• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN ANALISIS KERUSAKAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA SISTEM SIRKULASI UDARA DI ATAS KAPAL MV. ORIENTAL EMERALD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN ANALISIS KERUSAKAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA SISTEM SIRKULASI UDARA DI ATAS KAPAL MV. ORIENTAL EMERALD"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS KERUSAKAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA SISTEM SIRKULASI UDARA DI ATAS KAPAL MV. ORIENTAL EMERALD

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Elektro Pelayaran

ISAAC PURWO WICAKSONO ISWANDONO NIT : 05 17 011 1 43 E

ELEKTRO PELAYARAN

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2020

(2)

ANALISIS KERUSAKAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA SISTEM SIRKULASI UDARA DI ATAS KAPAL MV. ORIENTAL EMERALD

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Elektro Pelayaran

ISAAC PURWO WICAKSONO ISWANDONO ELEKTRO PELAYARAN

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2020

ii

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Isaac Purwo Wicaksono Iswandono

Nomor Induk Taruna : 05 17 0111 43

Program Diklat : Electro Technical Officer Menyatakanbahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

Analisis Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di Atas Kapal MV. ORIENTAL EMERALD

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, ... 2020

Materai 6000

ISAAC PURWO WICAKSONO I

iii

(4)

ANALISIS KERUSAKAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA SISTEM SIRKULASI UDARA DI ATAS KAPAL MV.

ORIENTAL EMERALD

Disusun dan Diajukan Oleh :

ISAAC PURWO WICAKSONO ISWANDONO NIT.05.17.011.1.43/E

Electro Technical Officer

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada tanggal ... 2020 Menyetujui :

Mengetahui :

v

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Oleh karena rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah terapan ini dengan judul“Analisis Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di Atas Kapal MV. ORIENTAL EMERALD”.

Penelitian ini dilaksanakan karena ketertarikan peneliti pada pengaruh atau faktor-faktor yang menjadi sebab kerusakan Air Handling Unit pada Sistem Sirkulasi Udara di atas kapal.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang ditekankan pada analisis obyek penelitian untuk mendapatkan validitas data dan membuat simpulan demi tercapainya tujuan penelitianya itu menyajikan fakta yang deskriptif.

Selain sebaga itu tugas karya ilmiah terapan, makalah ini dibuat bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang faktor yang mempengaruhi kerusakan Air Handling Unit pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal.Pembuatan makalah dengan judul “Analisa Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal”diharapkan dapat memberikan maanfaat dan wawasan pengetahuan bagi para pembaca untuk lebih memahami dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kerusakan Air Handling Unit (AHU) pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal.

Selesainya makalah ini semata-mata bukan hanya atas kemampuan penulis sendiri, tetapi banyak pihak yang mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan

vi

(6)

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, antara lain kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, karena berkat rahmatnya penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.

2. Capt. Dian Wahdiana, MM selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

3. Ibu Anak Agung Istri SriW.,S.Si,T,,M.AdmSda. Selaku Ketua Jurusan Elektro dan Bapak Didik Dwi S., ST, MT selaku Sekretaris Jurusan Elektro

4. Bapak Antonius Edy Kristiyono, M.Pd dan Diana Alia, ST., M.Eng selaku Pembimbing Karya Ilmiah Terapan yang selalu memberikan bimbingan dan masukannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini bukanlah tanpa kelemahan dan kekurangan, baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Dengan demikian semoga penelitian ini bermanfaat.

Surabaya, 2020

Isaac Purwo Wicaksono I NIT 05 17 0111 43

vii

(7)

ABSTRAK

Isaac Purwo Wicaksono I, Analisa Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal . Dibimbing oleh Bapak Antonius Edy Kristiyono M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dany Frisca Dwiasri, S.E,M.Ak sebagai dosen pembimbing II.

Masih banyak orang bingung membedakan antara jenis jenis AC (air conditioner) yang ada di kalangan umum ini. Seperti halnya AC Split, AC Central, AC Window, AC Standing Floor dan banyak lagi. Dalam bahasan ini saya akan membahas AC Central. AC Central adalah jenis AC yg ruang pengaturan suhunya dalam satu control bisa dikatakan satu control suhu bisa menyamakan semua suhu ac dalam semua ruangan yang tersambung dengan control AC Central.

Secara ideal AC Central sangat efisien dalam pengaturan suhu ataupun menyalakan atau mematikan AC karna hanya ada satu control. Juga menghemat biaya kerusakan karena tidak akan sering-sering berganti suhu, karena suhu telah ter-control dalam satu ruangan. Namun juga jika ada kerusakan pada salah satu komponen AC Central maka dalam satu sambungan yang terhubung akan mengalami kerusakan.

Adapun permasalahan yang di angkat dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui yang menjadi factor penyebab kerusakan Air Handling Unit (AHU) pada AC Central di atas kapal sehingga AC Central tidak bekerja secara maksimal yang merugikan akomodasi pendingin ruangan di atas kapal.

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan pada saat praktek layar di atas kapal. Data primer dapat diperoleh secara langsung melalui observasi kelapangan dan wawancara dengan pihak yang berhubungan. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data lembaga dan studi kepustakaan dan dipublikasikan kepada para pengguna data.

Kata kunci: AC Central, Air Handling Unit (AHU).

viii

(8)

ABSTRACT

Isaac Purwo Wicaksono I , analysis Air Handling Unit (AHU) in ac central on board .Is guided by sir Antony Edy Kristiyono m.pd as supervising lecturer I and mom Dany Frisca Dwiasri , s.e , m.ak as supervising lecturer II.

There are so many people confuses between the types of the type of AC ( Air Conditioner) that is in a group of followers among common of these .As was the case with ac split , ac misdeeds of the central , ac window , ac standing floor and they said many other .In the most treasured subjects this encounter recently where i will discuss the situation in ac misdeeds of the central .Ac misdeeds of the central is the type ac and make money from it the same type of chambers of issue on regulation right in the middle in one control it can be said that one control the temperature can the match with an equaliser all the temperature of ac in all the rooms that is connected to control ac misdeeds of the central.

As for the problems that answered in writing this is to know who is a factor causing the damage the ahu on ac central on the boat so ac central does not work in full who have lost the accommodation of air conditioning on the ship.

This study was conducted for 6 months when practice sails on board. Primary data can be obtained directly through observation room and interviews with the associated. Secondary data obtained from data collection and study and the published literature to data users.

Keywords: AC Central, Air Handling Unit (AHU)

ix

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HalamanSampul ... i

HalamanJudul ... ii

PernyataanKeaslian KIT ... iii

Persetujuan Seminar ... iv

Pengesahan Proposal KaryaIlmiahTerapan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak/Abstract ... viii

Daftar Isi ... x

DaftarGambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. BatasanMasalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review PenelitianSebelumnya ... 5

B. LandasanTeori ... 6

1. Air Handling Unit (AHU) ... 7

a.PengertianAir Handling Unit (AHU) ... 7

2. KomponenAir Handling Unit (AHU) ... 8

a. Kompresor ... 8

b. Evaporator ... 10

c. Kondensor ... 12

d. KatupEkspansi ... 14

e. Centrifungal fan/ Centrifungal blower ... 16

3. InstalansiUdaradalamruanganKapal. ... 18

4. KatupSolenoid(Solenoid Valve) ... 24

x

(10)

5. Perawatan&PerbaikanAir Handling Unit (AHU) ... 26

C. KerangkaPenelitian ... 28

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 29

B. LokasiPenelitian ... 30

C. JenisdanSumber Data ... 30

D. PemilihanInforman ... 32

E. TeknikPengumpulan Data ... 33

F. TeknikAnalisis Data ... 35

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmumObjekPenelitian ... 38

1. Perusahaan ... 38

2. TempatPenelitian ... 38

a.General Particular ... 38

B. PelaksanaanPenelitian ... 40

1. Suparno (Electriciant) ... 41

2. ArifHidayat (Masinis 2) ... 43

3. Anton Wiyono (Masinis 3) ... 44

C. HasilObservasi ... 40

1. PenyebabKerusakanAir Handling Unit (AHU) ... 48

2. SistemSirkulasiUdara di atasKapal... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 49

B. Saran ... 49

xi

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kompresor ... 9

2.2 Evaporator ... 11

2.3 Kondensor ... 13

2.4 Katup ekspansi bentuk siku ... 14

2.5 Katup ekspansi dengan kontrol tekan dan temperatur ... 15

2.6 Katup ekspansi ... 16

2.7 Centrifungal Fan ... 17

2.8 Kamar dalam kapal ... 19

2.9 Ventilator berbentuk jamur ... 20

2.10 Ventilator grills ... 21

.

xii

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya.

Keberadaan sistem tata udara sangat menunjang aktivitas dan produktivitas manusia. Beberapa jenis sistem tata udara juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan khusus, dengan kondisi perancangan tertentu, selain untuk tempat hunian manusia.

Untuk bangunan yang cukup besar dan memiliki banyak ruangan, sistem tata udara yang baik dapat diperoleh dengan memasang air conditioner (AC).Sebagai pengondisi udara modern, AC memiliki banyak tipe dan jenis yang berbeda. Selain dari segi harga yang bervariasi, teknologi dan kualitas bahan yang digunakan juga berbeda-beda.

Mesin pendingin merupakan alat bantu yang penting diatas kapal baik untuk mendinginkan ruangan maupun sebagai pendingin makanan.

Kondisi udara ataupun suhu udara yang baik sangat berpengaruh terhadap sirkulasi udara yang baik diatas kapal.Mesin pendingin udara yang sering digunakan diatas kapal adalah AHU.

Penulisingin meneliti dan menganalisis apa yang dapat mempengaruhi kerusakan dari AHU sehingga sistim sirkulasi udara tidak lancer dan menyebabkan suhu ruangan dalam kapal menjadi panas. Penulis

1

(13)

2

mengangkat judul ini mengambil kejadian dari KL bung tomo dimana (AHU) mengalami kerusakan sehingga menyebabkan suhu ruangan dikamar tidur taruna tidak teraliri udara dingin dan menyebabkan menjadi panas.

Setelah diteleti apa yang menjadi kerusakan dari(AHU) tersebut adalah dari koil pendingin dari(AHU) tersebut untuk mengontrol suhu (temperature/t) dan kelembaban relatif (Relative Humidity/RH) udara yang akan didistribusikan keruangan tidak melakukan proses yang benar, yang menyebakan udara panas tidak bisa di ubahmenjadiudara yang dingin.

Kemudian solusi untuk memperbaiki kerusakan tersebut dengan cara mengganti koil pendingin dari (AHU). Dari kejadian tersebut peneliti ingin kembali menganlisis faktor-faktor lain apa yang bisa menjadi kerusakan(AHU) terlebih di sistem kontrol & otomatis suhupada(AHU).

Dengan adanya faktor tersebut maka peneliti mengambil judul“Analisis Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal”..Dengan adanya faktor tersebut maka peneliti mengambil judul“Analisis Kerusakan Air Handling Unit (AHU) Pada Sistem Sirkulasi Udara di atasKapal”.

B. Rumusan Masalah

Dari penulisan di atas yang telah dipaparkan, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan pada bab-bab berikutnya :

1. Apa yang menjadi penyebab kerusakan (AHU) di atas kapal.

2. Bagaimana sistem sirkulasi suhu udara yang dialirkan dari (AHU) ke akomodasi ruangan di atas kapal.

(14)

3

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan masalah yang timbul tersebut maka terdapat batasan masalah:

Dalam materi ini objek yang dianalisa kerusakan yang diteliti adalah pengaruh kerusakan (AHU) pada kelistrikan & kontrol suhu(AHU) pada akomodasi pendingin ruangan diatas kapal.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyebab kerusakan pada (AHU) yang berakibat sistem kerjanya.

2. Untuk mengetahui bagaiamana sistem sirkulasi yang berkerja dimulai dari (AHU) menuju keruangan-ruangan di atas kapal.

E. Manfaaat Penelitian 1. Secara teoretis :

Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai penyebab kerusakan (AHU) pada system sirkulasi udara di atas kapal.

2. Secara Praktis :

Sebagai acuan untuk para teknisi meningkatkan kesadarannya sehingga para teknisi mengerti dan memahami fakto-faktor kerusakan apa yang bisa terjadi pada(AHU) di atas kapal.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Beberapa penulis telah melakukan penelitian tentang Air Handling Unit (AHU)dan Sistem Sirkulasi Udarayang menjadi acuan studi empiris atau pengamatan yang telah dilakukan.Berikut ini penulis memberikan beberapa penelitian dan pembahasan dalam bentuk tabel supaya mempermudah pembaca.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Nama peneliti Judul Hasil Penelitian

Hasan

Abdurrachman,M aradu Sibarani, Jones Victor Tuapetel

Perancangan Air Conditioning (AC) Sentral pada Gedung G Institut Teknologi Indonesia

1. Total beban pendingin yang didapat adalah 128 TR dengan udara suplai 25000 cfm untuk lantai 1, 72 TR dengan udara suplai 1540 cfm untuk lantai 2, dan 305 TR dengan udara suplai 40800 cfm untuk lantai 3

2. Chiller yang akan digunakan berjumlah 2 unit dimana unit pertama akan melayani beban pendinginan pada lantai 1 dan

5

(16)

6

lantai 2 sedangkan unit kedua akan melayani lantai 3

3. Pompa yang akan digunakan pada perancangan kali ini adalah 2 unit, dimana 1 unit akan melayani 1 chiller yang digunakan untuk lantai 1 dan lantai 2. Sedangkan 1 unit lagi akan melayani 1

chilleruntuk lantai 3

Dari hasil penelitian tersebut diatas tentang Perancangan Air Conditioning (AC) Sentral pada Gedung G Institut Teknologi Indonesia berbeda dengan penelitian yang akan saya lakukan tentang kerusakan Air Handling Unit (AHU) dengan judul Analisis Kerusakan (AHU) pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal.

B. Landasan Teori

Pada landasan teori ini tentang sumber teori yang kemudian akan menjadi dasar dari pada penelitian. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema yang diangkat dalam penelitiannya. Disamping itu, landasan teori juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengetahuan yang lebih luas.Pada landasan teori ini penulis memaparkan tentang pengertian, prinsip kerja,jenis

(17)

7

instalasi, dan permasalahan pada (AHU) pada sistem sirkulasi udara di atas kapal.Selain itu juga memaparkankomponen-komponen dari (AHU),Sitem Pendingin ruangan di atas Kapal, Sistem akomodasi Ruangan pada Kapal,

1. Air Handling Unit (AHU)

a.) Pengertian Air Handling Unit (AHU)

AHU atau Unit penanganan udara adalah mesin untuk penukar kalor , di mana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin di dalam (AHU) sehingga menjadi udara dingin . Selanjutnya di distribusikan ke ruangan dengan cara menjaga konsistensi dari kipas (Fan) atau banyak kipas dan perlengkapan lainya sehingga dapat berfungsi dengan baik seperti sirkulasi (circulating), kebersihan (cleaning), memanaskan (heating), pendinginan (cooling), melembabkan (humidifying), untuk menghilangkan lembab (dehumidifying), dan pencampuran udara (mixing of air), tetapi tidak termasuk sumber untuk memanaskan atau pendinginan. Prinsip kerja unit penanganan udara ini adalah mengambil atau menyedot udara yang ada di dalam ruangan (return air) yang selanjutnya dicampur dengan udara segar dari lingkungan berdasarkan komposisi yang dikehendaki.

Dalam artian antara udara ruangan dengan udara lingkungan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Campuran udara ini akan masuk menuju(AHU) dan melewati filter, fan centrifugal dan terakhir cooler coil (koil pendingin).

(18)

8

2. Komponen Air Handling Unit (AHU)

Dalam penggunaan (AHU) kita juga harus mengetahui bagian-bagian atau komponen-kompenen yang ada didalam (AHU) guna memperdalam ilmu pengetahuan atau wawasan agar dapat mengetahui troubleshooting atau bisa menganalisa masalah kerusakan yang akan terjadi pada (AHU) sehingga kita dengan mudah mengenal bagian atau komponen (AHU) mana yang mengalami kerusakan. Beberapa komponen (AHU) dapat dibedakan sebagai berikut :

a) Kompresor

Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi.Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.Komponen ini merupakan alat yang memiliki fungsi sebagai pusat sirkulasi (mengedarkan dan memompa) bahan pendingin atau refrigerant ke seluruh bagian Air Conditioner atau AC.Kompresor juga berguna untuk membentuk dua daerah tekanan yang berbeda-beda, antara daerah yang mempunyai tekanan rendah dan daerah yang mempunyai tekanan tinggi.Kompresor bekerja untuk memompa refrigran agar bersirkulasi pada lingkaran pendingin untuk membawa dan memindah enersi panas dari dalam ruangan keluar ruangan.Pada masukan kompresor dipasang sebuah tabung yang dinamakan “akumulator”, yang mempunyai fungsi utama untuk memisahkan refrigran cair dan refrigran ruang dan untuk mencegah refrigran cair agar tidak ikut masuk kedalam

(19)

9

kompresor.Selain itu akumulator juga berfungsi untuk mengikat kotoran dan kelembaban uap air. Pompa kompresor bekerja menghisap ruangan coil evaporator sehingga tekanan didalam evaporator menjadi rendah. Dan pada sisi lain akan memampatkan uap refrigran pada coil kondensor sehingga tekanannya menjadi tinggi.

Gambar 2.1Kompresor

Sumber: (https://cvastro.com/cara-kerja-sistem-ac-ruangan.htm)

b) Evaporator

Evaporator adalah sebuah alat yang berfngsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.Evaporator mempunyai 2 macam fungsi, pertama yaitu untuk menyerap enersi panas udara ruangan agar temperaturnya turun, dan kedua untuk menurunkan tingkat

(20)

10

kelembaban udara ruangan.Agar evaporator dapat menyerap panas udara, maka temperatur evaporator harus dibuat lebih rendah dari temperatur udara ruangan. Proses pendinginan evaporator dilakukan dengan cara penguapan refrigran cair (biasa disebut freon) menjadi uap refrigran didalam evaporator. Perubahan bentuk dari refrigran cair menjadi uap ini membutuhkan enersi panas. Dan panas ini akan diserap dari media disekelilingnya, yaitu pipa coil evaporator dan udara yang bersinggungan dengan coil evaporator tersebut. Proses inilah yang menyebabkan kenapa coil evaporator temperaturnya menjadi dingin. Pipa coil evaporator dilengkapi dengan sirip-sirip aluminium yang berfungsi untuk memperluas permukaan yang bersinggungan dengan udara ruangan dengan tujuan agar penyerapan panas udara bertambah menjadi lebih baik. Agar penyerapan panas udara ruangan merata keseluruh ruangan, maka udara ruangan perlu disirkulasikan agar melewati coil evaporator. Untuk keperluan ini didesain khusus sebuah fan blower dengan bentuk seperti tabung.

Refrigran didalam coil evaporator merupakan campuran dalam bentuk cair dan uap serta mempunyai temperatur dan tekanan yang konstan. Saat akan meninggalkan coil evaporator dan masuk kedalam kompresor semua refrigran harus sudah berubah menjadi uap dan temperatur biasanya sedikit naik diatas temperatur jenuh uap refrigran tersebut yang dinamakan “super heat”. Saat meninggalkan coil evaporator, semua refrigran harus sudah berubah sebagai uap, karena

(21)

11

kompresor hanya boleh memampatkan dalam bentuk uap. Jika refrigrant cair ikut masuk kedalam pompa kompresor, maka hal ini dapat merusak pompa kompresor, karena bentuk cair tidak bisa dimampatkan.Prisnsip kerjanya dengan menambahkan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki konsetrasi yang tinggi.

Gambar 2.2Evaporator coil Sumber:(https://www.aaon.com/Coils)

c) Kondensor

Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair (air).Dapat juga diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang berfungsi unutuk mengkondensinasikan fluida. Dalam penggunaanya kondensor diletakan diluar ruangan yang sedang didinginkan supaya panas yang

(22)

12

keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga tidak mengganggu proses pendinginan. Prinsip kerja kondensor tergantungdari jenis kondensor tersebut, secara umum terdapat dua jenis kondensor yaitu surface condenser dan direct contact condenser.Kondensor sangat rentan terhadap gangguan-gangguan yang dapat menghambat kinerjanya, berikut masalah-masalah yang sering terjadi pada kondensor:

1) Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi) Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor.Cara untuk mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang merupakan pompa vakum.

2) Terjadi Fouling Terhadap Kondensor

Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan baku air pendingin.

Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut mengandung endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya

(23)

13

laju perpindahan panas pada kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi penyebab fouling pada kondensor.

Gambar 2.3 Kondensor

Sumber : (https://serviceacjogja.pro/mengenal-komponen-ac-ruangan- dan-fungsinya/)

d) Katup ekspansi ( expansion valve)

Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator.Untuk itulah pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi.Bekerjanya katup ekspansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporatur atau tekanan di dalam sistem.

(24)

14

Macam – macam konstruksi & cara kerja :

1) Katup ekspansi bentuk siku Katup ekspansi dengan kontrol temperatur

Gambar 2.4 Katup ekspansi bentuk siku Sumber: (http://sekawan-servis-

pendingin.blogspot.com/2011/04/evaporator-katup-ekspansi.html) Tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di atas membran diisi dengan cairan khusus yang sensitif terhadap perubahan temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini didempetkan dengan pipa keluar evaporator.Bila temperatur evaporator rendah, tekanan cairan di atas membran tidak mampu melawan tekanan pegas, katup jarum menutup saluran masuk ke evaporator, penguapan zat pendingin terhenti.Temperatur evaporator naik kembali. Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membran akan naik pula, sampai melebihi tekanan pegas, katup terdorong ke bawah,

(25)

15

saluran terbuka. Suhu evaporator turun kembali, demikian seterusnya.Katup ekspansi dengan kontrol tekan dan temperatur

Gambar 2.5Katup ekspansi dengan kontrol tekan dan temperatur Sumber:(http://sekawan-servis-

pendingin.blogspot.com/2011/04/evaporator-katup- ekspansi.html)

Supaya pengaturan menutup dan membuka disesuaikan dengan tekanan yang ada, maka dapat ditulis persamaan :

Pt= Pp+Pe (1)

Pt= Tekanan cairan diatas membran (Kontrol temperature) Pp= Tekanan pegas

Pe= Tekanan zat pendingin yang keluar dari evaporator

(26)

16

Gambar 2.6Katup Ekspansi Sumber: (http://sekawan-servis-

pendingin.blogspot.com/2011/04/evaporator-katup- ekspansi.html)

a) Kontrol temperature tetap seperti sebelumnya, tekanan di atas membrane tergantung dari suhu pipa keluar evaporator

b) Pada waktu tekanan pjpa keluar, evaporator turum tekanan di atas membrane akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran.

c) Zat pendingin mengalir ke evaporator

d) Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat persamaan), Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup saluran. Zat pendingin tidak mengalir ke evaporator, suhu evaporator naik kembali

(27)

17

dan tekannya akan turun, katup akan bekerja seperti semula demikia seterusnya.

e) Centrifungal fan / Centrifungal blower

Centrifugal Blower ini bentuknya seperti keong dan mempunyai daya hisapatau kapasitas yang kecil tetapi mempunyai daya dorong atau static pressureyang besar.Jadi centrifugal blower ini digunakan di ruangan yang tidak terlalu besar (kapasitas ruangan yang kecil), tetapi memerlukan jarak buangatau daya dorong yang jauh.Dalam pengoperasiannya centrifugal blowermenggunakan aplikasi sistem ducting sehingga semua titik panas dapatterangkat atau terhisap.Panjang ducting harus di sesuaikan dengan staticpressure atau daya dorong yang terdapat pada centrifugal blower tersebut.Kalau ductingnya terlalu panjang dan banyak lekukan akan terjadi lost staticatau kehilangan pressure.Fungsi dari Centrifugal Blower inipun sama dengan alat ventilasi udara padaumumnya yaitu menghisap atau membuang udara panas pada suatu ruangan seperti di ruang kamar mesin kapal, ruang dapur dan sebagainya.

(28)

18

Gambar 2.7centrifungal fan

Sumber: (https://www.aerovent.com/products/centrifugal-fans/)

3. Instalasi Udara dalam Ruangan Kapal

Kamar-kamar yang berada dikapal merupakan ruangan yang hampir terisolasi dari udara luar, Sedangkan manusia bernafas membutuhkan O2 dan mengeluarkan gas CO2 sedangkan motor bakar penggerak kapal membutuhkan O2 untuk melakukan pembakaran.Oleh sebab itu dibutuhkan suatu pengaturan udara yang memadai sehingga kondisi ruangan menjadi nyaman dan aman. Kebutuhan udara dapat dipenuhi secara natural bila ruangan memungkinkan dipasang cendela atau bukaan yang lansung berhubungan dengan lingkungan luar, Apabila tidak dapat dipenuhi dengan proses alamiah, dikarenakan kondisi ruang yang hampir tertutup serta perbandinagan antara kebutuhan udara dan aliran udara yang masuk secara alamiah tidak sebanding maka udara luar harus dimasukkan secara paksa(biasa disebut sistem udara paksa).

a Ventilasi :

Ventilasi adalah penyedia udara bersih kedalam ruangan tanpa melalui penanganan khusus, ventilasi secara alamiah terjadi

(29)

19

jika adanya pertukaran udara yang terjadi karena perbedaan kerapatan udara / density dan temperatur.sedangkan ventilasi secara paksa dibutuhkan apabila secara manual tidak terpenuhi atau kebutuhan udara jauh lebih besar, seperti tempat dimana banyak pekerja atau pada ruang dengan motor bakar. ventilasi diatas kapal dibagi menjadi:

1) Ventilasi unutuk komponen tempat tinggal dan kerja dengan tujuan untuk mengeluarkan udara kotor, yang memenuhi syarat untuk pernafasan dan menggantinya dengan udara segar.

2) Ventilasi dari ruang mesin dan ketel yang dibuat untuk menurunkan sudu dan mnegatur susunan udara yang dibutuhkan didalam ruangan itu.

3) Ventilasi didalam ruangan muatan dengan tujuan untuk memertahankan susunan dan kelembapan udara yang dipergunakan untuk mempertahankan mutu dari muatan.

Gambar 2.8 kamar dalam kapal

Sumber: (http://rizalfadliinteriorkapal26.blogspot.com/2017/10/kamar- kamar-yang-berada-dikapal.html)

(30)

20

Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dipasang peralatan- peralatan seperti fan, ventilator grills dan cendela bagi ruangan yang memungkinkan (gambar 16.23 s/d 16.25 ). Peralatan tersebut berfungsi memasukkan udara segar dari luar untuk menganti udara sisa pernafasan yang berada ruangan didalam kapal. Pada ruang mesin, temperatur yang diizinkan tidak boleh melebihi 45 C, selain untuk menyediakan suplai udara untuk pembakaran, ventilasi pada ruang mesin juga berfungsi sebagai penukar panas udara yang berada pada kamar mesin sebagai akibat dari pancaran panas baik radiasi dari mesin induk, motor, heat exchanger, dll. Demikian pula sistem ventilasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan udara dalam pengoperasian permesinan dan untuk menjamin sirkukasi udara bersih.Jadi selain ventilasi secara natural dibutuhkan sistem ventilasi paksa sehingga kebutuhan udara dalam kamar tercukupi.

Gambar 2.9 Ventilator berbentuk jamur

Sumber: (http://rizalfadliinteriorkapal26.blogspot.com/2017/10/kamar- kamar-yang-berada-dikapal.html)

(31)

21

Ventilator tesebut berfungsi sebagai pemutar manual unutuk menutup saat cuaca buruk.

Gambar 2.9 Ventilator grills Sumber:

(http://rizalfadliinteriorkapal26.blogspot.com/2017/10/ka mar-kamar-yang-berada-dikapal.html)

Ventilator grills dari ruang akomodasi atau kamar mesin Dapat dibuka/ditutup saat cuaca buruk. Secara umum peletakan peralatan ventilator tesebut berada ditempat terbuka seperti deck atau dinding.

Sistem ventilasi untuk ruang mesin harus dianggap mempunyai tiga fungsi sebagai berikut :

1) Untuk menyediakan udara pembakaran mesin induk, mesin diesel generator dan boiler

2) Untuk menyebarkan panas radiasi yang timbul dari mesin, boiler motor, pemindah panas.

3) Untuk menjamin sirkulasi udara segar di ruang mesin

(32)

22

b Pendingin Ruangan AC

Penyejuk Udara / Air conditioning(AC) digunakan untuk mendinginkan produk atau lingkungan ruangan. Sistim refrigerasi atau penyejuk AC memindahkan panas dari tangki reservoir rendah energi yang lebih dingin ke tangki reservoir energi tinggi yang lebih

hangat.Tergantung pada penerapannya, terdapat berbagai opsi/

kombinasi penyejuk udara AC yang tersedia untuk penggunaannya Penyejuk udara (untuk ruangan atau mesin-mesin) Penyejuk udara AC Split Unit kumparan fan pada sistim yang lebih besar Unit handling udara pada sistim yang lebih besar Siklus refrigerasi kompresi

mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang.Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan

membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.Sistem pelayanan udara sejuk dari AC dibedakan dalam dua macam yaitu type pelayanan central dan pelayanan dengan AC split. Tipe central dengan

menggunakan satu mesin pendingin, dari mesin tersebut, udara sejuk disalurkan kebeberapa ruangan seperti terlihat pada gambar dibawah, sedang tipe AC split tiap ruangan memiliki satu mesin pendingin sendiri-sendiri. Agar mesin AC dapat mensuplai udara sejuk dengan baik, perbaikan dan perawatan perludilakukan secara rutin dengan cara:

(33)

23

1) Periksa kebocoran saluran dan saluran yang rusak, seluruh kebocoran udara harus ditutupi oleh pelapis berkulaitas.

2) Periksa secara rutin kebocoran refrigerant.

3) Periksa tekanan operasi kompresor.

4) Periksa seluruh tekanan dan minyak pelumas.

5) Uji seluruh tegangan dan arus motor.

6) Periksa seluruh starter listrik, contactordanrelay.

7) Periksa seluruh gas panas dan operasi pembongkaran.

8) Gunakan pembacaan suhu lewat panas dan sub-dingin untuk mencapai efisiensi chiller maksimum.

4. Katup Solenoid (Solenoid Valve)

Katup Selenoid atau Selenoid Valve adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust.Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve

(34)

24

pneumatic bekerja.Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam fluidics. Tugas dari solenoid valve dalah untuk mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids. Solenoid Valve banyak sekali jenis dan macamnya tergantung type dan penggunaannya, namun berdasarkan modelnya solenoid valve dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid valve single coil dan solenoid valve double coil keduanya mempunyai cara kerja yang sama.Solenoid valve banyak digunakan pada banyak aplikasi. Solenoid valve menawarkan switching cepat dan aman, keandalan yang tinggi, awet/masa service yang cukup lama, kompatibilitas media yang baik dari bahan yang digunakan, daya kontrol yang rendah dan desain yang kompak.Solenoid valve mempunyai banyak variasi dalam hal kegunaan atau kebutuhan dari mesin tersebut. Antara lain kegunaan solenoid valve adalah :

a) Digunakan untuk menggerakan tabung cyclinder b) Digunakan untuk menggerakan piston valve c) Digunakan untuk menggerakan blow zet valve

Prinsip kerja dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya ketika piston bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya

(35)

25

solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja

5. Perawatan & Perbaikan Air Handling Unit (AHU)

Sebagai seorang teknisi maupun engineering di perusahaan dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip kerja, kontruksi dan komponen serta mengetahui cara pemeliharaan dan perawatan, pemeriksaan dan penggantian beberapa komponen peralatan yang menjadi tanggungjawabnya yang sesuai dengan prosedur yang benar dan standar kesehatan dan keselamatan kerja. Untuk kerja system AHU yang sesuai dengan standar dan kebutuhan akan menjamin kelangsungan dan kestabilan operasi. Kegagalan sistem pendinginan akan mengakibatkan ketidak nyamanan di ruang kerja, kamar dan ruangan yang melibatkan aktifitas manusia. Sebelum kita memulai perbaikan dan perawatan Air Handling Unit (AHU).Ada beberapa persiapan yang harus kita persiapkan.

a. Periksa koneksi ducting dalam keadaan terhubung dengan ducting dalam keadaan terhubung dengan unit AHU pastikan tidak terjadi keocoran/robek, (jika terjadi kebocoran/robek lakukan perbaikan).

b. Periksa tidak terdapat puing-puing atau benda padat yang dapat merusak/menggangu operasional AHU serta pastikan kondisi filter dalam keadaan bersih (lakukan pembersihan jika dilakukan).

(36)

26

c. Periksa dan pastikan tidak terjadi kelonggaran atau terlepasnya mur, baut, screw dan pengikat lainnya pada unit AHU dan ducting sistem yang ada diruangan AHU.

d. Periksa dan pastikan seluruh sambungan listrik (power dan control) dalam kondisi baik.

e. Periksa dan pastikan tidak terdapat ceceran pelumas/greas pada bagian bearing/as/bagian yg berputar (bersihkan jika diperlukan).

f. Periksa kondisi fan/blade pada motor serta kekencangan beltnya (seting ulang jika diperlukan).

g. Periksa dan pastikan kondisi saluran drain (air pembuangan) dalam kondisi lancar/tidak tersumbat.

h. Lakukan test putaran menggunakan tangan fan/blade dan pastikan tidak ada hambatan (AHU sebelum dioperasikan).

i. Lakukan test putaran menggunakan tangan fan/blade dan pastikan tidak ada hambatan (AHU sebelum dioperasikan).

j. Periksa dan pastikan tidak ada getaran atau bunyi yang tidak wajar saat AHU beroperasi.

k. Periksa dan pastikan seluruh bagian yang ada diruangan AHU dalam kondisi bersih dan tidak terjadi kebocoran/tetesan air pada atap /plafon (lakukan pembersihan jika diperlukan).

(37)

27

Mulai

Pengambilan Data sudah sesuai

Analisa

Selesai

C. Kerangka Penelitian

Dalam kerangka penelitian ini penulis akan memaparkan secara bagan alur dalam menjawab dan menyelesaikan pokok permasalahan yang telah dibuat sebagai berikut :

Gambar bagan 3.0 :Bagan Kerangka Penelitian.

Kesimpulan Survei Kerusakan AHU Studi Literatur

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian

Menurut Damayanti (2013,)penelitian merupakan proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam penelitian terdapat dua jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatifdan penelitian kualitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakanmetode penulisan kualitatif karena penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi kasus dan studi kasus merupakan cirri dari jenis penelitian kualitatif.

Menurut Denzindan Lincoln didalam bukunya Noor (2011) yang berjudul Metodologi Penelitian, menjelaskan bahwa kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Menurut Moleong (1999),mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

29

(39)

30

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Metode kualitatif adalah suatu cara dalam menganalisa data-data yang akurat berdasarkan wawancara atau pengamatan secara langsung tentang suatu kejadian.

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi serta mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan selanjutnya dianalisis.

B. Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan ketika penulis melaksanakan praktek layar diatas kapal kurang lebih 6 bulan. Dengan tujuan bisa menjawab dan melakukan observasi secara langsung tentang rumusan masalah yang ada.Sehingga pada bagian akhir penulis bisa memperoleh kesimpulan atas masalah yang ada pada proposal ini.

2. Tempat Penelitian

Penulisakan melaksanakan penelitian ini di sebuah kapal niaga salah satu perusahaan pelayaran negeri. Sekaligus guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan.

(40)

31

C. Jenisdan Sumber Data 1. Sumber Data

Dalam penulisan proposal dengan judul“Analisis KerusakanAir Handling Unit pada Sistem Sirkulasi Udara di atas Kapal”,penulis

menggunakan sumber data dari subyek penelitian dengan spesifikasi yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah dibagi menjadi dua jenis yakni sebagai berikut :

a. Data primer

Menurut Moelog (2002), data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulisya itu hasil observasi langsung terhadap sistem sirkulasi udara yang terpasang di atas kapal.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis memperoleh data primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang mengetahui tentang permasalahan kerusakan Air Handling Unit (AHU) pada sistem sirkulasi udara di atas kapal. Penulis memperoleh dari hasil wawancara atau berdiskusi dengan

(41)

32

electrician, masinis tiga, mekanis dan teknisi yang bertanggung

jawab dan masinis lain yang lebih tahu tentang permasalahan kerusakan Air Handling Unit(AHU) pada sistem sirkulasi udara di kapal.

b. Data sekunder

Menurut Moleog (2002) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi,yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya yang diteliti.

Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang analisis kerusakan Air Handling Unit (AHU) pada sistem sirkulasi udara di atas kapal atau yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat kuliah.

D. Pemilihan Informan

Menurut Moleong (2002),apabila seorang mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau

(42)

33

peristiwa tertentu.MenurutSuryabrata (2003), penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langakah yang digunakan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanayaan-pertanyaan tentang kerusakan air handling unit (ahu) khususnya pada sistem kelistirkan & kontrol. Pada penelitian ini informan yang akan diwawancarai ialah Masinis III dan electrician pada kapal.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Menurut Margono (1997), mendefinisikan observasi adalah pengamatan dana pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung pada objek yaitu kerusakan Air Handling Unit(AHU) terlebih komponen-komponen Air Handling Unit (AHU) di

atas kapal, faktor yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi masalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi kerusakan sistem konrol suhu &

kelistrikan pada Air Handling Unit (AHU) pada sistem sirkulasi udara di atas kapal.

Tujuannya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang dijadikan topik yaitu proses kerja AHU serta mengetahui pengaruh terhadap kinjera sistem sirkulasi udara di atas kapal.

(43)

34

2. Teknik Wawancara

Dalam melakukan wawancara peneliti menyampaikan masalah kemudian dibicarakan untuk mencari jalan keluarnya. Peneliti tidak menyediakan jawaban agar responden bebas, luas, dan terbuka dalam menjawab sesuai pendapat, pandangan, dan pengetahuannya.

Isi wawancara akan berupa suatu kejadian, kondisi maupun beberapa data-data yang tidak normal yang kemudian disusun secara sistematika.Wawancara tentang pengaruhfaktor-faktorapa yang berpengaruh terhadap kerusakan Air Handling Unit (AHU)terutama terhadap solenoid valve dilakukan kepada seluruh awak kapal terutama electrician ataupun operator yang bertanggung jawab terhadap suatu

peralatan.

Data-data yang di kumpulkan dan diperoleh selama penelitian dianalisis kembali dan dipaparkan sesuai data aslinya saat penelitian.Dan data dalam penelitian ini berkaitan dengan peralatan listrik di atas kapal,dengan memperoleh data-data wawancara terhadap pihak yang bertanggung jawab.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi yaitu penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan dokumen-dokumen, literature- literatur, buku-buku referensi, review penelitian sebelumnya dan

(44)

35

tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti untuk memperoleh data sebagai landasan teori dari penelitian.

(Sugiyono, 2009), Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan Air Handling Unit (AHU) dan sistem sirkulasi udara di ataskapal.

F. Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data

Menurut Bungin (2003:70), Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus- gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

(45)

36

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur.

Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yan terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

3. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

(46)

37

Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Aerovent(2019) centrifungal fanhttps://www.aerovent.com/products/centrifugal- fans/. Diaksespadatanggal 23 juni 2019.

alfitara (2015) Air Handling Unit http://alfitara.blogspot.com/2015/12/air- handling-unit- ahu.html. Diaksespada 3 april 2019

Bungin, Burhan. (2007). PenelitianKualitatif: Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik,

Damayanti, Deni. (2013). Panduan Proposal Skripsi, Tesis, Disertasi.

Yogyakarta: Araska.

Fadilrizal (2017) kamar-kamar yang berada di

kapallhttp://rizalfadliinteriorkapal26.blogspot.com/2017/10/kamar-kamar- yang-berada-dikapal.html. Diaksespada 22 juni 2019

Maleong, Lexy.(2007).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung :RemajaKarya.

KitomaIndonesia(2019) solenoid valve

pneumatichttp://www.kitomaindonesia.comDiaksespada 23 juni2019 Margono, S.(1997).MetodologiPenelitianPendidikan, Jakarta: RinekaCiptaBangsa Priyambodo(1971)SistemTataUdaraAHUhttps://priyambodo1971.wordpress.com/

Diaksespada 8 april 2019

Prosesindustry(2015)kondensordanprisnsipkerjanyahttps://www.prosesindustri.co m/2015/01/kondensor-dan-prinsip-kerjanya.html.Diaksespadatanggal 22 juni 2019

Sekawanservis(2011)http://sekawanservispendingin.blogspot.com/2011/04/evapor ator-katup-ekspansi.html. Diaksespadatanggal 22 juni 2019

Suryabrata,Sumadi(2003).MetodologiPenelitian. Jakarta: Raja GrafindoPersada Chamberlain :BukuKorosiUntukMahasiswadanRekayasawan,

GramediaPustakaUtama, (1991)

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1Kompresor
Gambar 2.2Evaporator coil  Sumber:(https://www.aaon.com/Coils)
Gambar 2.3 Kondensor
+7

Referensi

Dokumen terkait