ANALISIS BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING
APUNG DI DANAU LAUT TAWAR
KABUPATEN ACEH TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SILVIYANUN NIM. 309331050
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi
ABSTRAK
Silviyanun, NIM: 309331050. Analisis Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) budidaya ikan keramba jaring apung yang dilakukan petani dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran, (2) pendapatan yang diperoleh petani keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Penelitian ini dilakukan di Danau Laut Tawar, 2013. Populasi dalam penelitian ini yaitu total petani keramba jaring apung yang berjumlah 188 KK. Sampel ditentukan sebanyak 50% dari jumlah total petani keramba jaring apung berjumlah 94 KK yang diambil secara acak. Data dikumpulkan melalui teknik komunikasi langsung kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. 2013.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
Analisis Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Di Danau Laut Tawar Kabupaten
Aceh Tengah. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
Dukungan dan semangat pada penulis juga hadir dari berbagai pihak yang
lain, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof, Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta
staf
2. Bapak Dr.H.Restu, M.S selaku Dekan FIS beserta stafnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan 1 dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini.
6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali
penulis dengan segudang ilmu dan nasehat selama di bangku perkuliahan.
8. Bapak kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah
9. Teristimewa kepada kedua orang tua, ayahanda Sudarto dan Ibunda Lismawati
yang sangat penulis cintai, terimakasih sebesar-besarnya atas dukungannya
baik moril maupun materil yang tak akan terbalas dengan apapun.
10.Keluarga tercinta Bang Alwan, Bang Adli, Kak As, Kak Dini dan
keponakan-keponakan yang turut memberi semangat bagi penulis.
11.Bapak H. Siagian selaku Tata Usaha Pendidikan Geografi yang telah banyak
iv
12.Teman-teman seperjuangan Dini, Indah, Nanda, Nurul, Rani, Ririn, Rizki,
Lilah atas dukungan dan masukan-masukannya.
13.Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2009
terkhusus AB Ekstensi yang turut membantu penulis dalam menjalani aktifitas
dunia kampus di UNIMED.
14.Buat Iwan Ramadhansyah yang memberikan waktu dan dukungannya.
15.Buat adik-adik kos Yeni, Evi, Ulan, Janah, Walida, dan Ayuyang juga telah
memberikan begitu banyak dukungan bagi penulis.
16.Rekan-rekan bimbingan skripsi yang selalu memberikan masukan serta
motivasi bagi penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua yang
memberikan bantuan atas selesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Medan, April 2014 Penulis
ix
4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 38
5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 39
6. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 40
7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 41
8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 42
9. Saranadan Prasaran Pendidikan ... 43
10. Banyaknya Fasilitas Kesehatan ... 44
11. Banyaknya Alat Transportasi ... 44
12. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ... 45
13. Tingka Pendidikan Responden ... 46
14. Jumlah Tanggungan Responden ... 46
15. Lama Jadi Pembudidaya KJA ... 47
16. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Petak Keramba ... 47
17. Lamanya menjalankan usaha KJA dengan jumlah KJA ... 48
18. Ukuran Keramba dan Jumlah KJA ... 49
19. Biaya Investasi Responden ... 49
20. Biaya Tetap Responden ... 50
21. Biaya Variabel ... 50
22. Biaya Operasional Responden ... 51
23. Ukuran KJA Dengan Jumlah Benih Yang Ditebar ... 52
24. Rata-rata Produksi Ikan Perpanen ... 54
25. Pemasaran Hasil Panen ... 55
vii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
B.Identifikasi Masalah ... 4
C.Pembatasan Masalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 5
E.Tujuan Penelitian ... 5
F.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Kerangka Teoritis ... 7
B. Penelitian Yang Relevan ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
viii
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 34
A. Kondisi Fisik ... 34
B. Kondisi Non Fisik ... 37
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 59
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berfikir... 28
2. Peta Kabupaten Aceh Tengah ... 35
3. Keramba jaring apung ... 48
4. Aktivitas Pemberian Pakan ... 53
5. Pakan Pelet Yang Digunakan Responden ... 54
6. Ikan Nila Yang Siap Dipanen ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Daftar Wawancara ... 71
2. Tabel Data Mentah Usaha Budidaya KJA ... 75
3. Biaya Investasi ... 79
4. Biaya Tetap ... 82
5. Biaya Variabel ... 85
6. Biaya Operasional ... 88
7. Analisis Usaha ... 90
8. Pedapatan perbulan responden ... 92
9. Perhitungan kepadatan penduduk ... 96
10. Perhitungan sex ratio ... 97
11. Perhitungan ratio ketergantungan ... 98
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari segi potensi alam, Indonesia memiliki potensi sumber daya
perairan yang cukup besar untuk pengembangan budidaya perikanan. Hal ini
didukung dengan luas perairan umum di Indonesia saat ini ± 14 juta ha, meliputi
11,95 juta ha sungai dan rawa, 1,78 juta ha danau alam, dan 0,03 juta ha danau
buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan
potensi alami yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Rahardi
dalam Roselina, 2012).
Pembangunan sektor Perikanan dan Kelautan sebagai bagian dari
pembangunan Nasional bertujuan untuk mengusahakan agar setiap kegiatan
perikanan dan kelautan dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik kegiatan
produksi, pengolahan, maupun pemasaran (Dahuri dalam Pontoh, 2012).
Pembangunan perikanan Indonesia merupakan suatu usaha pengembangan
perikanan di semua wilayah yang berpotensi, baik di darat maupun di laut.
Perikanan air laut yaitu kegiatan utama adalah penangkapan (hunting) di laut
untuk memanfaatkan sumberdaya hayati laut. Sedangkan usaha perikanan darat
yang juga disebut perikanan air tawar yaitu tempat yang dipergunakan untuk
perikanan darat meliputi sungai, danau, bendungan, rawa empang, kolam, sawah,
serta tambak di tepi pantai. Usaha perikanan darat pada umumnya diusahakan
oleh petani sebagai mata pencaharian (Evy, 2001).
2
Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional antara lain
meningkatkan produksi perikanan, meningkatkan lapangan kerja baru dan
meningkatkan kebutuhan konsumsi ikan untuk memenuhi gizi masyarakat
(Cahyono, 2005). Pada tahun 2006 sektor pertanian (dalam arti luas) mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 44,5 persen (42,3 juta orang tenaga kerja) dari total
95,1 juta orang tenaga kerja nasional yang terserap pada berbagai bidang
pekerjaan. Sub sektor perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 14,4
persen atau sebanyak 6,1 juta orang tenaga kerja (BPS dalam Haris, 2008).
Usaha pemanfaatan sumberdaya perairan umum bagi usaha budidaya ikan
yang kini digiatkan adalah usaha budidaya dalam keramba jaring apung (floating
net). Prospek budidaya ikan dalam kantong jaring apung ini cukup cerah,
mengingat di Indonesia banyak terdapat danau, waduk buatan maupun
penampungan air lainnya, sehingga akan memberikan peluang yang semakin
besar bagi para petani ikan atau masyarakat yang ingin memanfaatkan perairan
tersebut untuk budidaya dalam kantong jaring apung (Saputra dalam Pontoh,
2012).
Faktor produksi seperti pemilihan lokasi dan pembuatan keramba
merupakan langkah awal dalam merintis usaha keramba jaring apung, pemilihan
lokasi harus mempertimbangkan kualitas air, dan sebagainya. Sementara itu,
beberapa kendala yang sering dihadapi oleh pembudidaya, pengolah dan pemasar
ikan adalah lemahnya modal, akses terhadap pasar, kurangnya pendidikan dan
3
pembudidaya ikan sangat tergantung dari jenis usaha budidaya dan sistem
pembudidayaan ikan yang dilakukan (Andriyani, 2008).
Pembudidayaan ikan di keramba jaring apung merupakan jenis budidaya
intensif, sehingga memerlukan kebutuhan pakan dalam jumlah yang cukup dan
berkualitas. Selain itu, untuk mendapatkan kualitas ikan yang baik, maka
kebutuhan-kebutuhan dasar untuk pertumbuhan ikan haruslah benar-benar diperhatikan.
Kebutuhan mutlak pertama adalah pakan, tentunya setiap makhluk hidup
membutuhkan pakan untuk tumbuh mulai dari lahir hingga akan mati (Taufiq, 2011).
Faktor-faktor produksi lainnya seperti penebaran benih, ukuran benih,
pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, dan keamanan sangatlah
berpengaruh terhadap hasil produksi ikan keramba jaring apung. Kegiatan
ekonomi yang dijalankan masyarakat di suatu daerah tidak terlepas dari sumber
daya alam yang terdapat di daerah tersebut. Seperti halnya Aceh Tengah,
keberadaan danau Laut Tawar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
usaha pembudidayaan ikan keramba khususnya keramba jaring apung yang
dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar. Hal tersebut sejalan
dengan yang disampaikan oleh Tarigan (2005) mengenai teori lokasi yang
merupakan ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi,
atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial,
serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai
macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (http://repository
.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56461/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustak
4
Pada tahun 2007 jumlah rumah tangga budidaya jaring apung di
Kabupaten Aceh Tengah yaitu sebanyak 346 buah dengan luas total keramba
jaring apung mencapai 6,1 Ha sedangkan pada tahun 2012 jumlah rumah tangga
budidaya jaring apung menurun 188 buah dengan luas keramba yang hanya
mencapai 3,3 Ha. Namun penurunan jumlah rumah tangga dan luas keramba ini
berbanding terbalik dengan jumlah produksinya. Pada tahun 2007 jumlah
produksi keramba jaring apung hanya sebesar 59,2 ton sedangkan pada tahun
2012 jumlah produksinya mencapai 167,2 ton (Kantor Dinas Kelautan dan
Perikanan Aceh, 2012). Dari data yang ada dapat diketahui bahwa penurunan
luasan keramba jaring apung tidaklah berpengaruh buruk terhadap jumlah
produksi keramba jaring apung, karena jumlah produksi justru meningkat di tahun
2012.
Pemasaran ikan keramba jaring apung ini mencakup daerah Aceh Tengah,
Bener Meriah, Nagan Raya dan Meulaboh. Untuk Aceh Tengah membutuhkan
ikan keramba jaring apung sampai 600 kg/hari, Bener Meriah 200 kg/hari,
sedangkan untuk daerah Nagan Raya dan Meulaboh membutuhkan 500
kg/minggunya. Namun sejak 2013 pemasaran ke daerah Nagan Raya dan
Meulaboh telah dihentikan karena para petani keramba tidak dapat menyediakan
ikan keramba untuk dipasarkan di daerah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat
diidentifikasikan adalah berbagai permasalahan dalam pembudidayaan ikan
5
pakan, pengendalian hama dan penyakit ikan, produksi, keamanan, kondisi
perairan, tenaga kerja, luas keramba, dan pemasaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah
dalam penelitian ini yaitu masalah pembudidayaan ikan keramba jaring apung
yang meliputi modal, benih/bibit, pakan, dan produksi. Serta pemasaran ikan
keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan kepada pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi modal,
benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar Kabupaten
Aceh Tengah?
2. Bagaimana pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau Laut
Tawar Kabupaten Aceh Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi
modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau
6
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha ikan keramba jaring apung
khususnya di Kabupaten Aceh Tengah.
2. Agar penulis mengetahui bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung di
Danau Laut Tawar
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Budidaya ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar ditinjau dari :
Modal yang dibutuhkan dalam sekali masa panen tertinggi yaitu Rp.
335.971.333, dan yang yang terendah Rp. 13.190.000 dengan modal
rata-rata sebesar Rp. 53.636.666. Benih yang digunakan yaitu jenis nila gift
yang diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Toweren, dengan ukuran 5 – 8
cm/ekor atau 10 – 50 gr/ekor dan ikan dengan berat 100 gr/ekor yang
dipelihara selama 2 – 4 bulan. Jenis pakan yang digunakan berupa pelet
dengan pemberian pakan sebanyak 3 – 4 kali sehari. Rata-rata produksi
sebesar 4.528 kg/panen dengan tingkat kelangsungan hidup ikan 75% –
80%. Saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran tingkat nol, saluran
tingkat satu, dan saluran tingkat dua dengan sistem pengangkutan ikan
menggunakan cara terbuka. Pemasaran ikan mencakup dalam (Aceh
Tengah) dan luar kabupaten (Bener Meriah).
2. Pendapatan tertinggi yang diperoleh yaitu Rp. 212.580.000, dan yang
terendah yaitu sebesar Rp. 8.890.000 dengan pendapatan rata-rata sebesar
Rp. 3.177.266/bulan per satu kali panen. Jika dikaitkan dengan UMP Aceh
maka pendapatan petani lebih tinggi dari UMP Aceh. Modal yang
digunakan akan kembali setelah 1 sampai 2 kali masa panen dengan
68
Secara individu BEP volume produksi terendah yaitu 573 kg dan yang
tertinggi yaitu 14.607 kg. Sedangkan BEP harga produksi terendah yaitu
sebesar Rp. 7.971 dan tertinggi yaitu Rp. 12.770. BEP volume produksi
dan BEP harga produksi yang diperoleh seluruh petani keramba jaring
apung lebih tinggi daripada BEP volume produksi dan BEP harga produksi
keseluruhan yaitu sebesar 2.323 kg dengan titik impas harga produksi
rata-rata Rp. 11.825.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan pembuatan pakan
alternatif yang ramah lingkungan bagi petani keramba jaring apung agar
penghasilannya lebih optimal dan lebih baik untuk kelestarian air danau.
Selain itu, agar pemasaran ikan lebih terarah dan terorganisir diharapkan
kepada petani keramba jaring apung untuk membuat sebuah organisasi
atau koperasi yang mampu membantu pemasaran ikan yang diproduksi.
2. Masih terdapatnya petani keramba jaring apung yang pendapatan
perkapitanya dibawah UMP Aceh sehingga diharapkan pemerintah dapat
memberikan penyuluhan mengenai penyakit beserta pengobatan ikan
69
DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Rini. 2008. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Melalui Program Replika Skim Modal Kerja. Tesis.
Ghufran, Kodri. 2013. Budidaya Nila Unggul. Jakarta : Agro Media
Handiyani, Reja. 2007. Optimalisasi Distribusi Pemasaran Ikan Mas Hidup Dari Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan. FPIK-IPB
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20726/1/Saluran-Distribusi-Dalam-Kantor Balai Penyuluh Kecamatan Lut Tawar, 2013
Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2012
Kantor Dinas Perikanan Aceh Tengah, 2012
Kotler dan Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks
Kurniadi, Yudhi. 2011. Studi Tentang Budidaya Ikan Nila Keramba di Desa One-One Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
70
Panjaitan, Helova. 2011. Strategi pemasaran ikan nila hasil budidaya keramba Jaring Apung (floating net). Skripsi. Medan : Departemen Agribisnis. FP-USU
Perdana, Haris. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Dan Nila Pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor Di KJA Waduk Cikoncang Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Banten. Skripsi. Bogor : Manajemen Agribisnis. FP-IPB
Pontoh, Otniel. (2012). Analisa Usaha Ikan Dalam Jaring Apung Di Desa
Tandengan Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.Jurnalno
1907-9672, vol 7, halaman 1424-1428. Dosen. Manado : FPIK-UNSRAT
Rochdianto, A. 1996. Budidaya Ikan Di Jaring Terapung. Jakarta : Penebar Swadaya
Sidabutar, Rina. 2012. Studi Tentang Budidaya Ikan Keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Sofa, Naula. 2006. Pengaruh Ternak Ikan Keramba Terhadap Penghasilan Penduduk di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Siniwoko, Endro. 2013. Budidaya dan Bisnis Ikan Nila. Surabaya : Dafa Publishing
Sumerta, Njoman. 2010. Manajemen Sumber Daya Perikanan. Bogor : IPB Press
Suyanto, Rachmatun. 2009. Nila. Jakarta : Penebar Swadaya