• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS | Sulastri | DINAMIKA 673 2662 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS | Sulastri | DINAMIKA 673 2662 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS

ASTRI SULASTRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adalah keterkaitan mengenai fakta dan data mengenai proses pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa oleh perangkat desa yang diharapkan dapat berdampak baik kepada pemanfaatan dan penggunaan dari alokasi dana desa guna memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan dalam rangka penulisan skripsi untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan melalui kegiatan observasi, wawancara dan pencatatan dokumen. Adapun jumlah sumber data dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Desa, 3 orang Perangkat Desa, 1 orang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan 1 orang masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamtan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis dinilai cukup baik dalam melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana yang menunjang serta kesamaan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya faktor yang menghambat yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa, batasan peruntukan alokasi dana desa, masih rendahnya kualitas sumber daya manusia perangkat desa. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat, dan menyediakan papan informasi yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan informasi yang lainnya. dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi dana desa

Kata kunci : Pengelolaan Alokasi Dana Desa

A. PENDAHULUAN

Desa merupakan sebuah organisasi pemerintah yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat. Disini desa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan yang di lakukan oleh desa, harus dapat memuat proses pemberdayaan masyarakat yang mengandung makna dinamis untuk pengembangan dalam mencapai tujuan.

Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu berupa Alokasi Dana Desa (ADD) untuk menunjang segala sektor kebutuhan di masyarakat. Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam rangka penyelenggaraan otonomi desa, namun

dalam pengelolaannya tentu akan mendapat banyak hambatan.

Sehubungan dengan uraian di atas dan berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis Di Kantor Kepala Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis ditemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:

(2)

membuat rencana anggaran, pengalokasian dana, dan juga membuat laporan pertanggungjawaban di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. 2. Penggunaan Alokasi Dana Desa dirasa

masih kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kurang aktifnya masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya dalam kegiatan musyawarah bersama di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

3. Ketidakjelasan regulasi di dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dari Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 diubah menjadi Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN tentang mekanisme pengalokasian dana desa.

4. Masih rendahnya mekanisme pengawasan yang melibatkan masyarakat di dalam suatu kegiatan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa. Hal ini dapat terlihat dari sikap masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis seperti adanya sikap kurang peduli terhadap pelaksanaan kegiatan di desa.

B. LANDASAN TEORITIS 1. Pengertian Keuangan Negara

Pengertian Keuangan negara menurut Anggara ( 2016:11) adalah sebagai berikut:

Keuangan negara adalah kekayaan yang dikelola oleh pemerintah, yang meliputi uang dan barang yang dimiliki, kertas berharga yang bernilai uang yang dimiliki, hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, dana-dana pihak ketiga yang terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki dan/atau yang dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-badan usaha, yayasan, maupun institusi lainnya. Secara ringkas keuangan negara ialah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat dijadikan milik negara.

2. Pengelolaan Keuangan Negara, Daerah dan Keuangan Desa

Pengelolaan antara keuangan negara dan daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah, Hubungan pengelolaan keuangan negara dengan

keuangan daerah tersebut dapat terlihat dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 22, yaitu menjelaskan bahwa:

(1)Pemerintah Pusat mengalokasikan dana perimbangan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan undang-undang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

(2)Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya.

(3)Pemberian pinjaman dan/atau hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(4)Pemerintah Daerah dapat memberikan pinjaman kepada/menerima pinjaman dari daerah lain dengan persetujuan DPRD.

Selanjutnya untuk lebih meyakinkan hubungan keuangan negara, keuangan daerah dan keuangan desa saling berhubungan satu sama lain, dapat dilihat dari penjelasan yang dikemukakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 48) mengenai pengertian dana desa yaitu sebagai berikut: Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN setiap tahun.

3. Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pengertian alokasi dana desa menurut Soleh dan Rochmansjah ( 2015 : 11) adalah sebagai berikut: Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk disalurkan kepada pemerintah desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Adapun asas yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu yang dikemukakan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 35), bahwa asas-asas pengelolaan keuangan desa yaitu dijelaskan sebagai berikut: 1. Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang

(3)

yang membuka diri terhadap hak masyarkat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. Partisipatif, yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;

4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

Dari penjelasan di atas, maka pada dasarnya pengelolaan keuangan desa merupakan serangkaian kegiatan pengalokasian, penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dana desa yang dilakukan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung yang dimaksudkan bukan saja sebagai penggerak perekonomian desa tetapi juga sebagai sumber pendapatan desa.

C.METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Seperti yang dikemukakan menurut Prastowo (2012: 24) bahwa metode penelitian kualitatif adalah:

Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna ( segi kualitas) dari fenomena yang diamati.

Adapun subjek penelitian ditetapkan sebagai berikut: Kepala Desa Mangkubumi,

Sekretaris Desa, Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan, Kepala Seksi Kesejahteraan, Anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan masyarakat Desa Mangkubumi yang apabila dijumlahkan keseluruhannya menjadi 6 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis data menurut Bogdan (Sugiyono, 2013: 224), Analisis data proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

D. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dimensi Transparan

a. Adanya kemudahan yang diberikan kepada masyarakat untuk mengakses informasi mengenai anggaran desa.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini penulis melihat bahwa di Desa Mangkubumi ada papan informasi yang dipampangkan mengenai anggaran desa, juga ada media sosial yang memang dibuat pemerintah desa dan di dalamnya terdapat keterangan mengenai anggaran yang ada di desa.

Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April 2017 di (http:// blog.faceoffice.co.id/penejelasan-transparansi-pemerintahan/) tentang adanya 6 prinsip transparansi yaitu:

a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program).

b. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan.

(4)

perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum.

d. Laporan tahunan.

e. Website atau media publikasi organisasi. f. Pedoman dalam penyebaran informasi.

b. Memberikan keleluasaan kepada masyarakat dalam memberikan aspirasi untuk pengalokasian dana desa.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah desa baik itu musyawarah desa dan juga pertemuan-pertemuan lainnya.

Sedangkan menurut Mustopa Didjaja (2003: 261), menerangkan bahwa prinsip transparansi tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut keuangan, transparansi dalam perencanaan juga meliputi 5( lima) hal yaitu sebagai berikut:

a. Keterbukaan dalam rapat penting dimana masyarakat ikut memberikan pendapatnya. b. Keterbukaan informasi yang berhubungan

dengan dokumen yang perlu diketahui oleh masyarakat.

c. Keterbukaan prosedur (pengambilan keputusan atau penyusunan rencana). d. Keterbukaan registrasi yang bersifat fakta

hukum (catatan sipil, buku tanah, dan lain-lain).

e. Keterbukaan menerima peran serta masyarakat.

c. Adanya laporan penggunaan anggaran yang disampaikan dari pemerintah desa bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya setiap kali akhir kegiatan yang di danai dari alokasi dana desa selesai maka akan ada laporan penggunaan anggaran yang disampaikan kepada masyarakat baik melalui musyawarah ataupun pertemuan-pertemuan desa.

Hal ini dapat dikatakan sama atau sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April 2017 di ( http:// blog.faceoffice.co.id/penejelasan-transparansi-pemerintahan/) tentang adanya 6 prinsip transparansi yaitu :

a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program).

b. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan.

c. Adanya laporan berkala mengenai pedayagunaan sumer daya dalam perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum.

d. Laporan tahunan.

e. Website atau media publikasi organisasi. f. Pedoman dalam penyebaran informasi.

2. Dimensi Akuntabel

a. Pengelolaan anggaran dilakukan berdasarkan aturan/UUD yang berlaku.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi berpedoman atau berlandaskan aturan yang ditetapkan yaitu diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Tahun Anggaran 2016.

Maka ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Permana ( 2012) yang diakese tanggal 25 April 2017 di (http://theorykeuangandaerah.blogspot.co.id/201 5/12/akuntabilitas.html?.m=1), bahwa untuk menciptakan laporan keuangan yang berkualitas perlu adanya pertanggungjawaban atas pembuatan laporan keuangan yang harus meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Integritas keuangan. 2. Pengungkapan.

3. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

b. Setiap pengeluaran yang bersumber dari alokasi dana desa disertai dengan laporan pertanggungjawaban.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya pemerintah desa selalu memberikan laporan pertanggungjawaban setiap kali menggunakan anggaran dari alokasi dana desa dan laporan tersebut nantinya akan dibahas dalam pertemuan desa atau musyawarah desa bersama masyarakat.

Adanya laporan pertanggungjawaban atas dana yang bersumber dari alokasi dana desa sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa bahwa yang dijelaskan sebagai berikut:

Pasal 37

(5)

dan/atau tahapan penyaluran kepada DPMD. c. Laporan pertanggungjawaban harus

selesai tepat waktu

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, pembuatan laporan pertanggungjawaban dalam alokasi dana desa sangat rumit dan butuh ketelian lebih sehingga tidak jarang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menyelesaikannya. Sedangkan ketentuan batas waktu maksimal atau waktu paling lambat dalam menyelesaikan laporan pertanggungjawaban telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 38 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 yaitu sebagai berikut:

(1)Secara umum, pertanggungjawaban ADD adalah bagian dan merupakan satu kesatuan dengan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa.

(2)Untuk pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1), kepala Desa wajib

menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat, paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

3. Dimensi Partisipatif

a. Masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan pengalokasian dana desa.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, biasanya pemerintah desa mengundang perwakilan dari masyarakat atau tokoh-tokoh di masyarakat untuk hadir dan ikut serta dalam pertemuan desa untuk merencanakan pengalokasian dana desa di Desa Mangkubumi.

Dengan melihat hal tersebut maka pengelolaan Alokasi Dana Desa sama seperti yang dikemukakan oleh Sulistion (2004) yang

diakses di

(http://www.academia.edu/6909464/PENGELOL AAN_KEUANGAN_DESA_DALAM_SISTEM _KEUANGAN_NEGARA_REPUBLIK_INDON ESIA) yang diakses tangal 25 April 2017, menyatakan partisipasi masyarakat dalam penganggaran mencakup hal-hal:

a. Adanya akses bagi pasrtisipatif aktif publik dalam dalam proses perumusan program dan pengambilan keputusan anggaran.

b. Adanya peraturan yang memberikan tempat ruang kontrol oleh lembaga independen dan masyarakat baik secara

program maupun kelembagaan sebagai media chek and balance.

c. Adanya sikap proaktif pemerintah daerah untuk mendorong partisipasi warga pada proses penganggaran. Hal ini mengingat kesenjangan yang tajam antara kesadaran masyarakat tentang cara berpartisipasi yang efektif dan cita-citamewujudkan APBDesa yang aspiratif.

b. Anggaran desa digunakan dengan didasari atas kesesuaian kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, penggunaan anggaran desa khususnya alokasi dana desa memiliki peruntukan tertentu dalam penggunaannya, jadi terkadang pemerintah desa menggunakan anggaran desa tersebut disesuaikan dengan aturan yang ada.

Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini belum sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6 tahun 2014 Tentang Desa yaitu:

1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pasal 79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa. 2) Dalam menyusun perencanaan

Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.

3) Musyawarah perencanaa Pembangunan Desa menetapkan prioritas, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

4) Prioritas program kegiatan dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkanpenilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa.

(6)

Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6 tahun 2014 Tentang Desa yaitu:

1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pasal 79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa. 2) Dalam menyusun perencanaan

Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.

3) Musyawarah perencanaa Pembangunan Desa menetapkan prioritas, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

4) Prioritas program kegiatan dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa. 4. Dimensi Tertib dan Disiplin Anggaran a. Setiap pengalokasian dana desa sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, sudah sesuai karena sebelum melakukan kegiatan yang bersumber dari alokasi dana desa akan dilakukan musyawarah dulu untuk perencanaan pengalokasian dana desa, dan jika rencana tersebut sudah selesai maka kegiatan pun akan direalisasikan sesuai dengan rencana tersebut.

Dengan melihat hal tersebut maka sama seperti yang dikemukakan oleh Adisasmita (2011:34) bahwa prinsip pengelolaan keuangan dan anggaran harus meliputi 4 prinsip, yaitu:

1. Prinsip Kemandirian, prinsip ini mengarah kapada pengelolaan anggaran yang dikelola dengan pengurangan ketergantungan terhadap sumber keuangan yang sifatnya pragmatis datang dari atas, tanpa harus mencoba melakukan sebuah inovasi dan penemuan sumber-sumber penerimaan yang baru.

2. Penggunaan skala prioritas dalam menentukan objek-objek dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 3. Efisiensi, efektivitas dan ekonomis.

4. Penggunaan anggaran sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Adanya prosedur khusus dalam pengalokasian dana desa

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, pengelolaan alokasi dana desa dilakukan dengan berdasar aturan yang berlaku yang mungkin dapat dikatakan sebagai prosedur pengelolaan alokasi dana desa.

Jika melihat hal tersebut maka sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismail (2004: 74) yang diakses tanggal 25 April 2017 di (http://kaukesbokan.

Blogspot.co.id/2013/10/sistem

prosedurpencatatan-transparansi.html?m=1) yaitu bahwa:

Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang. Prosedur pencatatan adalah mencatat, menggolongkan, menyajikan, dan menafsirkan. Pencatatan harus dilakukan secara tanggungjawab, terbuka, jujur, tertib, cermat, aman, benar, sah, efektif, dan efisien.

c. Adanya pengawasan atau monitoring terhadap setiap anggaran yang masuk dan keluar dari desa.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan alokasi dana desa dilihat dari ini, pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat, oleh camat, oleh Badan Permusyawaratan Desa ( BPD), dan juga pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mangkubumi sendiri.

Jika melihat hal maka sudah sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 40 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa sebagai berikut:

Pasal 40

(1) Pengawasan atas pelaksanaan ADD dilaksanakan oleh:

a. tim pembinaan dan pengawasan Kabupaten;

b. tim pembinaan dan evaluasi Kecamatan; c. aparat pengawasan fungsional;

d. pejabat yang berwenang sesuai dengan perundangan yang berlaku;

e. masyarakat untuk perbaikan pelaksanaannya.

(7)

kewenangan, tugas dan fungsinya masing-masing.

2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan observasi di lapangan, ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis tersebut diantaranya:

1. Adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa.

2. Terpenuhinya sarana prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa.

3. Kesamaan kebutuhan masyarakat dalam penggunaan pengalokasian dana desa. 4. Pencairan alokasi dana desa yang sesuai

dengan pengajuan yang diberikan oleh perangkat desa sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa dan perangkat desa.

Sementara faktor penghambat yang memepengaruhi dalam pengelolaan alokasi dana desa diantaranya sebagai berikut :

1. Tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa, dan kadang informasi yang terdapat dalam papan informasi masih kurang jelas.

2. Batasan peruntukan alokasi dana desa, sehingga tidak setiap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

3. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia perangkat desa, sehingga kesulitan dalam memahami peraturan-peraturan yang digunakan dalam pengalokasian dana desa.

4. Masyarakat yang merasa sungkan untuk menyampaikan aspirasinya seecara langsung kepada perangkat desa. 3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk

Mengatasi Hambatan – Hambatan yang Dihadapi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan observasi di lapangan, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan

Sadananya Kabupaten Ciamis tersebut diantaranya:

1. Pengelola alokasi dana desa menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat.

2. Menyediakan papan informasi yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan informasi yang lainnya.

3. Memanfaatkan tokoh-tokoh yang ada dimasyarakat untuk mengetahui yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

4. Mengikutsertakan perangkat desa sebagai pengelola alokasi dana desa dalam pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia perangkat desa dengan menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi dan wawancara mengenai “Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis” dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi dinilai cukup baik dalam melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik.

2. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana. Selanjutnya faktor yang menghambat dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa.

3. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, maka diketahui adanya upaya dalam mengatasi hambatan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat.

2. Saran

(8)

1. Mengenai pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi pengelola alokasi dana desa harus dapat lebih memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi mengenai alokasi dana desa serta pengelola alokasi dana desa harus lebih mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi dari adanya alokasi dana desa tersebut.

2. Seyogyanya pengelola harus mampu memanfaatkan yang dianggap faktor pendukung dan juga dapat menghindari atau menyelasaikan yang dianggap faktor penghambat.

3. Diperlukan upaya seperti menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi dana desa.

DAFTAR PUSTAKA

Buku - Buku

Adisasmita, Raharjo. 2011. Pengelolaan

Pendapatan & Anggaran

Daerah. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Anggara, Sahya, 2016. Administrasi Keuangan Negara. Bandung: Pustaka Setia. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan

Keuangan Derah. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta: BPKP.

Didjaja, Mustofa. 2003. Transparansi

Pemerintah. Jakarta: PT.

Rinekacipta.

Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soleh, Chabib & Heru Rochamansjah. 2015:

Pengelolaan Keuangan Desa.

Bandung: Fokusmedia.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Dokumen

Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Alokasi Dana Desa ( ADD ) di Kabupaten Ciamis.

IDENTITAS PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan ASEAN Cross Border Insolvency Regulation sebagai suatu ketentuan hukum kepailitan lintas batas di kawasan ASEAN sangat diharapkan untuk dapat menjadi

Perilaku struktural Flat Slab bisa diidealis dengan menganggap plat ini berlaku sebagai pelat menerus yang bertumpu pada barisan kolom yang kekakuan lenturnya

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dibuat suatu sistem yang dapat memprediksi suplai produk buku ke agen-agen perusahaan sehingga suplai barang

Aktiva diambil alih untuk ruas jalan tol Cikampek - Padalarang diambil alih dari PT Citra Ganesha Marga Nusantara (CGMN) merupakan biaya pembangunan ruas tol Cikampek -

3 Penelitian lain oleh Britt menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 20 tahun memiliki risiko jauh lebih rendah mengidap kanker payudara

Prinsip syariah dijelaskan pada Pasal 1 Butir 13 UU tersebut yaitu aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan

35 Antara berikut, faktor manakah yang menyebabkan penghijrahan penduduk ke kawasan seperti di atas?.. Tindakan Natasha ini

Berkaitan dengan kondisi keberadaannya tersebut maka untuk mendeliniasi daerah sebaran logam tanah jarang (RE) perlu dilakukan evaluasi beberapa parameter, yaitu