• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pengukuran KinerjaJurusan Teknik Industri (Sebuah Konsep)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Pengukuran KinerjaJurusan Teknik Industri (Sebuah Konsep)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRISAKTI

Nurlailah Badariah

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: nurlailah_ms@yahoo.co.id

Abstrak

Pembelajaran menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20 Tahun 2003, meliputi pendidik, peserta didik dan sumber belajar. Proses pembelajaran di perguruan tinggi sedang mengalami pergeseran dari pembelajaran berbasis isi ke berbasis kompetensi yang mengandung knowledge, skill dan attitude. Menjawab tantangan di atas, JurusanTeknik Industri telah melakukan perubahan kurikulum, penerapan beberapa matakuliah berbasis kompetensi dan kewirausahaan. Pada tahun 2009 Jurusan Teknik Industri mendapatkan akreditasi A. Namun, grafik jumlah mahasiswa baru terus mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa jurusan Teknik Industri belum dapat memberikan kepuasan kepada stakeholders.Untuk itu perlu dirancang model pengukuran kinerja dengan Performance Prism yang bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai kinerja dari suatu organisasi yang berkaitan dengan stakeholders. Performance Prism merupakan model yang berupaya melakukan penyempurnaan terhadap metoda sebelumnya seperti Balanced Scorecard. Performance Prism menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang sisi, yaitu dari sisi stakeholders satisfaction, strategy, process, capability, dan stakeholders contribution. Dari hasil pengamatan sistem pengukuran kinerja TI memuat 45 Key Performance Indicator (KPI), meliputi 8 KPI Customer (mahasiswa, orang tua mahasiswa dan pengguna lulusan), 10 KPI Employees ( Dosen Tetap, Dosen Tidak Tetap dan Tenaga Penunjang), 17 KPI Management (Jurusan Teknik Industri, FTI dan Usakti), 5 KPI Regulator (BKSTI, Dikti dan Kopertis Wilayah III), dan 5 KPI Communities (Pengguna lulusan, Alumni dan UKM).

Kata kunci: Model pengukuran kinerja, Performance Prism, Key Performance Indicator

Pendahuluan

Perkembangan dunia pendidikan saat ini memang sangat kompetitif. Persaingan persyaratan kerja bagi lulusan sarjana strata satu menuntut perubahan kompetensi lulusan. Hal ini mengharuskan lembaga pendidikan melakukan perubahan kurikulum yang berisi perubahan paradigma pengetahuan belajar dan mengajar. Diharapkan ada perubahan perilaku pembelajaran. Pembelajaran menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20 Tahun 2003, meliputi pendidik, peserta didik dan sumber belajar. Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi sedang mengalami pergeseran dari pembelajaran berbasis isi ke berbasis kompetensi. Perubahan yang dimaksud dalam SK Mendiknas 045/U/2002, bukan semata-mata hanya mengganti daftar mata kuliah, atau susunan mata kuliah, melainkan yang lebih hakiki adalah perubahan proses pembelajaran, penyampaian dan evaluasinya. Perubahan proses pembelajaran dari teacher centered learning ke student centered learning. Oleh karenanya, perubahan pada kurikulum menjadi penting dari kurikulum berbasis isi menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang mengandung knowledge, skill dan attitude.

(2)

Studi Pustaka

Kecenderungan yang sering terjadi dalam pengukuran kinerja adalah dengan mengukur hasil akhir, hal ini biasanya dikaitkan dengan finansial. Jika hasil tersebut tidak memenuhi target yang telah direncanakan maka kinerja dikatakan buruk. Menurut Dale Furtwengler (Pandu,2008) ada beberapa masalah dalam pengukuran kinerja dengan pendekatan ini , yaitu 1) Tidak semua hasil dapat diukur, 2) Ukuran lain yang bermanfaat ada yang terlupakan. Pengukuran kinerja dengan pendekatan diatas kurang akurat untuk diterapkan, karena pengukuran kinerja memiliki sasaran atau tujuan yang lebih dari sekedar teknik untuk mengukur, melainkan sebagai identifikasi kelemahan proses yang ada. Ada dua tipe sasaran pengukuran kinerja menurut Michael Armstrong (Pandu,2008) yaitu:

1. Sasaran kerja atau sasaran operasional mengacu pada hasil-hasil yang dicapai atau pada kontribusi yang diberikan terhadap pencapaian sasaran tim departemen.

2. Sasaran pengembangan yaitu sasaran pribadi atau belajar terkait dengan apa yang harus diperhatikan dan dipelajari individu agar mampu meningkatkan kinerja mereka.

Dari Neely and Adams (Heru,2011) menyatakan bahwa Performance Prism merupakan model yang berupaya melakukan penyempurnaan terhadap metoda sebelumnya seperti Balanced Scorecard dan Integrated Performance Measurement System (IPMS). Performance Prism merupakan suatu metoda pengukuran kinerja yang menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang sisi, yaitu dari sisi kepuasan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholders. Performance Prism mempunyai pandangan yang lebih komprehensif terhadap stakeholders dari organisasi, terutama investor, customer, end-users, employees, supplier, community dan regulator, dibanding kerangka kerja lainnya. Pada prinsipnya metode ini dikerjakan dalam dua arah yaitu dengan mempertimbangkan apa kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari semua stakeholder, dan uniknya lagi metode ini juga mengidentifikasikan kontribusi dari stakeholders terhadap organisasi tersebut. Pada pokoknya hal itu menjadi hubungan timbal balik dengan masing -masing stakeholders. Filosofi performance prism berasal dari sebuah bangun prisma yang memiliki lima segi yaitu untuk atas dan bawah adalah satisfaction dari stakeholders dan kontribusi stakeholders. Sedangkan untuk ketiga sisi berikutnya adalah strategy, process dan capability. Prisma juga dapat membelokkan cahaya yang datang dari salah satu bidang ke bidang yang lainya. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari performance prism yang berupa interaksi dari kelima sisinya .

Sumber: (Neely,2000)

Gambar 1. Kerangka Kerja Performance Prism

(3)

contribution : Kontribusi apakah dari stakeholders yang kita perlukan jika kita akan mengembangkan kemampuan tersebut? (Eka, 2009).

Metodologi Penelitian

Identifikasi stakeholders jurusan Teknik Industri, kebutuhan dan kontribusinya diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan beberapa perwakilan stakeholders, yaitu:

Stakeholders Satisfaction (Stakeholders want and need)

Stakeholders Contribution (Organization want and need)

Customer: Mahasiswa, Orang Tua, Pengguna lulusan - Suasana kampus kondusif

- Kualitas pelayanan

- Keringanan dalam pembayaran

- Sumber pendanaan bagi jurusan - Membantu mempromosikan jurusan

Employees: Dosen Tetap, Dosen Tidak Tetap dan TPG

Management: Jurusan, Fakultas, Universitas

Regulator: BKSTI, Dikti, dan Kopertis Wilayah III

Communities: UKM, pengguna lulusan dan Alumni

- Menyediakan dana operasional - Melengkapi sarana dan prasarana - Mempersiapkan generasi yang terdidik - Kinerja sesuai dengan BKD

- Peningkatan kinerja dan prestasi - Pelayanan yang berkualitas

- Mendapatkan lulusan yang bermutu - Sharing informasi dan teknologi - Memajukan pendidikan. - Mengurangi pengangguran

- Kinerja dosen sesuai BKD - Pelayanan berkualitas oleh TPG - Kelengkapan infrastruktur - Peningkatan kesejahteraan - Penghargaan atas kinerja - Suasana kerja kondusif

- Menyediakan tempat KP dan TA - Menjadi nara sumber dan peserta pelatihan

-Membuat kebijakan dalam proses belajar dan mengajar di Perguruan Tinggi

Gambar 2. Kebutuhan dan Kontribusi Stakeholders

Kerangka Pemikiran dan kontribusi stakeholders - Merancang Model

Pengukuran Kinerja Teknik Industri Topik

1. Customer: Mahasiswa, OrangTua Mhs, Pengguna Lulusan 2. Employee: Dosen Tetap, Dosen Tidak Tetap,TPG 3. Manajement: Jurusan, Fakultas, Universitas 4. Regulator: Dikti, BKSTI, Kopertis 3

5. Community: Pengguna Lulusan,UKM, Alumni

Kebutuhan dan Keinginan Stakeholders

KPI Strategi KPI Strategi KPI Strategi

Kontribusi Stakehoders

Rancangan Model Pengukuran Kinerja Jurusan Teknik Industri Perancangan

Hasil Akhir

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Tahap Perancangan Model

(4)

Tabel 1. Identifikasi Strategi dan Proses

Stakeholders Strategi Proses

Customer

Employees

Management

Regulator

Communities

- Peningkatan jumlah mahasiswa baru

- Peningkatan kualitas pembe- lajaran dan perbaikan fasilitas laboratorium dan ruang kuliah - Sistem reward bagi mahasiswa

yang berprestasi

- Perbaikan kinerja dosen dan TPG dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa

- Perbaikan kondisi kerja untuk meningkatkan kenyamanan karyawan

- Pengontrolan proses belajar dan mengajar di jurusan

- Sarana dan prasarana belajar dilengkapi dengan multimedia - Menggalakkan dosen untuk

melakukan penelitian dan PKM - Sistem informasi yang

terkomputerisasi untuk

kemudahan kontrol administrasi. - Keterlibatan mahasiswa dalam

seminar, penelitian, PKM dan kompetisi/lomba

- Menjalankan proses belajar dan mengajar sesuai dengan peraturan pemerintah

- Adanya akreditasi program studi sebagai upaya untuk menciptakan persaingan yang sehat

- Bekerjasama dengan pihak industri untuk sharing ilmu, penelitian dan PKM

- Menjaga komunikasi dengan alumni dan pengguna lulusan untuk menumbuhkan kepercayaan

- Menjaring calon mahasiswa melalui jalur minat, bakat dan kemampuan

- Informasi yang rinci mengenai kurikulum dan fasilitas yang ada.

- Perbaikan pelayanan yang berkesinambungan - Memberikan keringanan pembayaran

berdasarkan prestasi mahasiswa

- Memberikan reward dan punishment terhadap kinerja dosen menurut penilaian mahasiswa. - Penegasan sanksi kerja untuk meningkatkan

kedisiplinan kerja dan reward bagi TPG berprestasi.

- Komunikasi interen dosen dan TPG dengan pimpinan jurusan, fakultas dan universitas sebagai penghargaan bagi dosen dan TPG.

- Melengkapi ruang kuliah dan perpustakaan dengan multimedia

- Updating informasi penelitian untuk dana hibah bersaing dari Dikti dan publikasi jurnal

terakreditasi

- Penyediaan fasilitas komputer untuk dosen dan TPG

- Penegasan sanksi akademik bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib

- Pengiriman mahasiswa dalam kompetisi tingkat nasional/international dari berbagai bidang kegiatan

- Membuat dan menjalankan kebijakan sesuai dengan aturan yang berlaku

- Memfasilitasi dosen dalam meningkatkan jenjang pendidikan dan kepangkatan - Kelengkapan dokumentasi kegiatan sebagai

bahan penilaian akreditasi

- Menyediakan tempat untuk tugas akhir dan kerja praktek mahasiswa

- Pengiriman karyawan dari industri untuk mengikuti pelatihan yang diadakan jurusan TI - Sebagai nara sumber pada kuliah umum, dan

turut serta dalam penyusunan kurikulum

Tabel 2. Identifikasi Persfektif Kapabilitas

Stakeholder Kapabilitas Deskripsi Kapabilitas

Customer - Customer Relationship Management

- Manajemen kualitas

- Manajemen Keuangan

- Kemampuan untuk mengelola hubungan baik dengan mahasiswa, orangtua dan pengguna lulusan

- Memiliki tenaga ahli yang dapat menjamin mutu pelayanan

(5)

Employees

Management

Regulator

Communities

- Manajemen Positioning Karyawan

- Fasilitas pendukung kerja - Penilaian kinerja karyawan

- Manajemen Relationship

- Manajemen informasi customer

- Sistem informasi

- Manajemen kualitas

- Pembekalan soft skill

- Pengembangan Technoprenourship

- Manajemen kebijakan

- Regulator Relationship

- Manajemen Relationship

- Manajemen Sumber Daya Manusia

yang memadai dan pemberian beasiswa

- Kemampuan untuk mengelola dosen dan TPG, termasuk pengaturan BKD, tanggung jawab, dan waktu kerja

- Kemampuan dalam pengadaan infrastruktur - Pengelolaan terkait informasi kinerja dan tidak

lanjut dari peningkatan atau penurunan kinerja dosen dan TPG

- Kemampuan untuk menjalin hubungan antara pihak manajemen dengan dosen dan TPG

- Kemampuan mengelola data dan informasi mahasiswa, orang tua dan pengguna lulusan - Pengadaan infrastruktur yang digunakan dalam

pengelolaan data dan informasi

- Kemampuan meningkatkan kualitas dosen di kancah nasional dan internasional

- Kemampuan memasukkan soft skill dalam kurikulum

- Pengadaan infrastruktur yang digunakan dalam pengembangan technoprenourship

- Kapabilitas untuk melakukan pengembangan dan pengimplementasian kebijakan yang ditetapkan BKSTI, Dikti dan Kopertis III

- Kemampuan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan perguruan tinggi lain dan pemerintah

- Kapabilitas untuk melibatkan pihak terkait dalam penyusunan kurikulum

- Kemampuan dalam membekali mahasiswa agar dapat terserap pasar

Tahap selanjutnya adalah perumusan Key Performance Indicator (KPI) yang disusun berdasarkan cascading (penurunan) dari strategi, proses dan kapabilitas. Diharapkan KPI yang dimunculkan dapat mengukur satisfaction stakeholders.

Tabel 3. Key Performance Indicator

Stakeholders Key Performance Indicator

Customer

Employees

P1 : Rasio antara jumlah calon mahasiswa yang ikut seleksi dan yang lulus seleksi. P2 : Rasio mahasiswa baru yang melakukan registrasi dan yang lulus seleksi. P3 : Rasio mahasiswa terhadap Dosen Tetap yang bidang keahliannya Teknik

Industri.

P4 : Persentase kelulusan tepat waktu.

P5 : Persentase rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3. P6 : Persentase mahasiswa yang Drop Out atau mengundurkan diri.

P7 : Rasio jumlah referensi yang ada diperpustakaan dengan jumlah mahasiswa. P8 : Persentase mahasiswa yang mendapatkan penghargaan dibidang nalar, bakat,

dan minat.

(6)

Manajemen

Regulator

Communities

E10 : Persentase kesesuaian keahlian dosen dengan matakuliah yang diajarkan. E11 : Persentase tingkat kehadiran dosen dalam mengajar.

E12 : Persentase rata-rata penyampaian matakuliah sesuai dengan SAP.

E13 : Rata-rata beban dosen per semester (Fulltime Teaching Equivalent) 11 -13. E14 : Persentase dosen yang menyerahkan nilai akhir matakuliah maksimal 7 hari

setelah matakuliah tersebut diujikan.

E15 : Jumlah dosen yang tidak memenuhi Tridarma Perguruan Tinggi per semester. E16 : Jumlah pelatihan atau kesempatan belajar yang diikuti TPG.

E17 : Jumlah TPG(tenaga administrasi, teknisi, pustakawan) yang berpendidikan S1 E18 : Presentasi tingkat kehadiran TPG.

M19: Rata-rata banyaknya mahasiswa per dosen Pembimbing Akademik kurang dari 20 mahasiswa.

M20: Persentase kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan.

M21: Tingkat Kecukupan fasilitas komputer dan perangkatnya untuk dosen dan TPG.

M22: Rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir kurang dari 5 mhs. M23: Tingkat perbaikan sistem pembelajaran(materi, metode, media dan evaluasi). M24: Jumlah rapat pembahasan dan evaluasi kurikulum jurusan per tahun.

M25: Persentase jumlah kelas yang dilengkapi fasilitas multimedia. M26: Persentase matakuliah yang menggunakan fasilitas laboratorium.

M27: Tingkat pengelolaan data dan informasi tentang penyelenggaraan jurusan. M28: Persentase dosen yang mengikuti seminar nasional dan internasional. M29: Jumlah artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal tidak terakreditas.i M30: Jumlah artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal terakreditasi. M31: Jumlah buku yang ditulis dosen per lima tahun.

M32: Jumlah Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan dosen per tahun. M33: Persentase mahasiswa yang terlibat dalam penelitian atau PKM dosen. M34: Persentase mahasiswa yang mengikuti kompetisi/lomba/olympiade. M35: Tingkat kecukupan dan kualifikasi tenaga penunjang (TPG).

R36 : Presentase dosen biasa berpendidikan S2 dan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi jurusan

R37 : Presentase dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional. R38 : Presentase dosen yang memiliki jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar. R39 : Jumlah penelitian dosen yang mendapatkan pendanaan dari luar fakultas. R40 : Jumlah dosen yang terlibat dalam organisasi professional.

C41 : Jumlah pelatihan yang diselenggarakan untuk karyawan dari industry. C42 : Jumlah praktisi industri yang dilibatkan dalam pembahasan kurikulum. C43 : Jumlah kuliah umum yang melibatkan praktisi industri per tahun. C44 : Jumlah MoU dengan pihak luar (industri,alumni,UKM) per dua tahun. C45 : Tingkat pelacakan/perekaman data lulusan dan pengguna lulusan.

Kesimpulan

(7)

Daftar pustaka

Arianto, Eka Zusan, dan Sri Gunani Partiwi, Analisa Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik), Jurnal Teknik, vol 32 no 1, ISSN 0852-1697.

Febriarso, Pandu, 2008, Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Hotel Arini Solo), Tugas AkhirJurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Chirzun, Ahmad, dan Ruhyat Azhari, 2011, Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus PT. BPR Dana Multi Guna), Proceeding Seminar Nasional “Industrial Service” , hal III-205, Universitas Ageng Tirtayasa Cilegon.

Indriartiningtias, Retno, dan Titin Ainul Mufid, 2011, Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Jurusan Teknik Industri, Proceeding Seminar Nasional “Industrial Service” , hal III-112, Universitas Ageng Tirtayasa Cilegon.

Kaplan, R.S and Norton, D.P., (1996) Translating Strategic into Action -The Balanced Scorecard, Harvard Business School Press, Boston,Massachussets.

Neely, A.D., and Adams, C., 2000. The Performance prism Can Boost M & A Success, Centre for Business Performance, Cranfield School of Management, UK.

Neely, A.D., and Adams, C., Kennerley, M. 2002. The Performance prism, The Scorecard for Measuring and Managing Business Success, Prentice Hall, London.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Kerja Performance Prism
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Identifikasi Strategi dan Proses
Tabel 3. Key Performance Indicator

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu pada penelitian ini diusulkan proses inisialisasi sebelum enkripsi dilakukan berupa pemfokusan pada area obyek yang terseleksi saja pada gambar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun suji (Dracaena angustifolia Roxb.) terhadap edema kaki tikus putih jantan galur wistar

Untuk menghitung penurunan konsolidasi suatu lapisan tanah lempung yang relatif tipis yang dibebani suatu beban yang luas, maka rumus Terzaghi akan memberikan

mengaktifkan siswa dalam mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah). Selanjutnya guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, dimana pembagian kelompok ini

Kemampuan citra Landsat 7 untuk pemetaan perubahan penutup lahan di Jawa telah dikaji oleh Poniman dan Nurwadjedi (2008). Tidak seperti halnya citra Landsat atau

Perluasan terminal penumpang sangat diperlukan karena sebagai bandar udara internasional, luas terminal akan meningkatkan kenyamanan penumpang mengimbangi meningkatnya

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat nanopartikel dari ekstrak etanol rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) pada berbagai varisi komposisi konsentrasi

Setelah dilakukan proses pembentukan bahan paduan setengah padat (semi solid) struktur mikronya berubah membentuk butir baru berbentuk bulat (globular) terdiri dari