• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Sifat Fisika-Kimia Kemenyan (Styrax spp.) dari Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Sifat Fisika-Kimia Kemenyan (Styrax spp.) dari Tapanuli Utara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan di Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.

Selain kayu dari hutan yang dapat dihasilkan, berbagai jenis hasil hutan juga bisa

digunakan sebagai bahan baku industri. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan

hasil hutan bukan kayu sebagai sumber mata pencaharian. Beberapa hasil hutan

bukan kayu yang biasa dikenal masyarakat antara lain seperti rotan, bambu, nipah,

getah, damar, minyak atsiri, madu, dan lain-lain.

Salah satu hasil hutan bukan kayu berupa getah adalah kemenyan (Styrax

spp.). Kemenyan diperoleh dengan cara disadap dari pohon kemenyan. Tanaman

ini selain tumbuh di Indonesia juga tumbuh di beberapa negara lain, diantaranya

Malaysia, Thailand, Laos dan Vietnam. Tanaman kemenyan di Indonesia banyak

ditemukan di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Jawa bagian Barat

(Jayusman, 1999).

Sumatera utara dikenal sebagai daerah penghasil kemenyan terbesar di

Indonesia. Daerah-daerah penghasil kemenyan berada di kabupaten Tapanuli

Utara, Dairi, Toba Samosir dan Tapanuli Tengah. Kabupaten Tapanuli Utara

merupakan sentra produksi kemenyan Sumatera Utara yang mempunyai luas

tanaman + 16.322,3 Ha dengan rata-rata produksi 3.626,48 ton/tahun

(Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2012).

Getah kemenyan di Tapanuli Utara disebut juga dengan “Haminjon”.

Indonesia mengekspor getah kemenyan ke berbagai negara meliputi Singapura,

Malaysia, Hongkong, Taiwan, Jepang, Uni Emirat Arab, Switzerland, Perancis

(2)

2

dan United State of America. Sekitar 67% dari hasil ekspor kemenyan tersebut

berasal dari Tapanuli Utara dan sisanya berasal dari daerah lain di Indonesia yang

juga menghasilkan getah kemenyan.

Getah kemenyan merupakan komoditi cukup penting dan perlu mendapat

perhatian lebih besar karena merupakan komoditi khas Sumatera Utara dan telah

memberikan kontribusi ekonomis bagi masyarakat khususnya petani di Kabupaten

Tapanuli Utara. Menurut Sasmuko (1999) produksi getah kemenyan cenderung

menurun dan produktifitasnya rendah. Hal ini disebabkan karena pengelolaannya

masih dilakukan secara tradisional.

Menurut Waluyo et al (2006) pada umumnya getah kemenyan

diperdagangkan dalam bentuk kepingan/bongkahan yang tidak merata besarnya,

sedangkan kualitas maupun tingkat harga ditentukan secara visual seperti besar

kecilnya kepingan, warna, bau, kebersihan dan kerapuhan. Pembagian kualitas

kemenyan yang dilakukan hanya berdasarkan penampilan fisik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian secara kuantitatif

dengan uji laboratorium mengenai sifat fisika-kimia getah kemenyan (Styrax

spp.), sehingga penentuan kualitas getah kemenyan (Styrax spp.) dapat dilakukan

berdasarkan sifat fisika-kimianya.

Rumusan Masalah

Setiap jenis getah kemenyan di Tapanuli Utara memiliki kualitas yang

berbeda. Pembagian kualitas didasarkan pada besar kecilnya bongkahan

kemenyan (Waluyo et al, 2006). Kualitas kemenyan yang berbeda dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat visual dan sifat fisika-kimia kemenyan yang

berbeda-beda.

(3)

3

Sifat fisika dari setiap kualitas kemenyan ditunjukkan dengan perbedaan pada

warna sedangkan sifat kimianya ditunjukkan dengan perbedaan pada kadar air,

kadar abu, kadar kotoran, titik lunak, dan kadar asam sinamat yang dikandung

oleh kemenyan.

Perbedaan sifat fisika-kimia tersebut tentu saja mempengaruhi penentuan

kualitas kemenyan itu sendiri. Sehingga nantinya dalam pemasaran kemenyan ini,

akan terjadi perbedaan nilai/harga jual dari masing-masing kualitas kemenyan.

Berdasarkan hal tersebut penelitian mengenai sifat fisika-kimia kemenyan perlu

dilakukan supaya pengelompokan kualitas kemenyan dapat dilakukan secara

kuantitatif. Kemenyan juga diketahui memiliki senyawa bioaktif, maka perlu juga

dilakukan penentuan jenis metabolit sekunder pada kemenyan sehingga dapat

memberikan informasi kepada masyarakat apabila kemenyan tersebut digunakan

sebagai obat.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sifat fisika-kimia getah kemenyan (Styrax spp.) Tapanuli Utara.

2. Mengetahui penentuan kualitas atau kelas mutu berdasarkan sifat fisika-kimia

getah kemenyan (Styrax spp.) Tapanuli Utara.

3. Mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada kemenyan

(Styrax spp.) Tapanuli Utara.

Manfaat Penelitian

1. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan kriteria uji dalam

menentukan kualitas kemenyan secara kuantitatif.

(4)

4

2. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk usaha

diverisifikasi produk kemenyan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan terhadap kulit kayu kemenyan toba menunjukkan bahwa tidak terdapat saluran getah pada bagian kulit, berbeda dengan jenis tanaman lain yang juga menghasilkan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang sifat dasar kayu kemenyan toba (Styrax sumatrana), kemenyan bulu (Styrax paralleloneurus) dan

Dengan potensi yang cukup besar tersebut, kayu kemenyan tentu saja. dapat dimanfaatkan untuk industri perkayuan.Agar dapat

Potensi Pengembangan Kemenyan Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Spesifik andalan Sumatera Utara.. Makalah Seminar Nasional Himpinan Alumni-IPB HAPKA Fakultas Kehutanan IPB

Kuisioner Responden untuk Mengetahui Potensi Kemenyan dan Pemanenan Kemenyan di Hutan Batang Toru Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli

Pola pemasaran kemenyan (Styrax spp.) yang paling banyak digunakan adalah pola dimana petani menjual kemenyan melaluipengumpul desa dilanjutkan ke pengumpul

Kuisioner Responden untuk Mengetahui Potensi Kemenyan dan Pemanenan Kemenyan di Hutan Batang Toru Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli

Jenis hasil hutan yang digunakan sebagai bahan baku industri furniture adalah kayu bulat dari berbagai sumber, yaitu hutan alam, kawasan konservasi, hutan tanaman (perum