• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJ. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARTIKEL PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJ. doc"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

INTERAKTIF PADA MATERI IPA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas UAS pada Mata Kuliah Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer dan Internet

Dosen Pengampuh: Ipin Aripin, M.Pd

Disusun Oleh: RASIAH NIM: 1414161047 Kelas: BIOLOGI B/ VII

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

INTERAKTIF PADA MATERI IPA

Rasiah1

1Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jln. Perjuangan By Pass Cirebon

e-mail: rasiahrae96@gmail.com

ABSTRAK

Media pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran yang dapat berpengaruh untuk meningkatkan komunikasi dalam sebuah kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan bagian dari metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Media pembelajaran dewasa ini telah mengalami perubahan yang lebih canggih lagi seperti pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini salah satu media yang sering dipakai oleh peneliti khususnya untuk mengembangkan adanya suatu media dalam pembelajaran supaya lebih menarik dan mengajak siswa lebih aktif dan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pembatasan pengembangan multimedia interaktif ini semua jenjang pendidikan yang didesain menurut prinsip-prinsip pembelajaran, memperhatikan perbedaan individu, menarik, mudah dipelajari, relevan dengan kebutuhan proses belajar mengajar, dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini dilakukan pada materi IPA pada semua jenjang pendidikan untuk mengajak peserta didik lebih aktif lagi.

Kata kunci: Pengembangan, Multimedia Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran IPA

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004).

Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta penampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sugiyono, 2014)

Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dan bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter lebih menetapkan pada pengalaman lapangan dan memfokuskan pada perolehan kompetensi oleh siswa (Permendikbud nomor 64 tahun 2013).

(3)

menjadi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan siswa yang pasif dalam pembelajaran menjadi siswa yang aktif dalam pembelajaran (Fitriyadi, 2013).

Menurut Usman Samatowa (2011: 4-9) Pentingnya IPA diajarkan di sekolah sebagai mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Dalam proses pembelajaran IPA melatih peserta didik berpikir kritis dan objektif.

Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Tuntutan pembelajaran yang semakin cepat, efektif, dan efisien tidak dapat dihindari lagi sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Pembelajaran yang efektif dan efisien merupakan tujuan pembelajaran yang menekankan pada penguasaan pengetahuan secara tuntas. Salah satu pembelajaran yang menekankan pada penguasaan pengetahuan secara tuntas yaitu pembelajaran IPA.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan alat bantu komunikasi antara guru dengan peserta didik saat proses pembelajaran. Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi belajar kepada peserta didik, sedangkan media membantu peserta didik untuk belajar memahami materi yang diajarkan guru. Dengan media peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik. Selain itu media pembelajaran yang beragam dapat mengakomodasi karakteristik peserta didik dan gaya belajar yang beragam.

pengajar yang belum menguasai akan media pembelajaran.

Penggunaan multimedia pembelajaran interaktif sejauh ini sudah diterapkan oleh beberapa sekolah, akan tetapi untuk metode atau media yang konvensional masih sering diterapkan karena sebab-sebab yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga dalam proses pembelajaran ini menimbulkan proses kegiatan belajar yang kurang menarik.

(4)

terorganisir untuk suatu topik tertentu. Sedangkan interaktif menurut Jacobs (dalam Munir, 2013: 111) interaktif merupakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog atau interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat meningkatkan kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna.

Definisi multimedia pembelajaran interaktif

Salah satu media pembelajaran yang dapat mencakup perbedaan karakteristik dan gaya belajar siswa adalah multimedia pembelajaran interaktif. Multimedia pembelajaran interaktif dapat dikembangkan menggunakan software Adobe Flash CS 6 Professional karena software ini mampu menampilkan gambar, video, teks, suara, dan animasi dalam satu kesatuan untuk Budiningsih (2005: 34), proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalamanpengalaman sebelumnya. Multimedia pembelajaran ini akan membantu siswa memperjelas tentang beberapa pemahaman yang telah dimilikinya tentang pelestarian lingkungan seperti menjawab pertanyaan artikel tentang dampak kerusakan lingkungan lalu mencocokkan jawaban pertanyaan siswa dengan jawaban yang ada di dalam multimedia.

Multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang besar untuk mengubah cara belajar dan mendapatkan informasi. Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar siswa, karena dengan menggunakan teknologi multimedia siswa mampu belajar mandiri karena lebih mudah dan nyaman sesuai dengan kemampuannya

(Fauzi, 2014). Saba (2009) menyatakan bahwa hadirnya teknologi modern dalam dunia pendidikan adalah sebagai katalisator perubahan yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Teknologi harus hadir di sekolah untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Kedua pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang dikembangkan mampu mengoptimalkan sarana teknologi di sekolah dan mengatasi masalah belajar siswa dengan menyediakan media untuk dipelajari secara mandiri.

Daryanto (2013:53) mengungkapkan beberapa karakteristik multimedia antara lain:

a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, yaitu dengan menggabungkan unsur audio dan unsur visual.

b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. c. Bersifat mandiri, yaitu dalam memberi

kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Menurut Rayandra Asyhar (2012:173) secara umum kriteria bahan ajar multimedia yang baik sebagai berikut: a. Tampilan harus menarik baik dari sisi

bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan.

b. Narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik. Penggunaan istilah perlu disesuaiakan denngan pengguna media agar pembelajaran bisa efektif.

c. Materi disajikan secara interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta didik.

d. Kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model yang berbeda dalam belajar.

e. Karakteristik dan budaya personal dari populasi yang akan dijadikan target. f. Sesuai dengan karakteristik siswa,

(5)

g. Dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaaran dalam arti sesuai dengan sarana pengukung tersedia.

h. Memungkinkan ditampilkan suatu virtual learning environment (lingkungan multimedia memiliki kebermanfaatan bagi pembelajar dan pebelajar antara lain:

a. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Interaktif

c. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi d. Kualitas belajar pebelajar dapat

ditingkatkan

e. Proses pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja

f. Sikap belajar pebelajar dapat ditingkatkan

Pengembangan multimedia interaktif menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari model penelitian dan menggunakan tujuh langkah tersebut untuk pengujian, evaluasi dan perbaikan untuk menghasilkan produk yang valid. Langkah penelitian pengembangan multimedia pembelajaran aktif ini diuraikan sebagai berikut.

1. Penyelidikan dan Pengumpulan Informasi; Kegiatan awal pengembangan dengan metode R&D ialah melakukan penyelidikan dan pengumpulan informasi.

2. Perencanaan Produk dan Desain 3. Pengembangan Produk Awal

Produk dikembangkan menggunakan program Autoplay Media Studio 8 Personal Edition. Storyboard multimedia interaktif terdiri dari beberapa tahapan.

Tahap awal pembuatan multimedia interaktif adalah merancang tampilan background, menyusun gambar dan video, serta merancang link dan tool pada multimedia interaktif. Tahap selanjutnya adalah menyusun semua komponen sesuai rencana ke dalam fungsi link dan tool. Tahap terakhir adalah meninjau fungsi pada multimedia interaktif sehingga jika terdapat kesalahan dalam mengoperasikan multimedia interaktif dapat diperbaiki. 4. Uji awal produk

Tahap ini dilakukan dengan uji validitas yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan media sebelum tahap uji coba. Validitas dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan menggunakan instrumen penilaian berupa angket validasi

5. Revisi Produk

Desain produk setelah divalidasi akan diketahui kelemahannya. Langkah selanjutnya dilakukan perbaikan desain pada kelemahan yang ditemukan. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan desain media pembelajaran yang valid. Siklus uji awal produk dan revisi berlanjut sampai pengetahuan mereka, sehingga memiliki rasa ingin tahu untuk mencari berbagai pengetahuan baru dengan mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya

(6)

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9) harus memperhatikan faktor psikologis pada peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotor, perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Sedakang pada landasan filosofi dan pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka memiliki pengalaman dari pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan keinginan dan minat belajar yang tinggi, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Pembelajaran multimedia interaktif adalah suatu media yang terorganisir untuk topik tertentu seperti pembelajaran IPA yang dapat menciptakan sebuah interaksi antara media dengan pengguna, karena adanya umpan balik di dalamnya.

KESIMPULAN

Pengembangan media merupakan suatu cara dengan menggunakan suatu alat untuk mengantarkan informasi yang digunakan untuk berkomunikasi terutama dalam menyampaikan materi peembalajran di kelas. Manfaat dari media pembelajaran adalah membuat pembelajaran lebih menarik, efisien dan efektif.

Multimedia Pembelajaran interaktif Merupakan salah satu media bahan pembelajaran yang didalamnya mencakup seluruh bahan ajar dan dilakukan dengan adanya suatu dialog untuk meningkatkan

peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran, karena pembelajarannya menarik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapakan terima kasih kepada Allah swt yang telah memberi kemudahan atas kelancaran pembuatan artikel ini. Penulis juga mengucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil khususnya kepada Dr. Kartimi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tadris IPA Biologi, Bpk. Ipin Aripin, M.Pd. selaku dosen pembelajaran biologi berbasis internet yang telah membimbing dalam penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ade, M., Iriwi, L.S., Irfan, Y. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia Interaktif Pada Materi Gelombang Di Sma Negeri 1 Manokwari. Papua: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNIPA

Afdal Aria Gumilang. 2017. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Kelas V Sekolah Dasar Mata Pelajaran Ipa Materi Pengenalan Struktur. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Asri Budiningsih, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Aneka Cipta. Azhar Arsyad. (2004). Media Pembelajaran.

Jakarta : PT Raja GrafindoPersada Borg, W. R. & Gall, M. D. 1989. Educational

Research An Introduction. Fifth Edition. New York: Longman Inc. Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto. 2011.

(7)

Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi, Implementasi dan Pengembangan Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 21 (3): 271-272.

Gall, M. D., Borg, W. R., and Gall, J. P. 1996. Educational research: An introduction( 6th ed.). White Plains, NY: Longman.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Henny Maryati Ambarita. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Materi Berhitung Untuk Anak Kelompok A Tk Teruna Bangsa. Yogyakarta: Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta [Skripsi]

Koko, S.S., Endang, S., dkk. 2015. Pengembangan Multimedia Interaktif Perubahan Dan Pelestarian Lingkungan Berbasis Pendekatan Ilmiah Untuk Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Lawang. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Lina Fitriyani. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Materi Keragaman Kenampakan Alam Mata Pelajaran Ips. Yogyakarta: Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta [Skripsi]

Munir. (2013). Multimedia Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: PT. Alfabeta

Pujiriyanto. (2002). Teknologi untuk Pengembangan Media dan Pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset. Rayandra Asyhar. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:Referensi Jakarta

Rifky Susseto Vebi, C. 2017. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan Untuk Siswa Kelas V Sd

Negeri Lempuyangwangi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Sri Sulistyorini. (2006). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: Tiara Wacana.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi hal tersebut dapat terselesaikan dengan rasa kekeluargaan meskipun konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat petani juga menyebabkan beberapa petani di Kecamatan

Menurut Vansina (dalam Didipu, 2011:32) bahwa sastra daerah mempunyai kesejajaran yang kurang lebih sama dalam hal cirinya dengan sastra lisan, tradisi lisan, foklor

Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan Demam Berdarah Dengue (DBD) perilaku siswa yang berhubungan dengan pencegahan demam berdarah masih belum ada, dimana dari

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,

Citra satelit Pléiades 1A /1B merupakan citra dengan resolusi tinggi yang mana di dalam pemanfaatannya biasa digunakan untuk mengkaji kawasan perkotaan. Citra ini

penelitian lain dan berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, terbukti bahwa perusahaan sub-sektor perbankan sebanyak 9 dari 10 sampel perusahaan, serta perusahaan

Oleh karena itu, sumber-sumber tradisi hukum adat (kearifan lokal) masyarakat kita yang masih menjadi kesadaran hukum; dan sumber-sumber tradisi hukum yang

Menurut Michel dalam bukunya yang berjudul The Simple Flute: from A to Z, memang benar bahwa posisi jari yang paling benar adalah seperti saat akan mengambil