• Tidak ada hasil yang ditemukan

standar normal Pemeriksaan nilai Diagnostik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "standar normal Pemeriksaan nilai Diagnostik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HAND OUT

Topik : Pemeriksaan Diagnostik

Sub Pokok : Menjelaskan konsep dasar pemeriksaan diagnostik Objektif

Perilaku Mahasiswa

: Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan diagnostik

2. Menjelaskan jenis-jenis pemeriksaan diagnostik 3. Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik

4. Mejelaskan dan melakukan persiapan pengambilan spesimen 5. Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan radiologi

Referensi : 1. Johnson R. Taylor W. (2000). Skill For Midwifery Practice 2. Smith S. Duell D. (1985). Clinical Nursing Skill

3. Varney. (1997). Varney’s Midwifery 4. Hotma R. dkk. (2000). Pemeriksaan Fisik

5. Carcio H.A. (1999)., Advanced Health Assesment Of Woman

6. Maryunani, A. (2002). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan

7. Hidayat, A. Aziz Aimul. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta

8. Uliyah, M., dkk, (2012), Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) I, Surabaya, Health Book Publishing

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 2

PENDEKATAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

HAND OUT

AKADEMI KEBIDANANAL-ISHLAH CILEGON

(2)

A. PENGERTIAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

1. Pra instrumentasi

Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi : a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

b. Persiapan penderita 1) Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.

2) Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.

3) Waktu pengambilan

(3)

pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

4) Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10% demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

c. Cara pengambilan sampel

Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi.

Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.

d. Penanganan awal sampel dan transportasi

Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :

1) Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas)

2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan

3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah

4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan 5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk

analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.

(4)

mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.

2. Interpretasi Data

a. Menentukan aspek positif klien

Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi. b. Menentukan masalah klien

Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.

c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami

Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut.

d. Menentukan keputusan

Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan

e. Masalah yang akan muncul

Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah-masalah yang akan muncul.

f. Masalah kalaboratif

Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.

3. Validasi Data

Tenaga kesehatan memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.

B. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik yaitu :

1. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.

2. Rontgen

Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.

(5)

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

4. Endoskopi

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna.

Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer 5. Colonoskopi

Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon.

Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll 6. CT Scan

Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus.

Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen 7. Mamografi

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.

8. Elektroensefalografi (EEG)

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada bagian kepala klien. Indikasi : epilepsy, trauma capitis

9. Elektrokardiografi (EKG)

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung indikasi : Miocard Infark (MCI), Angna fektoris, gagal jantung.

C. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Persiapan alat

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.

2. Pengambilan darah

Yang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.

3. Penampungan urin

(6)

4. Penampung khusus

Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

D. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN 1. Darah

Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan laboratorium, a. Perifer (pembuluh darah tepi)

b. Vena c. Arteri

d. Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah e. Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit

Bentuk pemeriksaan a. Jenis/golongan darah

b. HB untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal

c. Hematokrit untuk mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah d. Trombosit untuk mendeteksi adanya trombositopenia dan trombosis

e. SGPT (serum Glumatik Piruvik Transaminase) untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler

f. Albumin untuk mendeteksi adanya gangguan hepar seperti luka bakar dan gangguan ginjal

g. Asam urat untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar h. Billirubin (Direct : deteksi ikterik, Indirect : anemia & malaria) i. Gula darah untuk mendeteksi diabetes

Persiapan alat

a. Lanset darah atau jarum khusus b. Kapas alcohol

c. Kapas kering

d. Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan

e. Bengkok f. Hand scoon

g. Perlak dan pengalas Prosedur kerja

a. Mendekatkan alat

b. Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur c. Memasang perlak dan pengalas

d. Memakai hand scoon

e. Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan f. Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol

g. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol h. Merapikan alat

i. Melepaskan hand scoon 2. Urine

Kegunaan

a. Menafsirkan proses-proses metabolisme

(7)

Jenis pemeriksaan a. Urine sewaktu

Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan b. Urine pagi

Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur. c. Urine pasca prandial

Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan (1,5-3 jam sesudah makan)

d. Urine 24 jam

Urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam. Persiapan alat

a. Formulir khusus untuk pemeriksaan urine b. Wadah urine dengan tutupnya

c. Hand scoon d. Kertas etiket e. Bengkok

f. Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium Prosedur tindakan

a. Mencuci tangan b. Mengisi formulir

c. Memberi etiket pada wadah d. Memakai hand scoon

e. Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian ditutup rapat.

f. Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket g. Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi

h. Meletakkan wadah ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup. i. Membereskan dan merapikan alat

j. Melepas hand scoon k. Mencuci tangan 3. Faeces

Pengertian

Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu

Tujuan

Untuk menegakkan diagnosa

Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa

Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.

Persiapan alat

a. Hand scoon bersih b. Vasseline

c. Botol bersih dengan penutup

d. Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya e. Bengkok

(8)

h. Tempat bahan pemeriksaan i. Sampiran

Prosedur tindakan a. Mendekatkan alat b. Memberitahu pasien c. Mencuci tangan

d. Memasang perlak pengalas dan sampiran e. Melepas pakaian bawah pasien

f. Mengatur posisi dorsal recumbent g. Memakan hand scoon

h. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja

i. Setelah dapat dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya. j. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.

k. Melepas hand scoon l. Merapikan pasien m. Mencuci tangan

Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril. 4. Cairan pervaginam

Persiapan alat

a. Kapas lidi steril b. Objek gelas c. Bengkok d. Sarung tangan e. Spekulum

f. Kain kassa, kapas sublimat g. Bengkok

h. Perlak Prosedur

a. Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan

b. Mendekatkan alat c. Memasang sampiran

d. Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian bawah (jaga privacy pasien)

e. Memasang pengalas dibawah bokong pasien

f. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent) g. Mencuci tangan

h. Memakai sarung tangan

i. Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan

j. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai kebutuhan

k. Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan l. Membuang kapas lidi pada bengkok

(9)

n. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium

o. Membereskan alat p. Melepas sarung tangan q. Mencuci tangan

r. Melakukan dokumentasi tindakan 5. Sputum

Pengertian

Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakhea, bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.

Tujuan

Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.

Indikasi

Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan). Persiapan alat

a. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup b. Botol bersih dengan penutup

c. Hand scoon

d. Formulir dan etiket e. Perlak pengalas f. Bengkok g. Tissue Prosedur tindakan

a. Menyiapkan alat b. Memberitahu pasien c. Mencuci tangan

d. Mengatur posisi duduk

e. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok. f. Memakai hand scoon

g. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum pot)

h. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol i. Membersihkan mulut pasien

j. Merapikan pasien dan alat k. Melepas hand scoon l. Mencuci tangan

E. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN RADIOLOGI 1. USG Abdomen dan Gynecologi - Obstetri

a. Pengertian Ultrasonografi (USG)

Adalah suatu tehnik pemeriksaan radiologi dengan memanfaatkan gelombang suara atau ultrasound yang dipancarkan melalui transducer ke organ abdomen. b. Tujuan

(10)

sekitarnya (mesenterium, para aorta, para iliaka), keadaan usus-usus, keadaan uterus.

2) Penilaian dalam pemeriksaan ini meliputi struktur masing-masing organ abdomen, struktur vasculer dan bilier (apakah terdapat batu atau endapan, SOL atau kista, hematoma), pembesaran kelenjar atau bendungan pada sistem urinarius (apakah terdapat cairan bebas atau ascites)

3) Untuk melihat dan mengamati kehidupan fetus sebelum kelahiran

4) Penilaian kehamilan meliputi : posisi janin, letak plasenta, cairan amnion, kelainan mayor janin, jumlah janin, umur kehamilan, taksiran partus, berat janin, jenis kelamin, lilitan talipusat

5) Untuk melihat dugaan adanya kehmailan di luar uterus dan kehmailan ektopik terganggu (KET) terutama ditujukan untuk melihat cauran bebas di dalam cavum douglassi atau dalam rongga abdomen, kadang-kadang dapat dilihat janin

6) Untuk kasus-kasus dengan infeksi pelvis diperlukan pemeriksaan USG untuk melihat daerah adneksa (terdapat fokal abses seperti tubo ovarial abses, dsb)

c. Ruang lingkup

Pemeriksaan ini dilakukan seumur hidup, untuk pemeriksaan USG Gynecologi – Obstetri dilakukan pada wanita dewasa

d. Langkah-langkah 1) Persiapan alat

a) Pesawat USG b) Jelly

c) Tissue atau handuk 2) Persiapan pasien

a) Pada keadaan akut seperti trauma, tidak perlu dilakukan persiapan seperti puasa. Pemeriksaan ditujukan untuk melihat keadaan organ-organ serta kemungkinan adanya cairan bebas intra abdominal

b) Pada keadaan efektif, diperlukan puasa untuk mendapatkan hasil yang optimal. Puasa diperlukan sekitar 8 – 10 jam sebelumnya atau sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG pagi hari sebelum makan pagi c) Untuk neonatus hanya kira-kira sekitar 3 – 5 jam saja. Puasa terutama

ditujukan bila ingin menilai kandung empedu dan salurannya. Untuk pemeriksaan lain misalnya ginjal, tidak diperlukan puasa sebelumnya d) Untuk menilai pankreas dengan optimal, pasien minum air ter;lebih

dahulu sebanyak kira-kira 500 cc (untuk dewasa) agar lambung terisi air dan pankreas mudah dinilai.

e) Untuk pemeriksaan kehamilan normal tidak diperlukan persiapan, tetapi untuk pemeriksaan kehamilan dalam keadaan patologis (seperti KET, infeksi pelvis) pasien diminta minum terlebih dahulu agar buli terisi air dan dapat digunakan sebagai jendela untuk melihat struktur uterus dan adneksa

e. Prosedur pemeriksaan

(11)

a) Untuk melihat ginjal kanan, posisikan pasien supine pada mid axillary atau subdistal maupun intercostal

b) Pasien LLD (Left Lateral Decubitus) untuk mempermudah pemeriksaan karena pada posisi supine kadang-kadang akan menyulitkan

c) Untuk melihat ginjal kiri, posisikan pasien RLD (Right Lateral Decubitus)

d) Letakkan transducer pada intercostal 9 – 10 atau subcostal pada mid axillary

e) Buat irisan longitudinal pada axis ginjal

f) Irisan transversal pada kutub atas (upper pole), pertengahan dan pada kutub bawah (lower pole)

g) Pasien diminta tarik nafas panjang dan tahan napas, kemudian lakukan pengambilan gambar

h) Kadang-kadang dilakukan pada punggung vertebra untuk memperjelas gambaran karena ada otot-otot tebal di bagian depan

2) Untuk menilai/melihat liver Tehnik pemeriksaannya :

a) Pasien tidur terlentang atau LLD

b) Pasien diminta tarik nafas panjang dan tahan nafas

c) Buat irisan transversal dan longitudinal pada daerah subcostal d) Lakukan pada kedua lobus dari lobus kiri ke lobus kanan 3) Untuk menilai/melihat pankreas

Tehnik pemeriksaannya :

a) Pasien supine di atas bed atau meja pemeriksaan

b) Buat irisan longitudinal sepanjang axis vena cava untuk memperlihatkan caput pankreas

c) Buat irisan transversal melalui lobus kiri sebagai acusitc window untuk memperlihatkan body dan tail dengan menampakkan vena lienalis sebagai landmark

4) Untuk menilai/melihat uterus Tehnik pemeriksaannya :

a) Pertama dilakukan scanning secara longitudinal, hal ini untuk melihat apakah kandung kemih terisi air dengan baik, bila belum pemeriksaan ditunda

b) Pasien diminta untuk minum lagi dan diperiksa ulang 30 – 40 menit kemudian

2. Rontgen atau Pemotretan Schedell a. Pengertian

Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada tulang kepala atau tengkorak dengan menggunakan tehnik radiografi

b. Tujuan

Untuk mendiagnosa kelainan atau fraktur pada tulang kepala atau tengkorak c. Ruang lingkup

(12)

1) Antero Posterior (AP) Posisi pasien :

a) Supine di atas bed atau meja pemeriksaan

b) Mid Sagittal Plane (MSP) : tubuh diatur tegak lurus terhadap pertengahan bed atau meja pemeriksaan

Posisi obyek :

Posisi kepala diatur menunduk sehingga Infraorbitomeatal Line (IOML) tegak lurus terhadap bed atu meja pemeriksaan dan diatur true AP

Posisi sinar : FFD : 90 cm

CR : vertikal tegak lurus kaset CP : pada glabella

2) Lateral

Posisi pasien :

a) Supine atau semiprone di atas bed atau meja pemeriksaan

b) Untuk pasien dengan cedera kepala berat, dilarang memenipulasi pasien terutama bila diduga adanya fraktur cervical. Dalam hal ini dibuat foto lateral dengan sinar horizontal

Posisi obyek :

Kepala dirotasikan dengan sisi yang akan difoto dekat dengan kaset

Kepala diatur true lateral, dengan cara mid line dari kepala diatur sejajar dengan bed atau meja periksaan, atur interpopullary tegak lurus dengan kaset

Posisi sinar : FFD : 90 cm

CR : vertikal tegak lurus kaset CP : pada daerah sella tursica e. Faktor eksposi

Untuk anak-anak : Untuk Dewasa :

KV : 60 – 70 KV : 70 – 85

mAS : 10 – 15 mAS : 15 - 25

f. Sarana

1) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm

2) Pesawat rontgen, control table dan marker 3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

Persiapan dan pelaksanaan : a. Lakukan informed consent

b. Tidak ada pembatasan makanan dan cairan

(13)

d. Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina.

e. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.

f. Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan 4. Mammografi

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.

Persiapan dan Pelaksanaan : a. Lakukan informed consent

b. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan

c. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher d. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka

e. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.

f. Lalu lakukan pemeriksaan 5. Laparoskopi

a. Pengertian

Suatu pemeriksaan dengan cara untuk melihat rongga abdomen dengan bantuan laparoskop melalui dinding abdomen depan, yang sebelumnya telah dilakukan pneumoperitoneum

b. Tujuan

1) Untuk menegakkan diagnostik dan diagnosa banding dari penyakit/infeksi genetalia interna

2) Untuk pemantauan pada saat dilakukan tindakan histereskopi 3) Untuk mengangkat dan mencari translokasi AKDR

4) Second look operation, apabila diperlukan operasi sebelumnya 5) Infertilitas primer dan sekunder

c. Prosedur pemeriksaan

Anastesi untuk pemeriksaan laparaskopi : 1) Untuk anastesi lokal

Untuk laparoskopi yang tidak memerlukan waktu lama dan intervensi berat dapat dilakukan dengan anastesi lokal (seperti pemasangan cincin/klip tuba pada tindakan sterilisasi)

2) Untuk anastesi regional

Hanya digunakan apabila anastesi inhalasi merupakan kontra indikasi. Efek samping : dapat terjadi vasodilatasi dan hipotensi yang mendadak 3) Untuk anastesi umum

Aman dilakukan oleh spesalis anastesi. Posisi pasien :

Referensi

Dokumen terkait

Angkutan bus kegiatan usahanya menurut pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 yang menyebutkan kegiatan usaha angkutan orang atau barang dikelola oleh Badan Usaha

1 Siti Marfiatun B.211.12.1055 Cucian Motor Dari tiga pesaing ternyata jasa cuci motor tidak menyediakan bisnis pendamping seperti scotlate dan stiker motor.Harga yang

Pada suatu hari Toba pergi memancing, setelah lama menunggu Toba merasakan pancingannya ada yang menarik, dengan sekuat tenaga dia menariknya, ternyata ada seekor ikan besar

Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai.. Variabel Moderating (Studi pada

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

memahami suatu masa lah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:1)Bagaimana penerapan metode sosiodrama dalam bidang studi Agama Islam, 2)Bagaimana