• Tidak ada hasil yang ditemukan

Limbah Plastik jenis polipropilen (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Limbah Plastik jenis polipropilen (2)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL OBSERVASI

INDUSTRI PENGOLAHAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK DI BEBERAPA DAERAH

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK

PENDIDIKAN KIMIA KELAS B :

1. DESI ZULFIANA (E1M012010)

2. EKA NURUL QOMALIYAH (E1M0120

3. ERNY ROHAYU (E1M0120

4. FATIMATUZZAHRA (E1M012020)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa limbah merupakan suatu zat atau benda yang bersifat mencemari lingkungan. Limbah tidak mempunyai nilai ekonomis, karena itu limbah dibuang. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Adapun karakteristik limbah adalah sebagai berikut.

1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil yang dapat kita lihat.

2. Dinamis, artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak, dan berubah sesuai dengan kondisi lingkungan.

3. Penyebarannya berdampak luas, maksudnya lingkungan yang terkena limbah tidak hanya pada wilayah tertentu melainkan berdampak pada faktor yang lainnya.

4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada generasi yang akan datang.

Jenis-jenis limbah yaitu:

A. Pengelompokan limbah berdasarkan kandungan jenis zatnya.

Pengelompokan jenis zat kimia ini ada 2 yaitu zat kimia organik adalah zat kimia yang mengandung unsur hidrokarbon (unsur hidrogen dan unsur karbon), dan zat kimia anorganik adalah zat kimia yang tidak mengandung hidrokarbon, contohnya sisa kotoran hewan, sampah daun, sisa makanan, kertas bekas (berasal dari bahan kayu), plastik-plastik (berasal dari faksi minyak bumi hasil pelapukan makhluk hidup dalam waktu lama), kain bekas (dari sutra), kedua yaitu limbah anorganik adalah limbah yang sulit diuraikan oleh organisme seperti besi, kaca, plastik, kaleng, kemasan makanan, kertas, sisa proses pemupukan.

B. Pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya

Pengelompokan jenis limbah ini adalah limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat adalah limbah yang struktur, bentuknya relatif tetap dan kalau dipegang terasa solid, contohnya sisa makanan, kertas, kain, batang kayu, besi-besi tua, sampah kaleng. Limbah cair contohnya cairan bekas pencelupan kain di pabrik tekstil, cairan sisa pada industry zat kimia, seperti industri amonia, asam sulfat, sianida. Limbah berwujud gas adalah limbah yang keberadaanya di udara atau lapisan atmosfer bumi. Berasal dari pembakaran minyak bumi. Sebagai contoh gas hasil pembakaran bahan akar kendaraan motor seperti SO2, gas Hidrokarbon (CxHy).

(3)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan PP RI No. 18 th 1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun yang dimaksud Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya. Contohnya sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan yang termasuk limbah B3 memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Dari pengertian jenis-jenis limbah di atas, kami mengobservasi tentang pengolahan limbah plastik yang termasuk dalam jenis anorganik. Adapun jenis limbah plastik secara teori ilmiah adalah PETE/PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS dan campuran.

1. PET atau PETE (#1) adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.

2. HDPE (#2) adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak sereal dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik, pipa drainase, kandang dan outdoor mebel.

3. Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl (#3) chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.

4. LDPE (#4) adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan bangunan.

5. PP (#5) adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer, botol saus, dan straws. Memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat cairan panas.

(4)

7. Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah plastic other adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD, kacamata hitam, anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.

Namun pada kenyataannya nama-nama jenis plastik ini sulit dihafalkan oleh para pemulung dan pengepul oleh karena itu mereka biasanya memberikan nama tersendiri untuk limbah plastik tersebut: Komunitas pemulung dan pengepul mengenal sampah plastik dalam kategori:

1. Plastik Kerasan

2. Plastik Daun/Lembaran

Plastik Kerasan masih dibagi dalam kategori: a. Emberan

b. Mainan c. PVC

Plastik Daun/Lembaran masih dibagi dalam kaegori: 1. PP

2. PE 3. HDPE 4. OPP

(5)

B. HASIL OBSERVASI

Pada Industri Pengolahan Daur Ulang Plastik, kelompok kami melakukan observasi ke berbagai tempat seperti di daerah Swakarya, Kekalik ; Karangpule, Sekarbela ; Jalan Gora 1, Selagalas ; Dasan Jangkrik, Selagalas ; Bageq Nunggal, Pentuan Indah, Lingsar ; dan Desa Sesait, Lombok Utara. Dimana sebagian besar pengolahan limbah plastik ini merupakan industri rumahan.

Perjalanan observasi berawal dari Universitas Mataram yang kami lakukan pada seorang pemulung yang sedang mengumpulkan plastik. Pemulung tersebut mengumpulkan dan menjualnya pada pengumpul plastik atau biasa disebut sebagai pengepul.

1. Di daerah Swakarya, Kekalik terdapat banyak pengepul plastik dan kardus. Rata-rata kepala keluarga bekerja sebagai pengepul plastik dan kardus yang selanjutnya akan di distribusikan atau di jual kepada pengepul yang lebih besar.

2. Pengepul yang lebih besar yang kami temui terdapat di daerah Karangpule, Sekarbela. Di daerah ini terdapat sekitar 6 pengepul yang besar. Pada pengepul ini, banyak pemulung yang menjual plastik dan kardus. Dimana harga per kilogramnya untuk plastik adalah Rp 2.000,00 dan kardus Rp 1.200,00. Dari pengepul ini akan menjual kembali plstik dan kardus yang telah didapatkan kepada pengepul yang lebih besar untuk dilakukan proses pengolahan limbah plastik.

3. Selain itu terdapat pengepul plastik di daerah Jalan Gora 1, Selagalas. Dimana di daerah ini sebagian besar masyarakat adalah pengepul plastik. Setelah terkumpul, plastik ini akan dibawa ke daerah Dasan Jangkrik untuk di jual.

4. Di daerah Dasan Jangkrik, Selagalas terdapat pengepul besar plastik dan kardus. Di daerah ini selain mengumpulkan plastik juga terdapat kardus. Limbah plastik hanya sampai pada proses penggilingan saja kemudian dikeringkan dan serpihan plastik dimasukkan ke dalam karung. Kemudian dilakukan proses pengiriman limbah plastik sampai beberapa ton plastik ke daerah Surabaya. Proses penggilingan limbah plastik di daerah ini tidak dapat kami lakukan karena kami tidak mendapatkan ijin untuk melakukan observasi pada pengolahannya. Hanya saja, kami diperbolehkan untuk melihat proses pengeringan plastik di lahan yang cukup luas lalu dikemas dengan menggunakan karung dan siap untuk dikirim ke daerah Surabaya menggunakan mobil puso. Terdapat kecurigaan kami pada observasi ini saat tidak diperbolehkan untuk melihat proses penggilingan limbah plastik. Pekerja beralasan bahwa terdapat banyak ular di sana sehingga tidak memungkinkan untuk kami dapat melihat prosesnya. Akan tetapi, kami berasumsi kemungkinan alasan tidak diperbolehkan adalah terdapatnya limbah yang dihasilkan dari proses ini dimana di daerah ini merupakan pengepul yang terbesar yang kami observasi.

(6)

plastik ini menjadi sesuatu yang lebih positif yaitu dengan menghasilkan produk. Seperti pada daerah Desa Sesait, Lombok Utara. Di daerah ini terdapat sekitar 5 kelompok PKK (Pemerdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga kreatif yang memanfaatkan limbah plastik (botol atau gelas plastik) ini menjadi tas belanja. Hanya saja, pada kelompok ini tidak memanfaatkan semua bagian plastik tetapi hanya memanfaatkan cincin plastik sebagai bahan pembuatan tas. Sehingga produk tas yang dihasilkan jauh lebih kuat dan tahan lama. Hal ini juga menjadi alasan tas hasil kreasi ibu rumah tangga ini di pasarkan sampai ke Bali dan sekitarnya. Bagian plastik yang lain seperti badan botol plastik tidak dimanfaatkan dan di kembalikan kepada pengepul untuk di lakukan pengiriman ke daerah Surabaya.

Berdasarkan hasil observasi langsung di tempat penggilingan dan pengeringan plastik didaerah Bageq nunggal, Pentunan Indah, Lingsar, yang merupakan usaha home industry pengolahan plastik menjadi serbuk plastik, adapun tahap yang dilakukan di tempat ininyakni:

1. Memisahkan / menyortir limbah plastik, berdasarkan jenis plastiknya. Di tempat penggilingan dan pengeringan plastik Bageq nunggal ini, terdapat 4 orang pekerja yang memisahkan atau menyortir sampah plastik, kedalam beberapa jenis dan diletakkan dalam wadah penyimpanan yang berbeda. Adapun jenis plastik yang mereka sebutkan antara lain :

2. Pencucian awal dan Perajangan / penggilingan

(7)

dan pencucian ini langsung dialirkan kedalam sebuah bak, berukuran 1x 1 m, yang berisikan air.

3. Pembersihan / pencucian

Plastik yang telah berukuran kecil-kecil dari hasil perajangan oleh mesin dalam bak yang berukuran 1x1m ini, diambil menggunakan Mangkok plastik berukuran besar oleh para pekerja, kemudian dimasukkan ke bak air yang berukuran 1x1m yang ada disebelahnya lagi. Selanjutnya, plastik ini akan diambil lagi menggunakan mangkok yang berukuran besar, dan disaring airnya didalam bak lain yang ada disebelahnya, juga berukuran 1x1m. Setelah proses penyaringan potongan kecil-kecil plastik ini diletakkan dalam wadah yang sesuai, berdasarkan jenis plastik yang dibedakan tadi. 4. Pengeringan / penjemuran

Potongan kecil-kecil plastik terdapat dalam wadah hasl penyaringan tadi. Memasuki tahap pengeringan. Pada tahap pengeringan ini, plastik tetap dipisahkan berdasarkan jenis plastik, yang telah pemilik dan pekerja home industry daur plastik ini sepakati. Penjemuran dilakukan diatas tarpal besar, kemudian para pekerja akan membedakan letak dari masing-masing jenis plastik. Penjemuran plastik ini dilakukan selama tiga hari.

5. Pembungkusan

Setelah potongan kecil plastik ini dibiarkan kering selama 3 hari, tahap selanjutnya, para pekerja akan memasukkannya kedalam karung putih besar, setiap karungan putih besar ini akan diberi tanda, sesuai dengan nama-nama plastik yang telah mereka sepakati. sehingga potongan plastik tidak akan tercampur, dan tetap terpisah berdasarkan jenisnya seperti sejak tahap awal. Setelah proses pembungkusan ini, sekitar 5-20 ton plastik siap dikirim dalam satu kali pengirimannya, setiap bulan paling tidak terdapat satu kali pengiriman. Pengiriman potongan plastik ini menggunakan Truk Fuso, dan daerah yang dituju adalah Surabaya, untuk diolah menjadi produk plastik kembali.

Proses Pengolahan lanjutan berdasarkan study literarur yang dilakukan dalam pabrik besar, diantaranya :

1. Pemanasan / dilelehkan

Potongan plastik kering dan bersih yang dikirim dari berbagai tempat, termasuk NTB, oleh home industry, salah satunya di daerah Bageq nunggal, Lingsar, Lombok Barat ini, oleh pabrik besar yang mengolah limbah plastik, akan melelehkannya. Proses pemananasan / pelelehan ini dilakukan pemanasan material pada suhu 20 ℃, suhu ini dihasilkan oleh sebuah alat heater. Hasil lelehan plastik ini dialirkan ke tempat penyaringan.

2. Penyaringan dan pembentukan biji plastik

(8)

3. Pemotongan menjadi pelet / biji plastik

Hasil lelehan berbentuk slinder yang telah memadat, dipotong oleh sebuah alat pemotong besar, pemotongan ini biasanya dipabrik-pabrik besar hingga ukurannya 0,5cm tiap, hasil potongan ini memberi bentuk seperti pelet atau disebut biji plastik. Proses pengolahan menjadi produk plastik baru, sesuai industry kemasan.

Biji-biji plastik yang dihasilkan oleh pabrik besar, juga membedakan plastik berdasarkan jenisnnya, baik PET (Polyethylene terepthalate) dalam perspektif ilmu kimia, PET memiliki rumus : (-CO-C6H5 CO-OCH2-CH2-O)-n, PET dapat ditemukan pada botol air,

botol plastik soda, jus, minyak goreng.. HDPE (High Density Polyethylene) yang memiliki rumus kimia (CH2-CH2-)n, HDPE, dapat ditemukan pada botol oli mesin, botol detergen,

botol shampo, botol sabun cair, kemasan kopi. Jenis berikutnya, yakni PVC (Polyvinyl Chloride), rumus molekulnya (-CH2-CHCl-)n, dapat ditemukan pada kabel listrik, botol

minyak goren, pipa air. Lalu, PP (Polyprophylene), rumus molekulnya (-CHCH3-CH2-)n,

dapat dijumpai sebagai kemasan makanan, tutup botol, pot bunga, sedotan, tutup mentega. Selanjutnya, LDPE ( Low Density Polyethilene) rumus molekulnya (-CH2-CH2-)n, dapat

dijumpai sebagai tas plastik, tempat minum, kotak makan, bentuk LDPE, merupakan plastik dengan mutu terbaik dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya. Kemudian bentuk berikutnya adalah, PS (Polysterene), rumus molekulnya (-CH-C6H5-CH2-)n, dapat dijumpai

sebagai kotak CD, Gelas plastik, nampan, dan wadah makanan.

Berdasarkan, sebuah jurnal yang ditulis oleh Suharto, jurusan teknik mesin politeknik semarang “Rancangan Produk Bahan Plastik Daur Ulang sebagai Peningkatan Industri Kreatif”, disebutkan beberapa tahapan pengelolaan biji plastik menjadi produk plastik baru, yakni berdasarkan bagan berikut ini :

Dampak pengolahan limbah plastik berdasarkan hasil observasi di Desa Baguq Nunggal, Pentuan Indah, Lingsar.

Biji Plastik

Pencairan Biji plastik melalui pemanasan kembali

Penginjeksian kedalam cetakan

(9)

Dalam home industry, pengolahan plastik dari pencucian, perajangan hingga penjemuran. Dilakukan cukup baik dan tertata, dari proses pemisahan jenis plastik yang disepakati, pencucian yang dilakukan hingga 2x melalui bak yang disediakan dengan air leding. Hingga tahap pengeringan yang dipisahkan berdasarkan jenis plastiknya. Pembuangan air bekas pencucian plastik dialirkan menuju resapan, yang ada tepat dibagian belakang lokasi utama home industry ini, terdapat 2 buah bak (lubang yang telah disemen rapi), satu lubang dengan ukuran 2x0,5 m, lubang sebelahnya hanya 0,5x0,5m. Bak yang berukuran 2x 0,5m merupakan wadah penampungan bekas air cucian dari plastik yang masih menyisahkan kotoran-kotoran plastik dan serbuk-serbuk plastik/potongan plastik kecil didalamnya, yang akan disaring oleh sebuah penyaring yang ada didalam bak/lubang ini, penyaringan ini menghasilkan air tanpa kotoran/ potongan kecil botol, air hasil penyaringan ini akan dialiri kesungai secara langsung. Namun, bekas kotoran dan potongan kecil plastik yang masih tertinggal didalam lubang / bak besar, akan dikeluarkan dan dibuang, Berdasarkan pengakuan salah satu pekerja tetap di home industry ini, kotoran ini akan dibuang sekitar jam 11 atau tengah malam ke sungai agar tidak diketahui masyarakat. Sehingga walaupun cukup tertata dalam pengolahannya, tetap masih ada sisa potongan plastik dan kotoran –kotoran lain dari hasil pencucian plastik yang dialirkan kesungai, sehingga mencemari lingkungan air sungai / kali, yang perlahan dapat menghambat aliran air sungai, dan dapat menyebakan banjir.. Terlebih banyak dari masyarakat sekitar daerah ini, masih menggunakan air sungai untuk keperluan hidupnya. Selain itu, limbah berupa kantong plastik, tali rafia, Sedotan, karung, dan plastik kemasan penutup air gelasan yang dibawa dari pengepul dan tidak digunakan dalam proses pengolahan di home industry ini akan dibuang pula, kadang ke sungai atau terkadang dibuang ke pembuangan sampah atau dibakar, namun sebelumnya disimpan dan dikumpul terlebih dahulu dihalaman belakang home industry ini. Plastik jenis PVC, HDPE, PS, PP merupakan bahan yang cukup lama terdegradasi oleh tanah, jika ditimbun atau dibiarkan begitu saja sehingga dapat menjadi bahan pencemar tanah, karena banyaknya sampah ini. Namun jika dibakar maka akan mengakibatkan pencemaran udara, terutama plastik PVC yang akan menghasilkan DHE suatu senyawa yang dapat mencemari udara, dan berbahaya bagi kesehatan.

C. Solusi Dalam Mengatasi Limbah Plastik 1. Daur Ulang

Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.

2. Sampah Plastik di Incinerasi Sebagai Sumber Energi

(10)

digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa teknologi bisa digunakan untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar diantaranya yaitu:

a. Konversi ke bahan bakar padat

Dilakukan dengan mencacah sampah plastik dan kemudian membriketnya untuk nantinya menjadi bahan bakar briket. Bahan bakar ini kemudian bisa digunakan untuk pembakaran di tungku-tungku industri.

b. Konversi ke bahan bakar cair

Dengan menggunakan prinsip pirolisis dimana sampah plastik dipanaskan pada suhu sekitar 500oC sehingga fasenya akan berubah menjadi gas dan kemudian

akan terjadi proses perengkahan (cracking). Setelah itu didinginkan kembali dan bisa mendapatkan bahan bakar cair setara dengan bensin dan solar.

Gambar 3. Contoh minyak yang dihasilkan dari plastik jenis HDPE (dokumen pribadi)

c. Konversi ke bahan bakar gas

Ini bisa dilakukan dengan teknologi gasifikasi dimana sampah plastik dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi mencapai 900 oC dengan prinsip oksidasi parsial.

(11)

Akan tetapijika kita tinjau lebih jauh lagi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

3. Plastik Biodegradable

Sekitar separo dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Aka tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih. Boidegradable sendiri artinya harus sepenuhnya terdegradasi oleh mikroba yang ada dalam tanah dan hanya menghasilkan senyawa berupa karbondioksida, air, gas methan, serta cell biomass. Plastik biodegradable merupakan plastik yang dapat terdegradasi secara alami dan biasanya berbahan dasar material organik, misalnya pati. Plastik biodegradable terbuat dari polimer alami. Jenisnya antara lain polyhidroksialkanoat acid (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylactic acid (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung/pati oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Kelebihan dari plastik biodegradable adalah:

1) Biodegradable plastik lebih mudah untuk mendaur ulang

Plastik biodegradable dibuat dari bahan-bahan yang sepenuhnya biodegradable . Ini berarti bahwa mereka dapat memecah lebih cepat dan daur ulang mereka membutuhkan lebih sedikit energi. Plastik biodegradable dapat digunakan kembali lebih efisien, yang memberikan mereka keuntungan yang jelas .

2) Biodegradable plastik tidak beracun

Plastik tradisional penuh berbahaya oleh-produk dan bahan kimia , yang dilepaskan selama proses pemecahan mereka . Plastik biodegradable benar-benar aman dan tidak memiliki bahan kimia atau racun . Plastik ini membahayakan rusak dan akan diserap ke dalam bumi . Keuntungan seperti bioplastik yang sangat penting, karena beban plastik beracun di bumi tumbuh dan pada tingkat ini akan menyebabkan berbagai macam masalah untuk generasi mendatang.

3) Biodegradable plastik yang terbarukan

(12)

Tips dan Trik Pengelolaan Sampah Plastik Melalui 3R ( Reuse, Reduce, Recycle)

Penanggulangan sampah plastik yang paling efektif adalah memperbaiki perilaku. Perilaku hemat, sederhana, dan cinta lingkungan. Orang yang sederhana akan menerapkan prinsip reuse, misalkan memanfaatkan kembali botol dan plastik bekas. Orang yang hemat akan menerapkan prinsip reduce, misalnya mengurangi pemakaian barang-barang dari plastik. Sedangkan orang yang cinta lingkungan akan menerapkan prinsip recycle yaitu membuang sampah plastik pada tempat sampah anorganik. Inilah penanggulangan sampah plastik yang paling efektif. Semuanya akan berjalan apabila 3 prinsip ini disertai sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan.

a. Reuse

 Biasakan untuk tidak membuang kantong plastik yang kita dapat dari pasar, warung, mall, ataupun supermarket. Kantong plastik tersebut sebaiknya dikumpulkan agar dapat digunakan kembali apabila kita membutuhkan kantong untuk membawa barang..

 Memanfaatkan plastik bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.

 Botol plastik dibuat tempat sabun cair, detrgent, pencuci lantai dan sebagainya. b. Reduce

 Ketika berbelanja, sebaiknya membawa tas belanja sendiri sehingga tidak perlu lagi menggunakan kantong plastik.

 Kurangi membeli minuman yang menggunakan kemasan botol plastik.

 Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru tiap kali habis.

 Membeli makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

c. Recycle

(13)
(14)

Lampiran Hasil Observasi

1. Universitas Mataram (FKIP)

Pemulung

(di sekitar

FKIP)

Kekalik

Swakarya

Karang

Pula,

Sekarbe

la

Pengep

ul kecil

Pengepul

6

kecil

Jalan

Gora 1,

Selagala

s

Jalan Gora

1, Dasan

Jangkrik,

Selagalas

Pengepul Besar

(pengolahan/penge

pres plastik)

Bagek

Nunggal,

Lingsar

Pengepul Besar

(pengolahan/pengep

ress plastik)

(15)

2. Kekalik Swakarya (Pemulung)

3.

(16)

4. Jalan Gora 1, Selagalas (Pengepul Kecil)

5. Dasan Jangkrik, Selagalas (Pengepul Besar)

6. Bageq Nunggal, Lingsar (Pengepul Besar dan Pengolahan)

7.

(17)

Gambar

Gambar 3. Contoh minyak yang dihasilkan dari plastik jenis HDPE (dokumenpribadi)

Referensi

Dokumen terkait

Pada langkah ini dilakukan kegiatan yaitu mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis materi-materi utama yang akan dipelajari oleh mahasiswa, selanjutnya

2 Saat ini, hal yang paling penting dalam hidup saya adalah berolahraga dengan sebaik-baiknya pada cabang olahraga yang saya tekuni.. 3 Saya ingin berlatih

Maksud dari pada hadirnya resort sebagai pendukung dengan fungsi esensial sebagai tempat rekreasi dan bersantai, ialah m em perkenalkan kehidupan burung dan cara

Apakah Filsafat Informasi sendiri memenuhi syarat-syarat di atas? Langkah per- tama untuk memberi jawaban positif membutuhkan identifikasi lebih lanjut tentang pentingnya memahami

PROBOLINGGO GKMI SEKAR KEDATON 457 LIHAYANATUL FAJRIYAH 15052002820156 MIS Miftahul Ulum Kuripan KAB.. PROBOLINGGO GKMI SEKAR KEDATON

1. Penyedia barang/jasa memasukkan Dokumen Penawaran dalam jangka waktu dan sesuai persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan. Dokumen Penawaran yang disampaikan

"enurut buku profil Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi 'awa (imur, pada tahun )*++ jumlah masyarakat yang telah memenfaatkan pelayanan puskesmas sebanyak )*.-.*)) orang

Berdasarkan evluais kegiatan dapat disimpulkan bahwa limbah pasar buah yang berupa bongol buah pisang, buah pisang, kulit buah nangka, buah-buahan yang sudah membusuk (apel,