Lampiran 1
5.1 MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan
dilaksanakan oleh pihak kedua (konsultan). Pemberi kerja/pengguna jasa adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan. Pekerjaan
ini dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat (perwakilan
masyarakat)dalam proses perencanaan dan pengendaliannya yang didampingi
oleh Pemerintah Kota Medan sebagai fasilitasor (sebagaimana diamanatkan oleh
UU RI No. 26/2007, Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum RI No.
19/SE/M/2007 dan Kepmen Kimpraswil No. 327/2002). Selain itu dilakukan
penyebaran informasi secara merata kepada masyarakat di Kota Medan,
sehingga masyarakat diberikan kesempatan yang sama. Oleh karenanya,
konsultan harus terus berkonsultasi dengan pemerintah daerah dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Agar seluruh komponen masyarakat merasa memiliki terhadap produk
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan, maka partisipasi
masyarakat perlu difasilitasi.Dalam penyelenggaraanya diperlukan pembahasan
yang intensif dengan para Stakeholdersatau penyelenggara jasa.Penyedia jasa harus mengadakan konsultasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Medan.
5.2 KOMPOSISI DAN PENUGASAN TENAGA AHLI
Pada dasarnya penentuan komposisi tenaga ahli seperti yang telah
ditetapkan, disusun berdasarkan penilaian pemahaman masing-masing tenaga
ahli terhadap pekerjaan yang dilakukan. Pendekatan terhadap personalia yang
akan dibentuk didasarkan atas penilaian berikut :
b. Menciptakan tim yang mampu diberbagai tindakan perencanaan, baik dalam
perumusan strategi hingga pada tahap penyusunan rencana.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, susunan tenaga ahli yang terlibat
menanganinya serta tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga ahli
diuraikan sebagai berikut :
TABEL V.1
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
No. Tenaga ahli Jumlah
1 Perencanaan Wilayah dan Kota (Ketua Tim) 1 orang 2 Perencanaan Wilayah dan Kota 1 orang 3 Prasarana Wilayah/Infrastruktur 1 orang
4 Teknik Lingkungan 1 orang
5 Geodesi/Geografi 1 orang
6 Ekonomi dan Pengembangan Wilayah 1 orang Asisten Tenaga Ahli
1 Perencanaan Wilayah dan Kota 2 orang 2 Prasarana Wilayah/Infrastruktur 1 orang
Tenaga Pendukung
1 Office Manager 1 orang
2
Sekretaris Billingual
1 orang3
Operator Komputer
2 orang4
Drafter
1 orang5 Surveyor 5 orang
6 Office Boy 1 orang
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota sebagai Ketua Tim
Kualifikasi yang dibutuhkan adalah sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
(Planologi/Urban Planner) yang telah berpengalaman dan pernah mengerjakan perencanaan kota di negara-negara maju dan diharapkan
berpendidikan S3, diutamakan berpengalaman dan berpendidikan di luar
negeri dan telah berpengalaman selama 10 tahun.
2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Kualifkasi yang dibutuhkan adalah sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
(Planologi/Urban Planner) yang telah berpengalaman selama 7 tahun dan berpendidikan S2, diutamakan lulusan luar negeri.
3. Ahli Prasarana Wilayah/Infrastruktur
Tenaga ahli lulusan sarjana sipil yang menguasai kebutuhan dan
perencanaan infrastruktur bagi Kota Metropolitan yang ideal, berpengalaman
pernah merencanakan infrastruktur kota metropolitan baik dalam maupun
luar negeri dan berpengalaman minimal 7 tahun dan berpendidikan S2.
4. Ahli Lingkungan
Urban Environment, berijazah teknik lingkungan memiliki sertifikat keahlian profesi dan berpengalaman di bidangnya minimal 7 tahun dan berpendidikan
S2.
5. Ahli Geodesi/Geografi
S2 Geodesi atau Geografi berpengalaman minimal 7 tahun yang menguasai
sistem informasi berbasis komputer, terutama GIS, perpetaan dan kondisi
tutupan lahan serta teknologi-teknologi mutakhir lainnya.
6. Ahli Ekonomi dan Pengembangan Wilayah
Regional Development Economist, berijazah ilmu ekonomi, berpengalaman dibidang analisis ekonomi dan pengembangan wilayah minimal 7 tahun.
Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga ahli tersebut,
dapat diuraikan sebagai berikut :
URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
NO TENAGA AHLI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1 Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (team leader)
Sebagai koordinator bertanggungjawab untuk :
• Memimpin Pelaksanaan pekerjaan dari sejak perencanaan sampai terselesaikan pekerjaan hingga diterima dengan baik oleh pemberi kerja.
• Penyiapan jadwal rinci • Penyiapan metodologi kerja
• Penyiapan outline dan kisi-kisi laporan • Melakukan sintesa laporan
• Penyiapan materi presentasi dan temu wicara dengan
stakeholder
• Editing dan quality control laporan
• Mengkoordinir diskusi, presentasi dan temu wicara • Mengkoordinasi pelaksanaan tugas masing-masing
tenaga ahli sehingga tercipta suasana pekerjaan yang harmonis dan efektif
• Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan kerja tenaga ahli lainnya
• Memberi masukan kepada tenaga ahli lain tentang jenis-jenis analisa yang harus dilakukan untuk menunjang pekerjaan ini
• Bersama tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan kerangka laporan.
2 Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Bertugas untuk membantu Team Leader dalam pelaksanaan pekerjaan, termasuk membuat jadwal kerja dan menggordinasikan antara tenaga-tenaga ahli lainnya dengan Team Leader pada setiap tahapan pekerjaan supaya target pekerjaan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Sebagai Ahli Perencanaan Wilayah dan kota bersama tim bertugas untuk :
NO TENAGA AHLI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
• Mengkaji langkah operasional penanganan lingkungan • Menetapkan prioritas penanganan di bidang penataan
ruang berdasarkan kondisi geografis, tingkat kerawanan dan tingkat bahaya
3 Ahli Prasarana Wilayah/ Infrastruktur
• Melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder mengenai prasarana dan sarana tranportasi wilayah kota;
• Melakukan kajian terhadap kebutuhan prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi;
• Melakukan kajian terhadap penentuan prioritas pembangunan prasarana transportasi;
• Perencanaan teknis jaringan jalan dan menetapkan fungsi dan dimensi jaringan jalan pada wilayah perencanaan;
• Merencanaan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah dan kota;
• Mendesain saluran drainase dan air buangan kota; • Bersama dengan tim menyusun kebijakan dan stategi
pengembangan transportasi wilayah;
• Bersama dengan tim merumuskan pelaksanaan pembangunan prasarana transportasi wilayah yang dibutuhkan;
• Bersama dengan tim menyusun rencana sistem transportasi kawasan;
4 Ahli Teknik Lingkungan
• Mengkaji batas ambang serta pencemaran lingkungan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang
• Menganilisis sistem pelayanan persampahan secara integral
• Memberikan rekomendasi dibidang lingkungan • Mendesign penanganan lingkungan perumahan
NO TENAGA AHLI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
5 Ahli
Geodesi/Geografi
• Sebagai koordinator lapangan termasuk dalam pengumpulan data, pekerjaan survei lapangan maupun pembuatan peta dasar wilayah perencanaan (pembuatan peta dasar dan peta fisik wilayah Kota Medan dengan Ground Survey dengan GPS;
• Melakukan pengolahan data elektronik, sehingga informasi mengenai karakteristik wilayah perencanaan dengan mudah dapat ditampilkan dan dianalisa;
• Menyiapkan bahan untuk diskusi dan presentasi
• Mongkoordinasikan pembuatan dan penggambaran peta, termasuk peta eksisting, analisis, rencana dan album peta.
• Menganalisis keadaan/karaktiristik sosial budaya, adat istiadat maupun kaidah-kadah dan norma-norma yang belaku pada masyarakat di wilayah Perencanaan termasuk pola hidup dan pola permukiman;
• Menganalisis kependudukan dan memproyeksikan jumlah penduduk untuk mengetahui akan kebutuhan ruang pada masa yang akan datang;
6 Ahli Ekonomi Pembangunan
• Menganalisa pergeseran dan prospek perkembangan kota
• Menganalisa sistem simpul, kondisi simpul koleksi-distribusi di wilayah perencanaan
• Menganalisis sektor perekonomian kawasan dan meningkatkan pendapatan ekonomi wilayah dengan cara menggali sumber-sumber pendapatan untuk pembiayaan pembangunan
• Menilai kecenderungan dan perkiraan dimasa depan tiap sektor kegiatan ekonomi dalam hal kapasitas investasi, penyerapan tenaga kerja; produksi dan perkiraan kebutuhan investasi;
• Mengidentifikasi komponen-komponen kegiatan pendanaan/pembiayaan program pengembangan prasarana;
• Menyusun strategi pembiayaan prasarana dan sarana kawasan
• Merencanakan sarana penunjang aktivitas perekonomian kota
• Melakukan kajian aspek ekonomi yang berhubungan dengan perkembangan perkotaan
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Penyempurnaan RTRW Kota
Medan Tahun 2008-2028 direncanakan selesai dalam waktu 3 (tiga) Bulan
Kalender atau 90 (sembilan puluh) hari kalender. Untuk mencapai target kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan maka perlu di buat schedule/jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci untuk masing-masing tahapan kegiatan.
Kegiatan ini harus melalui beberapa tahapan kegiatan untuk memperoleh hasil
yang optimal. Setiap tahapan kegiatan harus dikonsultasikan dan didiskusikan
dengan Pemberi Kerja, serta setuju dengan dukungan mereka dan terlibat dalam
rencana kerja.
Secara garis besar tahapan kegiatan Penyusunan Penyempurnaan
RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028 ini terdiri dari empat tahapan kegiatan
utama, yaitu; tahap pengumpulan data, tahap analisis, tahap penyusunan
rencana dan tahapan konsultansi berupa diskusi, FGD, seminar dan sosialisasi
rencana. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kerja untuk masing-masing
tahapan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Minggu Ke 1 :
Pada minggu pertama hari kerja (setelah dikeluarkannya SPMK), rencana
kerja yang akan dilaksanakan lebih difokuskan pada pekerjaan persiapan.
Dalam tahap persiapan ini, dilakukan beberapa kegiatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan, seperti:
Menyusun dan mempersiapkan metodologi dan rencana kerja;
Mempersiapkan dan membagi tugas kepada personil/tim untuk survei dan
pengumpulan data;
Mobilisasi peralatan, tenaga ahli dan tenaga pendukung;
Mempersiapkan peralatan survei;
Melakukan kajian literatur sebagai pemahaman awal terhadap wilayah
perencanaan;
Mempersiapkan laporan pendahuluan.
Pada tahap persiapan berfokus pada pemantapan rencana kerja dan metoda
dengan mobilisasi tim konsultan dan koordinasi awal dengan pemberi kerja
serta melakukan kajian literatur untuk menyamakan persepsi. Setelah
diperoleh kesamaan persepsi tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan,
maka mulai dilakukan kajian makro untuk memperoleh isu permasalahan
serta pengenalan awal kondisi wilayah studi, sebagai masukan bagi
penyusunan persiapan survei, dan sebagai masukan pula terhadap informasi
identifikasi permasalahan dan perwujudan ruang wilayah.
Pada minggu pertama tersebut sebagian tim sudah mulai melakukan
kunjungan awal keberbagai instansi pemerintah yang ada di lingkungan
Pemerintah Kota Medan. Tujuannya adalah untuk memperlancar kegiatan
survei dan pengumpulan data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini, antara lain:
Koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat (Pemerintah Kota
Medan) dan instansi terkait lainnya mengenai adanya kegiatan
Penyempurnaan RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028, yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan PembangunanDaerah (Bappeda)
Kota Medan yang bekerjasama dengan pihak konsultan perencana;
Selanjutnya pihak konsultan akan meminta saran dan masukan dari
pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja yang akan
dilaksanakan, termasuk kelengkapan surat-menyurat yang dibutuhkan
untuk kelancaran pekerjaan, seperti: surat ijin, surat survei, surat tugas
dan sebagainya;
Rencana kerja dan koordinasi awal dengan pihak aparat pemerintah
daerah, dan selanjutnya akan dilakukan fasilitasi pembentukan tim teknis
di daerah.
2. Minggu ke 2 :
Pada minggu kedua hari kerja (setelah dikeluarkannya SPMK), rencana kerja
yang akan dilaksanakan lebih difokuskan pada pekerjaan survei dan
pengumpulan data. Survei dan pengumpulan data dilakukan untuk
mengumpulkan data-data sekunder dan data-data primer. Pengumpulan data
dilakukan dengan mengambil data sekunder dari berbagai instansi atau dari
laporan beberapa instansi terkait. Misalnya data dari
kantor/instansi/dinas/badan yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Medan
serta instansi vertikal lainnya.
Data-data sekunder yang akan dikumpulkan pada tahap ini antara lain:
1. Data Rencana dan Kebijakan Pembangunan, meliputi :
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara;
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanTahun 2006-2016;
RPJP dan RPJM Daerah;
Dokumen Perencanaan Pembangunan lainnya yang berkaitan
dengan materi dan wilayah perencanaan.
2. Data mengenai kondisi fisik dasar wilayah perencanaan, meliputi:
Letak georafis dan batas administrasi Kota Medan;
Keadaan topografi dan kemiringan lereng;
Kondisi geologi dan jenis tanah;
Keadaan iklim dan cuaca;
Keadaan hidrologi;
3. Aspek tata guna tanah yang secara umum dirinci menurut jenis-jenis
penggunaan perumahan, pemerintahan dan bangunan umum,
perdagangan, jasa, pelayanan sosial, jalur hijau atau ruang terbuka hijau,
transportasi, penggunaan khusus seperti pariwisata, industri atau
pergudangan dan lain sebagainya.
4. Data mengenai keadaan sosial dan kependudukan, yang meliputi:
Pertumbuhan penduduk;
Distribusi dan kepadatan penduduk;
Struktur penduduk menurut jenis kelamin;
Struktur penduduk menurut usia dan kelompok umur;
Struktur penduduk menurut agama;
Struktur penduduk menurut mata pencaharian;
Adat Istiadat/budaya yang ada di wilayah perencanaan;
5. Data mengenai keadaan perekonomian kota, meliputi:
Jumlah dan perkembangan PDRB;
Pendapatan perkapita;
APBD;
Sektor unggulan maupun kegiatan-kegiatan usaha yang memberikan
kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Medan, seperti sektor
jasa, industri, perdagangan, dan sebaginya;
Keadaan besarnya sektor-sektor kegiatan perekonomian dan
penyebarannya;
Sistem hubungan antar sektor kegiatan;
Perkembangan keadaan perekonomian dalam hal besarnya produksi
dan tingkat pertumbuhannya,
6. Aspek fasilitas pelayanan antara lain :
Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya di wilayah kota baik
untuk melayani kegiatan sosial maupun kegiatan ekonomi.
Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan prasarana
lingkungan seperti jalan, listrik, drainase, air minum, baik dalam
kualitas maupun kuantitasnya.
Perkembangan mengenai keadaan fasilitas dan prasarana/sarana,
baik dalam hal kualitas, kwantitas maupun sumber dana yang
dipergunakan bagi pembiayaan pembangunannya.
7. Aspek administrasi/pengelolaan pembangunan, antara lain :
Keadaan struktur organisasi, tata kerja, khususnya yang
menggambarkan mekanisme dan tata kerja unit pelaksana teknis
Keadaan keuangan kecamatan, mengenai volume pajak dan
restribusi ditinjau menurut sumber beserta perkembangannya.
Keadaan status pemilihan tanah secara umum.
Keadaan tanah dan bangunan secara umum.
Peraturan-peraturan daerah atau kebijaksanaan pemerintah daerah
tentang pelaksanaan pembangunan.
Selain mengumpulkan data-data sekunder juga dilakukan pengumpulan data
primer. Pengumpulan data primer pada dasarnya juga dapat dilakukan
dengan menggunakan metoda-metoda seperti (wawancara dan diskusi/FGD).
Namun untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan kondisi faktual
lapangan maka dilakukan metoda observasi lapangan yaitu melakukan
peninjauan langsung kelapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
observasi lapangan adalah:
1. Kondisi infrastruktur kawasan, perumahan dan permukiman, prasarana
perkonomian, pola lalu lintas dan aliran barang, sarana dan prasana
transportasi, kondisi fasilitas dan utilitas kawasan dan pola penggunaan
lahannya. Data-data dan kondisi fisik lapangan tersebut sedapat mungkin
dituangkan dalam peta eksisting, seperti;
Peta Daya Dukung Pengembangan Fisik;
Peta Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung;
Peta Sebaran Kegiatan Eksisting;
Peta Pemanfaatan dan Kecenderungan Perubahan Lahan;
Peta Sebaran Penduduk;
Peta Sebaran Pelayanan Kegiatan Kawasan (Perdaganagan,
Pemerintahan, Pendidikan, Kesehatan, Rekreasi, Olahraga, Ruang
Terbuka Hijau);
Peta Jaringan Transportasi dan Pergerakan;
Peta Jaringan Persampahan;
Peta Jaringan Listrik;
Peta Jaringan Air Bersih;
Peta Jaringan Air Limbah;
Peta Jaringan Telepon;
Peta Jaringan Irigasi dan sebagainya
2. Melihat kondisi dan perkembangan fisik Kota Medan, seperti: kondisi
topografi dan kemiringan lereng;kawasan yang sering terjadi genangan
atau rawan banjir; kawasan lindung; kawasan konservasi dan
sebagainya. Data-data dan kondisi fisik lapangan tersebut sedapat
mungkin dituangkan dalam peta eksisting dan dijadikan sebagai bahan
untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pembangunan dan
perwujudan ruang wilayah Kota Medan;
3. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan pembangunan dan
perwujudan ruang wilayah Kota Medan;
4. Pengumpulan data primer dapat juga dilakukan dengan pembagian
quiesionar, wawancaa terstruktur dan mendalam(in-depth interview), Forum Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD), diskusi dan sebagainya kepada berbagai sumber, seperti tokoh masyarakat,
kelompok pengusaha dan stakeholders lainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi dan menjaring aspirasi dari masyarakat dan
stakeholders lainnya, khususnya dari perasaan dan pendapat secara mendalam.
3. Minggu ke 3 :
Pada minggu ketiga hari kerja (setelah dikeluarkannya SPMK), rencana kerja
yang akan dilaksanakan lebih difokuskan pada penyerahan Laporan
Pendahuluan dan melakukan diskusi Laporan Pendahuluan. Hal-hal yang
akan didiskusikan pada tahap tersebut antara lain: metoda dan rencana kerja
tim konsultan. Pada tahap ini, diharapkan terdapat beberapa kesepakatan
dengan pemberi kerja, antara lain:
Terpahaminya gambaran awal permasalahan dan isu fisik maupun non
fisik wilayah serta keterkaitannya dengan wilayah sekitarnya
(berdasarkan sintesa dan hipotesa);
Review terhadap produk-produk rencana tata ruang yang sudah disusun sebelumnya (RTRWK Medan 2006-2016) dan rencana tata ruang wilayah
terkait (Mebidang);
Tersedianya data-data untuk analisis awal antara lain, kondisi fisik
kawasan, keadaan sosial dan kependudukan, keadaan fasilitas dan
utilitas kota, kegiatan perekonomian dan sistem transportasi;
Terwujudnya identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan dan
perwujudan ruang wilayah.
Sosialisasi dan Pembahasan/Diskusi Laporan Pendahuluan tersebut
dilakukan dengan mengundang seluruh Dinas terkait, Pakar, Akademis,
BUMN, Ahli Profesi, Camat dan Lurah, Pemerhati Kota dan stakeholders lainnya. Dan setelah Pembahasan/Diskusi Laporan Pendahuluan tersebut
dapat dilakukan survei lanjutan untuk melengkapi data berdasarkan
masukan-masukan dari forum diskusi. Lebih jelasnya mengenai rencana kerja
dan tahapan kegiatan pengumpulan data, dapat dilihat pada Gambar 5.1.
4. Minggu Ke 4 sampai Minggu ke 6 :
Pada minggu ke empat sampai dengan minggu ke enam atau 1,5 (satu
setengah)bulan setelah dikeluarkannya SPMK, rencana kerja yang akan
dilaksanakan lebih difokuskan pada tahap analisis. Tahap analisis adalah
merupakan tahap lanjutan dari pengumpulan data. Data-data yang telah
dikumpulkan pada tahap pengumpulan data, ditabulasi dan sedapat mungkin
dipetakan untuk mempermudah analisis. Selanjutnya dilakukan identifikasi
dan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Analisis regional dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan
Kota Medan dalam sistem regional yang lebih luasdalam aspek sosial,
b. Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang
sustainable melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi
wilayah yang lebih luas;
GAMBAR 5.1
RENCANA KERJA DAN TAHAP KEGIATAN PENGUMPULAN DATA
PADA PENYUSUNAN PENYEMPURNAAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2008-2028
c. Analisis sumberdaya manusia dilakukan untuk memahami aspek-aspek
kependudukan terutama yang memiliki pengaruh timbal balik dengan
pertumbuhan perkembangan sosial dan ekonomi; Menyamakan
TAHAP PENGUMPULAN DATA
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG
Kajian
Literatur Persiapan
Survei
Tabulasi dan Analisa Data:
• Kondisi fisik;
• Sosial dan kependudukan;
• Fasilitas dan utilitas kota
• Kegiatan perekonomian
• Sistem transportasi
Identifikasi potensi dan Permasalahan Pembangunan dan
Perwujudan Ruang Perkiraan Kebutuhan
Pelaksanaan Pembangunan
• Pengembangan penduduk;
• Ekonomi perkotaan;
• Fasilitas sosial ekonomi;
• Lahan perkotaan;
Lapangan Diskusi Laporan Pendahuluan dengan Stakeholder Terkait Mobilisasi
d. Analisis sistem prasarana transportasi untuk memperoleh gambaran
mengenai :
• Keterkaitan fungsional dan ekonomi antar kota, antar kawasan baik
dalam wilayah maupun antar wilayah Kota, dengan melihat pengumpul
hasil produksi, pusat kegiatan transportasi, dan pusat distribusi barang
dan jasa;
• Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi yang ada;
• Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan di wilayah Kota.
e. Analisis sistem permukiman dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah,
jenis, letak, ukuran, dan keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di
wilayah Kota yang digambarkan dengan sistem hirarki dan fungsi
kawasan permukiman.
f. Analisis penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk
penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk
kegiatan budidaya dan lindung;
g. Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk mengidentifikasi
sumber-sumber pembiayaan pembangunan dan besaran biaya
pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar
negeri, perkiraan sumber pembiayaan masyarakat, dan
sumber-sumber pembiayaan lainnya.
Pada prinsipnya tahap ini akan dilaksanakan secara parallel dengan tahap
survei/pengumpulan data, dimana data-data yang sudah diperoleh langsung
diolah/analisis. Maksud pelaksanaan secara parallel adalah untuk lebih
mengefektifkan waktu pelaksanaan pekerjaan, dengan kata lain ketika data
lapangan telah diperoleh (walaupun proses keseluruhan survai belum tuntas)
dengan segera pentabulasian dan penstrukturan data akan dilaksanakan,
terutama pemetaan situasi dan kondisi lapangan.
Pada tahapan pelaksanaan pekerjaan ini akan menghasilkan perkiraan
analisis kependudukan, sektor/kegiatan potensial, daya dukung lingkungan,
kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan
kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan efisiensi pelayanan.
Perkiraan kebutuhan tersebut mencakup:
1. Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan;
2. Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi kota;
3. Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi kota;
4. Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan kota;
• kebutuhan ekstensifikasi;
• kebutuhan intensifikasi;
• perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan.
5. Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana kota.
Hasil dari analisis di atas selanjutnya akan dituangkan dalam sebuah laporan,
yang disebut dengan istilah Laporan Antara/Analisis. Setelah laporan tersebut
diserahkan pada pemberi kerja maka selanjutnya akan dilaksanakan Seminar
Laporan Antara dengan mengundang seluruh Dinas terkait dan Tim Teknis
untuk memperoleh masukan dan tanggapan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kerja dan tahapan kegiatan analisis
pada pekerjaan penyusunan Penyempurnaan RTRW Kota Medan, dapat
GAMBAR 5.2
RENCANA KERJA DAN TAHAP KEGIATAN ANALISIS
PADA PENYUSUNAN PENYEMPURNAAN RTRW KOTA MEDAN
4. Minggu Ke 7 sampai Minggu ke 10 :
Pada minggu ke tujuh sampai dengan minggu ke sepuluh atau 2,5 (dua
setengah)bulan setelah dikeluarkannya SPMK, rencana kerja yang akan
dilaksanakan lebih difokuskan pada tahap penyusunan konsep rencana. TAHAP ANALISIS
PERKIRAAN KEBUTUHAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Identifikasi Data Survei lapangan
Tabulasi dan Analisa Data:
• Kondisi fisik kawasan;
• Sosial dan kependudukan;
• Fasilitas dan utilitas kota
• Kegiatan perekonomian
• Sistem transportasi
Perkiraan Kebutuhan Pelaksanaan Pembangunan
• Pengembangan penduduk;
• Ekonomi perkotaan;
• Fasilitas sosial ekonomi;
• Lahan perkotaan;
Diskusi Laporan Antara dengan Stakeholder Terkait
Perumusan Konsep Pengembangan Kota:
• Tujuan Pemanfaatan Ruang
• Rencana Struktur Ruang
• Rencana Pola Ruang;
• Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan
• Pedoman Pengendalian pemanfaatan ruang
Setelah melakukan tahap analisis dan diskusi laporan antara selanjutnya
disusun konsep dan skenario pengembangan Kota Medan yang meliputi :
A. Tujuan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Medan
Tujuan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Medan dirumuskan sesuai
dengan permasalahan dan arahan kebijakan berdasarkan
urgensi/keterdesakan penanganan wilayah tersebut.
B. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Medan, meliputi :
1. Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk
Arahan distribusi penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk
Wilayah Kota Medan hingga akhir tahun perencanaan (tahun 2028)
yang selanjutnya dirinci dalam distribusi pada setiap kawasan, sesuai
dengan daya dukungnya.
2. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan
Rencana ini merupakan susunan yang diharapkan dari unsur-unsur
pembentuk rona lingkungan alam perkotaan, lingkungan sosial
perkotaan, dan lingkungan buatan perkotaan yang secara hirarkis dan
struktural berhubungan satu sama lain membentuk tata ruang Wilayah
Kota, yang meliputi distribusi penduduk per unit permukiman
perkotaan, dan sebaran pusat-pusat pelayanan perkotaan (fungsi
primer dan sekunder).Pengelompokan materi yang diatur, adalah :
• Perdagangan yang terdiri dari : perdagangan skala regional;
perdagangan skala kota; perdagangan skala sebagian kota atau
lokal.
• Pendidikan yang terdiri dari : perguruan tinggi, sekolah lanjutan
tingkat atas; sekolah lanjutan tingkat pertama; sekolah dasar.
• Pelayanan kesehatan yang terdiri dari : rumah sakit umum, pusat
• Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dari : pelayanan
skala kota; pelayanan skala lokal atau sebagian kota.
3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Meliputi Rencana Sistem jaringan pergerakan dan prasarana
penunjang bagi angkutan jalan raya, angkutan kereta api, angkutan
laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan serta angkutan
udara, seperti:
a.Angkutan jalan raya, terdiri dari:
• Jaringan arteri sekunder, jaringan kolektor sekunder, sistem
primer;
• Terminal angkutan barang, terminal angkutan penumpang skala
regional, terminal angkutan penumpang kota sampai dengan
terminal madya;
• Trayek angkutan umum penumpang dan mikro bus penumpang,
lintasan angkutan barang dan ternak.
b.Angkutan kereta api, terdiri dari:
• Jaringan jalan kereta api;
• Stasiun kereta api;
• Depo atau balai yasa.
c. Angkutan laut, terdiri dari:
• Pelabuhan laut;
• Jalur pelayaran.
d. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan, terdiri dari:
• Pelabuhan sungai, danau dan penyeberangan;
e. Angkutan udara, terdiri dari:
• Bandar udara;
• Jalur aman terbang (conicle surface).
4.Rencana Sistem Jaringan Utilitas (telekomunikasi, energi, pengairan,
prasarana pengelolaan lingkungan)
Meliputi rencana sistem jaringan utilitas dalam Wilayah Kota Medan
sampai dengan akhir tahun perencanaan, yang terdiri dari:
a. Sistem saluran telepon, terdiri dari:
• Stasiun telepon otomat;
• Saluran primer;
• Rumah kabel;
• Saluran sekunder.
b. Sistem jaringan listrik, terdiri dari:
• Bangunan pembangkit;
• Gardu induk ekstra tinggi;
• Gardu induk;
• Saluran udara tegangan ekstra tinggi;
• Saluran udara tegangan tinggi;
• Jaringan transmisi menengah.
c. Sistem jaringan gas, terdiri dari:
• Pabrik gas;
• Seluruh jaringan gas.
• Bangunan pengambil air baku;
• Saluran atau pipa transmisi air baku;
• Instalasi produksi;
• Pipa transmisi air bersih utama;
• Pipa transmisi air bersih sekunder;
• Bak penampung;
• Pipa distribusi utama;
• Pipa distribusi sekunder.
e. Sistem pembuangan air hujan, terdiri dari:
• Saluran primer;
• Saluran sekunder;
• Waduk penampungan.
f. Sistem pembuangan air limbah, terdiri dari:
• Saluran primer;
• Saluran sekunder;
• Bangunan pengolahan;
• Waduk penampungan.
g. Sistem persampahan, terdiri dari:
• Tempat pembuangan akhir;
• Bangunan pengolahan sampah;
• Penampungan sementara.
Rencana pola pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan merupakan bentuk
pemanfaatan ruang Wilayah Kota yang menggambarkan ukuran, fungsi
serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam, antara lain:
a.Kawasan Budidaya Perkotaan, meliputi:
• Perumahan dan permukiman, yang dirinci menurut ketinggian
bangunan, jenis penggunaan, pengelompokan berdasarkan
besaran perpetakan;
• Perdagangan, yang dirinci menurut jenis dan bentuk
bangunannya, antara lain pasar, pertokoan, mal, dll;
• Industri, yang dirinci menurut jenisnya;
• Pendidikan, yang dirinci menurut tingkatan pelayanan mulai dari
pendidikan tinggi, SLTA, SLTP, SD, dan TK;
• Kesehatan, yang dirinci menurut tingkat pelayanan mulai dari RS
Umum kelas A,B,C,D; puskesmas, puskesmas pembantu;
• Peribadatan, yang dirinci menurut jenisnya mulai dari mesjid,
gereja, kelenteng, pura, vihara;
• Rekreasi, yang dirinci menurut jenisnya, antara lain taman
bermain, taman rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dll;
• Olahraga, yang dirinci menurut tingkat pelayanannya, antara lain
stadion, gelanggang, dlll;
• Fasilitas sosial lainnya, yang dirinci menurut jenisnya, seperti panti
asuhan, panti werda, dll;
• Perkantoran pemerintah dan niaga, yang dirinci menurut
instansinya;
• Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang,
pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, bandar udara, dan
sarana transportasi lainnya;
• Kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan;
• Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan;
• Tempat pembuangan sampah akhir.
b. Kawasan Lindung dalam Kota, meliputi:
• Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya;
• Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata
air, dan kawasan terbuka hijau kota termasuk jalur hijau;
• Cagar alam/pelestarian alam, dan suaka margasatwa;
• Taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam
lainnya;
• Kawasan cagar budaya;
• Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan
tanah longsor, rawan gelombang pasang dan rawan banjir.
D. Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Rencana ini mencakup rencana penanganan lingkungan perkotaan,
arahan kepadatan bangunan, dan arahan ketinggian bangunan.
a. Rencana Penanganan Lingkungan, meliputi : jenis penanganan
lingkungan dan jaringan pergerakan serta utilitas untuk tiap unit
lingkungan dan atau kawasan yang akan dilaksanakan dalam kota,
seperti :
• Rencana pengembangan lingkungan/kawasan baru, kawasan yang
• Rencana kawasan yang dikembangkan dengan metoda konsolidasi
tanah perkotaan, guided land development, dll;
• Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas kawasan yang akan
diperbaiki;
• Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas kawasan yang akan
diperbaharui, dll.
b. Arahan Kepadatan Bangunan, yaitu : perbandingan luas lahan yang
tertutup (bangunan dan prasarana serta lainnya seperti : jalan,
perparkiran, dll) dalam tiap unit lingkungan dan atau kawasan dengan
luas kawasan (land coverage), antara lain :
• Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat tinggi
(lebih besar dari 75%);
• Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan tinggi (60% -
75%);
• Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan menengah
(45 % - 60%);
• Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan rendah (30%
- 45 %);
• Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat
rendah (30%).
c. Arahan Ketinggian Bangunan, yaitu: arahan ketinggian bangunan untuk
setiap kawasan kota, sesuai dengan daya dukung kawasan.
d. Rencana Penatagunaan Tanah, Air, Udara dan Sumber Daya lainnya
dengan memperhatikan keterpaduan sumber daya alam dengan
sumber daya buatan.
Rencana penatagunaan tanah, air, udara, dan sumber daya alam
lainnya yang memperhatikan keterpaduan sumber daya manusia dan
pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya
alam lainnya (termasuk arahan baku mutu udara, air; pemanfaatan
udara bagi jalur penebangan dan komunikasi; pemanfaatan air dan
penggunaannya)
E. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan diselenggarakan
melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan
ruang berdasarkan mekanisme perijinan, pemberian insentif dan
disinsentif, pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme
pemantauan, mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sanksi,
antara lain:
• Mekanisme advis planning perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan perkotaan;
• Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi kawasan yang
didorong pengembangannya, kawasan yang dibatasi
pengembangannya, serta terhadap upaya-upaya perwujudan ruang
yang menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian
perkembangan Bagian Kawasan Perkotaan dengan Kota/Kawasan
Perkotaan, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
• Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme penggantian
yang diberikan kepada masyarakat pemegang hak atas tanah, hak
pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, tambang, bahan galian,
kawasan lindung yang mengalami kerugian akibat perubahan nilai
ruang dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata
ruang;
• Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi
secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan
• Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan
dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang
tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi yang berwenang;
• Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan
pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang yang
dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang;
• Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif, pidana
dan perdata.
Seluruh tahapan kegiatan diatas akan dilakukan koordinasi dan konsultasi
dengan pemberi kerja. Selain melakukan konsultasi rutin dengan pemberi
kerja, pihak konsultan juga akan melakukan koordinasi dan sinkronisasi
dengan stakeholders dan pemangku kepentingan lainnya di Kota Medan, yang disebut dengan istilah FGD (focus group discussion) untuk memperoleh masukan-masukan dari para pemangku kepentingan dan masyarakat sebagai
baian dari proses perencanaan partisipatif.Setelah konsep rencana
diseminarkan maka konsep rencana ditetapkan menjadi rencana, melalui
Peraturan Daerah. Untuk lebih jelasnya tahap penyusunan konsep rencana
GAMBAR 5.3
RENCANA KERJA DAN TAHAP KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA
PADA PENYUSUNAN PENYEMPURNAAN RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2008-2028
5. Minggu Ke 11 dan 12:
Pada minggu ke 11 sampai dengan minggu ke 12 atau 3 (tiga) bulan setelah
dikeluarkannya SPMK, rencana kerja lebih difokuskan pada perbaikan
rencana sesuai dengan hasil seminar dan serah terima pekerjaan. Beberapa
produk yang akan diserahkan pada tahap ini, antara lain:
Buku Rencana Penyempurnaan RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028,
yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil seminar akhir;
TAHAPAN
TAHAP PENYUSUNAN RENCANA
PERUMUSAN KONSEP PENGEMBANGAN
Seminar konsep Rencana
Perumusan Konsep
Pengembangan Kota:
• Tujuan Pemanfaatan Ruang
• Rencana Struktur Ruang
• Rencana Pola Ruang;
• Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan
• Pedoman Pengendalian pemanfaatan
PEMBAHASAN DRAFT LAPORAN AKHIR
PENETAPAN RENCANA
PENYUSUNAN KEBIJAKAN TEKNIS PENETAPAN RENCANA DETAIL TATA
RUANG KOTA MEDAN
• Perda (SK Walikota) tentang RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028;
• Pembentukan kelembagaan pengawasan, pemantauan dan pengendalian rencana
Pemilihan alternatif konsep Rencana
Album Peta Rencana Penyempurnaan RTRW Kota Medan Tahun
2008-2028;
Soft Copy Laporan Akhir dalam bentuk CD;
Draft Ranperda Tentang Penyempurnaan RTRW Kota Medan Tahun
2008-2028.
5.4 SISTEM PELAPORAN
Wujud nyata dari hasil pelaksanaanPekerjaanPenyusunan Penyempurnaan
RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028 harus dituangkan dalam laporan yang
selanjutnya menjadi arsip diberbagai institusi terkait. Oleh sebab itu kami akan
menyusun dan menyerahkan laporan kepada Pemerintah Kota Medan melalui
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan selaku
Pengguna Jasa, sesuai dengan apa yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
& Rencana Anggaran Biaya yang telah kami buat. Adapun jenis-jenis laporan
yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa, terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan
Dalam tahap ini, konsultan sudah melakukan koordinasi dalam merumuskan
rencana kerja dan pembagian tugas diantara tenaga ahli yang terlibat.
Laporan Pendahuluan tersebut secara garis besar berisikan :
Pemahaman konsultan terhadap lingkup substansi dan wilayah
perencanaan;
Rencana kerja;
Metoda dan analisis yang akan digunakan;
Data-data dasar termasuk peta-peta yang memadai untuk analisis awal.
Data dan peta tersebut harus sudah terlampir pada saat Laporan
Pendahuluan didiskusikan;
Pembagian dan pendistribusian tugas;
Uraian/penjabaran tugas oleh masing-masing tenaga ahli;
Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan serta jadwal pengumpulan data
Laporan Pendahuluan tersebut harus diserahkan konsultan kepada Pemberi
Kerja sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran A4 dan dicetak warna.
Selanjutnya konsultan akan mendiskusikan laporan tersebut dalam forum
diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD)untuk memperoleh masukan, tanggapan serta persetujuan untuk dilanjutkan lebih jauh.
2. Laporan Antara/Analisis
Pada tahap ini konsultan telah melakukan pengumpulan data dan analisis
serta merumuskan skenario pengembangan Kota Meda. Secara garis besar
Laporan Antara/Analisis tersebut berisikan:
• Data : primer dan sekunder, spasial dan non spasial;
• Rumusan permasalahan dan isu-isu strategis wilayah Kota Medan;
• Hasil analisis deskriptif, statistik dan spasial;
• Skenario pengembangan Wilayah Kota Medan;
• Konsep Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan.
Laporan Antara/Analisis tersebut harus diserahkan konsultan kepada
Pemberi Kerja sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran A3 dan dicetak
warna. Selanjutnya konsultan akan mendiskusikan laporan tersebut dalam
forum diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD)untuk memperoleh masukan, tanggapan serta persetujuan untuk dilanjutkan lebih
jauh.
3. Laporan Draft Rencana
Laporan Draft Rencana, merupakan Draft Materi Teknis Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan Tahun 2008-2028. Laporan tersebut akan didiskusikan
pada forum seminar bersama Tim Teknis dan instansi terkait serta para
pelaku pembangunan di wilayah Kota Medan untuk memperoleh masukan
dan tanggapan.Laporan Draft Rencana diserahkan sebanyak 5 (lima)
eksemplar dengan ukuran A3 dan dicetak berwarna. Laporan tersebut juga
dilampiri dengan buku ringkasan sebagai bahan untuk seminar.:
Sejak diterimanya masukan, saran, serta persetujuan tentang konsep
rencana, konsultan harus menyerahkan Laporan Akhir yang berisikan
rencana untuk mengantisipasi kecenderungan yang ada dan juga sebagai
panduan bagi arah pengembangan yang dilengkapi dengan peta-peta
rencana yang sudah disempurnakan baik dari segi substansi ataupun format
teknisnya. Muatan yang harus tertuang dalam laporan ini adalah :
1. Tujuan pemanfaatan ruang, mulai dari peningkatan kesejahteraan
masyarakat sampai pertahanan dan keamanan;
2. Rencana struktur dan pola ruang, meliputi :
Struktur pemanfaatan ruang meliputi : hirarki pusat pelayanan
wilayah, seperti : sistem-pusat-pusat perkotaan dan perdesaan,
pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana, sistem
jaringan transportasi seperti jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal
serta kelas terminal,
Pola pemanfaatan ruang, yang memuat delinasi (batas-batas)
kawasan lindung, kawasan permukiman, kawasan jasa (perniagaan,
pemerintahan, transportasi, pariwisata, dII), kawasan perindustrian;
3. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota Medan, meliputi :
Rencana pengelolaan kawasan lindung dan budidaya;
Rencana pengelolaan kawasan perdesaan, perkotaan dan kawasan
tertentu;
Rencana sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan;
Rencana penatagunaan tanah, air, udara, hutan dan sumber daya
alam lainnya dengan memperhatikan keterpaduan sumber daya alam
dengan sumber daya buatan;
Rencana kegiatan ekonomi pembangunan;
Pedoman perijinan pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah
kota/kawasan perkotaan bagi kegiatan pembangunan di wilayah dan
kota/kawasan perkotaan (pedoman pemberian ijin lokasi);
Pedoman pemberian konpensasi, serta pemberian intensif dan
pengenaan disintensif di wilayah kota/kawasan perkotaan;
Pedoman pengawasan (pelaporan, pemantauan dan evaluasi) dan
penertiban (termasuk pengenaan sanksi) pemanfatan ruang di
wilayah kota/kawasan perkotaan.
Laporan Akhir diserahkan 3 (tiga) bulan setelah dikeluarkan SPMK. Laporan
ini diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran A3 dan
dicetak berwarna.
5. Album Peta
Bersamaan dengan diserahkannya buku Laporan Akhir (Rencana), konsultan
juga harus menyerahkan album peta yang berisi Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan Tahun 2008-2028
6. Soft Copy
Konsultan juga harus menyerahkan Soft Copy dalam bentuk media optikal
(DVD/CD) dari data, informasi, hasil analisis, dan hasil kajian lainnya yang
sudah terstruktur dan terklasifikasi dengan baik, termasuk tabel-tabel maupun
peta-peta digital.
7. Executive Summary
Konsultan harus menyerahkan ringkasan masing-masing laporan yang
digunakan sebagai bahan untuk diskusi dan seminar.
8. Draft Ranperda
Konsultan juga harus menyerahkan Draft Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun
2008-2028.