Hubungan
Internasional
Danil Akbar Taqwadin, B.IAM, M.Sc. (SS)Hubungan internasional
Hubungan internasional mengacu kepada semua bentuk
interaksi antara masyarakat yang ‘berbeda’ (bangsa) apakah disponsori oleh negara atau tidak.
Awalnya, studi ini memfokuskan kepada hubungan antar
negara sebagai entiti politik yang paling utama (politik
internasional). Namun, fokus kajian berubah setelah era 1960-1970an ketika ramai para ahli juga memfokuskan terhadap peran aktor-aktor lain dalam interaksi internasional.
Oleh karena sifatnya yang merangkul semua, maka studi
hubungan internasional lebih luas cakupannya:
Negara-negara, perdagangan internasional, organisasi internasional,
Pola utama dalam
interaksi antar
negara dan
non-negara dan
Setiap state actor memiliki national
interestnya masing2. bukan hanya
negara, namun juga non-state actors.
Q: bagaimana negara2 dan non-state
1. Dominasi
Dominasi: pola dominasi menganjurkan
untuk menyelesaikan permasalahan
bersama dengan membangun power
hierarchy, yang berada di atas
mengatur yang di bawah (top-down),
(pola yang sama dilakukan oleh
2. Reciprocity (timbal
balik)
Reciprocity: pola reciporcity ini menganjurkan untuk
menyelesaikan permasalahan dengan memberikan
reward
kepada negara atau entiti lainnya yang
berkontribusi positif terhadap hubungan mereka,
dan memberikan
punishment
kepada negara atau
entiti lainnya apabila lebih mementingkan
kepentingan pribadi atau mengganggu kepentingan
bersama (stick & carrot diplomacy).
Pola ini percaya bahwa para aktor dapat bekerja
3. Identity
Identity: merupakan solusi alternative
ketiga dalam menyelesaikan atau
menanggapi permasalahan di dalam
hubungan antar actor dalam ranah
internasional.
Pola identitas menganjurkan bahwa
para aktor seharusnya bergerak sesuai
dengan identitas mereka dalam
Actor dalam
Hubungan
1. Actor Negara
Negara merupakan aktor yang paling penting dalam
hubungan internasional.
Negara merupakan entitas teritorial yang dikontrol oleh
pemerintah dan didiami oleh penduduk.
Dalam hubungan internasional, tidak entitas yang lebih
tinggi daripada negara. Ianya memiliki kedaulatan di dalam teritori wilayahnya sendiri (untuk membuat dan menjalankan UU, menarik pajak, dsb.). Bukan hanya itu, kedaulatan juga diperoleh setelah mendapat pengakuan dari negara lain melalui hubungan
Negara disini termasuk pemimpin negara
(Presiden, Perdana Menteri, Raja, dsb.),
begitu juga birokrasi pemerintahan yang
menggunakan nama negara dalam
aktiftasnya.
Sistem negara beserta kedaulatanya (sistem
negara modern) telah dikenal sejak
Perjanjian Westphalia 1648 setelah 30’s
2. Actor Non-Negara
Memang dalam hubungan internasional,
aktor negara merupakan entitas
terpenting. Namun, aktor negara juga
besar dipengaruhi oleh aktor
non-negara dalam aktiftasnya.
Ketika aktor non-negara ini juga bekerja
1. IGO
International Governmental
Organizations.
IGO
Organisasi yang berisikan
pemerintah negara-negara sebagai
anggotanya.
2. NGO
Non-Governmental
Organization
NGO
organisasi non-pemerintah yang
berdiri sendiri di luar struktur negara.
NGO yang bekerja diluar batas-batas
negara disebut International NGO
Ex. Amnesty International, CMI, HDC,
3. MNC
Multinational Corporation
MNC merupakan perusahaan/bisnis yang
bekerja di luar batas-batas negara.
4. Individual
dalam konteks hubungan
internasional, individu yang dimaksud
memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi
kebijakan dan tujuan suatu entiti di luar
batas-batas negara.
5. Terrorist group
kumpulan orang
yang berusaha menyebarkan teror
kepada khalayak ramai, khususnya
non-combatant, yang bekerja di luar
batas-batas negara.
Salah satu cara untuk menganalisa
kompleksitas dari pengaruh, proses, aktor
dalam hubungan internasional adalah
dengan menggunakan pisau bedah ‘level
of analysis’
1.
Individual level
2.Domestic level
3.Inter-state level
1. Individual level
Individual level fokus dalam membedah
persepsi, pilihan dan tindakan seorang
individu (dalam konteks HI adalah pemimpin,
atau sesorang yang dihormati)
Pemimpin yang hebat mempengaruhi alur
sejarah, begitu pula dengan masyarakat,
pemikir, tentara, dsb.
Ex. Tanpa Lenin, tidak akan ada Uni Sovyet.
2. Domestic level
Analisa pada level domestik fokus terhadap peran,
persepsi, pilihan dan tindakan masyarakat dan
birokrasi dalam sebuah negara yang dapat
mempengaruhi tindakan negara tersebut dalam
arena internasional.
Ex. Apabila tidak ada pressure dari mahasiswa
pada masa reformasi 1998, maka Indonesia masih
tetap mengalami masalah authoritarianism. Oleh
karena itu, protes internasional akan penggunaan
kekerasan di Indonesia akan masih santer
3. Inter-state level
Analisa pada level inter-state fokus terhadap
pengaruh sistem internasional (beranggotakan
negara-negara) terhadap suatu
negara/negara-negara atau kepada individu yang memimpin
negara tersebut.
Analisis ini menitikberatkan pada
relative power
position
dalam sistem internasional dan interaksi
antar negara (perdagangan, dsb.).
Ex. US sebagai
superpower
mengembargo
4. Global level (optional)
Analisa pada level global fokus kepada
menjelaskan peristiwa2 internasional dari sisi
tren global, dan secara langsung
mempengaruhi interaksi antar negara, atau
negara dan non-negara.
Ex. Global warming (pemanasan global)
mempengaruhi interaksi antar
negara-negara di dunia, sehingga lahirlah
Isu-isu dalam setiap level analysis
- Jurang Utara & Selatan - Kawasan dunia
- Komunitas bisnis dan ilmuwan
yang semakin mendunia.
- Power
- Perimbangan kekuatan (balance
of power)
- Formasi dan perpecahan aliansi
Interstate level
- Pertemuan antar negara - Tawar menawar antar negara - Hubungan timbal balik antar
negara
- Partai politik dan pemilihan umum - Opini publik
- Gender
- Sektor ekonomi dan industri - Komplek industri militer - Birokrasi dalam penentuan
kebijakan luar negeri
- Pemimpin hebat
- Pemimpin bertangan besi
- Pengambilan keputusan dalam
masa krisis
Individual level
- Psikologi tentang persepsi dan
pengambilan keputusan
- Background pendidiikan
- Pembunuhan atau perrcobaan
pembunuhan, kecelakaan sejarah
- Partisipasi masyarakat atau individu (dalam pemilihan umum,
Globalisasi menjadi rujukan akan munculnya
tren-tren baru, termasuk meluasnya cakupan
perdagangan internasional, kerjasama moneter,
perusahan-perusahaan multinasional,
telekomunikasi, hubungan antar-budaya, kerjasama
sainstifk dan teknikal, migrasi dan pengungsi,
hubungan antara negara kaya dan miskin, dsb.
Globalisasi dapat diartikan sebagai “proses
meluasnya, lebih mendalam dan percepatan
3 pandangan akan globalisasi
1. Globalisasi merupakan hasil daripada perkembangan
prinsip2 ekonomi liberal. Ex. Munculnya pasar global
proses ekonomi membuat batas2an negara semakin
kabur
perlahan otoritas negara dalam hal ekonomi
jatuh ke tangan institusi supranational (IMF, EU, MNc,
NGO,dsb.)
“nilai2” yang dihasilkan oleh teknokrat
dan elite dalam demokrasi liberal semakin menjadi
“nilai” global
munculnya “peradaban global”
2. Globalisasi tidak akan menghilangkan
jurang antara negara2 utara (kaya) dan
selatan (miskin)
integrasi ekonomi dalam
sebuah single market hanya akan
menciptakan blok2 regional antara Amerika,
Eropa dan Asia
pembentukan sebuah
Evolusi
sistem
Sebuah kajian tidak akan muncul begitu saja tanpa
ada sejarah dan sebab musababnya, begitu pula
dengan kajian hubungan internasional. Kajian ini
bertujuan untuk menganalisis dan meminimalisir
terjadinya konfik dan perang di blantika internasional.
Konsep negara modern (adanya penduduk, teritori,
pemerintah, dan kedaulatan) lahir seiring dengan
terwujudnya
perjanjian Westphalia 1648
, setelah
terjadinya perang 30 tahun antara negara2 eropa
Perang Napoleonic
Perang Napoleonic
yang diusung oleh napoleon
(1803-1815) mendelegitimasikan perjanjian
Westphalia. Sehingga ketika kalah perang seluruh
negara-negara menghukum Napoleon dan
mengembalikan seluruh teritori negara-negara yang
telah dicaplok oleh napoleon ke tempatnya semula.
Kemudian hal ini bertahan hingga meletusnya Perang
dunia pertama (1914-1918). Walau sebelumnya juga
terjadi Franco-Prussian war pada tahun 1870-1871,
yang dimenangkan oleh Jerman. Perang yang
Perang Dunia I
Perang dunia pertama (1914-1918) menggambarkan betapa
dahsyatnya konsekuensi dari perang. Perang ini dipicu oleh pembunuhan Archduke of Ferdinand of Austria di Sarajevo, Serbia (1914).
Perang ini bukan hanya diikuti oleh kekuatan Eropa saja, namun juga
Jepang sebagai wakil Asia yang saat itu masih dalam blok allies (sekutu) melawan Jerman dan Italy.
Seluruh wilayah dunia menjadi battlefeld dalam perang ini. Total war menjadi ideologi dalam perang ini.
Jutaan manusia menjadi korban.
Penggunaan senjata kimia dan taktik brutal digunakan dalam perang ini. Perkembangan teknologi menjadi point utama dalam perang ini (ranjau,
kapal selam, senjata kimia, radar, komputer, artileri berat, tank, dan berbagai teknologi berkembang pada saat itu, dengan tujuan
Seiring dengan berjalannya perang, Russia jatuh ke
tangan Komunis dibawah pimpinan Lenin (1917) dipicu
oleh revolusi Bolshevik yang menjatuhkan Tsar Russia.
(Munculnya Uni Sovyet).
Masuknya US dalam perang tersebut pada tahun yang
sama merubah peta kekuatan antara allies dan axis
power. Tahun 1918, Jerman menyerah kalah, dan
tahun 1919, Jerman dipaksa untuk menyerahkan
League Of Nations
Perang Dunia memunculkan ide
League of Nations
(Liga Bangsa2). Namun, kebijakan isolasi US setelah
perang dunia I, menurunnya kekuatan hegemony
Inggris, dan kejatuhan Rusia akibat revolusi bolshevik,
membuat vakumnya
power politics
antara Perang
dunia I (1919) dan Perang dunia II (1939).
Menjelang perang dunia ke II, Jerman dan Jepang
mengisi ke-vakuman politik ini dengan menerapkan
politik expansi yang menyulut pecahnya perang dunia
ke II. Jerman mulai menyerang Cekoslovakia, dan
Perang Dunia II (wilayah
Eropa)
Pada tahun 1939, Jerman menyerang Polandia yang akhirnya
menggerakkan Britania dan Perancis untuk melawan Jerman. Hal ini menandai dimulainya perang dunia ke II
Sebelumnya Jerman menandatangani perjanjian non-aggression
dengan Uni Sovyet, dan menggunakan seluruh kekuatan militernya dalam melawan Perancis. Dan kemudian mengingkari perjanjian tersebut dan menyerang Uni Sovyet pada 1941.
Tentara Nazi German telah berhasil menguasai seluruh dartaran Eropa
kecuali Inggris dan beberapa wilayah Uni Sovyet.
US masuk ke Perang Dunia ke 2 pada tahun 1942. kekuatan ekonomi
US memberikan kontribusi yang begitu besar dalam mensuplai logistik senjata dan bantuan lainnya kepada sekutunya.
Sejak tahun 1944, kekuatan US dan Britain berhasil menekan German
dari sisi barat, dan Uni Sovyet dari sisi timur.
Perang Dunia II (wilayah Asia)
Di kawasan Asia, Jepang melancarkan politik
expansionisme-nya ke atas wilayah Asia (China, Manchuria dan Wilayah Russia Timur).
Akibatnya , US memberikan punishment kepada Jepang
dengan memutuskan perdagangan minyak dengan Jepang.
Untuk mengatasi ketergantungan ini, Jepang berusaha
untuk merebut ladang2 minyak yang telah berdiri di sekitar Asia Tenggara dan kebanyakan merupakan perusahaan milik US.
Masuknya Jepang dalam PD II di tandai dengan
Hal ini disambut oleh US dengan kebijakan membangun pasukan
militer yang besar sehingga berhasil mengambil alih beberapa pertahanan Jepang di Pacifc area.
Selain itu, penggunaan Bom Nuklir dalam perang juga diperkenalkan
dalam perang ini.
Kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki pada awal Agustus 1945
akibat bom nuklir memberikan efek yang sangat besar bagi perjalanan PD II, yang akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada kekuatan sekutu.
Di satu sisi Perang dunia II mengakibatkan 83 juta korban meregang
nyawa. Tindakan biadab seperti genocide, pembantaian dengan
senjata kimia, dan kerja paksa menjadi poin penting dalam perang ini.
Namun di sisi yang lain, teknologi yang dikembangkan untuk
Perang Dingin
(1945-1990)
Setelah PD II, US dan USSR berubah menjadi superpower dunia.
Masing2 memiliki ideologi yang dipegang dan dijalankan (demokrasi kapitalis vs. komunis), aliansi negara2 sendiri (NATO vs. Warsaw Pact), dan sama2 memiliki senjata nuklir.
Jerman sebagai pihak yang kalah perang pun terbagi dua, (di
satu pihak dikuasai oleh US, Britain, dan Perancis, di sisi lain dikuasai oleh USSR.
Pada tahun 1961, Jerman Timur membangun Tembok yang
memisahkan Jerman timur dan Barat. Hal ini dilihat sebagai simbol terpisahnya eropa menjadi dua bagian.
Sebelumnya, pada pidato Winston Churchill tahun 1949, ia
Walaupun terjadinya konfik West vs East pada
masa ini, namun tidak ada konfik dan perang
terbuka yang mempertemukan kedua Superpower.
Setelah berakhirnya PD II, juga timbul initiative
untuk memperkuat forum internasional dalam
wadah yang dinamakan PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa), yang bertujuan untuk meminimalisir
konfik dan perang yang terjadi di dunia.
Walaupun terjadi konfik kepentingan antara
Untuk menangkal kekuatan Soviet dalam ekspansi ideologinya ke
Eropa barat, US memperkenalkan program Marshall Plan untuk
membantu membangun kembali ekonomi dan infrastruktur negara2 eropa barat.
Dalam periode Cold war, arms race juga terjadi antara kedua
superpower ini. US menerapkan politik containment untuk menangkal jatuhnya negara-negara lain ke dalam pengaruh komunis. Oleh karena itu, US juga menjalin kerjasama dengan
negara-negara lain dan membangun pangkalan militer di beberapa negara untuk tujuan tersebut.
Tindakan politik yang dilakukan oleh US, dari pemberian bantuan,
transfer teknologi, intervensi militer hingga diplomasi, ditujukan untuk tujuan tersebut.
Begitu pula yang dilakukan oleh Uni Sovyet. Untuk meng-conuter
Selama perang dingin berlangsung, kedua
superpower tidak pernah melakukan konfrontasi
secara langsung.
Namun perang inter-state yang kerap terjadi selama
perang dingin, selalu menyediakan lahan tanding
bagi kedua superpower untuk berkonfrontasi.
Ex. China vs Taiwan, negara2 asia tenggara, amerika
latin, amerika tengah dan Afrika dalam dilema
Kenyataannya, pada masa awal perang dingin, superioritas US
pada bidang militer jauh melampaui USSR. Namun, USSR berhasil menyamai kekuatan militer US pada tahun 1970an, yang mana kedua belah pihak dapat memicu perang nuklir atau mencegah kehancurannya sendiri atas terjadinya perang nuklir.
Namun dibalik kesuksesan USSR dalam menyamai catatan
militer US, terdapat kemunduran dari aspek sosial dan ekonomi (kekayaan personal, teknologi, infrastruktur, dan motivasi
warga negara/pekerja) masyarakat Soviet dibandingkan dengan masyarakat US bahkan sekutunya.
Hal ini pada akhirnya membawa kemunduran yang drastis bagi
Konfik antara India dan Pakistan juga
terjadi selama perang dingin, terutama
dalam perebutan wilayah Kashmir.
Kedua negara membangun senjata
nuklir, yang ditujukan untuk deterence
antar dua negara tersebut.
Perang Korea juga terjadi pada periode
Gejala berakhirnya perang dingin ini dirasakan sejak 1989. Demonstrasi pro-demokrasi di China pada juni 1989 disambut
dengan response yang brutal dari pemerintah komunis. Ratusan demonstran ditembak mati dalam demosntrasi di depan gedung Tiananmen.
Kejatuhan tembok Berlin pada tahun yang sama juga
menandakan akhir dari Perang dingin di Eropa. Yang pada akhirnya berujung pada unifkasi Jerman pada tahun 1990. Jatuhnya external power USSR ini, ditanggapi oleh Mikhail
Gorbachev (Presiden Sovyet saat itu) untuk merestrukturisasi kebijakan domestik Soviet menggunakan kebijakan Perestroika (economic reform), dan Glasnost (openness in political
Setelah terpecah, Uni Sovyet terpecah menjadi beberapa
negara seperti Russia, Georgia, Ukraina, Azerbaijan, Armenia dsb. Negara-negara ini menerapkan politik
demokrasi dalam roda pemerintahan mereka. Walaupun begitu, berbagai permasalahan dihadapi oleh negara ini, seperti kejatuhan ekonomi dan fnansial, infasi, korupsi, perang dan melemahnya kekuatan militer.
China tetap menjadi pemerintah yang komunis, namun
meng-liberal-kan ekonominya dan menghindari
Banyak yang beranggapan tentang
penyebab dari berakhirnya kekuatan Uni
Sovyet yang menjadi sumber
berakhirnya perang dingin.
Financial budget untuk Arms race
infasi
Permasalahan internal Soviet yang
Post-Cold war era
Seiring dengan berakhirnya perang dingin dan jatuhnya Uni
Sovyet, hal ini menimbulkan kevakuman dalam power politik di kawasan-kawasan di dunia. Kekuatan baru muncul dan peta konfik lebih berubah ke arah asymmetrical
dibandingkan antar negara.
Praktis, selama periode setelah perang dingin hingga tahun
2000, US menjadi single superpower.
Hal ini terlihat dari invasi Iraq atas Kuwait (timur Tengah)
pada tahun 1990, yang bertujuan untuk memegang kontrol minyak dunia (dari negara-negara arab lainnya)
Menanggapi hal ini, US dan sekutunya menetapkan sanksi
Selain itu, setelah disintegrasi Uni Sovyet, seluruh
negara-negara pecahannya mengadopsi ideologi kapitalis dan demokrasi dalam roda pemerintahannya.
Dalam perjalanannya, tekanan2 brutal Pemerintah Russia
terhadap Separatis Chechnya menimbulkan dilemma keamanan yang baru bagi US dan negara2 demokratik lainnya. Alih2
menjadi teman, Rusia bahkan dapat meng-restart kembali tujuan ekspansionismenya, berdasarkan nasionalisme Russia yang aggressive.
Di lain pihak, hubungan Jepang dan Rusia juga tidak
berlangsung baik, akibat sengketa batas wilayah.
Russia menjadi negara penyambung (successor state) hak veto
Di eropa selatan, setelah berakhirnya perang teluk di
timur tengah (Irak vs Kuwait) Yugoslavia terpecah menjadi beberapa negara.
Setelah disintegrasi ini, ethnic2 di yugoslavia saling clash
sehingga menimbulkan bahaya Genocide yang dilakukan oleh minoritas Serbs terhadap Bosnian dan Croat.
Pada tahun 1999, tentara Serbia pun melakukan “ethnic
cleansing” terhadap minoritas ethnic albanian di provinsi Kosovo.
Yang pada akhirnya, membawa Slobodan Milosevic
Di Afrika, beberapa krisis terjadi setelah periode perang
dingin.
Perang antar faksi, memaksa PBB untuk mengirimkan
peacekeepers ke Somalia. US yang berusaha menangani konfik atas faksi ini melakukan inisiatif yang dikenal
dengan black hawk down operations. Setelah operasi tersebut US keluar dari somalia pada tahun 1992.
Kemudian, terjadi krisis Rwanda antar etnik tutsi dan hutu.
Jutaan penduduk dibunuh hanya dalam masa 2-3 bulan. Konfik antar etnik atau genocide ini seakan tidak
diresponse oleh pemerintah2 negara di dunia. Terutama US yang trauma akibat operasi mereka di Somalia
Dari sisi ekonomi, beberapa negara
pernah diterjang oleh krisis moneter
pada tahun 1997.
Sumber dari krisis ini berasal dari
Memasuki milennium ke 2, US masih menjaga
eksistensinya sebagai superpower.
Namun dari sisi ekonomi, Uni Eropa dan China
semakin tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru.
Seiring dengan ini, pada tanggal 11 Sept 2001, US
diserang oleh Teroris yang menamakan dirinya
Al-Qaeda. Serangan ini menghancurkan WTC, dan
sebagian gedung Pentagon.
Sejak saat itu, US (George W. Bush) memobilisir
Tidak lama setelah serangan ke daratan Amerika, US dan
sekutunya menginvasi Afghanistan pada akhir 2001, yang dianggap mendukung pergerakan Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden.
Kemudian, US dan Inggris beserta sekutunya juga
menginvasi Iraq pada tahun 2003. invasi ini menimbulkan protes di seluruh dunia akibat tindakan Amerika yang di anggap terlalu massive. Beberapa negara seperti Russia, China, German, Perancis dll, tidak mendukung invasi ini. US berdalih bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah
massal dan Saddam layak untuk dihukum setelah
Tindakan ini akhirnya menyulut kemarahan umat muslim
di seluruh dunia. Selain itu, munculnya islamophobia akibat isu terorisme yang selalu dikaitkan dengan islam dan serang sekutu yang mendiskreditkan negara islam, akhirnya menimbulkan sentiment2 buruk antara islam dan agama yang lain (yang di konotasikan sebagai pemegang kekuasaan negara2 sekutu).
Pada tahun 2006, opini publik Amerika menyatakan
protes terhadap peperangan yang dilakukan oleh
pemerintahannya setelah melihat dari prospek konfik antara Sunni dan Syiah di Iraq. Puluhan ribu hingga
Pada tahun 2003, Korea utara memulai program senjata nuklirnya dan
melakukan tes pada 2006. hal ini kemudian menjadi dilema keamanan bagi Korea Selatan (sekutu daripada US). Hal ini juga menandakan meningkatnya tensi kembali antara kedua negara setelah perjanjian gencatan senjata pada tahun 1956.
Pada tahun yang sama pula, Iran juga melakukan program pengayaan
uranium yang dapat dipergunakan untuk membangun senjata nuklir. Akhirnya Iran mendapatkan Sanksi dari US akibat menyalahi aturan IAEA (Iran telah keluar dari IAEA pada tahun 2003).
Konfik juga terjadi antara Israel dan Palestina setelah kemenangan partai
HAMAS (cara2 militer) pada tahun 2006. konfik antara palestina dan Israel juga semakin Intens. Israel juga mendapatkan serangan dari Hezbollah dari Lebanon selatan. Yang akhirnya menambah tensi keamanan di timur tengah.
Tensi antara muslim dan masyarakat barat juga meningkat akibat
Masa post-cold war, bukan hanya
dipenuhi akan konfik (inter-state dan
intra-state) namun juga munculnya
masalah2 baru yang terlupakan seperti
global warming, penyebaran wabah
(Sars, Mers, Ebola, HIV/AIDS, Flu burung,
Anthrax dll.), migrasi dan pengungsi,
Perkembangan ekonomi China yang begitu pesat juga
menjadi perhatian dalam hubungan internasional.
Kekuatan nuklir yang dimiliki oleh china, dan satu2nya
negara dengan pemerintahan komunis menjadikan china sebagai negara selatan yang sangat penting dipertimbangkan dalam arena internasional.
Berbagai isu yang mengaitkan china dengan negara2
lain seperti klaim wilayah kaya minyak di laut china
Pada tahun 2008, krisis moneter kembali
terjadi. Krisis ini menimpa negara2 eropa
dan amerika utara. Namun, dampaknya
tidak begitu dirasakan oleh negara2 asia
dan amerika latin. Hal ini menunjukkan
tingkat dependency negara2 tersebut
terhadap negara2 barat semakin
berkurang, dan pada akhirnya
Pada december 2010, gelombang perlawanan
dan demokratisasi muncul di belahan timur
tengah. Awalnya berasal dari sebuah
demonstrasi kecil di sebuah pasar di Tunisia
menuntut reformasi pemerintahan.
Tuntutan ini, bersama dengan penggunaan
media sosial dan televisi (Al Jazeera) sebagai alat
penyebaranya berhasil mempengaruhi politik
negara-nagara timur tengah yang pada
Gerakan revolusioner ini (non-violent dan violent),
akhirnya menumbangkan regime di Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman. Konfik sipil juga muncul di Bahrain dan Syria. Protest dan perlawanan dalam skala besar juga terjadi di Aljazair, Iraq, Jordan, Kuwait, Maroko, Israel dan Sudan. Protes dan perlawanan skala kecil juga terjadi di
Mauritania, Oman, Saudi arabia, Djibouti, Wesstern Sahara dan Palestina.
Banyak yang menganggap pola yang terjadi di timur
tengah sama seperti yang terjadi pada masa berakhirnya perang dingin yang mana Uni Sovyet terpecah dan
Saat ini isu tentang ISIS (islamic state of Iraq and Syria)
atau IS (islamic state) tengah santer terdengar. Berbeda dengan gerakan Al-Qaeda, IS lebih memfokuskan dirinya dalam membentuk khilafah islam (negara islam). Saat ini, IS telah memiliki unsur2 de facto (teritori, penduduk dan pemerintah), namun tidak dengan unsur de jure
(kedaulatan/pengakuan dari negara lain).
IS dianggap sebagai gerakan radikal oleh banyak negara.
Prinsip Sunni radikal digunakan oleh IS dalam