• Tidak ada hasil yang ditemukan

14. Kisro Eddy & Irwan Zulfikar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "14. Kisro Eddy & Irwan Zulfikar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDAR LAMPUNG

oleh

Kisro Eddy dan Iwan Zulfikar

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

ABSTRAK

Maksimalnya Kinerja Karyawan sangat diharap oleh setiap organisasi termasuk Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, dimana misinya melayani jasa transportasi supaya tertib, lancar, aman dan nyaman. Harapan ini akan dicapai bila Kinerja Karyawan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan raya, pengaturan kesemerautan parkir kendaraan, menciptakan keamanan dan kenyamanan berkendaraan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh faktor Budaya Organisasi dan Motivasi kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja Karyawan. Dari hasil analisis diskriptin dapat dikatakan bahwa Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja masih sangat relevan sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia terutama peningkatan Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung.

________________________________________________________ Keywords:Kinerja Karyawan, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja.

PENDAHULUAN

Bandar Lampung sebagai

Ibukota Provinsi merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pariwisata, pendidikan, budaya, pusat kegiatan perekonomian, perdagangan, industri dan lainnya. Kedudukan sebagai Ibukota, Bandar Lampung memiliki letak yang strategis sebagai pintu gerbang antara pulau Jawa dan Sumatera, kondisi ini akhirnya berakibat pada perkembangan kota yakni pertambahan penduduk dan

juga meningkatnya kebutuhan

pelayanan jasa transportasi

(angkutan).

Pada era globalisasi kebutuhan

pelayanan jasa angkutan akan

semakin meningkat, reformasi

otonomi daerah serta rencana“Trans Asian Railway” dan “Trans Asian Highway“ yang dicanangkan sejak tahun 2001 terutama Pulau Sumatera yang telah direspon pada pertemuan

Gubernur se-Sumatera yang salah satu agendanya adalah Trans Sumatera

Railway, pada akhirnya akan

meningkatkan jasa transportasi, yang dapat berdampak positif seperti perkembangan wilayah, kegiatan perekonomian yang semakin pesat,

dan peningkatan taraf hidup

masyarakat.

Suatu kenyataan yang dihadapi Kota Bandar Lampung, saat ini hampir 75 % ruas jalan terjadi macet,

parkir kendaraan semeraut,

ketidakteraturan arus lalu lintas serta kadang terasa tidak aman bagi pengguna jasa transportasi dan sering dijumpai kendaraan yang tidak layak jalan masih digunakan.

(2)

jasa transportasi, karena sesungguhnya kinerja organisasi

Dinas merupakan kinerja

karyawannya secara totalitas. Hal ini sesuai definisi kinerja menurut Prabu M. (2007) bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada periode waktu tertentu. Pada pengamatan pendahuluan penelitian, terindikasi masih rendahnya kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari fakta: Disiplin Kerja karyawan masih

rendah, Tingkat ketidakhadiran

karyawan perhari kerja masih cukup

tinggi mencapai 3 s/d 5%,

Penyelesaian pengurusan perizinan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan baik dari segi waktu maupun jumlah dana yang diperlukan (biaya), Belum tercapainya target pungutan retribusi

sesuai dengan ketetapan dan

Pengaturan parkir kendaraan di jalan raya belum sepenuhnya teratur.

Kinerja karyawan Dinas

Perhubungan Kota Bandar Lampung sangat memberikan dampak terhadap

keberhasilan pelayanan jasa

transportasi sebagai kebutuhan vital

masyarakat, namun fakta

menunjukkan ada kecenderungan

pelayanan jasa transportasi yang belum maksimal, maka permasalahan yang dihadapi, masih rendahnya kinerja karyawan yang berkaitan dengan budaya organisasi yang kurang mendukung dan masih belum

maksimalnya motivasi kerja

karyawan. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi rendahnya motivasi karyawan meliputi 1. Kemampuan dan keterampilan, 2. Motivasi kerja, 3.

Attitude, 4. Personality, 5.

Kepemimpinan, 6.Struktur organisasi dan Job Design, 7. Budaya organisasi,

8. Penghargaan dan imbalan.

Mengingat kerbatasan waktu dan

kemampuan penelitian, maka

penelitian ini dibatasi hanya pada

faktor motivasi dan budaya

organisasi, yaitu dengan rumusan sebagai berikut : Apakah Budaya

Organisasi dan Motivasi Kerja

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampun.

Budaya organisasi adalah

konsep yang sulit dirumuskan karena terbentuk dari kebudayaan bangsa yang sangat beraneka ragam akibat pengaruh budaya organisasi berada. Hal ini sesuai dengan Schein (1997), Hoffstede (1980) maupun Hodgetts dan Luthans (1998) dalam Bennet Silalahi (2004:2) bahwa kebudayaan setempat perlu dijadikan landasan

berpijak operasional

organisasi/perusahaan. Krober dan Kluckholn dalam Nicholson (1997) mengidentifikasikan 164 definisi yang berbeda mengenai budaya, sedangkan Hofstede mendefinisikan budaya

sebagai Pemrograman Mental

Kolektif” orang-orang dalam suatu lingkungan. Menurut (Schein,1990) dalam D. Ma’rifah (2005:32) bahwa Budaya organisasi memiliki dimensi-dimensi sebagai asumsi dasar untuk

mengetahui budaya-budaya

(3)

kebenaran; 4).Hakekat waktu; 5).Hakekat sifat manusia; 6).Hakekat

hubungan antar manusia;

7).Homogeneity vc Diversity.

Motivasi merupakan dorongan seseorang melakukan kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan. Setiap

organisasi modern juga selalu

berhadapan dengan tuntutan

perubahan agar organisasi memiliki

analisis yang memadai untuk

memenuhi kebutuhan dan pencapaian kinerja. Menurut J. Salusu mengutip pemikiran Wilson dalam Hasibuan menekankan pentingnya organisasi dalam dimensi yang integratif, relevan, holistik dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian, maka peranan lingkungan sangat penting. Selain kondisi

intrinsik, Herzberg juga

mengembangkan kondisi ekstrinsik dimana suatu kondisi yang membuat orang merasa tidak puas terhadap pekerjaan seperti tingkat upah, kondisi, keamanan, prosedur dan aturan organisasi, hubungan antar karyawan dan atasan.

Sedangkan menurut David C. Mc.Clelland, produktivitas maupun prestasi kerja sangat ditentukan oleh virus mental yang ada pada diri seseorang. Virus mental merupakan suatu kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasi kerja secara maksimal, yang terdiri dari : 1. Need of Achievement, dorongan berprestasi, 2. Need of Affiliation, dorongan kebutuhan pergaulan dan 3. Need of Power, dorongan kebutuhan penguasaan.

Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai serta merujuk pada

tindakan pencapaian serta

pelaksanaan sesuatu pekerjan yang diminta Stolovis dan Keeps (1992) dalam Ma’rifah D (2005). Kinerja merujuk kepada suatu pencapaian karyawan atas tugas yang diberikan Cascio (1992). Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kesediaan tertentu, kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya Hersey P dan Blanchard (1993).

Sedangkan menurut Keith Davis dalam Prabu M. (2007) kinerja adalah ability dikalikan motivasi, motivasi adalah sikap dikalikan situasi kerja dan ability (kemampuan) adalah pengetahuan dikalikan keterampilan. Bila sampai pada penilaian mengapa seorang karyawan tidak menghasilkan kinerja pada suatu tingkat yang seharusnya dia mampu, maka perlu diperiksa lingkungan kerjanya untuk melihat apakah mendukung atau

tidak terhadap pelaksanaan

pekerjaannya. Jadi kinerja yang optimal selain didorong oleh kuatnya motivasi seseorang dan tingkat kemampuan yang memadai, juga didukung oleh lingkungan yang kondusif serta sikap dari karyawan.

Menurut Johnson dan Lewin (1991) dalam Ma’rifah D (2005), pengukuran kinerja dapat dipahami dari dua model normative, yaitu

(4)

pada pilihan kolektif dan keadilan

yang dapat digunakan untuk

membuat desain pilihan institusi politik. Sedangkan model kedua

merujuk pada upaya untuk

memperbaiki tingkat efektivitas dan efisiensi.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa konsepsi kinerja yang ada pada hakikatnya merupakan suatu cara atau perbuatan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan untuk

mencapai hasil tertentu yang

mencakup penampilan, kecakapan melalui proses atau prosedur tertentu yang berfokus pada tujuan yang

hendak dicapai, serta dengan

terpenuhinya standar pelaksanaan dan kualitas yang diharapkan.

Budaya organisasi terdiri dari dimensi-dimensi dasar yang diadopsi dari konsp Schein yang terdiri dari dimensi :lingkungan, kegiatan, nilai kebenaran, waktu, sifat manusia,

komunikasi dan homoginitas

kelompok.

Sedangkan motivasi kerja, diadopsi dari konsep motivasi Hetzberg dan David Mc.Clelland, menyangkut faktor internal dan

ekternal yaitu dimensi motif

kekuasan, motif afiliasi, motif kompetensi sebagai motif ekternal

sedangkan motif reward dan

punishmen sebagai motif ekternal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian suvey dengan alat

pengumpulan data utama adalah angket yang dilengkapi dengan observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif.

Teknik Analisis yang digunakan

untuk Perhitungan Koefisien

Determinasi menggunakan paket

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) ( Riduan, 2009) Untuk uji hipotesis pengaruh X1, X2

terhadap Y secara parsial dilakukan dengan uji-t atau Probabiltas volue (ρ-volue), sedangkan uji signifikansi secara simultan digunakan uji-F atau (ρ-volue) dengan tingkat keyakinan 95% atau dengan tingkat signifikan (α) = 5%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Secara umum diskripsi variabel budaya organisasi,motivasi kerja dan kinerja karyawan dapat terlihat pada tabel berikut ini :

TOTAL BUDAYA ORGANISASI

MOTIVASI

KERJA KINERJA

N 68 68 68

Mean 67.6176 68.0441 68.4118 Median 67.5000 68.0000 68.0000

Sum 4598.00 4627.00 4652.00

Minimum 56.00 58.00 61.00

Maximum 79.00 80.00 79.00

Range 23.00 22.00 18.00

First 74.00 70.00 75.00

Last 67.00 67.00 68.00

Std. Deviat 5.00754 4.78004 4.15820 Sumber :Out put SPSS (diolah)

(5)

pada ragu-ragu (Rg) dan tidak setuju artinya budaya organisasi belum membangun persepsi yang baik bagi

responden. Bila keadaan ini

dikategorikan berdasarkan tingkatan kekuatan budaya organisasi sesuai dengan dimensi penelitian ini maka masih berada ditingkat kategori lemah/dibawah sedang.

Hasil Perhitungan diperoleh

bahwa kinerja karyawan belum

memperlihatkan angka yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat 52,9 % pendapat responden di bawah skor rata-rata 68,41. Angka ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan masih tergolong rendah (berada pada kisaran antara sedang sampai dengan kurang).

Correlation 1 .847(**) .808(**) Sig.

(2-tailed) . .000 .000

N 68 68 68

MOTIVASI KERJA

Pearson

Correlation .847(**) 1 .830(**) Sig.

(2-tailed) .000 . .000

N 68 68 68

KINERJA Pearson

Correlation .808(**) .830(**) 1 Sig.

(2-tailed) .000 .000 .

N 68 68 68

Sumber :Perhitungan SPSS

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa budaya organisasi berkorelasi positif dengan kinerja karyawan yaitu dengan nilai koefisien korelasinya 0,808. Angka ini bila dikuadratkan

akan menunjukkan koefisien

determinasi bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat kontribusi

sebesar kuadrat dari 0,808 yaitu 0,6528 atau 65,28 %. Artinya perubahan

kinerja karyawan ditentukan/

dipengaruhi oleh budaya organisasi sebesar 65,28 % dan sisanya 34,72 % ditentukan oleh variabel lain.

Pengaruh motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan juga dapat dilihat pada tabel korelasi (kolom terakhir). Angka 0,830 menunjukkan koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Artinya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan adalah kuadrat dari 0.830 yaitu 0,6889.

Artinya bahwa perubahan/

peningkatan kinerja karyawan ikut ditentukan oleh motivasi kerja sebesar

68,89% sedang yang 31,11 %

ditentukan oleh faktor lain.

Menganalisis pengaruh simultan (secara bersamaan) budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan menggunakan Model

Summary dan Anova dari out put SPSS sebagai berikut :

Model Summary

1 .853(a) .728 .719 2.20364

ANOVA(b)

842.829 2 421.415 86.782 .000 (a) Residual 315.642 65 4.856

Total 1158.47

1 67

Sumber :Perhitungan SPSS

Tabel di atas menunjukkan

bahwa budaya organisasi dan

(6)

bersamaan berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat pada kolom R square atau koefisein Penentu yaitu sebesar 0,728. Angka ini memberikan arti bahwa pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan sebesar

72,8 %. Artinya bahwa budaya

organisasi dan motivasi kerja secara bersamaan mempunyai andil sebesar 72,8 % terhadap peningkatan kinerja karyawan, sisanya sebesar 27,2 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pengujian hipotesis mengguna-kan Probability Value ( ρ-value) untuk hipotesis yang berbunyi Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Kota Bandar

Lampung. Diperoleh Koefisien

korelasi budaya organisasi dengan kinerja karyawan sebesar 0,808 dan nilai probabilitas (ρ-volue). dengan 2 tailed sebesar 0,000. Berarti ada korelasi signifikan (nyata/bermakna), hal ini karena nilai Probabilitas (ρ-volue). lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan yaitu :0,000 < 0,050. Jadi hipotesis Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada penelitian ini dapat diterima atau terbukti.

Hipotesis yang berbunyi

Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,830, dan nilai probabilitas (ρ-volue) dengan 2 tailed sebesar 0,000. Berarti ada korelasi

signifikan (nyata/bermakna), karena nilai Probabiltas (ρ-volue) lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan yaitu : 0,000 < 0,050. Jadi hipotesis Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada penelitian dapat diterima atau terbukti.

Untuk uji pengaruh secara bersamaan Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Karyawan yaitu pada tampilan

ANOVA diperoleh nilai Probabilitas

(ρ-volue) sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas (ρ-volue) lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan yaitu 0,000 < 0,050, berarti secara bersamaan Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja

Karyawan, jadi hipotesis inipun dapat diterima atau terbukti.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari analisis dan pembahasan

diperoleh simpulan:

1. Data diskriptif variabel Budaya Organisasi, motivasi kerja menunjukkan skor rata-rata pada

kategori sedang bahkan

semuanya dibawah nilai rata-rata seperti budaya organisasi 50 %; motivasi kerja 54,4 %; dan kinerja karyawan 52,9 %.

2. Berdasarkan analisis determinasi, Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu dengan koefisien determinasi 65,28 %, sedangkan Motivasi Kerja juga berpengaruh signifikan terhadap

(7)

koefisien determinasi 68,89%.

Demikian halnya secara

bersamaan Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan dengan

koefisien determinasi 72,28 %, dan 27,2 % ditentukan oleh faktot faktor lain diantaranya : kemampuan dan keterampilan karyawan, otoritas dan kapasitas pemimpin, struktur organisasi dan job design.

Saran

1. Perlu pengembangan dan

peningkatan pemahaman nilai budaya organisasi mulai level pimpinan sampai yang paling bawah dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang nilai-nilai yang dianut oleh Dinas mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pengendalian setiap kegiatan dan mengajak seluruh karyawan agar nilai-nilai tersebut menjadi landasan dalam bekerja. 2. Masih diperlukan pengembangan

dan peningkatan yang berkaitan dengan Motivasi Kerja, terutama motivasi ekternal seperti Reward

dan punishment. Kemudian

karena Kinerja Karyawan masih belum maksimal yaitu 53 % dibawah angka rata-rata, maka perlu selalu ditingkatkan dengan jalan mengembangkan nilai-nilai budaya yang berlaku serta

meningkatkan motivasi kerja karyawan

3. Dari hasil penelitian ini ternyata teori yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif antara Budaya Organisasi (Stephen P. Robin) dan Motivasi Kerja (Mc.

Celland) terhadap Kinerja

Karyawan, masih relevan

digunakan dalam kerangka

pengembangan Kinerja Karyawan

khususnya pada Dinas

Perhubungan Kota Bandar

Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Harini. 2002. Analisis

Hubungan Komitmen, Iklim

Organiasi dan Performan Kerja: Jurnal Riset, Manajemen Vol. 2 no.2 Penerbit ISEI Surabaya. Abdul Wahid, Ali: 2007. Analisis

Determinasi Budaya Organisasi: Jurnal Sains dan Inovasi, Vol. 3. No.1 Penerbit USBRJ Bandar Lampung.

Kasali, Rhenald. 2006. Change.

Manajemen Perubahan dan

Manajemen Harapan. Penerbit,

Gramedia Pustaka

Utama-Jakarta.

Robbin, Stephen. 2003. Organization Behavior. New Jersey Practice Hall International Inc.

Gambar

tabel berikut ini :
Tabel di bahwa atas menunjukkanbudaya organisasi danmotivasi kerja secara simultan atau

Referensi

Dokumen terkait

Karya utama dalam kegiatan ini adalah alat pemanggil ikan berupa lampu celup dengan dilengkapi solar sel sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM yang

seperti: bagasi tercatat yang diterima penumpang dalam keadaan rusak (pada saat bagasi tercatat diambil oleh penumpang), menurut Peraturan Menteri Perhubungan

Berdasarkan hasil pemetaan pada daerah penelitian ditemukan batuan beku ultrabasa dan batuan beku basa, satuan batuan ultrabasa pada pulau ini telah mengalami proses

Dari data yang telah didapatkan dalam pengujian kualitas VoIP yang berjalan diatas MANET yang menggunakan protokol routing B.A.T.M.A.N-adv dan Babel untuk 2

Dapat memberikan masukan bagi dinas kesehatan Kota Bima dan puskesmas Penanae tentang pengaruh pemberdayaan keluarga berbasis Family centered Nursing dalam upaya

Dalam buku ini saya mengandaikan dalam rangka analisis bahwa pembaca adalah prinsipal atau si pembuat kebijakan — oleh karena itu tentulah bertindak demi kepentingan umum..

[r]

Adapun tujuan dari penulisan yaitu sebagai pembelajaran dan pengenalan bagaimana cara penyamaran serta penyembunyian pesan ke dalam data citra dengan menggunakan