• Tidak ada hasil yang ditemukan

120 ANALISIS DAN MONITORING TRAFFIC KINERJA JARINGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DI KANTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (KOMINFO) YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI MRTG BERBASIS SNMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "120 ANALISIS DAN MONITORING TRAFFIC KINERJA JARINGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DI KANTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (KOMINFO) YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI MRTG BERBASIS SNMP"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

120

ANALISIS DAN MONITORING

TRAFFIC

KINERJA JARINGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

(WLAN) DI KANTOR

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (KOMINFO) YOGYAKARTA

MENGGUNAKAN APLIKASI

MRTG

BERBASIS

SNMP

Joko Susilo1, Dr.Ir. Amir Hamzah2,Joko Triyono3

1,2,3Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND

Jokosusilo1708@gmail.com1 ,Amir@akprind.ac.id2, zainjack@gmail.com3

Intisari

Pada Dinas pemerintahan komunikasi dan informatika (KOMINFO) Yogyakarta memiliki fasilitas jaringan internet untuk mendukung kegiatan kelancaran suatu pekerjaan para karyawan (staff) yang ada dilingkungan kantor KOMINFO Yogyakarta. Koneksi jaringan internet yang baik dan cepat sangat di pengaruhi kelancaran arus data dan juga berpengaruh kepada kinerja dari karyawan. Seorang admin jaringan harus mampu melakukan pengawasan terhadap jaringan internet baik secara software maupun dari segi hardware. Hal utama yang dilakukan oleh seorang admin jaringan dikantor KOMINFO Yogyakarta harus mampu merealisasikan salah suatu perangkat lunak seperti Multi Router Traffic Grapher (MRTG)yang dapat berfungsi untuk memantau jaringan internet yang ada dilingkungan tersebut Kecepatan internet ditentukan oleh besarnya ketersediaan bandwidth dengan banyaknya jumlah pengguna (user) yang mengakses jaringan tersebut.

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bandwidth, nilai intensitas traffic, dan nilai Grade of Service (GoS) sehingga dapat melihat kinerja jaringan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi suatu permasalah trafik kinerja jaringan internet agar dapat lebih efisiensi.Maka harus melakukan efisiensi pengalokasian bandwidth bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kinerja jaringan, dan dapat melakukan pengembangan perangkat jaringan dimasa yang akan datang.

Penelitian ini dilakukan pada KOMINFO Yogyakarta menggunakan aplikasi MRTG berbasisSNMP yang digunakan utuk memonitoring dan menganalisis penggunaan bandwidth selanjutnya hasil dari penggunaan bandwidth tersebut akan dihitung menggunakan teori B. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan algoritma teori Erlang-B didapat suatu nilai Grade of Service (GoS) satu jam tersibuk sebesar 0,003 % . Hal ini berati nilai probabilitas semua saluran sibuk pada satu jam tersebut adalah sebesar 0,003 %. Nilai GoS ini sudah cukup baik dikarenakan kecil kemungkinan suatu akses gagal. Namun, jika dilihat dari data bulanan terjadi peningkatan kepadatan trafik. Sehingga perlu dilakukan analisa kebutuhan sebagai bahan pertimbangan bagi seorang admin jaringan untuk masa yang akan datang.

Kata kunci: Kepadatan Traffic,MRTG, SNMP, Algoritma Erlang-B, Grade of Services (GoS)

PENDAHULUAN

(2)

121

perkembangan teknologi jaringan internet tersebut. Dinas pemerintahan komunikasi dan informatika (KOMINFO) Yogyakarta telah memiliki fasilitas jaringan internet yang menghubungkan jaringan komputer antar gedung, ruangan, dan juga jaringan ke luar area kantor komunikasi dan informatika Yogyakarta. Untuk melakukan Komunikasi antara kantor cabang dan kantor pusat dibutuhkan media transmisi sebagai sarana kumunikasi data, untuk membangun jaringan dalam satu kota bisa menggunakan media WirelessLocal Area Network (WLAN) untuk menghubungan antar kantor.

Untuk mengetahui kualitas jaringan pada kantor KOMINFO dilakukan penelitian baik dari tingkat penggunaan bandwidth yang belum merata dan berbeda-beda pada setiap lokasi. Dikarenakan penggunaan bandwidth pada jaringan di kantor dinas pemerintahan komunikasi dan informatika Yogyakarta bukan hanya dipengaruhi oleh banyaknya user, namun juga dipergunakan oleh jenis dan tingkat kebutuhan pengiriman dan penerimaan data ( upload dan donwload ) yang berbeda-beda. Dilihat dari padatnya lalu lintas data yang melintas melalui jaringan yang ada pada kantor komunikasi dan informatika Yogyakarta, dapat digambarkan melalui kepadatan traffic jaringan yang ada pada kantor KOMINFO Yogyakarta untuk mengetahui hasil traffic jaringan tersebut dibutuhkan softwareMulti Router Traffic Grapher (MRTG). MRTG adalah aplikasi yang digunakan untuk memantau beban trafficpada link jaringan. MRTG akan membuat halaman HTMLyang berisi gambar GIF yang menggambarkan traffic melalui jaringan secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Sedangkan ProtocolSNMP merupakan salah satu protokol resmi dari Internet Protocol suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF). SNMP merupakan contoh dari layer 7 aplikasi yang digunakan oleh network manajemensystem untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengelolanya. Hal dapat dianalisa dan dijadikan gambaran pada masa-masa yang akan datang. Dengan demikian informasi ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan jaringan dan teknologi yang digunakan. Dari uraian latarbelakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Analisis Dan Monitoring Traffic Kinerja Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) Di kantor Komunikasi Dan Informatika (KOMINFO) Yogyakarta Menggunakan Aplikasi MRTG Berbasis SNMP”.

TINJAUAN PUSTAKA

Syukron (2012), dalam penelitiannya berjudul “ Analisis Lintas Trafik Internet dan jaringan Komputer Lokal PT SUKANDA DJAYA–YOGYAKARTA”. Pada penelitian ini dijelaskan secara detail mengenai arsitektur jaringan, topologi jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak yaitu menggunakan MRTG, serta media penghubung antar jaringan di PT SUKANDA DJAYA–YOGYAKARTA.

Gea (2009), meneliti tentang “ Analisis Traffic menggunakan MRTG Berbasis SNMP Pada Jaringan Kampus Universitas Sumatra Utara “.Hal utama yang menyebabkan kepadatan traffic adalah karakteristik dari kebutuhan user. Tingginya kepadatan traffic menyebabkan kongesti (kemacetan) pada jaringan. Solusi untuk mengatasi permasalahan pada traffic adalah efesiensi dan peningkatan traffic pada tujuan utama pembangunan jaringan. Hasil yang ingin dicapai adalah mengenai penggunaan perangkat lunak yang digunakan yaitu MRTG berbasis SNMP, peningkatan kinerja jaringan dapat dilakukan dengan pengembangan perangkat jaringan. Serta pemberian solusi untuk mengatasi pada trafficjaringan agar efisiensi peningkatan jaringan menjadi kelebihannya.

(3)

122

LANDASAN TEORI

Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network, yang umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet card dan perangkat pendukung lainnya. Menurut Syafrizal (2005).Media transmisi dapat berupa apa saja yang dapat membawa informasi dari sumber ke tujuan. Namun dalam komunikasi data, definisi informasi dan media transmisi lebih spesifik. Media transmisi biasanya berupa ruang udara, kabel logam, atau kabel serat-optik. Dan informasi biasanya berupa sinyal hasil dari konvensi data dari tempat lain (Forouzan, 2007) .

Monitoring Jaringan

Monitorng jaringan atau pemantauan jaringan merupakan kegiatan rutin yang bisa membantu untuk mendeteksi sedini mungkin bila ada perubahan pada jaringan. Dengan monitoring juga bisa mendeteksi terjadinya penurunan kinerja jaringan dan sistem yang ada pada jaringan tersebut. Mengingat cukup pentingnya fungsi monitor ini maka pada sistem operasi, baik sistem operasi jaringan maupun sistem operasi lain yang menyediakan fasilitas akses jaringan, juga dilengkapi dengan program bantu atau utilitas monitoring ini.

Pada dasarnya sistem monitoring tersebut memantau penggunaan resourse yang ada berupa space pada hard disk drive, memori maupun processor. Dari hasil pemantauan yang dilakukan setiap hari dapat mengantisipasi tingkat pertumbuhan jaringan, yang dengan demikian dapat mempersiapkan upgrade bilamana diperlukan. (Wahana, 2001).

Traffic Jaringan

Gea (2009), secara umum, traffic adalah perpindahan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain. Di bidang pertelekomunikasian, yang dimaksud dengan benda disini adalah sinyal-sinyal informasi seperti pulsa dan frekuensi. Jadi traffic adalah perpindahan sinyal-sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi.

Traffic juga dapat diartikan sebagai pemakaian (pendudukan) terhadap suatu sistem peralatan/saluran telekomunikasi yang diatur dengan waktu (kapan dan beberapa lama), juga terkait dengan apa yang dipakai, dari mana, ke mana, dan lain-lain. Sibuknya sistem CPU sehingga tidak dapat memproses data atau menunda pemprosesan merupakan suatu indikasi kepadatan traffic.

OSI (Open System Interconnection)

Model OSI berisi 7 lapis (layer) yang menentukan fungsi protokol komunikasi data. Setiap lapisan yang ada dalam model OSI memiliki fungsi dalam komunikasi data di dalam jaringan komputer. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. yaitu tentang susunan seven layer pada OSI model.

Gambar 1. Model OSI (Forouzan, 2007).

(4)

123

International Standards Organization (ISO) yang ditujukan untuk menemukan struktur dan fungsi protokol komunikasi data pada berbagai tingkat komunikasi didalam jaringan komputer (Tanenbaum & Wetherall, 2011). Pada setiap lapisan OSI model akan melakukan interaksi yang mampu menjembatani antar device untuk melakukan komunikasi. Gambar dapat dilihat pada gambar 2. menunjukkan interaksi tiap lapisan OSI model.

Gambar 2. Interaksi Tiap Layer Pada OSI Model (Forouzan, 2007).

Dibawah ini adalah pengertian tiap lapisan OSI model menurut (Forouzan, 2007) dalam bukunya yang berjudul Data Communication and Networking.

1. Physical Layer

Physical Layer yaitu lapisan fisik yang berkaitan dengan elektronik dari komputer ke Local Area Network melalui Ethernet Card atau perangkat wireless atau perangkat modem satelit atau perangkat modem leased line. Perangkat elektronik yang digunakan ini memberikan karakteristik fisik media jaringan komputer.

2. Data Link Layer

Data link layer yaitu lapisan data berisi ketentuan yang mendukung sambungan fisik seperti penentuan biner 0 dan 1, penentuan kecepatan penentuan biner tersebut dan lainnya agar sambungan jaringan sambungan komputer bisa berjalan baik. Dengan kata lain Data link layer menterjemahkan sambungan fisik menjadi sambungan data. 3. Network Layer

Network Layer yaitu memungkinkan perangkat yang tersambung menyebutkan perbedaan yang ada antara satu komputer dengan komputer lainnya. Aliran pengalamatan dan komunikasi dasar ini ditangani oleh network layer . Lapisan ini juga menentukan kaidah jumlah informasi yang dapat dikirim didalam sebuah peket data koreksi error-nya.

4. Transport Layer

Paket data yang mengalir dari host ke host bisa datang atau tidak datang ketika paket itu dikirimkan. Dengan berbagai alasan seperti karena adanya kesalahan rute (error routing) dan kesalahan network (error network), paket data yang dikirimkan dari sebuah host ke host lain bisa saja tidak sampai ke tujuan. Lapisan transport ini menyusun ulang perintah pengiriman paket data ke dalam urutan yang benar dan biasanya memakai mekanisme pengecekan untuk menemukan apakah paket telah tiba ditujuan atau belum. Transportlayer dapat bertanya kepada host tujuan untuk memastikan apakah paket data telah diterima atau belum. Bila belum diterima, maka akan dikirim paket data kembali. Pada layer ini protokol yang bekerja adalah TCP (Transmission Control Protocol), UDP (User Datagram Protocol) dan SPX (Sequenced Packet Exchange).

5. Session Layer

(5)

124

6. PresentationLayer

Presentation Layer yaitu lapisan presentasi yang berperan menyusun kembali peket data yang dikirim. Paket data yang dikirim selalu berupa pecahan paket data. Ada kira-kira 10 buah pecahan paket data yang dibuat dari sebuah data. Pecahan ini setelah diterima dengan baik, oleh lapisan presentasi akan disususn ulang sesuai dengan data aslinya. Aplikasi yang bekerja pada layer presentasi adalah: PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi bergambar, lalu aplikasi MIDI dan MPEG untuk aplikasi sound dan movie. pada aplikasi web, HTTP.

7. Application Layer

Application Layer adalah tempat dimana program dapat memesan, meminta layanan yang terdapat di dalam sebuah jaringan komputer seperti file transfer, otentikasi penggunaan atau melacak database. Dalam hal internet, protokol seperti ini adalah FTP, Talnet, Grapher, World Wide Web, dan lain-lain.

Dalam OSI model, tiap lapisan memiliki beberapa fungsi dan kegunaan yang dituangkan melalui tiap protokol dan standard ekstensi.

Protokol Jaringan

Menurut Syafrizal (2005),Protokol merupakan himpunan aturan-aturan yang memungkinkan komputer satu dengan komputer lain. Aturan-aturan ini meliputi tata cara bagaimana agar komputer bisa saling berkomunikasi; biasanya berupa bentuk (model) komunikasi, waktu (saat berkomunikasi), barisan (traffic saat berkomunikasi), pemeriksaan error saat transmisi data, dan lain-lain.

Simple Network ManagementProtocol (SNMP)

SNMP merupakan salah satu protokol resmi dari Internet Protocol suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF). SNMP merupakan contoh dari layer 7 aplikasi yang digunakan oleh network manajemsystem untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat memberikan informarsi yang dibutuhkan bagi pengelolanya (Sukaridhoto, 2014).

ManagementInformation Base (MIBs)

MIB merupakan database yang digunakan untuk manajemen perangkat pada jaringan. Database tersebut berisikan objek entiti dari parangkat jaringan (seperti router atau switch). Objek pada MIB didefinisikan mennggunakan Abstract Syntax Notation One (ASN 1), dan diberi nama “Structure of ManagementInformation Version 2 (SIMv2)”. Software yang digunakan untuk parsing disebut MIB compiler. RFC yang membahas antara lain RFC1155 – Structure and identification of ManagementInformation for TCP/IP base internet, RFC1213 – Management Information Base for Network Managementof TCP/IP-based internets, dan RFC1157- A Simple Network ManajemProtocol. SNMP, komunikasi yang terjadi antara managementstation (contoh: console) dengan manajemobjek (seperti router, gateway dan switch), menggunakan MIB. Component yang bekerja untuk mengambil data disebut SNMP agent, merupakan software dapat berkomunikasi dengan SNMP Manager (Sukaridhoto, 2014).

Arsitektur SNMP

Framework dari SNMP terdiri dari : 1. MasterAgent

Master agent merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang mendukung SNMP, dimana bertujuan untuk merespon permintaan dari SNMP dari manajemstation. Master agent kemudian meneruskan kepada subagent untuk memberikan informasi tentang management dengan fungsi tertentu (Sukaridhoto, 2014).

2. Subagent

Subagent merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang mendukung SNMP dan mengimplementasikan MIB (Sukaridhoto, 2014). Subagent memiliki kemampuan: a. Mengumpulkan informasi dari objek yang dimanage

b. Mengkonfigurasi informasi dari objek yang dimanage c. Merespon terhadap permintaan manajer

(6)

125

ManajemStation merupakan client dan melakukan permintaan dan mendapatkan trap dari SNMP server

.

Protocol SNMP

Menurut Sukaridhoto (2014), Protocol Data Unit (PDU) dari SNMP (versi 1) antara lain: 1. GET REQUEST adalah digunakan untuk mendapatkan informasi management. 2. GETNEXT REQUEST adalah digunakan secara iteratif untuk mendapatkan

sekuen dari informasi management. 3. GET RESPONSE

4. SET adalah digunakan untuk melakukan perubahan terhadapat subsistem. 5. TRAP adalah digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap subsistem

management.

Untuk versi berikutnya ditambahkan Protocol Data Unit (PDU):

1. GETBULK REQUEST adalah iterasi yang lebih cepat untuk mendapatkan informasi .

2. INFORM adalah acknowledge terhadap TRAP.

SNMP menggunakan UDP pada port 161 untuk agent dan 162 untuk manager. Manager mengirimkan permintaan terhadapt agent pada port 161 dan diterima pada manager pada port 162.

Multi Router Traffic Grapher (MRTG)

Multi Router Traffic Grapher adalah tool yang biasa digunakan untuk memonitor beban traffic (traffic load) dalam suatu jaringan pada kurun waktu tertentu dalam bentuk tampilan grafis. Software yang dibuat oleh Tobias Oetiker dan Dave Rand ini menggunakan protokol SNMP (Simple Network ManajemProtocol) yang biasa dimiliki perangkat jaringan (seperti hub, switch, router, network interface card, access point, dsb). Hanya perangkat– perangkat yang mensupport SNMP yang dapat dipantau dengan MRTG (Handayani, 2014).

Sebagai aplikasi monitoring yang banyak digunakan para system administrator saat ini, MRTG sudah memiliki cukup banyak fitur (Handayani, 2014). Beberapa fitur yang dimiliki antara lain:

1. Dapat mengukur dua buah nilai (1 untuk input, 0 untuk output).

2. Mengambil data dengan sebuah SNMP agen, atau melalui output yang dihasilkan oleh command line.

3. Dapat menghasilkan laporan data setiap lima menit sekali.

4. Menghasilkan sebuah halaman HTML per target, yeng menghasilkan gambar dalam bentuk 4 grafik.

5. Menghasilkan laporan berdasarkan periode waktu tertentu (hari, minggu, bulan, tahun). 6. Secara otomatis dapat menghasilkan skala Y axis dari grafik, untuk menampilkan grafik

secara detail .

7.

Dapat mengirim pesan warning via e-mail, jika terdapat suatu ancaman dalam jaringan yang tidak

diinginkan.

Teori Erlang

Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli matematika bangsa Denmark pada tahun 1913 dalam bukunya Solution Same Problem in the Theory of Probability of Significance in Automatic Telephone Exchange (Pangestu dkk, 1983). Antrian adalah deret tunggu di dalam sebuah sistem dari unit-unit yang ingin memperoleh pelayanan dari suatu fasilitas pelayanan.

(7)

126

Tabel 1. Standar Performansi Sentral PT. Telkom.

No Standar Performansi Nilai Standar Keterangan

1 Answer Seizure Rasio (ASR) ASR > 55% Presentasi keberhasilan panggilan baik

MHTS > 2 menit Pendudukan panggilan lama

3 1,5 menit < MHTS < 2 menit

Pendudukan panggilan normal

MHTS < 1,5 % menit Pendudukan panggilan singkat

Occupancy circuit (OCC) OCC > 70% Beban Traffic tinggi 4 60% < OCC < 70% Beban Traffic normal

OCC < 60% Beban Traffic rendah

METODOLOGI PENELITIAN

Pengumpulan Jenis Data

Dalam melakukan proses pengumpulan jenis data yang di perlukan, peneliti menggunakan dua jenis pengumpulan data yaitu:

1. Data Primer, yaitu data-data yang diperoleh peneliti secara langsung seperti, mengamati arsitektur jaringan, topologi jaringan yang sudah ada, dan data-data yang diperoleh hasil dari wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait. 2. Data Sekunder, yaitu dengan cara mencari data-data yang di peroleh dari literatur,

buku referensi, jurnal-jurnal, ataupun dari akses internet.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dan mempermudah dalam penelitian ini penulisan menggunakan beberapa metode pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut:

Metode observasi

Metode observasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung maupun pengamatan secara tidak langsung terhadap obyek yang akan atau sedang diteliti.

Metode wawancara/interview

Metode wawancara/interview merupakan suatu cara untuk pengambilan data dengan bertanya secara langsung kepada orang-orang yang terlibat atau mengetahui seluk beluk tentang obyek yang akan atau sedang diteliti.

Metode studi pustaka/literature

Metode studi pustaka/literature merupakan sebuah cara untuk pengambilan atau pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku atau artikel, referensi, atau dari internet secara langsung yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas, baik berupa dokumen tertulis ataupun berupa gambar.

Dasar Traffic

Secara umum Traffic adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Di bidang pertelekomunikasian, yang dimaksud dengan benda adalah sinyal-sinyal informasi seperti pulsa dan frekuensi. Jadi traffic adalah perpindahan sinyal-sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi (Yosonasa, 2009).

Satuan Traffic

Satuan Traffic yang umum digunakan adalah Erlang, yang diambil dari nama seorang ilmuan Denmark, Agar Kraup Erlang pada tahun (1878-1929), seorang penemu teori traffic (Yasonasa, 2009).

1 Erlang adalah pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama 1 jam.

(8)

127

1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit)

= 1 VE (Verkehrseintheit)

= 36 HSC (Hundred Call Seconds) = 36 UC (Unit Call)

= 30 ARC (Appels re’duits a l’heure shargee) = 30 EBCH (Equated Busy Hour Call)

Besaran Traffic

Besaran Traffic merupakan objek pengukuran traffic jumlah pendudukan pada suatu peralatan/saluran yang diukur berdasarkan waktu (kapan dan berapa lama) (Yasonasa, 2009). Besaran traffic yang dikenal adalah :

1. Volume Traffic (V) = Jumlah waktu pendudukan

2. Intensitas Traffic (A)= Jumlah waktu pendudukan per satuan waktu.

Teori Erlang-B

Erlang menentukan tingkat pelayanan (Grade of Service) pada suatu sistem panggilan hilang (Lost-Coll System) yang mempunyai N kanal dengan traffic yang ditawarkan (Yasonasa, 2009). seperti pada Gambar 3.2 denagan asumsi sebagai berikut:

1. Pure-chance Traffic, yaitu kedatangan panggilan pada suatu sistem adalah kejadian acak dan bersifat independen.

2. Statistical equilibrium, yaitu probabilitas traffic pada sistem tidak berubah atau sistem dengan proses acak dan stasioner.

3. Full Availability, yaitu setiap panggilan yang datang diteruskan ke setiap saluran keluar.

4. Panggilan yang masuk pada saat sibuk akan hilang.

Gambar 3.Lost-Call System (Yasonasa, 2009).

Probabilitas dari panggilan hilang merupakan distribusi Erlang pertama dan disebut dengan Grade of Service (GoS) atau Erlang-B seperti terlihat pada persamaan (1), (Yasonasa, 2009). Persamaan ini diberi simbol 𝐸1,𝑁(A), yang menyatakan probabilitas hilangnya panggilan pada sejumlah N saluran berkas sempurna (Full Availability) dengan Traffic yang ditawarkan sebesar A Erlang.

B = 𝐸1,𝑁(𝐴) = 𝐴𝑁/ N! ∑N 𝐴𝑁 / 𝑁!

k=0 (1).

Untuk mempermudahkan mencari perhitungan nilai Grade of Service (GoS) pada program komputer dapat digunakan dengan cara iterasi (perulangan) seperti pada persamaan (2). persamaan ini merupakan persamaan Erlang-B [7].

B= 𝐸1,𝑁(A) = 𝐴𝐸1,𝑁−1(𝐴)

𝑁+𝐴𝐸1,𝑁−1 (𝐴) (2). Keterangan Rumus :

E1,N = Grade of Service (%) A = Intensitas Traffic (Erlang) N = Jumlah Saluran

Dengan memasukkan Intensitas Traffic kedalam rumus diatas maka akan diperolehnilai Grade of Service (GoS) yang diambil pada jam tersibuk jaringan.

Grade of Service (GoS) sebagai perbandingan traffic yang hilang (ditolak) dengan traffic yang di tawarkan ke jaringan. Semakin kecil nilai GoS, maka semakin baik pelayanan. Berdasarkan teori erlang-b, nilai GoS yang direkomendasikan di Indonesia (telkom) sebersar 0.01 atau 1 % artinya satu panggilan gagal setiap 100 panggilan datang. Sedangkan nilai GoS yang melebihi dari 1 % artinya kemungkinan pelayanan jaringan kurang bagus.

Perhitungan Traffic

(9)

128

membagi Bandwidth Total pada suatu periode pengamatan dengan Bit Rate rata-rata setiap kanal (Yasonasa, 2009). seperti yang terlihat pada Gambar persamaan 3.

Volume Traffic= 𝑩𝒂𝒏𝒅𝒘𝒊𝒅𝒕𝒉 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑩𝒊𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒂−𝑹𝒂𝒕𝒂 (3).

Maka diperoleh nilai Intensitas Traffic pada suatu periode pengamatan dengan menggunakan Gambar persamaan 4.

Intensitas Traffic = 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍

𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 (4).

Nilai Grade of Service (GoS) di ambil pada jam tersibuk pada jaringan dinas pemerintahan komunikasi dan informatika (KOMINFO) Yogyakarta. Persamaan 1 dapat digunakan untuk mencari Grade of Service (GoS) dengan memasukkan nilai Intensitas Traffic dari gambar persamaan 3.

Gambar 3. Topologi Jaringan Kantor KOMINFO.

PEMBAHSAN DAN HASIL

Pembahasan

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat data traffic dari penggunaan bandwidth jaringan internet. Hasil monitoring data traffic ini merupakan salah satu faktor yang mendukung lancarnya aktifitas penggunaan internet. Oleh karena itu, untuk memantau atau memonitoring aktifitas jaringan internet dikantor dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika Yogyakarata menggunakan perangkat lunakMulti Router Traffic Grapher (MRTG).

Proses Pengambilan Data Pada KOMINFO Yogyakarta

Dalam penelitian ini penulis mengambil data melalui data dari hasil monitoring dengan MRTG. Pengambilan data MRTG dapat dilakukan melalui website MRTG server atau alamat dimana MRTG diinstal. Setiap perangkat jaringan dengan protokol SNMP yang aktif dapat dimonitor oleh MRTG.Sedangkan alamat website untuk MRTG memonitoring jaringan dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta yaitu melalui http://www.mrtg.jmn.net.id/. Setelah masuk ke halaman website, pengunjung diwajibkan melakukan proses login dan memasukkan password untuk mengakses data traffic jaringan. Gambar halaman proses login dapat dilihata pada Gambar 4.

(10)

129

Analisis Hasil Penggunaan Bandwidth KOMINFO

Dalam mengenal karakteristik user (pengguna) pada jaringan dinas pemerintahan Kominfo Yogyakarta secara detail, analisis penggunaan bandwidth dibagi kedalam beberapa rentang waktu, yaitu hari, minggu, dan bulan. Berikut adalah variabel-variabel sebagai asumsi dasar traffic jaringan pada dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Yogyakarta.

Total Bit Rate traffic jaringan Kominfo (Rb total ) : 300MBps=300000 KBps Jumlah Kanal : 119 Kanal

Pemakaian Bandwidth Rata-Rata setiap kanal : 300000 𝐾𝐵𝑝𝑠

119 = 2521,01 𝐾𝐵𝑝𝑠

1. Analisis hasil penggunaan bandwidth pada tanggal 1 Januari 2017.

Gambar 5. Data Grafik Penggunaan Bandwidth 1 Januari 2017

Dari Gambar 5. dapat diketahui bahwa penggunaan bandwidth total sebesar 932.17 Gb Untuk mencari Volume Traffic dapat digunakan persamaan 3 dengan Bit Rate Rata-Rata sebesar 2521,01 KBps. Sedangkan untuk mencari Intensitas Traffic dapat menggunakan persamaan 4 dengan periode pengamatan selama 24 jam. Berikut perhitungan Volume Traffic dan Intensitas Traffic:

a. Volume Traffic (V)

V = 932,17 𝐺𝐵 2521,01 𝐾𝐵𝑝𝑠

= 932,17 x 106 𝐾𝐵 2521,01 𝐾𝐵𝑝𝑠

= 369760,53 detik

= 102,71 jam

b. Intensitas Traffic (A)

A =102,71 𝐽𝑎𝑚 24 𝐽𝑎𝑚

(11)

130

Tabel 2. Intensitas Traffic Harian

Periode Harian Penggunaan Bandwidth

Rata-Rata Terbesar Perhari Volume Traffic (Jam) Intensitas Traffic (Erlang)

01/01/2017 932.17 GB 102,71 4,28

02/01/2017 526,82 GB 58,05 2,419

03/01/2017 2,18 TB 240,2 10,008

04/01/2017 2,68 TB 295,3 12,304

05/01/2017 2,4 TB 264,44 11,018

06/01/2017 2,26 TB 249,02 10,376

07/01/2017 1,2 TB 132,22 5,509

08/01/2017 1,32 TB 145,44 6,06

09/01/2017 2,67 TB 294,19 12,258

10/01/2017 2,71 TB 298,6 12,442

11/01/2017 3,39 TB 373,53 15,564

12/01/2017 3,07 TB 338,27 14,095

13/01/2017 2,84 TB 312,93 13,039

14/01/2017 1,39 TB 149,85 6,244

15/01/2017 1,08 TB 119 4,958

16/01/2017 3,52 TB 387,85 16,16

17/01/2017 3,49 TB 384,55 16,023

18/01/2017 4,3 TB 473,8 19,742

19/01/2017 4,4 TB 484,81 20,2

20/01/2017 3,65 TB 402,18 16,758

21/01/2017 1,66 TB 182,91 7,621

22/01/2017 1,4 TB 154,26 6,428

23/01/2017 4,11 TB 452,86 18,869

24/01/2017 4,55 TB 501,34 20,889

25/01/2017 6,14 TB 676,54 28,189

26/01/2017 7,7 TB 848,43 35,351

27/01/2017 5,91 TB 651,19 27,133

28/01/2017 1,82 TB 200,54 8,356

29/01/2017 2,2 TB 242,41 10,1

30/01/2017 5,89 TB 648,99 27,041

31/01/2017 5,86 TB 645,68 26,903

(12)

131

Traffic sebesar 848,43 jam dan nilai Intensitas Traffic sebesar 35,351 erlang. Sedangkan Intensitas Traffic harian terendah terjadi pada tanggal 2 Januari 2017. Dengan nilai Volume Traffic sebesar 58,05 jam dan nilai Intensitas Traffic sebesar 2,419 erlang.

Tabel 3. Intensitas Traffic Mingguan

Periode Mingguan

Tabel 3. menunjukkan nilai Intensitas penggunaan Traffic mingguan. Nilai Intensitas Traffic tertinggi pada tanggal 05 Febuari 2017 sampai dengan tanggal 11 Febuari 2017. Sedangkan nilai Intensitas terendah terjadi pada tanggal 1 januari 2017 sampai dengan tanggal 7 januari 2017.

Tabel 4. Intensitas Traffic Bulanan Periode Bulanan Penggunaan Bandwidth

Rata-Rata Terbesar perbulan

Tabel 4. menunjukkan Intensitas Traffic Bulanan. Nilai Intensitas Traffic terbesar terjadi pada bulan Januari 2017 dimana Volume Traffic mencapai nilai sebesar 10714,40 jam dan Intensitas Traffic mencapai nilai sebesar 14,401 erlang. Sedangkan untuk nilai Intensitas Traffic terendah terjadi pada bulan November 2016 dimana nilai Volume Traffic mencapai nilai sebesar 175,19 jam dan nilai Intensitas Traffic mencapai nilai sebesar 0,243 erlang.

Menghitung Grade of Service (GoS)

Untuk menganalisis kinerja jaringan telekomunikasi adalah dengan menghitung kemungkinan suatu panggilan ditolak (offered blocking). Formula Erlang-B dapat digunakan untuk menghitung kemungkinan suatu panggilan ditolak seperti pada persamaan 3.1. Apabila perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan bahasa pemprograman komputer, persamaan 3.2 lebih tepatnya menggunakan bahasa pemrograman Matlab Berikut script program Matlab yang dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan nilai Grade of Service (GoS) adalah sebagai berikut.

%--- % % Dengan Program ini dapat menghitung probabilitas Erlang B %

% pada sistem dengan N saluran dan Intensitas Traffic Sebesar A % % Erlang menggunakan persamaan rekursif Erlang B %

(13)

132

Dalam mencari nilai Grade of Service (GoS) maka diperlukan data pada jam tersibuk dalam sehari pada jaringan kantor Komunikasi dan Informatika Yogyakarta. Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai Intensitas Traffic terbesar adalah pada tanggal 26 Januari 2017 yaitu sebesar 35,351 Erlang. Jam tersibuk pada hari tersebut adalah antara pukul 14.00 WIB sampai dengan puku 15.00 WIB dapat dilihat pada Gambar 4.61.

Gambar 6. Grafik Detail Jam Tersibuk

Dengan demikian diperoleh total bandwidth pada jam tersibuk pada jaringan dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta sebesar 764.94 Gb. Nilai Volume Traffic atau Intensitas Traffic dapat dicari dengan persamaan 3 dan persamaan 4 dengan asumsi bit rate rata-rata untuk setiap kanal sebesar 2521,01 KBps. Perhitungan Volume Traffic dan Intensitas Traffic.

a. Volume Traffic (V) V = 764,94 𝐺𝐵

2521,01 𝐾𝐵𝑝𝑠 = 764,94 x 106 𝐾𝐵

2521,01 𝐾𝐵𝑝𝑠 = 303426,01 detik = 84,285 jam b. Intensitas Traffic (A)

A = 84,285 𝐽𝑎𝑚 1 𝐽𝑎𝑚

= 84,285 erlang.

Berdasarkan perhitungan menggunakan program matlab didapat nilai Grade of Services (GoS) sebesar 0,003114% atau jika dibulatkan menjadi 0,003%. Hal ini berarti nilai probabilitas seluruh saluran sibuk pada jam tersebut adalah 0,003%. Jadi didapatkan kesimpulan nilai GoS ini sudah cukup baik karena kecil kemungkinan akses jaringan gagal

.

Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Di hasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian untuk penggunaan bandwidth harian dilakukan mulai sejak tanggal 1 januari 2017 sampai dengan 31 januari 2017, hasil dari analisis data traffic yang didapatkan nilai volume traffic terendah sebesar 58,05 jam sedangkan untuk nilai intensitas traffic terendah sebesar 2,419 erlang . dan untuk hasil nilai volume traffic terbesar pada analisis harian ini sebesar 848,43 jam, sedangkan untuk nilai intensitas traffic terbesar yaitu sebesar 35,351 erlang. Untuk nilai erlang harian didapat dari pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama 24 jam.

2. Penelitian untuk penggunaan bandwidth mingguan dilakukan mulai sejak tanggal 1 januari 2017 sampai dengan 11 Febuari 2017, hasil dari analisis data traffic yang didapatkan nilai volume traffic terendah sebesar 1340,95 jam sedangkan untuk nilai intensitas traffic terendah sebesar 7,982 erlang . dan untuk hasil nilai volume traffic terbesar pada analisis mingguan ini sebesar 5266,85 jam, sedangkan untuk nilai intensitas traffic terbesar yaitu sebesar 31,350 erlang. Untuk nilai erlang mingguan didapat dari pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama 168 jam.

(14)

133

traffic terbesar yaitu sebesar 14,401 erlang. Untuk nilai erlang bulana terendah didapat dari pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama 720 jam. Dan untuk nilai erlang bulanan tertinggi didapat dari pendudukan suatu sirkit yang terus-menerus selama 744 jam.

4. Dari hasil analisis di atas permasalahan yang terjadi adalah dalam penggunaan bandwidth pada jam tersibuk yang mengakibatkan suatu kemacetan (congestion) pada jaringan. kemacetan ini mengakibatkan banyaknya suatu traffic yang hilang (traffic loss) pada jam sibuk. Grade of Service atau intensitas traffic 1 (satu) jam tersibuk pada kantor dinas pemerintahan komunikasi dan informatika Yogyakarta adalah sebesar 84,285 erlang dengan nilai Grade of Service (GoS) sebesar 0,003114% atau jika dibulatkan menjadi 0,003%. Hal ini berarti nilai probabilitas seluruh saluran sibuk pada jam tersebut adalah 0,003%. Jadi di dapatkan kesimpulan nilai GoS ini sudah sangat baik karena kecil kemungkinan akses jaringan gagal. Nilai ini menunjukan performansi sentral yang sangat baik di karena nilai standar menunjukkan < 1 %, hal ini disebabkan oleh minimnya panggilan yang ditolak.

5. Data-data grafik dari hasil analisis dan monitoring yang dilakukan pada kantor dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai volume traffic, maka semakin besar juga nilai intensitas traffic. Dengan adanya nilai intensitas traffic ini berbanding terbalik dengan kapasitas saluran. Jadi, jika ingin mengimbangi hasil traffic yang besar diperlukan server dengan kapasitas sistem antrian yang besar dan kecepatan pengolahan data yang handal.

Saran

Dalam menigkatkan dan mengebangkan jaringan yang ada pada kantor dinas pemerintahan Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) Yogyakarta diperlukan bebrapa peningkatan dalam melanjutkan hasil yang sudah ada diatas antara lain sebagai berikut:

1. Dalam segi penggunaan alokasi bandwidth yang merata keseluruh gedung yang ada pada kantor dinas pemerintahan komunikasi dan informatika (KOMINFO) Yogyakarta, disini seorang admin jaringan harus mampu mengetahui di gedung mana penggunaan bandwidth yang kurang optimal

2. Monitoring dan analisis yang dilakukan selama ini hanya didapat data dalam bentuk grafik harian, mingguan dan data grafik bulanan. Sebaiknya dilanjutkan untuk menganalisis data hasil tahunan, bertujuan untuk mempermudah seorang admin jaringan mengetahui beberapa penggunaan bandwidth tahunan untuk mempermudah dalam pengabilan keputusan untuk meningkatkan dan mengembangkan jaringan tersebut kedepannya.

3. Meningkatkan Efesiensi jaringan pada saat jam-jam tersibuk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penggunaan jaringan dengan tujuan untuk pembangunan jaringan dan pengembangan jaringan yang lebih optimal, sebaiknya dilakukan analisis setiap jaringan dan melakukan pemblokiran pada setiap port atau IP Address tujuan yang tidak diperlukan.

4. Lakukan monitoring dan analisis traffic jaringan berdasar per IP Address.

5. Dari waktu ke waktu semakin besar kebutuhan jaringan yang akan datang maka semakin meningkatnya kepadatan traffic pengguna jaringan disuatu instansi pemerintahan, swasta, dan juga pada lembaga pendidikan sehingga kebutuhan bandwidth juga semakin meningkat, hal ini diperlukan analisis lanjutan terhadap kepadatan trafficuser dan karakteristik perangkat. Jadi, seorang admin jaringan harus mampu menganalisis kebutuhan-kebutuhan setiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh dan Anshori, A, 2015, ANALISIS INSTALASI JARINGAN MIKROTIK DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TENGAH,Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer,Universitas Dian Nuswantoro.

Cole, E., 2009, Networ Security Bible, Indianapolis, Wiley Publishing Inc

Fitriawan, H., 2012, Pengukuran Traffic Jaringan,http://ee.unila.ac.id/pengukuran-trafik-jaringan/, diakses 30 maret 2017.

Forouzan, B. A., 2007, Data communication and networking, New York,: McGraw-Hill. Frank J. dan Derfler, Jr. 1992. Panduan Menggabungkan LAN. Jakarta: Penerbit PT Elex

Media Komputindo

(15)

134

Handayani, S., dan Pungkasanti, T, P., 2014, Monitoring dan analisis trafik di jaringan USM menggunakan Multi Router Traffic Grapher, Jurnal Transformatika, Volume 12, No.1, hal.1-6.

Jhonsen, Jhon Edison, CCNA 2005. Membangun Wireless LAN. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo).

Kustanto., 2008,Membangun Server Dengan Mikrotik OS, GAVA MEDIA, Yogyakarta.

Pambudi, K. W, 2012, LKP: Instalasi Dan Troubleshooting Jaringan Internet di Axanosoft (Client), Doctoral dissertation, STIKOM Surabaya.

Pangestu S, Marwan A., dan Handoko, T. H, 1983, Dasar-dasar Operations Research, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Purwanto, Y., dan Riadi, I, 2013, Implementasi Multimedia Sebagai Media Pembelajaran (Studi Kasus: Materi Subnetting Pada IPv4). Jurnal Sarjana Teknik Informatika(JSTIF), volume1, No.1, hal.201-208.

Rafiudin, R., 2003, Panduan Membangaun Jaringan Komputer Untuk Pemula, Elex Media Komputindo, Jakarta

Rahayu, H., 2013,Analisis Traffic Jaringan Dengan Algoritma Erlang Tanpa Delay, Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sukaridhoto, S, 2014, Buku Jaringan Komputer I, 2nd ed, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Sutoyo, dan Hawa, N., 2014, Pemodelan Data Trafik Parameter Performansi Sentral Electronic World Switch Digital(EWSD) (Studi Kasus: PT Telkom Riau Daratan), Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri, hal.42-49.

Syafrizal, M., 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Syukron, A., 2012, Analisis Lintas Trafik Internet dan Jaringan Komputer Lokal PT.SUKANDA DJAYA-YOGYAKARTA, PKPI, Teknik Informatika, IST AKPRIND.

Tanenbaum, A. S., and Wetherall, D. J, 2011, COMPUTER NETWORKS 5TH Edition. Massachusetts: Peason Education Inc.

Gambar

Gambar  1.  Model OSI  (Forouzan, 2007).
Gambar 2.  Interaksi Tiap Layer  Pada OSI Model (Forouzan, 2007).
Tabel 1. Standar Performansi Sentral PT. Telkom.
Gambar  3. Topologi   Jaringan Kantor KOMINFO.
+5

Referensi

Dokumen terkait