• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sigit PERAKITAN TEKNOLOGI DENGAN SWOT ANALYSIS Workshop Penyuluh di BBP2TP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sigit PERAKITAN TEKNOLOGI DENGAN SWOT ANALYSIS Workshop Penyuluh di BBP2TP"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERAKITAN TEKNOLOGI

BERBASIS SWOT ANALYSIS

UNTUK PENYULUHAN PERTANIAN

Oleh:

Sigit Sapto Wibowo

(2)

OUTLINE

• Pendahuluan

Tujuan

• Keluaran

• Menyusun Rekomendasi

Teknologi dengan SWOT Analysis

(3)

Tugas pertama penyuluh:

1. Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), 2. Menyusun Programa Penyuluhan,

3. Menyusun RKTP

Sebagai dasar menyusun rencana penyuluhan pertanian

PENDAHULUAN

Salah satu teknik IPW dengan memanfaatkan Peta Agro Ekosistem Wilayah (AEZ) skala 1:250.000 dan 1:50.000

Peta AEZ dapat menjadi langkah awal melakukan

(4)

Memahami

Analisis Peta AEZ

dari aspek

bio-fisik lahan, komoditas yang cocok

untuk ditanam, dan

Sistim Pertanian

yang

dapat dikembangkan.

Memahami

Analisis SWOT

untuk dasar

Pengembangan Teknologi Pertanian di

suatu kawasan yang akan digunakan pada

kegiatan penyuluhan pertanian

Menggabungkan

Peta AEZ

dan

Analisa

SWOT

untuk menyusun kegiatan

Penyuluhan Pertanian di suatu kawasan

atau wilayah

(5)

Peserta mampu memahami

Analisis Peta

AEZ

sebagai salah satu dasar menyusun

Programa Penyuluhan Pertanian di

wilayahnya.

Peserta mampu menggunakan

Analisis

SWOT

untuk dasar Pengembangan

Teknologi Pertanian di suatu kawasan yang

akan digunakan pada kegiatan penyuluhan

pertanian.

Peserta mampu menggabungkan analisa

Peta AEZ

dan

Analisa SWOT

untuk

menyusun kegiatan Penyuluhan Pertanian

di suatu kawasan.

(6)

Apa Peta AEZ – SWOT Analysis ?

Peta AEZ

merupakan peta kesesuaian lahan

berdasarkan kondisi bio-fisik yang dihadapi (kemiringan,

rezim suhu, rezim kelembaban) untuk dasar klasifikasi

kelas kesesuaian lahan

misal S1, S2, atau S3.

SWOT Analysis

digunakan untuk analysis suatu

masalah penyuluhan pertanian berdasarkan empat

aspek yaitu

Kekuatan, Kelemahan, Peluang

, dan

(7)

Analisa SWOT pada Programa Penyuluhan

Pertanian fokus pada analisis mengenai:

1. Kekuatan yang dimiliki pelaku utama/usaha

2. Kelemahan yg dihadapi pelaku utama/usaha

3. Peluang untuk pengembangan potensi yg ada

4. Ancaman yang harus dihadapi

Peta AEZ 1:50.000 berisi info :

1.

Luas lahan yg cocok untuk komoditas

2.

Lokasi sebaran lahan

(8)
(9)
(10)

Informasi AEZ untuk Penyuluhan Pertanian

Kela

s Komoditas PertanianSistim Kendala Luas (ha)

IVax1 Padi,

sayurarn Sistim Pertanian Lahan Basah

1. Kemiringan < 8 %

2. Rejim Suhu Panas 3. Rejim

Kelembaban Lembab

42.300 ha

IVax1

i Intensifikasi Padi Sistim Pertanian Lahan Basah

1. Kemiringan 2. Rexim Suhu 3. Kelembaban

15.250 ha

IVax2 Jagung Sistim Pertanian

Komoditas Padi atau Sayuran :

Kekuatan

pengembangannya?

Kelemahan yang dihadapi? Pelang yang tersedia?

Ancaman yang harus dihadapi?

(11)

LANGKAH PENYUSUNAN ANALISA SWOT

1. PENGUMPULAN DATA TERKAIT KOMODITAS (Padi atau Sayuran):

- KEKUATAN pengembangannya terkait : Teknologi,

Kondisi

Sosial-Ekonomi seperti Kondisi lingkungan Bio-Fisik, Inovasi

tersedia di Balit, Fasilitas tersedia (jalan, pengairan dll), SDM,

Pasar, Keuangan dan lainnya.

- KELEMAHAN yang dihadapi pelaku utama dan

pelaku usaha

termaduk para penyuluhnya seperti Kondisi Pasar, kualitas

SDM tersedia, Kesiapan teknologi pendukung, Sistim

Pertanian, Adat, dan lainnya.

- PELUANG pemacu semangat seperti : Market

demand,

Teknologi tersedia, Harga produk, Semangat Petani, Modal,

- HAMBATAN terkait : Modal terbatas, Subsisten,

Kebiaasaan

Petani, Keterampilan petani.

(12)

1. KEKUATAN : Perbatasan Kalbar – Malaysia di Tunggal Bhakti

Komponen Kekuatan

Lingkungan 1. Lahan bergambut tadah hujan tetapi sudah diolah intensif dg IP-200 seluas 200 ha

Fasilitas 2. Bantuan alsin lengkap : Hand tracktor, Rice

transplanter, Combine Harvwster, RMU.

Kelembaga

an 3. KUD penyedia saprodi berfungsi baik

SDM 4. Petani transmigrasi dengan etos kerja

tinggi

Pasar 5. Dekat dengan pasar Malaysia 75 km

Inovasi 6. Tersedia teknologi Jarwo Super untuk padi

Keuangan 7. KUR dari BRI dengan bunga murah 9 %/tahun

Jalan 8. Jalan desa dengan pengerasan dpt

(13)

2. KELEMAHAN : Perbatasan Kalbar – Malaysia di Tunggal Bhakti

Komponen Kelemahan

Pasar 1. Harga beras di Malaysia murah

Rp.7.300/kg

Harga beras lokal Rp.10.000/kg

SDM 2. Petani lokal lebih senang tanam “padi

gunung”

lahan sawah tidak digarap intensif.

Inovasi 3. Masih mempertahankan teknik

budidaya padi

Sistim Tebang Bakar dg produktivitas rendah

Sistim

Pertanian 4. Sistim Pertanian masih subsisten atau memenuhi kebutuhan sendiri berlum orientasi pasar

Adat 5. Sistim pertanian lokal yang belum

sesuai dengan

(14)

3. PELUANG : Perbatasan Kalbar – Malaysia di Tunggal Bhakti

Komponen Peluang

Sayuran 1. Harga sayuran daun tinggi 12.000/kg

Potensial dikembangkan untuk diversifikasi usaha

SDM 2. Mekanisasi mengurangi tenaga kerja

dan dapat didorong untuk

pengembangan sayuran daun

Inovasi 3. Pemanfaatan abu janjang sawit untuk

ameliorasi lahan sayur guna menekan biaya produksi

Pasar 4. Terbuka pasar sayuran daun untuk

pasar lokal dan pasar ekspor Sumber

(15)

4. HAMBATAN : Perbatasan Kalbar – Malaysia di Tunggal Bhakti

Komponen Hambatan

Modal

terbatas 1. Kerjasama dengan Lembaga Keuangan lokal seperti Keling Kumang

SDM 2. Petani belum terampil mengelola

lahan gambut untuk tanaman sayuran

Pasar 3. Petani belum terbiasa memasarkan

hasil pertanian langsung ke konsumen Subsisten 4. Petani terbiasa berusaha tani dengan

subsisten belum terbiasa menjual hasil pertanian

Tenaga

(16)

ANALISA SWOT

KEKUATAN

1. Lahan sudah intensif dg IP-200 luas 200 ha 2. Alsin lengkap : tracktor, transplanter, RMU. 3. KUD penyedia saprodi

4. Petani transmigrasi dgn etos kerja tinggi 5. Dekat dengan pasar Malaysia 75 km 6. Tersedia teknologi Jarwo Super

7. KUR dengan bunga murah 9 %/tahun 8. Jalan dengan pengerasan dpt dilalui truk

PELUANG

1. Harga sayuran daun tinggi Rp.12.000/kg Potensial dikembangkan untuk diversifikasi 2. Mekanisasi mengurangi tenaga kerja dan dapat didorong untuk pengembangan sayuran daun 3. Pemanfaatan abu janjang sawit untuk ameliorasi lahan sayur guna menekan biaya

4. Sayuran untuk pasar lokal dan pasar ekspor 5. Magang petani gambut di Kota Pontianak

KELEMAHAN

1. Harga beras di Malaysia Rp.7.300/kg murah 2. Petani lokal seang tanam “padi gunung” 3. Petani pakai teknik Sistim Tebang Bakar 4. Sistim Pertanian masih subsisten atau memenuhi kebutuhan sendiri berlum orientasi pasar

5. Sistim pertanian belum modern yang intensif berorientasi pasar

HAMBATAN

1. Kerjasama dg Lembaga Keuangan lokal 2. Petani belum terampil mengelola lahan gambut untuk tanaman sayuran

3. Petani belum terbiasa memasarkan hasil pertanian langsung ke konsumen

4. Petani masih bersifat subsisten belum berorientasi pasar

(17)

1. Petani padi sudah menerapkan Inovasi Teknologi Terkini “Jajar Legowo Super” dengan provitas 7-10 ton/ha pada lahan sub optimal berupa lahan

kering bergambut.

2. Tersedia mekanisasi lengkap sehingga tenaga kerja perlu digeser ke usahatani lain diantaranya usahatani sayuran daun dengan tujuan ekspor ke Malaysia.

3. Petani belum terampil mengelola lahan gambut yang ada untuk budidaya tanaman sayuran daun berkualitas ekspor.

4. Perlu Diseminasi Teknologi Budidaya Sayuran pada lahan gambut yang ramah lingkungan dan berorientasi ekspor

5. Metoda diseminasi yang tepat adalah

percontohan usahatani yang tepat guna dan ramah lingkungan

(18)

DARI HASIL ANALISIS SWOT

DIPUTUSKAN BAHWA SALAH SATU

KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

ADALAH :

MENDISEMINASIKAN INOVASI

TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYURAN

PADA LAHAN GAMBUT DANGKAL

FORMAT PROGRAMA: (1)RUMUSAN

KEADAAN, (2)RUMUSAN TUJUAN,

(3)RUMUSAN MASALAH; (4)RUMUSAN

CARA MENCAPAI TUJUAN

(19)
(20)

CONTOH : 1. RUMUSAN KEADAAN

• Hasil Analisa Peta AEZ memperlihatkan adanya Zonasi

IVax di Kab. Sanggau seluas 42.30 ha yang diantaranya terdapat di Desa Tunggal Bhakti. Lahan gambut ini cocok untuk tanaman sayuran daun seperti sawi bakso, sawi keriting, sawi ateng, kailan, daun seledri, bawang daun, sehingga potensial untuk memenuhi kebutuhan sayuran daun di Pasar Serikin, Malaysia.

• Pengembangan tanaman sayuran daun pada lahan

(21)

CONTOH : 2. RUMUSAN TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

petani untuk mempersiapkan lahan gambut untuk budidaya sayuran daun seperti sawi keriting, sawi baso, sawi putih, seledri, atau daun sop pada lahan gambut dalam di Desa Tunggal Bhakti, Kabaupaten Sanggau, untuk memenuhi kebutuhan sayuran daun di Pasar Serikin, Malaysia.

Meningkatkan keterampilan petani menanam

(22)

CONTOH : 3. RUMUSAN MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN

Petani belum paham dan terampil untuk

mempersiapkan lahan gambut dengan baik dan benar agar tidak terjadi kebakaran lahan mulai dari pembukaan lahan, pembuatan parit drainase, pembuatan pondok abu, pembuatan bedengan, penyiapan dan penyempurnaan bedengan hingga siap diatanami sayuran daun.

Petani belum terampil untuk menanam sayuran daun

(23)

CONTOH KOMPONEN RAKIITAN

TEKNOLOGI

BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN GAMBUT

PENGOLAHAN LAHAN

: (1)Pembersihan

Lahan Gambut; (2)Pembuatan Parit Keliling:

(3)Pembuatan Pondok Abu; (4)Pembuatan

Bedengan;

PENANAMAN SAYURAN

: (1)Persemaian

sayuran; (2)Penanaman; (3)Pembuatan

Amelioran, (4)Pemupukan dengan abu bakar

dan pupuk kandang, (5)Pengairan,

(6)Pengendalian OPT, (7)Panen dan Pasca

Panen

Setiap komponen teknologi diatas dapat

dirakit, diolah, dan disajikan dalam bentuk

Materi Penyuluhan Pertanian tercetak,

(24)

CONTOH : 4. CARA MENCAPAI TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN

SIAPA SASARAN PENYULUHAN PERTANIANNYA? • Wanita Tani

• Taruna Tani

• Tani Dewasa

• Pelaku Usaha (L/P)

• Petugas (L/P)

• Sasaran diatas akan menentukan Metoda/Media

Penyuluhan Pertanian yang tepat untuk digunakan:

• Media cetak?

• Media elektronik : video instruksional, radio, sandiwara,

(25)

Cara mencapai tujuan diutlis berupa

matriks berisi:

Keadaan Tujuan, Masalah, Sasaran

Kegiatan Penyuluhan:

1. Materi penyuluhan: untuk percepatan diseminasi hasil

Litkaji BPTP kepada pengguna

2. Metode, 3. Lokasi,

4. Frekuensi, 5. Volume, 6. Sasaran, 7. Pelaksana, 8. Waktu,

9. Biaya.

(26)

CONTOH : RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

KEADAAN TUJUAN MASALAH SASARAN KEGIATAN PENYULUHA

N

Hasil Analisa Peta AEZ : Zonasi IVax di Kab. Sanggau 42.30 ha di Desa Tunggal Bhakti 100 ha. Lahan gambut ini cocok untuk sayuran daun untuk Pasar

Serikin, Malaysia. Pengembangannya ditunjang adanya pabrik pengolahan kelapa sawit penghasil limbah abu untuk amelioran pengganti kapur guna pengganti kapur untuk memperbaiki kondisi daun seperti sawi keriting, sawi baso, sawi putih, seledri, atau daun sop pada lahan gambut

(27)

LEMBAR PENUGASAN

Buatlah Rencana kegiatan Penyuluhan

Pertanian dengan langkah sebagai

berikut:

Lakukan Analisa Agro-Ekosistem Wilayah

menggunakan Peta AEZ yang tersedia

Lakukan Analisa SWOT sesuai dengan

kondisi di tempat masing-masing

Susunlah Rencana Kegiatan Penyuluhan

Pertanian berdasarkan Analisa AEZ dan

Analisa SWOT hingga menjadi Rencana

Kegiatan Penyuluhan Pertanian pada

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan validator setelah revisi dapat disimpulkan, bahwa: desain lembar kerja peserta didik (LKPD) IPA pada kajian fisika berbasis saintifik untuk kelas

- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan

Website ini dibuat dengan menggunakan teknologi PHP yang menggunakan konsep server-side scripting dimana script ini tidak tergantung pada browser sebab script ini dijalankan

(3) trmbar Naskah KSD sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf a dan Iiunlf b yang ditandatangani Pimpinan SKPD dan/atau Pejabat yarrg ditufljuk, dibuat

Bersama ini diinformasikan bahwa kami akan menyelenggarakan KJI ke-12 dan KBGI ke-8 Tahun 2016, berkenaan dengan hal tersebut kami memberi kesempatan kepada mahasiswa dari

PENGEMBANGAN MODUL HUKUM NEWTON BERBASIS SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS (STEM) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP. Universitas Pendidikan Indonesia |

22 Tidak dipungkiri media bekerja untuk sebuah nilai komersil contohnya seperti yang dilakukan oleh Metro TV dalam pemberitaan bencana Merapi dengan memberi judul “Jogja

Dalam pada itu juga, mantan Menteri Penerangan Malaysia, Tan Sri Khalil Yaakob (dalam Lim, 2007b) melihat kesan globalisasi terhadap sektor ekonomi dan pasaran perniagaan dengan