• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN GREEN BAY PLUIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN GREEN BAY PLUIT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN

GREEN BAY PLUIT

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Diploma 3

Oleh :

FANY NUR AFIFAH 0900353

PRODI D3-TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

2012

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN

GREEN BAY PLUIT

Diperiksa dan Disetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drs. H.Wahyu Wibowo,MT Herwan Dermawan,ST.,MT NIP. 19530904 198803 1 001 NIP. 19800128 200812 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi

Pendidikan Teknik Sipil Diploma III Teknik Sipil

(3)

ABSTRAK

Judul : Aplikasi Mat Foundation Pada Tower E Apartemen Green Bay Pluit, Nama : Fany Nur Afifah

Nim : 0900353

Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Wahyu Wibowo,MT 2. Herwan Dermawan, ST.,MT

Pada umumnya bangunan bertingkat banyak, menggunakan pondasi dalam sebagai penopang bangunannya. Namun ada juga alternatif lain yang dapat digunakan untuk menopang bangunan yaitu dengan pondasi dangkal. Pondasi dangkal yang dimaksud adalah mat foundation atau disebut juga dengan pondasi rakit. Penggunaan mat foundation bisa digunakan pada kondisi yang sedang atau ahkan tanah lunak dengan syarat tanah tersebut harus diperbaiki,karena terdapat kondisi uplift atau disebut dengan efek gaya apung. Seperti pada halnya pada tugas akhir ini, akan dibahas mengenai aplikasi mat foundation pada bangunan apartemen Green Bay Pluit.

Berdasakan data penyelidikan tanah, didapat data boring log atau data hasil pemboran dimana pemboran dilakukan sampai kedalam 44 m dan data hasil uji sondir atau DCPT. Dari data tersebut terdapat data lapisan tanah, dan resume hasil pengujian di laboratorium, misalnya nilai daya dukung tanah, nilai kuat geser tanah dan lain-lain. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai metode pelaksanaan mat foundation dan juga desain mat foundation untuk bangunan tersebut. Pada tahapan perhitungan desain mat foundation akan dibahas mengenai perhitungan daya dukung

pondasi, sampai dengan perhitungan penurunan pondasi. Penggunaan mat foundation

pada bangunan ini, memiliki daya dukung besar setelah adanya perbaikan tanah, yang mengakibatkan total penurunan relatif kecil.

(4)

Abstract

Title : Application of Mat Foundation to E Tower on Apartment Green Bay Pluit Name : Fany Nur Afifah

Nim : 0900353

multistory building, use deep foundation as prop buliding. However it is another alternative can used for prop buliding with a deep foundation. The deep foundation is mat foundation or called raft foundation. Application of mat foundation can use for medium condition or even soft soil in condition the soil shoul be repaired, because has uplift condition or with the effect of buoyancy. As well as this paper will study of Application of Mat Foundation to E Tower on Apartment Green Bay Pluit

Based on soil investigation, be obtained the data of boring log or driling result data where the driling until 44m deep and result of data test result sondir. Or CPT. From the data be found data of soil resume from laboratorium, for example carrying value of land, soil share strange value ect. In these paper can will study of

application method of mat foundation and design of mat foundation for that building.

In the level calculate of mat foundation bearing capacity of the foundation to decrease the calculation of settlement foundation. The use of mat foundation to this building has a large carrying capacity after the ground improvement, resulting in a total decrease is relatively small

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan rahmatnya kepada kita, sehingga kita masih bisa bernafas dan selalu ada dalam lindungan-Nya. Shalawat serta salam mari kita panjatkan kepada nabi besar kita, nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma 3. Dalam penyusunan tugas akhir ini,banyak sekali halangan dan rintangan yang penyusun alami.Namun dengan segenap tenaga dan pemikiran penyusun, akhirnya tugas akhir ini telah diselesaikan dengan baik.Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinginya atas dukungan, motivasi baik itu secara moril maupun materil kepada :

1. Bapak Drs. H.Wahyu Wibowo,MT selaku dosen pembimbing 1, yang dengan kesabaran dan kesungguhannya telah memberikan bimbingan, dorongan serta pengarahannya mulai dari perencanaan sampai terselesaikanya penyusunan tugas akhir ini.

2. Bapak Herwan Dermawan, ST.,MT selaku dosen pembimbing 2, yang dengan kesabaran dan kesungguhannya telah memberikan bimbingan, dorongan serta pengarahannya mulai dari perencanaan sampai terselesaikanya penyusunan tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Supratman Agus, ST.,MT selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingannya selama mengikuti perkuliahan.

(7)

5. Bapak Drs.Budi Kudwadi, MT., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung.

6. Bapak Prof.Dr.H.Mukhidin,MPd., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Seluruh Dosen, Asisten, serta staf Tata Usaha dilingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil D-3 Angkatan 2009 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.

9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, curahan kasih sayang serta do’a kepada penyusun sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Seluruh keluarga, dari keluarga Alm.waskanda dan keluarga Alm.Soegito Soegianto, yang selalu memberikan motivasi, dan doa, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Semoga tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Mohon maaf bila ada kekurangan dari penyusun.

Bandung, Desember 2012

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan Penulisan ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Metode Penelitian ... 4

I.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Mat Foundation ... 6

2.2 Jenis Mat Foundation ... 6

2.2.1 Berdasarkan Metode Dukungan ... 6

2.2.2 Berdasarkan Sistem Struktur ... 7

2.3 Teori Mat Foundation... 7

2.3.1 Foundation Enggineering by Peck, Hansen and ThornBurn ... 7

(9)

2.3.3 Foundation Analysis And Design ... 9

2.4 Tujuan Digunakan Mat Foundation Pada Bangunan Bertingkat ... 9

2.5 Metode Pendekatan Dan Dasar Pertimbangan Perencanaan ... 10

2.5.1 Pendekatan Pondasi Kaku ... 10

2.5.2 Pendekatan Pondasi Fleksibel ... 10

2.6 Distribusi Tekanan Dibawah Pondasi Rakit ... 11

2.7 Metode Kekakuan Untuk Desain Mat Foundation ... 12

2.7.1 Kekakuan struktur bangunan bagian atas dan Pondasi ... 13

2.8 Tahapan Desain Metode Kaku Konvensional ... 16

2.9 Aci Code ... 18

2.9.1 Pengaturan Jarak ... 19

2.10 Modulus Subgrade Reaksi ... 20

2.10.1 Rekomendasi Modulus Subgrade Reaksi Menurut Bowles... 22

2.11 Kapasitas Daya Dukung Pondasi ... 23

2.12 Penurunan Mat Foundation ... 27

2.12.1 Penurunan Seketika Pada Tanah Kohesif ... 28

2.12.2 Penurunan Konsolidasi Pada Tanah Kohesif ... 29

(10)

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Pembersihan Lahan ... 31

3.2 Penyelidikan Tanah ... 32

3.3 Metode Perbaikan Tanah ... 32

3.3.1 Perbaikan Tanah Dalam ( kedalaman > 10 m ) ... 33

3.3 Pemasangan Mat Foundation ... 36

3.4.1 Proses Pengecoran Mat Foundation ... 37

3.4.2 Perawatan Mat Foundation ... 38

BAB IV DESAIN MAT FOUNDATION 4.1 Perhitungan Beban ... 40

4.1.1 Perhitungan Beban Mati ... 40

4.2 Penentuan Kedalaman Pondasi ... 43

4.3 Stratifikasi Tanah dan Parameter Tanah Berdasarkan Data Pemboran ... 44

4.4 Mencari Nilai Cu... 45

4.5 Menentukan Nilai

n Dan

sat ... 48

4.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi ... 48

4.7 Perhitungan Mat Foundation Dengan Metode Kaku ... 52

4.7.1Perhitungan Beban Bangunan ... 52

(11)

4.8 Perhitungan Penurunan ... 58

4.8.1 Perhitungan Penurunan Seketika Pada Tanah Dengan Perbaikan ... 59

4.8.2 Perhitungan Penurunan Konsolidasi Pada Tanah Dengan Perbaikan ... 60

4.8.3 Perhitungan Penurunan Seketika Pada Tanah Tidak Dengan Perbaikan ... 62

4.8.4 Perhitungan Penurunan Konsolidasi Pada Tanah Tidak Dengan Perbaikan .. 62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 65

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Pondasi Rakit ... 7

Gambar 2.2 Distribusi Tekanan Dibawah Pondasi Rakit ... 12

Gambar 2.3 Distribusi tekanan tanah akibat dari resultan gaya beban ... 13

Gambar 2.4 Determination of Rigidity a structure ... 14

Gambar 2.5 Contoh Layout Mat foundation ... 16

Gambar 2.6 Layout Potongan ... 17

Gambar 2.7 Layout Modifikasi Potongan ... 18

Gambar 2.8 Model winkler ... 21

Gambar 2.9 Peningkatan kapasitas daya dukung mat foundation ... 24

Gambar 3.10 Lokasi Pembangunan apartemen Green Bay Pluit ... 31

Gambar 3.11 Proses Grouting pada tanah ... 33

Gambar 3.12 Proses Vibroflotation ... 35

Gambar 3.13 Stone Column ... 36

Gambar 4.11 Grafik hubungan nilai Cu dengan Nspt ... 44

Gambar 4.12 Sketsa Pelapisan Tanah ... 46

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Ks menurut Bowles... 23

Tabel 2.2 Faktor kapasitas daya dukung menurut Terzaghi... 25

Tabel 2.3 Faktor kapasitas daya dukung menurut Meyerhoff ... 26

Tabel 2.4 Nilai µ1 berdasarkan perbandingan Df/B ... 28

Tabel 2.5 Nilai µ2 berdasarkan perbandingan H/B dan L/B ... 29

Tabel 4.6 Nilai Cu berdasarkan lapisan tanah ... 45

Tabel 4.7 Perhitungan beban pada partial 1 ... 52

Tabel 4.8 Perhitungan beban pada partial 2 ... 53

Tabel 4.9 Perhitungan beban pada partial 3 ... 54

Tabel 4.10 Perhitungan titik berat pada bangunan ... 54

Tabel 4.11 Perhitungan qu,applied desain mat foundation ... 57

Tabel 4.12 Nilai Cu, Es dan Mv berdasarkan lapisan tanah ... 61

Tabel 4.13 Nilai Cu, Es dan Mv berdasarkan lapian tanah ... 63 Tabel 4.14 Perbandingan tanah yang dengan perbaikan dan tanah tanpa perbaikan 64

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pondasi merupakan bagian yang memiliki peranan paling penting dalam bangunan. Karena pondasi memiliki fungsi untuk menopang beban bangunan. Apabila pondasi tidak kuat menopang beban bangunan, maka bangunan akan menjadi rusak atau akan terjadi keruntuhan. Pondasi terbagi menjadi dua yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal terbagi menjadi dua bagian yaitu pondasi telapak dan pondasi rakit (mat). Sedangkan pondasi dalam terbagi menjadi dua bagian diantaranya pondasi tiang dan pondasi sumuran.

Bangunan bertingkat tinggi biasanya menggunakan pondasi tiang sebagai penahan bangunannya. Diatas kelompok pondasi tiang digunakan pondasi rakit (mat/raft) sebagai slab dari bangunan tersebut. Mat foundation atau disebut juga dengan pondasi rakit adalah pijakan besar memanjang yang mencakup seluruh area di bawah struktur dan mendukung semua beban dinding dan kolom.

Mat foundation digunakan untuk menyeimbangkan beban dari bangunan ke pondasi tiang, jadi apabila terjadi penurunan maka akan terjadi secara bersamaan. Pondasi rakit bisa digunakan pada saat kondisi :

a. Beban bangunan besar dan tekanan yang diijinkan tanah sangat kecil. b. Tanah mengandung kompresibel lensa yang sulit untuk memperkirakan

terjadinya penurunan.

Semakin tebal mat dan semakin kakunya tanah mengakibatkan differential

settlement dan moment yang terjadi pada mat akan semakin kecil. Mat foundation

(15)

2

foundation bisa ditopang oleh tiang pancang, yang kondisi tanahnya memiliki kadar air tanah tinggi, yang mengakibatkan adanya uplift pada mat foundation.

Pondasi rakit yang lazim digunakan umumnya terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya :

a) Plat rata

b) Plat yang ditebalkan di bawah kolom c) Balok dan plat

d) Plat dengan kaki tiang

e) Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak

Perancangan mat foundation yang paling sering digunakan adalah sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75 – 6 m dengan alas penulangan dua arah atas dan dua arah bawah yang menerus. Pada pembangunan apartemen green bay pluit, dikawasan Jakarta Utara, menggunakan mat foundation, karena luas wilayah yang digunakan pada kawasan ini sangat besar dan beban struktur diatas pondasi ini sangat besar.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul tugas akhir mengenai mat foundation, penulis akan memberikan judul Aplikasi Mat Foundation Pada Tower E Apartemen Green Bay Pluit.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui mengenai mat foundation.

2. Mengetahui tujuan digunakannya mat foundation pada bangunan bertingkat.

(16)

3

4. Mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan untuk mat foundation apartemen Green Bay Pluit.

1.3. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini, adapun rumusan masalah yang dibahas adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan mat foundation.

2. Apa tujuan digunakannya mat foundation pada bangunan bertingkat. 3. Bagaimana desain mat foundation pada bangunan apartemen Green Bay

Pluit

4. Bagaimana metode pelaksanaan yang digunakan pada mat foundation untuk apartemen Green Bay Pluit.

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas dalam penyusunan tugas akhir ini akan dibatasi masalahnya agar tidak meluas cakupannya yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Menjelaskan mengenai mat foundation

2. Menjelaskan mengenai tujuan digunakannya mat foundation pada bangunan bertingkat

3. Merencanakan mat foundation untuk apartemen Green Bay Pluit, dalam hal ini akan dibahas adalah perhitungan daya dukung serta penurunannya 4. Menjelaskan mengenai metode pelaksanaan yang digunakan pada mat

(17)

4

1.5. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah : 1. Studi Pustaka

Pembahasan teoritis dari buku atau jurnal-jurnal yang terkait dengan sistem mat foundation

2. Analisa sistem

Analisis sistem disini adalah menganalisis metode pelaksanaan mat foundation.

3. Penelitian langsung dilapangan 1.6 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian serta sistematika penulisan.

2.BAB II DASAR TEORI

(18)

5

3. BAB III METODE PELAKSANAAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode pelaksanaan mat foundation pada bangunan bertingkat

4. BAB IV DESAIN

Pada bab ini akan membahas tentang perencanaan mat foundation pada bangunan bertingkat

5. BAB V PENUTUP

(19)

FANY NUR AFIFAH, 2013

PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Pembersihan Lahan

Pada umumnya dalam membangun bangunan, harus ada tanah sebagai tempat dimana bangunan tersebut berada. Tanah yang digunakan harus bersih, tidak ada rerumputan dan tidak ada material lain yang dapat mengganggu pada saat mengerjakan proyek bangunan. Pada pembangunan apartemen Green Bay Pluit, tanah yang digunakan adalah tanah reklamasi. Berikut merupakan lokasi pembangunan apartemen Green Bay Pluit.

Gambar 3.10 Lokasi Pembangunan Apartemen Green Bay Pluit

Pembangunan apartemen ini berbatasan dengan : 1. sebelah selatan : Perumahan

2. sebelah barat : Kampung Nelayan 3. sebelah utara : Laut Jawa

(20)

32

3.2 Penyelidikan Tanah

Setelah pembersihan lapangan, maka dilakukan penyelidikan tanah. Penyelidikan tanah digunakan untuk mengetahui material serta jenis tanah yang terdapat pada kawasan ini. Terutama kawasan ini merupakan kawasan rawan akan penurunan, dimana kondisi tanahnya merupakan tanah reklamasi yakni tanah urugan. Penyelidikan dilakukan dengan melakukan pemboran terhadap titik-titik tertentu serta uji CPT ( Cone Penetration Test ). Pemboran dilakukan sampai kedalaman 45 m.

Setelah penyelidikan tanah dilakukan, maka sampel tanah dibawa ke laboratorium. Di laboratorium dilakukan beberapa pengujian, maka didapatlah jenis-jenis tanah yang terdapat di kawasan tersebut.Data yang sudah di uji di laboratorium, dibuat menjadi sebuah laporan/resume penyelidikan tanah tersebut. Didalam laporan tersebut terdapat data daya dukung tanah, data letak muka air tanah, jenis-jenis tanah berdasarkan kedalaman.

3.3 Metode Perbaikan Tanah

Setelah penyelidikan tanah selesai, maka dilakukan desain mat foundation. Pada perhitungan desain ini, dilakukan perhitungan daya dukung pondasi terhadap beban bangunan, perhitungan desain mat foundation dengan metode tertentu, dan penurunan pondasi. Dari hasil perhitungan didapatkan daya dukung pondasi yang sangat rendah.Untuk menaikan daya dukung pondasi tersebut, maka dilakukan perbaikan tanah, tujuan metode perbaikan tanah adalah :

1. Menaikan daya dukung dan kuat geser tanah 2. Menaikan modulus elastisitas tanah

3. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi

(21)

33

3.3.1 Perbaikan Tanah Dalam ( kedalaman > 10 m )

Karena dalam perhitungan desain mat foundation didapatkan nilai daya dukung pondasi yang rendah,maka dilakukan perbaikan tanah. Perbaikan tanah tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya dukung dan kuat geser tanah. Untuk mendapatkan nilai daya dukung pondasi, maka membutuhkan nilai kuat geser yang tinggi, oleh karena dilakukan perbaikan tanah sebesar 20 m. Perbaikan tanah dalam pada tanah lunak dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat teknis tanah lunak, yaitu sebagai berikut :

a. Penginjeksian semen (grouting) dilakukan jika muka air tanah tidak dapat diturunkan. Grouting merupakan pemasukan material yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah dengan cara tekanan sehingga material tersebut akan mengisi lubang-lubang dalam tanah, kemudian material tersebut akan menjadi keras dan akan menyatu dengan tanah yang ada disekitarnya.

Tujuan dilakukannya grouting adalah

(22)

34

Gambar 3.11 Proses grouting pada tanah

2. Untuk menahan aliran air, contohnya pada bangunan DAM. Dilakukannya grouting agar air tidak mengalir melalui bagian bawah DAM.

3. Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk kedalam suatu kegiatan bangunan yang sedang berjalan.

Material yang digunakan dalam proses grouting adalah 1. Campuran semen dan air

2. Campuran semen, abu batu, dan air 3. Campuran semen, clay dan air 4. Campuran semen, clay, pasir dan air 5. Asphalt

6. Campuran clay dan air

7. Campuran bahan-bahan kimia

b. Cara vibroflotation/kolom kerikil, vibroflotation merupakan suatu metode perbaikan tanah yang dilakukan dengan memasukan alat

vibroflot (alat penggetar), dimana diatas dan dibawah alat vibroflot

terdapat jet air yang digunakan ketika memasuki lapisan tanah yang akan dilubangi. Dengan alat ini, maka tanah akan menjadi padat. Pemadatan tanah ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu :

1. jet yang terdapat dibawah vibroflot dinyalakan dan vibroflot memasuki lapisan tanah permukaan

(23)

35

3. pasir/kerikil kemudian dimasukan kedalam lubang dan air yang keluar dari jet yang berada dibawa vibroflot kemudian disalurkan ke jet yang berada diatas.

4. setelah itu vibroflot diangkat sekitar 0,3 m dan bergetar sekitar 30 detik/angkat. Proses ini akan memadatkan tanah, dan mendapatkan berat jenis tanah yang diinginkan. Metode ini dapat digunakan sampai kedalaman maksimalnya adalah 27 m

Gambar 3.12 Proses vibroflotation

c. Stone Column, metode stone column dapat digunakan pada pondasi dangkal di tanah lempung yang dapat meningkatkan daya dukung tanah. Alat yang digunakan pada metode ini adalah alat vibroflot yang digunakan untuk membuat lubang, sampai pada lapisan tanah keras. Lubang tersebut diberi batu-batuan seiring dengan dikeluarkannya alat vibroflot dari dalam lubang. Ukuran batuan yang dipakai adalah sekitar 6-40 mm dengan diameter stone

column sebesar 0,5m–0,75 m, serta jarak antar lubang adalah 1,5-3m. Setelah konstruksi stone column dibuat, permukaan tanah harus diisi dengan bahan pengisi sebelum dipadatkan untuk pembuatan pondasi. Kontruksi stone

(24)

36

Gambar 3.13 Stone Column

3.4 Pemasangan Mat Foundation

Mat foundation yang digunakan pada pembangunan apartemen ini, memiliki kedalaman 3m. Pengecoran mat foundation, dilakukan secara nonstop sampai volume beton yang dibutuhkan oleh mat foundation. Karena mat foundation merupakan lapisan beton bertulang, maka digunakanlah 6 lapisan tulangan pada arah x dan arah y. lapisan tulangan tersebut yaitu lapisan tulangan tarik terdiri dari 3 lapisan terletak dibagian bawah, dan lapisan tulangan tekan sebanyak 3 lapisan berada di bagian atas. Sebagai pemisah antara lapisan tulangan tarik dan tekan maka digunakanlah tulangan kaki ayam yang mempunyai tinggi tulangan sebesar 3m. Ada juga material yang digunakan untuk pengecoran mat foundation yaitu sekat pengecoran yang menggunakan material expanded metal

lath. Pada saat pemasangan tulangan mat foundation, dilakukan juga pemasangan thermocouple yang digunakan untuk mengetahui suhu beton setelah proses

(25)

37

3.4.1 Proses Pengecoran Mat Foundation

Pengecoran mat foundation harus dilakukan secara terus menerus sampai memenuhi volume total coran yang dibutuhkan area mat foundation. Volume beton yang dibutuhkan untuk pengecoran ini adalah sekitar 6686,76 m3. Pengecoran dibagi menjadi 5 bagian dengan menggunakan concrete pump yang dihubungkan langsung dengan bucket. Apabila pada saat pengecoran concrete

pump mengalami penyumbatan, maka akan dibantu dengan menggunakan Tower Crane (TC). TC akan membawa bucket yang berisi mortar yang akan dituang

langsung ke area mat foundation. Di area mat foundation ada pekerja yang bertugas menggetarkan beton dengan menggunakan mesin vibrator, agar tidak terjadi penggumpalan, dan beton akan rata pada area mat foundation. Adapun alur proses pengecoran mat foundation adalah :

a. Mixer masuk ke site, dahulukan mixer yang lebih dahulu berangkat dari

Batching Plant, truk mixer langsung menerima docket dan pada saat penerimaan

dilakukan pemeriksaaan mutu beton dimana fc’ nya adalah 40 mpa. Serta memeriksa waktu truck berangkat dari Batching plant menuju site tidak lebih dari 1,5 jam. Lalu dilakukan test slump, dimana slump harus atau lebih atau sama dengan 12 ± 2 cm.

b. Pada area pengecoran, pada saat beton ditembakan dengan menggunakan concrete pump tinggi jatuh beton dari concrete pum adalah kurang dari 1,5 m. di ujung pipa ada supervisor yang melaporkan kepada dispatcher apabila terjadi masalah atau harus potong pipa. Elevasi relat sebagai elevasi finish cor, dicek elevasinya, digunakan sebagai selimut beton. Apabila beton mendekati setting maka dilakukan penaburan waterproofing SIKA CHAPDUR 3kg/m3 dengan acuan air yang naik ke permukaan sudah mulai berkurang.

(26)

38

3.4.2 Perawatan Mat Foundation

Setelah proses pengecoran selesai dan air semen yang naik kepermukaan sudah mulai mengering, maka dilakukan perataan dengan menggunakan mesin trowel. Setelah dilakukan perataan maka dilakukan insulasi perawatan yaitu :

• Insulasi dipasang segera setelah pekerjaan perataan / trowel finish selesai / Beton sudah cukup keras (sudah dapat dilalui)

• Permukaan beton dipercikkan dengan air (air tidak sampai menggenang) sebelum insulasi lapis pertama (plastik cor/plastik) yang bertujuan untuk mengurangi retak akibat penguapan yang terlalu cepat

• Insulasi lapis kedua styrofoam setebal 50 mm • Insulasi lapis ketiga styrofoam setebal 25 mm • Insulasi lapis keempat styrofoam setebal 25 mm • Insulasi lapis kelima terpal biru

• Setelah pengecoran area kolom diisi pasir setinggi 30 cm dan dibungkus seluruhnya menggunakan plastik

• Tenda (temporary roof) dapat dibuka setelah umur 3 hari atau pada saat suhu sudah mulai turun dan diganti dengan penutupan blue sheet/ terpal biru diatas styrofoam 25 mm (insulasi harus dipastikan tidak tembus air jika terjadi hujan dan seluruh stek kolom sudah dibungkus plastik)

• Perbedaan suhu antar lapis harus dijaga < 20° C

(27)

39

• Proses buka tutup hanya dilakukan pada siang hari

• Insulasi lapis 3 (Styrofoam 25 mm) dibuka setelah hari ke-tujuh

• Insulasi lapis 2 (Styrofoam 50 mm) dan insulasi vertikal / bekisiting plywood dapat dibuka pada hari ke-sepuluh atau setelah :

- Perbedaan suhu lapis atas dengan suhu ambient < 20ºc (suhu lapis atas sekitar 50ºc) dan

(28)

FANY NUR AFIFAH, 2013

PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai desain mat foundation pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi mat foundation dapat digunakan pada bangunan bertingkat banyak, juga dapat digunakan pada kondisi tanah lunak, karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya :

a. Daya dukung meningkat,karena meningkatnya lebar dasar membawa lapisan tanah lebih dalam pada zona efektif

b. Penurunan akan berkurang

c. Apabila terjadi penurunan, penurunan akan dilakukan secara bersamaan. Adapun metode pelaksanaan pemasangan mat foundation diantaranya adalah mulai dari penyelidikan tanah yang akan digunakan untuk membangun bangunan, setelah itu perbaikan tanah, perbaikan tanah dilakukan apabila kekuatan tanah relatif rendah. Apabila telah selesai melakukan perbaikan tanah, maka dapat dilakukan pemasangan mat foundation sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Dari perhitungan desain mat foundation apartemen green bay pluit ini, dapat disimpulkan bahwa daya dukung tanah sangat kecil, sehingga pondasi tidak dapat memikul bangunan. Dari hasil perhitungan, total beban bangunan sebesar 40223,91 ton, dan daya dukung pondasi sebesar 101103,81 ton, Serta penurunan sebesar 0,1589 m. 5.2 Saran

(29)

66

FANY NUR AFIFAH, 2013

PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E

(30)
(31)

FANY NUR AFIFAH, 2013

PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN GREEN

DAFTAR PUSTAKA

Gupta-Chandra, S. (1997). Raft Foundation Design And Analysis With a Practical

Approach. New Delhi:New Age International (P) Limited.

M-DAS.Braja.(2007).Principle Of Foundation Engineering (Sixth Edition).United States:a division of Thomson Canada Limited.

M-DAS.Braja.(1999).Shallow Foundation Bearing Capacity and Settlement.United States:CRC Press LLC.

M-DAS.Braja.(1997). Advanced Soil Mechanics (second edition). United States:Taylor and Francis.

Basma. A.Adnan.Drs. Foundation Engineering 2 Design of mat/raft footigs. New Delhi

Noor.Mohd Bin Rozaimi.(2009).”Performance of Mat Foundations Due to

Settlement problems. Malaysia. Universiti teknologi Malaysia.

Mishra, Gopal.(2012). Design Of Raft Foundations

[online].Tersedia:http://www.Civil engineering Home [25 Mei 2012]

Soetjiono,Carlina.(2008).Perbaikan tanah untuk penerapan teknologi konstruksi diatas tanah lunak).JSDA

(32)

FANY NUR AFIFAH, 2013

PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN GREEN

Gambar

Gambar 3.10 Lokasi Pembangunan Apartemen Green Bay Pluit
Gambar 3.11 Proses grouting pada tanah
Gambar 3.12 Proses vibroflotation
Gambar 3.13 Stone Column

Referensi

Dokumen terkait