BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah sektor penting dalam pertumbuhan setiap
negara. Karena pendidikan merupakan salah satu faktor dalam perubahan dan
peradaban negara. Penegasan mengenai pendidikan tertera pada Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 3(dalam
Hasbullah, 2009, hlm. 307) , bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikutip di atas menunjukkan
betapa berkembangnya kemampuan dan terbentuknya watak merupakan fungsi
yang harus diemban oleh proses pendidikan. Proses pendidikan harus
dilaksanakan untuk menunjang dan terlaksananya fungsi dan tujuan pendidikan
nasional salah satu penunjang yaitu proses pembelajaran yang terbagi dalam
beberapa mata pelajaran salah satunya mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang diberikan di setiap jenjang
pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai alat agar kemampuan serta
kebugaran individu siswa tetap terjaga dan meningkat.Mahendra (2009,hlm.
3)mengemukakanbahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional”.
Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan “Psikomotor, Kognitif, dan Afektif” (Mahendra, 2009,
hlm.3).
Dalammelaksanakanpembelajaran pendidikan
dalammengimplementasikanperencanaanpadasebuah proses
pembelajaransalahsatunyaadalahModel Permainan. Siedentop (dalam Subroto,
dkk. 2011, hlm. 61) mengemukakan bahwa “model pendidikan olahraga
mempunyai implikasi kuat untuk kurikulum, maka dari itu menghadirkan suatu
rangkap yang berfungsi sebagai model”. Sedangkan Metzler (dalam Subroto, dkk.
2011, hlm. 63) mengemukakan bahwa ”model merupakan perencanaan yang
disatukan dalam suatu materi pembelajaran pendidikan jasmani dan berbeda
dengan metoda, strategi dan gaya, sebagai bagian dari suatu perubahan dalam
mengajar para siswa disetiap zaman”. Schaller dan Lazarus (dalam Subroto, dkk. 2011, hlm. 10) menerangkan bahwa “permainan itu merupakan kegiatan manusia
yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan
merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat”. Dalam model permainan
yang paling penting adalah “bagaimana cara melatih ketelitian, cara memutuskan
untuk menggunakan keterampilan taktis” (Subroto, dkk. 2011, hlm. 70).
Model perrmainan pada pendidikan
jasmanibisamenggunakancabangataupermainanolahragasebagaialatdalammencapa
itujuan pendidikan jasmanikhususnyapartisipasi siswa pada aktivitas
pembelajaran. Permainan yang
digunakanuntukmencapaitujuantersebutmenggunakanpermainanrounders.
Sukintaka (dalam Arbiyanto, 2013, hlm 26) menyatakan bahwa “Rounders
merupakan permainan bola kecil yang menggunakan pemukul kayu, dimainkan
oleh dua regu(team), masing-masing regu terdiri dari 12 orang”.Rounders
menggunakan lapangan yang berbentuk segi lima beraturan dan pada setiap
sudutnya diberi base untuk tempat hinggap. Dalam permainan roundersyang
dimainkan secara beregu maka dibutuhkan kekompakan dan kerjasama yang
terjalin antar anggota tim.
Dalam proses pembelajaran guru mengkondisikan pembelajaran agar siswa
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa ini dicakup
dalam partispasi siswa pada proses pembelajaran. Davis (dalam B. Suryosubroto,
partisipasi dimaksud sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada
pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya.
Dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung terkadang jumlah waktu
yang dipergunakan untuk pembelajaran tidak dipergunakan secara optimal. Dari
hasil observasi yang dilakukan waktu yang dipergunakan dalam pembelajaran
hanya menggunakan sekitar 60 menit dari 2x40 menit yang disediakan hal ini
terjadi karena dalam proses pembelajaran hanya dilakukan pengambilan nilai dari
tes kecabangan. Maka dari itu pelaksanaan proses pembelajaran khususnya
pendidikan jasmani guru mengacu pada kurikulum yang berlaku jumlah waktu
belajar menjadi acuan dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran yang telah direncanakan sehingga pendekatan pembelajaran dapat
membuat seluruh siswa dapat terlibat dalam mengikuti aktivitas pembelajaran.
Pada saat pembelajaran terlihat sebagian siswa kurang serius dalam proses
pembelajaran seperti dalam mendengarkan intruksi guru, mengamati tugas gerak
yang dilakukan, tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas gerak bahkan
ada yang meninggalkan lapangan sebelum pembelajaran selesai. Permasalahan ini
terjadi karena kesadaransiswamengenaikebutuhangerakmasihkurangterlihatdan
padakeseriusansiswasaatmengikutipembelajaranPendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Terkadangsebagian siswatidakmauatausulitmelaksanakantugasgerak
yang di berikanadajuga yang inginbermain bola/futsal bahkanada yang
tidakmaumengikutipembelajaran.
Motivasi siswa dan kemampuan dari seorang pendidik juga akan sangat
berpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran aktivitas rounders. Hal ini
akan berakibat pada partisipasi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung
sehingga terjadinya pembelajaran yang optimal.
Kurangseriusnyasiswadalammengikutipembelajaranpendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan maka di butuhkanbeberapapendekatan agar
terlaksananyapembelajaranpendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang
sesuaidengankurikulum yang berlaku.Pembelajaranpendidikan jasmani olahraga
dan kesehatandisinidilakukandenganmodel permainanuntukterlaksananya
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dilapangan dengan kurangnya
keseriusansiswamengikutipembelajaranpendidikan jasmani olahraga dan
kesehatandansadarakankebutuhanbergerak, maka menarik bagi penulis untuk
meneliti mengenai “PenerapanModel-Model Permainan Untuk Meningkatkan
Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Permainan Rounders (Penelitian
Tindakan Kelas Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 1 Kotabaru)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Jumlahwaktuaktifbelajarpada pembelajaranpenjas
2. Pendekatanpembelajarantidakmencakupseluruhsiswauntukaktifmengiku
tipembelajaran.
3. Kurangnya keseriusansiswamengikutipembelajaranpenjas.
4. Kurangnyakesadaransiswaakankebutuhangerak.
5. Model pembelajarantidakmembuatseluruhsiswaberpartisipasi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka dalam konteks
penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah
 Model-model permainan dapat meningkatkanpartisipasi siswa pada
pembelajaran aktivitas permainan rounders.
Penekanannya adalah
padapemanfaatanjumlahwaktuaktifbelajaruntukmencapaikebutuhanbergerakdanbe
rmainsehinggatercapainyapartisipasi siswa melaluipermainan pada pembelajaran
aktivitas permainan rounders.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang
 Bagaimana penerapanmodel-model
permainandapatmeningkatkanpartisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran aktivitas permainan rounders?.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka melalui
penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penerapanmodel-model permainandapatmeningkatkanpartisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran aktivitas permainan rounders.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Secara teori:
a. Memperkuat teori-teori pembelajaran yang sudah ada dan
menyempurnakannya terkait dengan partisispasi siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Memperkuat teori-teori pembelajaran pendidikan jasmani yang sudah
ada dan menyempurnakannya terkait dengan proses pembelajaran
permainan roundersdi tingkat SMP.
2) Secara praktis:
a. Dapat dijadikan sebagai media pengembangan aktifitasjasmanidan
pembelajaran yang menyenangkanuntuksiswa
b. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif dalam memilih
model pembelajaran oleh guru.
c. Sebagai pertimbangan bagi sekolah dan lembaga terkait untuk
mengadakan perbaikan dan pembenahan agar tujuan dari
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tercapai