit to user

dan dikeluarkan melalui feses. LDL disimpan di dalam jaringan khususnya

tunica intima pembuluh darah (Sitepoe, 1992).

Hasil penelitian Lanjerwar et al. (2009) membuktikan kadar HDL

darah ayam broiler yang mendapat suplementasi tepung tulsi1% naik sebesar

30,42% dari kontrol (61,67 mg/dl). Kim et al. (2008) membuktikan

suplementasi umbi dan kulit bawang sampai taraf 4% belum mampu menaikkan kadar HDL ayam broiler, sedangkan hasil penelitian Kroliczewska

et al. (2008) membuktikan bahwa kadar HDL darah ayam broiler yang

mendapat suplementasi akar skullcap (Scutellaria baicalensis Georgi) 0,5%

menurun sebesar 21,82% dari kontrol (84,94 mg/dl). Akar skullcap mengandung senyawa aktif flavanoid. Jika dibandingkan dengan penelitian di atas, kadar HDL serum darah hasil penelitian suplementasi kulit buah rambutan ini relatif lebih tinggi yaitu antara 84,93 sampai 109,47 mg/dl.

D. Kadar Trigliserida Serum Darah

Kadar trigliserida serum darah ayam broiler jantan dengan suplementasi tepung kulit buah rambutan pada P0 sampai P3 berturut-turut 0; 0,5; 1,0; 1,5 % ditunjukan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Kadar trigliserida serum darah ayam broiler jantan yang mendapat suplementasi tepung kulit buah rambutan (mg/dl)

Perlakuan Ulangan

(41)

commit to user

sehingga absorpsi di usus halus tidak terganggu. Proses pencernaan trigliserida dijelaskan oleh Montgomery et al. (1983) bahwa trigliserida akan

di resintesis kembali pada lumen usus dengan menggabungkan 2 prekusor yaitu L-gliserol-3-fosfat dari proses glikolisis dan koenzim-A asil asam lemak. Diduga karena kadar lemak dan energi sama maka tidak mempengaruhi resintesis trigliserida di lumen usus yang pada akhirnya tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida serum darah.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian Lanjerwar et al.

(2009) yang membuktikan bahwa kadar trigliserida darah ayam broiler yang mendapat suplementasi tepung tulsi 1% turun sebesar 10,04% dari kontrol (96,523 mg/dl), sedangkan hasil penelitian Kroliczewska et al. (2008) sejalan

(42)

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Suplementasi kulit buah rambutan ke dalam ransum sampai level 1,5% belum mampu menurunkan kadar kolesterol, LDL, trigliserida dan menaikkan kadar HDL serum darah ayam broiler jantan.

B. Saran

(43)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R., 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.

UI-PRESS. Jakarta.

Anonim, 2006. Flash Tutorials and biological Sciences. Departement of

Biological Science. Carnegie Mellon University.

http://telstar.ote.cmu.edu/biology/MembranePage/index2.html. (diakses

pada 18 Juni 2011)

Aruna, M., 2006. Evaluation of The Antihyperlipidemic and Antioxidant

Activities of Momordica Cymbalaria. Thesis. Departement of

Pharmacology Visveswarapura Institute of Pharmaceutical science. Bangalore.

Biswas, A. H. dan M. Wakita. 2001. Effect of Dietary Japanese Green Tea Powder Supplementation on Feed Utilization and Carcass Profiles in Broiler. The Journal ofPoultry Science, 38: 50-57.

Bull, E., dan J. Morell. 2005. Simple Guide Kolesterol. Terj. dari Simple Guide

Cholesterol, oleh Elizabeth Yasmine. Erlangga. Jakarta.

Colby, D. S., 1988. Ringkasan Biokimia Herper. Terj. dari Biochemistry a

Synopsis, oleh Adji Darma. EGC. Jakarta.

Dewanti, R. dan Sumardi, C. M., 2005. Bahan Ajar Manajemen Ternak Unggas.

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Dirmawanti, N., 2008. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan Metode Linoleat-Tiosianat.

Skripsi. FMIPA Jurusan Farmasi, UII. Jakarta. http://www.rac.uii.ac.id.

(diakses pada 18 Agustus 2010).

Erinda, R., 2009. Efek Minyak Atsiri dari Bawang Putih (Allium sativum)

terhadap Kadar Albumin Plasma pada Tikus yang Diberi Diet Kuning Telur. Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. UNDIP. Semarang.

Girindra, A., 1986. Biokimia. Gramedia. Jakarta.

Ipteknet. 2005. Tanaman Obat Indonesia (Rambutan- Nephelium lappaceum L).

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id = 247. (diakses 25

Februari 2011).

Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, Jurusan

Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2010. Serum. http://ebsoft.web.id (diakses 25

(44)

commit to user

Kim, Y. J., S.K. Jin dan H.S. Yang. 2009. Effect of Garlic Bulb and Husk on the Physicochemical Properties of Chicken Meat. Poultry Science, 88:398-405.

Kroliczewska, B., P. Jankowska, W. Zawadzki dan Oszmianski. 2004. Performance and Selected Blood Parameters of Broiler Chickens fed diets with Skullcap (Scutellaria baicalensis Georgi) Root. Journal of Animal and Feed Sciences, 12, Suppl. 2:35-38.

Kuchel, P dan B. R. Gregory, 2002. Biokimia (Scaum’s Easy outlines) Edisi Kedua. Terj. dari Biochemistry (Scaum’s Easy outlines), oleh Eva

Laelasari. Erlangga. Jakarta.

Lanjerwar, R. D., A.A. Zanzad, B.N. Ramteke, Lalmuanpuii, P.R. Taksande dan R.B. Patankar. 2009. Incorporation of Tulsi (Ocium sanctum) Leaf

Powder in Diet of Broilers for Quality Meat Production. Veterinary World, 2 (9):340-342.

Lehninger, L.A., 1982. Dasar-dasar Biokimia jilid 1 dan 3. Terj. dari Principles

of Biochemistry, oleh M. Thenawidjaya. PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Malinow, M. R., P. McLaughlin, L. Papworth, C. Stafford, G. O. Kohler, A. L. Livingston, 1977. Effect of Alfalfa Saponins on Intestinal Cholesterol Absorption in Rats. American Journal of Clinical Nutrition, 30:2061-2067.

Martoharsono, S., 1990. Biokimia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Masisworo, S., K. Anung. 1990. Bertanam Rambutan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway dan A.A. Spector. 1983.

Biokimia-Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. terj. dari Biochemistry: A

Case-Oriented Approach, oleh N.Ismadi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Murray, R. K., K. G. Daryl, A. M. Peter dan W. R. Victor, 1996. Biokimia Harper

edisi 24. Terj. Dari Harper’s Biochemistry 24/E, oleh Andry Hartono.

EGC. Jakarta.

Murtidjo, B. A., 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta

NRC., 1994. Nutrien Requirement of Poultry. National Academy Science.

Washington.

Page, D. S., 1985. Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi Kedua. Terj. dari Principles of

Biological Chemistry, Oleh R. Soendoro. Erlangga. Jakarta.

Pandey, G and Madhuri, S., 2010. Pharmacological activities of Ocimum santum

(Tulsi): Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences

Review and Research vol. 5(1): 61-68.

Prihatman, K., 2000. Budidaya Rambutan. Sistem Informasi Manajemen

(45)

commit to user

Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.

Rochani, S., 2004. Bercocok Tanam Rambutan. Ganesa Exact. Yogyakarta.

Rukmana, R dan Y. O. Yuyun, 2002. Rambutan. Kanisius. Yogyakarta.

Silva, P. R. L., N. O. C. Freitas, A, C. Laurentiz, O. M. Junqueira dan J. J. Fagliari, 2007. Blood Serum Components and Serum protein Test of

Hybro-PG Broilers of Different Ages. Brazilian Journal of Poultry

Science, 14:884-900.

Sitopoe, M., 1992. Kolesterol Fobia, keterkaitannya dengan penyakit jantung.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soeharto, I., 2001. Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Lemak Baik dan Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Soeharto, I., 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak &

Kolesterol. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Susilorini, T. E., E. S. Manik dan Muharlien, 2007. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta

Thitilertdecha, N., A. Teerawutgulrag dan R. Nuansri. 2008. Antioxidant and antibacterial activities of Nephelium lappaceum L. Extracts. Swiss Society of Food Science and Technology, 10:1016-1022.

Thitilertdecha, N., A. Teerawutgulrag, J. D. Kilburn dan R. Nuansri. 2010.

Identification of Major Phenolic Compounds from Nephelium lappaceum

L. and Their Antioxidant Activities. Molecules, 15:1453-1465.

Umiyati, A., 2004. Upaya Menghasilkan Daging Broiler Aman Dan Sehat.Pidato

Pengukuhan Guru Besar Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Peternakan,

Universitas Diponegoro. Semarang. http://www.eprints.undip.ac.id/328/

(diakses pada 18 Agustus 2010).

Undang-Undang Republik Indonesia No.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Widyawati, 2009. Pengaruh Polifenol terhadap Perubahan Kadar Serum

Kolesterol Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster Jantan yang

Dikondisikan Hiperkolesterolemia. Skripsi. Program Sarjana Biologi

SITH. ITB. Bandung.

Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.

Wirahadikusumah, M., 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan

Lipid. ITB. Bandung.

Yitnosumarto, S., 1993. Perancangan Percobaan Analisis dan Interprestasinya.

Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein .....................................................................
Gambar 1. Struktur Kimia ellagic acid, corilagin dan geraniin ........................
Gambar 1. Struktur kimia ellagic acid, corilagin dan geraniin
Tabel 1. Komposisi Lipoprotein
+7

Referensi

Dokumen terkait

96 sebidang lahan usahatani secara turun temurun dengan sebutan dusung , suatu bentuk penggunaan lahan wanatani ( agroforestry ), yang telah terbukti memiliki peranan

Keraton Yogyakarta tidak hanya dihuni oleh kalangan raja dan kerabatnya, tetapi juga para pegawai keraton yang disebut sebagai abdi dalem kraton mereka bertugas untuk

hanyalah bagian dari fungsi kerja al-hisah. Hadi, “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Tentang Harga Yang Islami” , 73. Hadi, “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Tentang Harga Yang

d. Atas dasar Usulan Kepala Perangkat Daerah dilakukan verifikasi dan pembahasan dalam sidang Tim Penilai Kinerja dengan mempertimbangkan kualifikasi, kesesuaian

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh tim BPP Teknologi, Bacillus halodurans CM1, diisolasi dari sumber air panas, Cimanggu, Jawa Barat

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru mata pelajaran PAI melaksanakan RPP yang sudah dibuat dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Yuwanta (2004) menyatakan bahwa fermentasi serat yang tidak bisa dicerna akan difermentasi oleh bakteri di bagian sekum, sehingga jumlah total bakteri (TPC) perlakuan R3 di

Tingkat stres kerja pada pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Binjai berada pada tingkat stres kerja sedang, hal tersebut berarti pada saat pegawai mendapat beban kerja yang