• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LITERASI EKOLOGI SISWA SEKOLAH DASAR Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LITERASI EKOLOGI SISWA SEKOLAH DASAR Oleh :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LITERASI EKOLOGI SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh :

1I Komang Wisnu Budi Wijaya ; 2Kadek Jayanthi Riva Prathiwi & 3Ni Made Muliani

1 2 3 Universitas Hindu I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

1wisnu.budiwijaya240191@gmail.com ; 2rivaprathiwiriva@gmail.com &

made.muliani86@gmail.com

Diterima 15 Pebruari 2021, direvisi 28 Pebruari 2021, diterbitkan 1 April 2021 Abstrak

Manusia hendaknya senantiasa menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan mengingat peran lingkungan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, faktanya hubungan itu belum terjadi secara harmonis. Hal itu dapat dilihat dari tingginya angka kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia. Kerusakan itu tentunya akan mengancam kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan pola pikir generasi muda agar lebih bersahabat dengan lingkungan. Salah satunya adalah dengan menanamkan literasi ekologi. Literasi ekologi merupakan sebuah keadaan dimana individu sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang lingkungan hidup serta mampu bertindak yang memiliki dampak positif untuk lingkungan. Komponen literasi ekologi terdari dari enam komponen yaitu implikasi, pengetahuan ekologis, pengetahuan sosial politik, pengetahuan tentang masalah lingkungan, kemampuan kognitif dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengembangan literasi ekologi siswa sekolah dasar. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan metode kajian literatur. Sumber data berasal dari literatur yang berkaitan dengan literasi ekologi dan perkembangan siswa sekolah dasar. Hasil penelitian menyatakan literasi ekologi dapat dikembangkan sejak sekolah dasar dengan memperhatikan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak usia dini. Pengembangan literasi ekologi dilakukan di seluruh Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kata Kunci : Literasi, Ekologi, Sekolah Dasar

Abstract

Humans should always maintain a harmonious relationship with the environment considering the role of the environment which is very important for human survival. However, the fact is that the relationship has not happened harmoniously. This can be seen from the high number of environmental damage caused by human activity. The damage will certainly threaten human survival. Therefore, it is necessary to change the mindset of the younger generation to be more environmentally friendly. One of them is by instilling ecological literacy. Ecological literacy is a condition where individuals already have good knowledge and attitudes about the environment and are able to act which has a positive impact on the environment. The ecological literacy component consists of six components, namely implications, ecological knowledge, sociopolitical knowledge, knowledge of environmental problems, cognitive abilities and responsible behavior towards the environment. The purposed of this research is to describe the development strategy of ecology literation on elementary school students. This research is classified as qualitative research with literature study as the method. The data

(2)

school development. The result of the research is ecological literacy can be developed since elementary school by paying attention into the cognitive, affective and psychomotor development of early childhood. The ecological literacy development is carried out in all three education centers, namely families, schools and communities.

Keywords: Literacy, Ecology, Elementary School

Seluruh umat manusia tentunya ingin mencapai kebahagiaan dalam hidup ini. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa agar mencapai kebahagiaan tersebut maka manusia harus menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai hal salah satunya adalah dengan lingkungan (palemahan) (I. K. W. B. Wijaya, 2019). Manusia dan lingkungan pada dasarnya adalah dua hal yang saling bergantungan. Manusia mendapatkan berbagai sumber kehidupan dari lingkungan sedangkan kelestarian lingkungan bergantung dari bagaimana manusia memperlakukan lingkungan (Supadmini, Wijaya, & Larashanti, 2020).

Hubungan antara manusia dengan lingkungan berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama disebut dengan human in nature yaitu fase dengan ciri manusia sangat menggantungkan hidupnya dari lingkungan. Fase kedua disebut dengan human against nature yaitu fase manusia sudah mampu mengembangkan ilmu dan teknologi sehingga ketergantungan dengan lingkungan mulai berkurang. Dengan demikian, manusia mulai merusak lingkungan. Fase ketiga adalah fase dimana manusia mulai sadar bahwa kerusakan lingkungan menyebabkan kerugian pada manusia itu sendiri sehingga mulai timbul upaya untuk memperbaiki lingkungan. Fase ini disebut dengan human and nature (Prasetyo, 2017).

Idealnya lingkungan senantiasa lestari mengingat ketergantungan manusia yang sangat tinggi terhadap lingkungan. Namun faktanya justru berlawanan. Saat ini telah terjadi krisis atau kerusakan ekologi (lingkungan). Krisis ini menyebabkan sistem ekologi mengalami ketidakstabilan sehingga terjadi gangguan pertukaran energi dan materi dan tentunya berimbas pada kelangsungan hidup organisme yang ada (Wahid, 2016). Krisis ekologi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja sebab akan menimbulkan efek domino yaitu krisis pangan dan memicu terjadinya konflik sosial skala global.

Krisis ekologi ini sebagian besar disebabkan oleh manusia. Manusia yang memiliki literasi ekologi rendah umumnya tidak peka bahwa hal yang telah dilakukannya dapat menimbulkan kerusakan alam. Oleh karena itu generasi muda harus diubah cara pandangnya tentang sistem ekologi ini. Proses mengubah cara pandang generasi muda mengenai sistem ekologi dapat dilakukan melalui pendidikan (Nugroho, Prayitno, & Karyanto, 2018).

Salah satu upaya mengubah cara pandang generasi muda tentang sistem ekologi adalah dengan mengembangkan literasi ekologi. Literasi ekologi didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami sistem alam yang membuat kehidupan di bumi (Nugraha, 2015). Literasi ekologi juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk memahami bagaimana lingkungan itu bekerja dan bagaimana upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Literasi ekologi menyentuh tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Konsep literasi ekologi ini sebaiknya ditanamkan sejak anak berusia sekolah dasar. Hal ini disebabkan pada usia tersebut anak sedang mengalami pertumbuhan kognitif, afektif dan psikomotor yang pesat (Wijaya, 2018).

II. METODE

Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif dalam riset kepustakaan. Peneliti mengumpulkan berbagai sumber berupa buku, jurnal, makalah, prosiding dan sumber lainnya yang berkaitan dengan literasi ekologi. Sumber yang telah terkumpul itu kemudian dianalisis terhadap isi sumber tersebut sehingga menghasilkan kajian literatur yang relevan.

(3)

III. PEMBAHASAN 3.1 Literasi Ekologi

Literasi ekologi merupakan sebuah keadaan dimaa individu sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang lingkungan hidup serta mampu bertindak yang memiliki dampak positif untuk lingkungan. Orang yang memiliki literasi ekologi adalah orang yang sudah menyadari bahwa lingkungan hidup adalah hal yang sangat penting untuk dijaga dan dirawat karena berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber pangan dan berkembangnya kehidupan (Wahid, 2016). Literasi ekologi harus dimiliki oleh seluruh individu tanpa memandang usia dan jenis kelamin, agar kelestarian lingkungan sebagai sistem ekologi senantiasa ajeg.

Komponen literasi ekologi terdari dari enam komponen yaitu implikasi, pengetahuan ekologis, pengetahuan sosial politik, pengetahuan tentang masalah lingkungan, kemampuan kognitif dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan (Syukron, 2018). Penjelasan masing-masing komponen dapat dijelaskan pada Tabel 1

Tabel 1. Penjelasan Komponen Literasi Ekologi

No Komponen Literasi Ekologis

Indikator

1 Implikasi • Memiliki sikap respek terhadap lingkungan, menghargai lingkungan dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap masalah lingkungan.

• Mengkaji dan memilih perspektif berbagai permasalahan lingkungan.

• Berpartisipasi aktif serta memiliki sikap percaya diri untuk turut serta memperbaiki dan menjaga lingkungan.

2 Pengetahuan ekologis • Kemampuan untuk menerapkan konsep ekologi khususnya konsep individu, ekosistem, populasi dan siklus alam.

• Memiliki pemahaman tentang produksi dan transfer energi dan kestabilan organisme.

• Memahami hubungan antara sistem alam dan sistem sosial.

3 Pengetahuan sosial politik • Memahami bahwa kegiatan ekonomi, sosial, politik dan ekologi memiliki ketergantungan.

• Memahami bahwa aktivitas budaya manusia mempengaruhi lingkungan.

• Pemahaman tentang dasar dan struktur dan skala sistem kemasyarakatan dan hubungan antara agama, struktur politik dan nilai-nilai lingkungan dari berbagai budaya.

• Memiliki pemahaman tentang ilmu geografi serta pola perubahan dalm aspek sosial dan budaya masyarakat.

4 Pengetahuan tentang masalah lingkungan

• Memahami berbagai masalah lingkungan yang dipengaruhi oleh isu ekonomi, sosial, politik dan isu lainnya.

• Memahami tentang kualitas air, udara dan tanah dan penggunaan lahan untuk habitat satwa liar dan populasi manusia

5 Kemampuan kognitif • Mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah lingkungan menggunakan berbagai sumber

(4)

6 Perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan

• Berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan dan menjaga lingkungan.

• Mengembangkan gaya hidup yang ramah lingkungan (Sumber : Syukron, 2018)

Literasi ekologi berada pada tiga tahap yaitu nominal, fungsional dan operasional.

Tahap nominal adalah ketika individu memiliki sedikit pemahaman tentang lingkungan dan mulai ada ketertarikan akan isu-isu kerusakan lingkungan dan partisipasi untuk menyelesaikannya. Tahap fungsional adalah tahap dimana individu mampu menggunakan konsep dan pemahamannya untuk menyusun strategi dalam menyelesaikan masalah lingkungan. Tahap operasional adalah tahap individu sudah memiliki pemahaman yang komprehensif berdasarkan pengetahuan tentang lingkungan dan kepedulian untuk membantu menyelesaikan masalah lingkungan (Rusmawan, 2017).

3.2 Pengembangan Literasi Ekologi Siswa Sekolah Dasar

Literasi ekologi dapat dikembangkan mulai siswa berada pada jenjang sekolah dasar.

Pengembangan literasi ekologi dapat dilakukan dengan memperhatikan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor siswa (Wijaya, Darmayanti, & Muliani, 2020). Oleh karena itu, tidak semua komponen dan indikator literasi ekologi dapat dikembangkan pada diri siswa sekolah dasar. Pengembangan literasi ekologi tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, melainkan di seluruh Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Pengembangan Literasi Ekologi di Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam mengembangkan literasi ekologi.

Strategi pengembangan literasi ekologi di lingkungan keluarga disajikan pada Tabel 2 Tabel 2. Pengembangan Literasi Ekologi di Lingkungan Keluarga

No Komponen

Literasi Ekologis

Indikator Strategi

1 Implikasi • Memiliki sikap respek terhadap lingkungan, menghargai

lingkungan dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap masalah lingkungan.

• Berpartisipasi aktif serta memiliki sikap percaya diri untuk turut serta memperbaiki dan menjaga lingkungan.

• Mendidik anak untuk rajin menjaga kebersihan rumah dan rumah

Memberikan tanggung jawab kepada anak berkaitan lingkungan pribadinya misalnya tempat tidur dan kamar mandi

Mengajak anak membantu warga ketika ada kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan

2 Pengetahuan tentang masalah lingkungan

• Memahami tentang kualitas air, udara dan

tanah dan

penggunaan lahan untuk habitat satwa liar dan populasi manusia

Mengajarkan anak tentang cara membedakan air dan udara yang bersih dan tercemar

Menanamkan rasa cinta anak terhadap tumbuhan dan hewan misalnya mengajak anak merawat taman rumah atau memelihara hewan- hewan peliharaan.

(5)

3 Kemampuan kognitif

• Mampu

mengidentifikasi dan menganalisis masalah lingkungan

menggunakan berbagai sumber

Menjelaskan kepada anak tentang permasalahan lingkungan sesuai dengan perkembangan kognitif anak misalnya hubungan antara peristiwa banjir dengan selokan yang tersumbat sampah

4 Perilaku

bertanggung jawab terhadap

lingkungan

• Berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan dan menjaga lingkungan.

• Mengembangkan gaya hidup yang ramah lingkungan

Mengajarkan anak untuk meminimalisir penggunaan plastik

Mendidik anak agar terbiasa bepergian tidak menggunakan kendaraan bermotor misalnya bepergian ke tempat yang jaraknya relatif dekat.

2. Pengembangan Literasi Ekologi di Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan tempat kedua dalam mengembangkan literasi ekologi.

Pengembangan literasi ekologi di sekolah dijelaskan pada Tabel 3

Tabel 3. Pengembangan Literasi Ekologi di Sekolah

No Komponen Literasi Ekologis

Indikator Strategi

1 Implikasi • Memiliki sikap respek terhadap lingkungan, menghargai lingkungan dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap masalah lingkungan.

• Berpartisipasi aktif serta memiliki sikap percaya diri untuk turut serta memperbaiki dan menjaga lingkungan.

• Membuatkan peraturan

yang mampu

menumbuhkan karakter peduli lingkungan misalnya melarang siswa untuk membuang sampah sembarangan.

• Melibatkan siswa dalam kegiatan membersihkan lingkungan sekolah

2 Pengetahuan ekologis • Kemampuan untuk menerapkan konsep ekologi khususnya konsep individu, ekosistem, populasi dan siklus alam.

• Menyediakan berbagai sumber belajar tentang ekologi.

• Melaksanakan

pembelajaran sesuai topik dengan pendekatan berpusat siswa

3 Pengetahuan sosial politik

• Memahami bahwa kegiatan ekonomi, sosial, politik dan

ekologi memiliki

ketergantungan.

• Memahami bahwa aktivitas budaya manusia mempengaruhi lingkungan.

• Memberikan contoh kepada siswa tentang hubungan ekologi dan sosial misalnya bagaimana tingginya populasi hama tikus mempengaruhi

kesejahteraan petani

• Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh lain yang berkaitan dengan hubungan situasi ekologi dengan kehidupan sosial manusia.

(6)

masalah lingkungan lingkungan yang dipengaruhi oleh isu ekonomi, sosial, politik dan isu lainnya.

• Memahami tentang kualitas air, udara dan tanah dan penggunaan lahan untuk habitat satwa liar dan populasi manusia

kepada siswa tentang permasalahan atau isu lingkungan kekinian misalnya bagaimana dampak kehadiran mobil listrik terhadap lingkungan

• Memberikan sosialisasi kepada siswa dengan menggunakan media menarik tentang menjaga kualitas air, tanah dan udara.

5 Kemampuan kognitif • Mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah lingkungan menggunakan berbagai sumber

• Menyediakan berbagai literatur tentang permasalahan lingkungan.

• Menugaskan siswa untuk mencari permasalahan yang ada berkaitan dengan lingkungan di berbagai media dan sumber.

6 Perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan

• Berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan dan menjaga lingkungan.

• Mengembangkan gaya hidup yang ramah lingkungan

• Melatih siswa untuk mendaur ulang sampah menjadi benda yang lebih bermanfaat

• Mengedukasi siswa untuk

memilah sampah

berdasarkan jenis.

1. Pengembangan Literasi Ekologi di Lingkungan Masyarakat

Masyarakat juga tidak boleh diabaikan perannya dalam pengembangan literasi ekologi.

Hal itu dikarenakan siswa senantiasa berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya dan menyaksikan berbagai kegiatan masyarakat. Pengembangan literasi ekologi di masyarakat dapat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengembangan Literasi Ekologi di Lingkungan Masyarakat

No Komponen Literasi Ekologis

Indikator Strategi

1 Implikasi • Memiliki sikap respek terhadap lingkungan, menghargai lingkungan dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap masalah lingkungan.

• Berpartisipasi aktif serta memiliki sikap percaya diri untuk turut serta memperbaiki dan menjaga lingkungan.

• Memberikan contoh kepada anak tentang sikap peduli lingkungan misalnya tidak membuang sampah sembarangan

• Mengajak siswa sekolah dasar untuk berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan

2 Pengetahuan tentang masalah lingkungan

• Memahami berbagai masalah lingkungan yang dipengaruhi oleh isu ekonomi, sosial, politik dan isu lainnya.

• Masyarakat khususnya dari pihak pemerhati lingkungan secara gencar melakukan sosialisasi

(7)

• Memahami tentang kualitas air, udara dan tanah dan penggunaan lahan untuk habitat satwa liar dan populasi manusia

kepada siswa baik secara lisan maupun tulisan tentang permasalahan lingkungan, bahaya akan permasalahan itu dan cara mencegahnya.

3 Kemampuan kognitif • Mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah lingkungan menggunakan berbagai sumber

• Mampu merancang solusi atas permasalahan lingkungan.

• Memberikan sumbangan kepada pihak sekolah berupa literatur tentang lingkungan

4 Perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan

• Berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan dan menjaga lingkungan.

• Mengembangkan gaya hidup yang ramah lingkungan

• Mengedukasi siswa jika ditemukan siswa yang bertindak merusak lingkungan

• Membuatkan regulasi tentang penyelamatan lingkungan misalnya pengurangan penggunaan plastik, larangan berkendara motor pada hari tertentu dan regulasi lainnya.

IV. SIMPULAN

Literasi ekologi dapat dinyatakan sebagai satu kesatuan antara pengetahuan tentang lingkungan, sikap positif terhadap lingkungan dan keterampilan dalam menjaga lingkungan.

Literasi ekologi dapat dikembangkan di jenjang siswa sekolah dasar dengan memperhatikan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak usia sekolah dasar. Pengembangan literasi ekologi dilakukan secara menyeluruh di seluruh Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, R. G. (2015). MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 60–72.

Nugroho, L. A., Prayitno, B. A., & Karyanto, P. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Ekologi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(1), 1–7.

Prasetyo, K. (2017). Pendidikan Lingkungan Indonesia, Dasar Pedagogi dan Metodologi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusmawan. (2017). ECOLITERACY DALAM KONTEKS PENDIDIKAN IPS. Jurnal Sosio Didaktika, 4(2), 39–50.

Supadmini, N. K., Wijaya, I. K. W. B., & Larashanti, I. A. D. (2020). Implementasi Model Pendidikan Lingkungan UNESCO Di Sekolah Dasar. Cetta : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 77–83.

(8)

BERWAWASAN LINGKUNGAN. PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4

EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS EKOLOGI, 61–70.

Wahid, I. M. A. (2016). Keterkaitan Ekoliterasi (Melek Lingkungan), Pendidikan

Lingkungan dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup). Retrieved from online website: https://abdulwahid79.files.wordpress.com/2016/12/ekoliterasi- dalam-pplh.pdf

Wijaya, I. K. W. B. (2019). ECO FAMILY : METODE PARENTING ANAK USIA DINI UNTUK MEMBENTUK GENERASI LITERASI LINGKUNGAN. Jurnal Pratama Widya, 4, 40–47.

Wijaya, I. K. W. B., Darmayanti, N. W. S., & Muliani, N. M. (2020). PENGEMBANGAN KETERAMPILAN HIDUP DAN KARIR SISWA DALAM RANGKA

PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH DASAR. Jurnal Penjaminan Mutu, 6(2), 171–181.

Wijaya, I. K. Wi. B. (2018). MENGEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN IPA UNTUK

MENINGKATKAN MUTU LULUSAN SEKOLAH DASAR. Jurnal Penjaminan Mutu, 4, 147–154.

Gambar

Tabel 1. Penjelasan Komponen Literasi Ekologi
Tabel 3. Pengembangan Literasi Ekologi di Sekolah
Tabel 4. Pengembangan Literasi Ekologi di Lingkungan Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Lembar Validasi Media Permainan oleh Dosen Kimia dan Guru Kimia Lembar telaah dosen Kimia dan guru bertujuan untuk memperoleh masukan dari guru Kimia dan dosen

Tujuan yang ingin dicapai melalui perancangan sistem yang berbasis komputer adalah dapat membantu pegawai pada PDAM Tirta Mon Pase dalam melakukan pengolahan dan

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu konsep yang di dalamnya terdapat perihal usul tentang perubahan perilaku manusia yang diinginkan, maka dapat

Zainoel Abidin (RSUDZA) perlu membuat perencanaan di bidang proteksi kebakaran untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.penilaian dari kelengkapan

Dua tipe penelitian pasar modal merupakan hal yang penting dalam teori akuntansi positif: (1) studi tersebut mencoba menghitung dampak penyajian informasi

Perbedaan :Dalam penelitian terdahulu dan penelitian sekarang perbedaanya adalah penelitan terdahulu menggunakan kepuasan kerja, kepercayaan dan kesetiaan kerja

pengalaman nyata pelanggan terhadap merek, produk atau pelayanan untuk meningktkan penjualan dan kesadaran merek. Dalam hal ini lebih dari sekedar memberikan

Interpretasi untuk menentukan anomali gravitasi sebagai prekursor gempabumi diperlukan pengalaman riset gravitasi secara kontinu dari tahun ke tahun, karena perbedaan nilai