Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Pengajaran Mikro
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, seorang pendidik maupun calon pendidik harus mampu menguasai materi-materi dan tata kelola sebuah kelas dalam proses teaching learning.
Penguasaan ini diperoleh melalui latihan-latihan, atau
praktek baik sesama calon guru ataupun praktek langsung dilapangan (PPL) bagi calon guru.
Kegiatan semacam ini dikenal dengan micro teaching (pembelajaran/pengajaran mikro) yang oleh para pakar dalam memberi pengertian saling berbeda-beda namun intinya sama.
Microteaching berasal dari dua kata, yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit, dan teaching yang berarti mengajar.
Richard N. Jensen (1974) : suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru mengembangkan keterampilannya
dalam menerapkan teknik mengajar tertentu.
Laughlin dan Moulton: sebuah metode latihan penampilan yang dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi
bagian-bagian komponen dari proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.
[Hasibuan, 2009 : 44]
Pengertian Pengajaran Mikro/Micro
Teaching
Sukirman : sebuah pembelajaran dengan salah satu
pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau disederhanakan. [Dadang Sukirman, 2012 ; 21] Penyederhanaan disini terkait dengan
setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya.
Hamalik : pengajaran mikro merupakan teknik baru dan
menjadi bagian dalam pembaruan. Penggunaan pengajaran mikro dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar calon guru atau sebagai usaha peningkatan, adalah suatu cara baru terutama dalam sistem pendidikan guru di negera kita.
[Hamalik, 2009: 144]
Pengertian Pengajaran Mikro/Micro
Teaching
Sardiman: micro teaching adalah meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar.[Sardiman, 2005: 189]
Pengajaran mikro adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih sempit dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan teman-teman setingkat atau sekelompok murid di bawah
bimbingan dosen pembimbing atau di bawah bimbingan guru pamong.
Jadi pengajaran mikro berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan.
pengajaran mikro pada dasarnya merupakan suatu metode pembelajaran berdasarkan performa yang tekniknya
dilakukan dengan cara melatihkan komponen-komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran, sehingga calon guru benar-benar mampu menguasai setiap komponen satu persatu atau beberapa komponen secara terpadu dalam situasi pembelajaran yang disederhanakan.
Dengan demikian, dalam micro teaching bagian sangat penting adalah praktik mengajar sebagai bentuk nyata
ditampilkannya kompetensi yang telah dibekalkan kepada calon pendidik.
Pada umumnya praktik micro teaching dilakukan dengan
model peer-teaching (pembelajaran bersama teman sejawat), karena model ini fleksibel dilaksanakan sebelum melakukan real-teaching dalam kelas yang sesungguhnya.
Dalam micro teaching calon pendidik dapat berlatih unjuk
kebolehan dengan kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan secara terpadu dari beberapa kompetensi dasar mengajar dengan kompetensi (tujuan), materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi (dimikrokan).
pengertian micro teaching dalam penelitian ini merupakan sarana latihan untuk berani tampil menghadapi kelas dengan peserta didik yang beraneka ragam karakternya,
mengendalikan emosi, ritme pembicaraan, mengelola kelas agar kondusif untuk proses transfer ilmu, dan lain-lain.
Praktik micro teaching dilakukan sampai calon pendidik dianggap sudah cukup memadai untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.
Tujuan umum : meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran atau kemampuan profesional calon guru dan/atau meningkatkan kemampuan tenaga
kependidikan dalam berbagai keterampilan yang spesifik.
Latihan praktek mengajar dalam situasi laboratoris, maka melalui micro teaching, calon guru ataupun guru dapat berlatih berbagai ketrampilan mengajar dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.
Sardiman mengatakan tujuan dari pembelajaran mikro adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar.[Sardiman, 2005: 189]
Tujuan Micro Teaching
a. Bagi siswa calon guru
1. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun ke kelas yang sebenarnya.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk
mendapatkan bermacam–macam keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
keterampilan itu diterapkan.
Tujuan Pembelajaran Mikro
Menurut Dwight Allen (Moedjiono, 2009: 46)
b. Bagi guru
Pengajaran mikro bukan hanya untuk calon guru saja tapi juga digunakan untuk guru yang telah mengajar di sekolah-sekolah.
Tujuannya pun berbeda-beda
1. memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
2. guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya.
3. mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap
pembaharuan yang berlangsung di pranata pendidikan.
a. Bagi mahasiswa calon guru,
1. memberi latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah dan latihan pengalaman mengajar yang nyata;
2. memberi kesempatan calon guru mengembangkan
keterampilan mengajar dan bimbingan sebelum mereka tampil di kelas yang sebenarnya;
3. memberikan kesempatan calon guru untuk mendapatkan latihan keterampilan mengajar dan berlatih kapan harus menerapkannya.
Tujuan Pembelajaran Mikro
Menurut Hartono (2010 : 37)
b. Bagi guru:
1. memberikan penyegaran keterampilan dasar mengajar;
2. memberikan kesempatan menambah pengalaman terbimbing untuk penigkatan dan pengembangan profesinya;
3. mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap tanggapan/ kritik atas kekurangannya dan
pembaharuan yang berkembang di dunia pendidikan.
1. Mahasiswa terampil membuat Persiapan Mengajar,
2. Membentuk Sikap Profesional sebagai calon Guru/Dosen,
3. Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada Etika keguruan,
4. Dapat menjelaskan Pengertian Micro Teaching,
5. Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga mudah dipahami oleh audience atau peserta didik,
6. Terampil membuka dan menutup pelajaran, 7. Dapat bertanya secara benar,
8. Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik, 9. Dapat membuat variasi dalam mengajar,
10. Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar dan tepat,
11. Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis, kritis dan praktis,
12. Dapat memerankan sebagai Guru/Dosen , Supervisor, Peserta Didik, maupun sebagai Observer dengan baik,
13. Dapat menerapkan teori Belajar dan Pembelajaran dalam suasana Didaktis, Paedagogis, Metodik dan Andragogis secara tepat dan menarik,
14. Berlatih membangun rasa percaya diri,
TUJUAN KHUSUS Pengajaran Mikro
(Micro Teaching)
Maka tujuan pembelajaran mikro adalah untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa (calon guru) untuk berlatih mempraktikkan beberapa
keterampilan dasar mengajar di depan teman–
temannya dalam suasana yang constructive,
supportive, dan bersahabat sehingga mendukung kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan
(performance) yang terintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di sekolah/ institusi
pendidikan.
Brown dan Ametrong (1975), mencatat sebagai berikut :
1. Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan Praktik Keguruan sangat tinggi.
Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam
Pengajaran Mikro (Micro Teaching), akan baik pula dalam Praktik mengajar di kelas.
2. Praktikan yang lebih dulu menempuh program Pengajaran Mikro (Micro Teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang tidak mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching).
3. Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
4. Bagi Praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam
pengajaran, Pengajaran Mikro (Micro Teaching) kurang bermanfaat.
5. Setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching), praktikan dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
6. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.
Hasil Riset tentang Manfaat
Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
Jumlah murid (5 – 10 orang)
Waktu mengajar
Bahan pelajaran/ruang lingkup materi
Keterampilan yang dilatih
Penggunaan metode
Media Pembelajaran
unsur-unsur pembelajaran lainnya.
Apa saja yang
disederhanakan/dikecilkan?
Jumlah siswa sebagai subyek belajar sedikit, yaitu antara 5 – 10 orang.
Waktu mengajar terbatas (10 – 15 menit).
Bahan yang diajarkan terbatas.
Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas.
Ciri-Ciri pengajaran mikro
Tujuan utama
Pada akhir perkuliah, diharapkan mahasiswa memiliki
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktik
pendidikan di sekolah.
Tujuan khusus
Mahasiswa sebagai calon guru menguasai keterampilan dasar pembelajaran.
Tujuan Pengajaran Mikro
Menemukan tingkah laku calon pengajar dan
memperoleh umpan balik sebagai hasil supervisi.
Menemukan dan melengkapi pengajaran yang bersifat dinamis dalam proses belajar mengajar.
Menemukan model-model penampilan guru dalam pembelajaran, menggunakan hasil supervisi sebagai dasar diagnostik dan remidi untuk mencapai tujuan latihan keterampilan.
Keterampilan dasar yang dimaksud,
antara lain :
Selain menguasai materi, seorang guru juga harus menguasai ketrampilan sebagai berikut :
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran 2. Ketrampilan menghadapi siswa
3. Ketrampilan menggunakan metode dan media secara tepat
4. Ketrampilan mengelola lingkungan pembelajaran 5. Ketrampilan menjelaskan pembelajaran
6. Ketrampilan bertanya
7. Ketrampilan memberikan penguatan 8. Ketrampilan menggunakan variasi
Ketrampilan seorang guru
Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam pembelajaran.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa sebagai calon guru untuk menemukan dirinya sebagai calon guru.
Fungsi Pengajaran Mikro:
fungsi micro teaching secara umum : Microteaching berupaya untuk
membina calon guru/tenaga kependidikan melalui keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif dan interaktif.
Dalam perannya micro teaching berfungsi sebagai:
a. Fungsi Intruksional
Pada fungsi ini micro teaching sebagai penyedia fasilitas praktik/latihan bagi calon guru/tenaga kependidikan untuk berlatih dan/atau
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan pembelajaran, yang pada hakikatnya merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik mengajar dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari
secara teoritik.
Hamalik (2009: 144) mengatakan bahwa pengajaran mikro berfungsi sebagai praktek keguruan, baik dalam pre-service maupun in-sevice
Dengan demikian fungsi intruksional bagi calon guru : sebagai tempat mengasah kompetensi dan keterampilan mengajar.
Fungsi Pengajaran Mikro
b. Fungsi Pembinaan
Yaitu sebagai tempat pembinaan dan pembekalan para calon guru sebelum terjun ke lapangan (pengajaran sebenarnya).
Sardiman (2012: 186) : micro teaching dijadikan tempat membekali calon guru dengan memperbaiki komponen- komponen mengajar sebelum terjun ke real class room teaching.
Dalam Micro teaching, mahasiswa calon guru dibina dan diajarkan tata cara mengajar di kelas. Maka micro teaching sangat besar fungsi dan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dimasa akan datang.
c. Fungsi Integralistik
Dalam dunia kependidikan, PPL (Program Pengalaman Lapangan) menjadi hal utama untuk menguji kualitas.
PPL tidak hanya dilaksanakan di lembaga (sistem)
pendidikan keguruan saja, namun juga di setiap lembaga pendidikan tinggi lainnya, baik teknik, perbankan, apalagi keguruan.
Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral Program Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan
mata kuliah prasyarat PPL dan berstatus sebagai mata kuliah wajib lulus.
d. Fungsi Eksperimen
Keberadaan micro teaching berfungsi sebagai bahan uji coba bagi calon guru pakar di bidang
pembelajaran.[Asri, 2010]
Seorang guru atau seorang ahli berdasarkan
penelitiannya, jika menemukan suatu model atau suatu metode pembelajaran, maka sebelum
penemuan itu dipraktekkan di lapangan, terlebih dahulu diuji-cobakan di dalam micro teaching ini.
Sehingga hasilnya dapat dievaluasi, di mana letak kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan- perbaikan.
Performance (penampilan; kinerja): penampilan seseorang yang dihayati oleh orang lain.
Performance dapat dilatih, karena mendeskripsikan
performance yang baik bagi seorang guru adalah sangat sulit. Hal ini karena faktor pembatas, seperti :
Performance tidak dapat diungkapkan secara tertulis
Performance sangat ditentukan oleh perkembangan cara berpikir, bertindak, dan sebagai suatu bentuk interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Yang diamati pada saat melakukan
praktik pengajaran mikro :
Dalam berbagai fungsi tersebut,
performance
merupakan hal yang utama bagi seorang mahasiswa calon guru yang mengadakan latihan pembelajaran pada pengajaran mikro. Performance inilah yang biasanya dikembangkan dalam pengajaran mikro.
Performance (penampilan, kinerja) adalah penampilan seseorang yang dihayati oleh orang lain. Kesan pertama
terhadap seseorang karena penampakan alami diri seseorang (appearance).
Selanjutnya dengan melakukan latihan yang berulang–ulang dalam pengajaran mikro, performa mahasiswa calon guru diharapkan dapat menjadi perilaku (behavior).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi pengajaran mikro merupakan arena melatih performance.
Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu Pengajaran yang nyata, artinya pengajaran di laksanakan tidak dalam bentuk sebenarnya, tetapi
berbentuk mini dengan karakteristik sebagai berikut : a. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang
b. waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit c. komponen mengajar dikembangkan terbatas d. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.
e. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar f. umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru.
g. pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda- beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
h. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan dalam laboratorium mikro teaching
i. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari keterampilan mengajar.
j. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran.
k. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam jangka waktu tertentu.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
MIKRO TEACHING
Prinsip yang digunakan dalam evaluasi kegiatan Micro Teaching didasarkan atas prinsip pengajaran yang berorientasi pada tujuan atau hasil, dimana penilaian didasarkan atas hasil yang dapat dicapai oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan Micro Teaching.
Dalam kegiatan ini yang dinilai adalah dosen pembimbing/ supervisor, guru pamong dan calon guru.
Kemampuan menampilkan keterampilan mengajar merupakan penilaian dalam kegiatan Micro Teaching. Misalnya, menilai penampilan keterampilan dalam mengantarkan
pembelajaran. Keterampilan yang dimaksudkan adalah:
a. Keterampilan menciptakan suasana belajar.
Yaitu menciptakan suasana tenang, aman, dan menunjukkan perhatian kepada guru.
b. Keterampilan menimbulkan perhatian terhadap bahan pembelajaran yang disajikan.
Dimana mengajak pendengar untuk mendengarkan dan memahami pembelajaran yang disajikan
c. Keterampilan menimbulkan bahan apersepsi.
Yaitu mengulang kembali bahan yang diperlukan sebagai batu loncatan terhadap bahan pembelajaran yang baru.
Selanjutnya, guru mengevaluasi praktek teaching. Sebagai hasil penilaian dari pelaksanaan Micro Teaching, yang digunakan sebagai data adalah Feed Back atau umpan balik. Data yang didapatkan kemudian di diskusikan bersama, dimana hasilnya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan penampilan sebelumnya. Dari data dan hasil diskusi tersebut akan diketahui apakah tujuan dari penampilan keterampilan sudah tercapai dengan baik atau belum.
Prinsip pembelajaran mikro teaching
a. Memupuk kerja sama.
b. Mengembangkan sifat rasa percaya diri.
c. Mempunyai sikap terbuka bagi orang lain.
d. Dapat dijadikan bahan penelitian atau riset praktek pendidikan.
e. Kesempatan mengenali diri sendiri (kelemahan) dan mendorong untuk memperbaiki.
f. Merupakan arena yang memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat atau kritikan yang membangun.
Manfaat Feed Back dalam
pelaksanaan evaluasi Micro Teaching
Dulu, Istilah guru yang baik lebih banyak digunakan. Kini, istilah guru efektif yang sering digunakan karena sifatnya lebih terukur.
Bila menggunakan istilah guru yang baik maka sifatnya sebagai kemampuan personal guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran.
Guru efektif (effective teacher) mempunyai seperangkat karakter dan ciri tertentu untuk menggambarkan guru professional
Karakteristik guru yang efektif
a) Guru mempunyai komitmen pada siswa dalam proses belajarnya. Ini berarti komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswa
b) Guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang di
ajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para peserta didik. Bagi guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat di pisakan.
c) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar sisiwa melalui berbagai teknik evaluasi mulai pengamatan sampai tes hasil belajar d) Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya
dan belajar dari pengalamannya
e) Guru seyogyanya adalah bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya
Apabila guru memiliki kelima kompetensi tersebut maka guru tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang telah menjalankan tugasnya secara professional terutama berkaitan dengan tenaga fungsional.
Dengan lima karakter tersebut maka harapan yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa dapat dimiliki.
Harapan yang tinggi ini dapat dilihat dari semangat dan kinerja dalam menjalankan tugasnya
Guru Professional
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu:
1. kompetensi pedagogik, 2. kompetensi kepribadian, 3. kompetensi sosial,
4. kompetensi profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK