ASPEK HUKUM PENDIRIAN
DAN
OPERASIONALISASI RUMAH SAKIT
FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS
Kuliah S2 - MARS
TUJUAN
•
Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar
Aspek Hukum Pendirian Dan Operasionalisasi
Rumah Sakit
•
Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik dan
jadwal mata ajar Aspek Hukum Pendirian Dan
Oprasionalisasi Rumah Sakit
•
Mahasiswa
dapat
menggambarkan
sistem
evaluasi pembelajaran dan buku wajib
•
Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang
diharapkan dari mata ajar
-
Prinsip dasar pengaturan
-
Persyaratan pendirian RS
-
Persyaratan operasional RS
-
Pembinaan dan pengawasan
•
Fungsi pengaturan & pengendalian
pemerintah
•
Aspek perlindungan hukum
•
Kompetensi dan kewenangan
•
Mengurangi pelayanan di bwh standar
•
Memacu profesionalisme, efsien
•
Izin mekanisme upaya mutu paling tua
•
Izin ada batas waktu (dapat dicabut)
•
Tenaga kesehatan/tenaga kerja :
praktek tenaga medis, praktek
bidan, izin kerja tenaga kerja asing
•
Institusi / sarana kes
RS, Balai
Pengobatan, Rumah Bersalin,
Apotik, Laboratorium, dll
•
Penggunaan peralatan : izin
6
•
PERIZINAN
•
AKREDITASI
•
KLASIFIKASI
•
SERTIFIKASI
•
STRATIFIKASI
•
STANDARD
MUTU
PELAYANAN
SARANA
YANKES
AKUNTABILITAS
PADA
MASYARAKAT
7
PERIZINA
N
Kelayakan utk melaksanakan
kegiatan (Standar input)
AKREDITA
SI
Proses pelaksanan
pemenuhan standar
pelayanan (Standar input,
proses & output/outcome)
KLASIFIKA
SI
Pengelompokan secara
berting- kat berdasarkan
kemampuan yan di RS
(standar input)
SERTIFIKA
SI
Kompetensi seseorang atau
kelayakan peralatan
8
RS SEBAGAI SARANA PELAYANAN
KES
a. Jenis pelayanan
- RSU
semua bidang dan jenis penyakit
- RSK
bidang dan jenis penyakit tertentu, berdasarkan
disiplin ilmu, gol. Umur, organ, jenis penyakit dll
b. Kepemilikan
- RS Publik
Pemerintah Berbentuk BLU (UPT, LTD)
I. PERATURAN DASAR - Keputusan Pemerintah BLU
- Swasta AD / ART (PT/Yayasan/Badan hukum lainnya)
II. PERATURAN PERUMAHSAKITAN - Permenkes
- SK Menkes / Mendagri
III. PERATURAN INTERNAL RS / HBL – harus dibuat
IV. PERATURAN TEKNIS PELAKSANA - STANDAR, SOP
V. ATURAN HK UMUM - (KUHP, KUHPerd, UU Lingkungan, UU
Tenaga Kerja, UU Perlindungan
HUBUNGAN HUKUM DALAM RUMAH SAKIT
10 DIREKSI PEMILIK NAKES / DOKTER PASIEN ADMINISTRASI RS PEMASOK KARY. LAIN1. Pemilik, Direksi, SMF
2. Direksi, Nakes, Adm + Kary
3. Direksi dan SMF, Nakes
4. Direksi, Nakes, Pasien
5. Direksi, Adm RS, Pemasok
HBL
SOP
STANDARD
Standar/sop HK Umum
HUKUM UMUM
1. Ketentuan hak tanah (Badan Pertanahan)
2. Perizinan mendirikan badan usaha (Dep.Kehakiman)
3. Perizinan lokasi, perizinan usaha (Dep.Dalam Negeri)
4. Perizinan Usaha Perusahaan (Dep.Perdagangan)
5. Izin Bangunan (IMB dan IPB – Pemda)
6. Ketentuan Kelestarian Lingkungan (Menneg
Lingkungan Hidup)
7. Bea masuk barang dan perpajakan (Dep.Keuangan)
8. Pajak Daerah : Papan Reklame dll (Pemda)
9. Ketentuan Ketenaga-kerjaan (Depnaker)
11.
Perlindungan Bahaya Kebakaran (Pemda)
12. Ketentuan Perlindungan Radiasi (Batan, Bapeten)
13. Investasi & Permodalan (BKPM)
14. Penerapan tarif dan kelas (Kadinkes atau
Kemampuan Pasar)
15. Ketenagaan Kesehatan (Depdikbud, Depkes)
16. Penelitian Klinis (Menneg, Ristek, Depkes)
17. Perbekalan Farmasi (Depkes)
18. Pengaturan Keprofesian (IDI, PPNI, ISFI dll)
19. Pengendalian Etika (ERSI, KODEKI dll)
20. Perlindungan Hukum (Dep.Kehakiman)
PERIZINAN RUMAH SAKIT
Izin mendirikan
Tata Cara Perizinan RS
1.Pemilik atau pengelola mengajukan permohonan Izin
Mendirikan sesuai dengan klasifkasi Rumah Sakit.
2.Lampiran
a.fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah, kecuali
instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
b.studi kelayakan;
c.master plan
;
d.Detail Engineering Design
;
e.dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan
(UPL,AMDAL)
f.fotokopi sertifkat tanah/bukti kepemilikan tanah atas
nama badan hukum pemilik rumah sakit;
g.izin undang-undang gangguan (
Hinder Ordonantie
/HO);
h.Surat Izin Tempat Usaha (SITU);
PERSYARATAN PENDIRIAN RS
1. Penyelenggara RS
2. Study Kelayakan dan Master Plan
3. Persyaratan Lokasi
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (1)
1.
PENYELENGGARA RUMAH SAKIT
• Pemerintah (Berbentuk BLU /
BLUD)
• Swasta
Badan Hukum
- Yayasan
- Perseroan Terbatas
- Koperasi
- Perkumpulan
- Badan hukum lainnya
BENTUK-BENTUK BADAN HUKUM
Perkumpulan (pasal 1654-1665 KUH Perdata)
Perseroan Terbatas (UU No.1 / 1995)
Koperasi (UU No.12 / 1967)
Yayasan UU No.16 / 2001 jo UU No.28 Tahun 2004
18
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (2)
2. Study Kelayakan dan Master Plan
- analisa kebutuhan pelayanan
- rancangan pengembangan
- analisa keuangan dan kemampuan
pembiayaan
- analisa kebutuhan sarana, prasarana, tenaga
dan peralatan
Studi Kelayakan (Gambaran kegiatan perencanaan Rumah Sakit secara fsik dan nonfsik) :
•Kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit, yang meliputi kajian demograf: luas wilayah dan kepadatan penduduk serta karakteristik penduduk (umur, jenis kelamin, dan status perkawinan);
•kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata bruto;
•kajian morbiditas dan mortalitas, mempertimbangkan sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka persalinan;
•kajian kebijakan dan regulasi, pengembangan wilayah pembangunan sektor nonkesehatan, kesehatan, dan perumah sakitan.
Kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia
,
dan peralatan
sesuai kriteria klasifkasi
Rumah Sakit :
•
Lahan dan bangunan Rumah Sakit
harus dalam satu
kesatuan lokasi yang saling berhubungan dengan ukuran,
luas dan bentuk lahan serta bangunan/ruang mengikuti
ketentuan tata ruang daerah setempat yang berlaku.
Kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan
:
•
prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber
pendanaan;
•
prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap
prakiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur;
•
prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak
tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia;
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (3)
3. Persyaratan Lokasi
a. Persyaratan kesehatan lingkungan
- upaya pemantauan lingkungan (UPL)
- upaya pengelolaan lingkungan (UKL)
- analisa dampak lingkungan (amdal)
b. Persyaratan Tata Ruang
- RTRW (rencana tata ruang wilayah)
Persyaratan lokasi
meliputi :
•
Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat
kaki gunung yang rawan terhadap longsor, dekat anak sungai
atau badan air yang dpt mengikis pondasi, dekat dengan
jalur patahan aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir,
berada dalam zona topan/badai, dan lain-lain).
•
Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur
transportasi.
•
Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih,
jaringan air kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
•
Ketersediaan lahan parkir.
•
Tidak berada di bawah pengaruh SUTET.
•
rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas
lain;
•
jumlah, spesialisasi, dan kualifkasi sumber daya manusia;
dan
•
jumlah, jenis, dan spesifkasi peralatan mulai dari peralatan
• Master plan memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun kedepan dalam
pemberian pelayanan kesehatan secara optimal yang meliputi identifkasi proyek perencanaan, demografs, tren masa
depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.
• Detail Engineering Design merupakan gambar perencanaan lengkap Rumah Sakit yang akan dibangun yang meliputi
gambar arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri.
• Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan atas upaya pengelolaan lingkungan (UKL), upaya
pemantauan lingkungan (UPL), atau analisis dampak
lingkungan (AMDAL) berdasarkan klasifkasi Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Izin undang-undang gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/ atau surat izin tempat usaha (SITU), dan izin mendirikan
24
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (4)
4. Persyaratan Bangunan
a. Persyaratan administratif
- status hak atas tanah
- status pemilik bangunan
- izin mendirikan bangunan (IBM)
- izin penggunaan bangunan (IPB)
b. Persyaratan Teknis
- tata bangunan (peruntukan, insentitas, arsitek
bangunan)
- keandalan bangunan (keselamatan kes, kenyamanan
dan persyaratan kemudahan)
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (5)
5. Persyaratan Prasarana Kesehatan
a. memenuhi standar pelayanan di K3
- instalasi air, listrik, gas, uap
- instalasi pengolahan limbah (padat, cair, gas,
radioaktif)
- pencegahan dan penanggulangan kebakaran
- penyejuk udara
- komunikasi informasi
- genset, UPS
26
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (6)
6. Persyaratan Ketenagaan
a. Jenis tenaga
- tenaga medis
- tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
- tenaga kesehatan lain (sesuai kebutuhan)
- tenaga non kesehatan
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (7)
7. Persyaratan Peralatan
- peralatan medis (keperluan diagnosa, terapi,
rehab dan peneliti medik)
- peralatan non medis (mendukung keperluan
tindakan medis)
- peralatan medis melalui penapisan teknologi,
pengujian dan kalibrasi(sesuai kebutuhan)
IZIN OPERASIONAL
•
Izin Operasional merupakan izin yang
diberikan kepada pengelola Rumah Sakit
untuk
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
•
Izin operasional berlaku untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan
•
Perpanjangan izin operasional dilakukan
dengan
mengajukan
permohonan
perpanjangan selambat-lambatnya 6 bulan
sebelum habis masa berlaku Izin Operasional
IZIN OPERASIONAL
• Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan untuk pertama kali;
• profl Rumah Sakit, (visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana strategi, dan struktur organisasi);
• isian instrumen self assessment sesuai klasifkasi Rumah Sakit (pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan prasarana);
• gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana pendukung;
• izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifkat laik fungsi;
• dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
• daftar sumber daya manusia;
• daftar peralatan medis dan nonmedis;
• daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
•
Instrumen self assessment
•
Dokumen administrasi dan manajemen :
a. badan hukum atau kepemilikan;
b. peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws);
c. komite medik;
d. komite keperawatan;
e. satuan pemeriksaan internal;
f. surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga
kesehatan;
g. standar prosedur operasional kredensial staf medis;
h. surat penugasan klinis staf medis; dan
Pimpinan atau Kepala RS
•
Pasal 34 UU No 44 Th2009 tentang Rumah Sakit :
(1).Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis
yang
mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.
(2) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai
pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMILIK RUMAH SAKIT
. menetapkan misi, falsafah dan tujuan rumah sakit .
•menentukan AD/ART rumah sakit;
•bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Peraturan Pemerintah yang berhubungan dengan perumahsakitan;
•mengangkat dan memberhentikan badan pembina (dewan penyantun);
•mengangkat dan memberhentikan direksi, penguasaan perbendaharaan;
•pencari dana dan penerima donasi
•penjamin kredit atau penjamin leasing
•mengagunkan kekayaan dan atau menghapuskan kekayaan;
•menerima laporan kekayaan dari dewan penyantun (dewan pengawas) dan direksi
•merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan pengembangan rumah sakit.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGELOLA RUMAH SAKI
T
• melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan;
• melaksanakan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit secara terpadu, efsien, efektif dan kreatif;
• menyusun kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan di rumah sakit;
• membina pelaksanaan kegiatan di rumah sakit;
• mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
• menyusun rencana kerja dan rencana anggaran tahunan;
• melaksanakan program kerja dan anggaran tahunan yang telah disetujui;
• mengusulkan rencana pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana rumah sakit yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan saat ini dan pengembangan di masa depan;
STANDAR KOMPETENSI PEJABAT DI
RS
(Permenkes 971/2008 )
PERSYARATAN UMUM•
Standar kompetensi jabatan meliputi Kompetensi
Dasar, Kompetensi Bidang dan Kompetensi Khusus.
•
Kompetensi Dasar
harus dimiliki oleh Pejabat
Struktural sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
•
Kompetensi Bidang
didapat melalui
pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
kesehatan sesuai dengan bidang pekerjaannya
•
Kompetensi Khusus
harus dimiliki oleh pejabat
I. Kompetensi dasar :
•
Integritas;
•
Kepemimpinan;
•
Perencanaan;
•
Penganggaran;
•
Pengorganisasian;
•
Kerjasama; dan
Kompetensi Direktur Utama
/Direktur RS
1. Harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. 2. Telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi
Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan
Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
3. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama satu tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural. 4. Pengalaman jabatan meliputi :
5. Direktur Rumah Sakit Kelas A pernah memimpin Rumah Sakit Kelas B dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas A paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
6. Direktur Rumah Sakit Kelas B pernah memimpin Rumah Sakit Kelas C dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas B paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
7. Direktur Rumah Sakit Kelas C pernah memimpin Rumah Sakit Kelas D dan/atau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Rumah Sakit Kelas C paling singkat selama 1 (satu) tahun. 8. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas
Kompetensi Direktur/Wakil Direktur
Pelayanan Medis
• Rumah Sakit Pendidikan : Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang pendidikan Dokter Spesialis atau Dokter dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.
• Rumah Sakit Non Pendidikan : Rumah Sakit yang tidak menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang pendidikan tenaga medis dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.
• Telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi : a. Kepemimpinan,
b. Kewirausahaan,
c. Rencana Strategis Bisnis, d. Rencana Aksi Strategis,
e. Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, f. Tatakelola Rumah Sakit,
g. Standar Pelayanan Minimal, h. Sistem Akuntabilitas,
i. Sistem Remunerasi Rumah Sakit, dan j. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Kompetensi
Direktur/
Wakil
Direktur
Administrasi Umum
•
Wakil Direktur Administrasi Umum
berlatar
belakang pendidikan Sarjana dengan pendidikan
Sarjana Strata 2 (dua) bidang Kesehatan.
•
Wakil Direktur Administrasi Umum
telah
mengikuti pelatihan :
• Kepemimpinan
• Kewirausahaan,
• Rencana Aksi Strategis,
• Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan,
• Sistem Rekruitment Pegawai, dan
• Sistem Remunerasi.
• Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling lama
1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.
Kompetensi Direktur / Wakil Direktur Keuangan :
a. Berlatar belakang pendidikan paling sedikit
Sarjana Ekonomi atau Akuntansi atau sejenis
b. Telah mengikuti pelatihan Rencana Aksi
Strategi,
Rencana
Implementation
dan
Rencana Tahunan, Laporan Pokok Keuangan,
Akuntansi, Rencana Bisnis Anggaran, dan
Sistem Informasi.
c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling
lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.
Kompetensi Direktur / Wakil Direktur SDM :
a. Latar belakang pendidikan Sarjana dengan
pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang
kesehatan.
b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan
dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,
Rencana
Implementasi
dan
Rencana
Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan
Sistem Remunerasi.
c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling
lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.
Kompetensi Direktur / Wakil Direktur Pendidikan :
a. Berlatar belakang pendidikan tenaga
medis dengan pendidikan Sarjana Strata 2
bidang kesehatan.
b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan
dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,
Rencana Implementasi dan Rencana
Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan
Sistem Remunerasi.
c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau paling
lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.
Kompetensi Kepala Bidang dan/atau
Kepala Bagian
a. Berlatar belakang pendidikan paling
sedikit Sarjana sesuai dengan bidang
kerjanya.
b. Telah
mengikuti
pelatihan
Kepemimpinan dan Kewirausahaan,
Rencana Aksi Strategis, Rencana
Implementasi dan Rencana Tahunan,
Sistem Rekruitment Pegawai, dan
Sistem Remunerasi.
c. Pelatihan harus dipenuhi sebelum atau
paling lama 1 (satu) tahun pertama
setelah menduduki jabatan struktural.
d. Diutamakan
memiliki
pengalaman
Kepala Seksi dan/atau Kepala
Subbagian
a. Berlatar belakang pendidikan paling
sedikit Sarjana sesuai dengan bidang
kerjanya.
b. Telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan
dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,
Rencana
Implementasi
dan
Rencana
Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan
Sistem Remunerasi.
Trend Issue Perumah
Sakitan
Perubahan Manajemen Tradisional ke
Manajemen Transformational
Era desentralisasi mengharuskan
pelaksanaan
Good Governance
RS sebagai industri yang padat modal,
padat karya dan padat teknologi
multi
profesi
Good Corporate Governance
Konsep opinion based treatment
evidence-based treatment
Good
PRINSIP DALAM LIBERALISASI KESEHATAN
Kebijaksanaan mengikuti azas dari WTO, AFTA
Kebijaksanaan berazas melindungi kepentingan
masyarakat Indonesia
Kebijakan liberalisasi bidang kesehatan
dilakukan secara bertahap, memperhatikan
tujuan nasional, tingkat kemajuan dan fleksibel
Kebijaksanaan disusun bersama berdasarkan
azas manfaat : alih teknologi, perluasan usaha
dan pertumbuhan ekonomi
SARANA YANG DIBUKA DALAM RANGKA PMA
1.
Rumah Sakit
2.
Medical Cek Up
3.
Laboratorium Klinik
4.
Pelayanan Rehabilitasi Mental
5.
Penyewaan Peralatan Medis
6.
Jasa asistensi evakuasi dalam darurat
7.
Jasa Manajemen Rumah Sakit
1. Persyaratan Rumah Sakit
a. RS dengan pelayanan tersier (minimal 200 tt)
b. PMA harus berpatungan dengan Perusahaan Nasional c. RS dipimpin oleh Direktur (seorang tenaga medis WNI) d. Semua tenaga medis WNI
e. Lokasi pendirian RS harus sesuai analisa kebutuhan pelayanan kesehatan dan studi kelayakan
f. Perizinan RS PMA
1. Mengajukan permohonan ke Menkes 2. Penilaian studi kelayakan Depkes 3. Rekomendasi Depkes
4. Mengajukan permohonan ke BKPM, Depkes mengeluarkan Izin sementara atau persetujuan BPM (Dinkes)
•
Tujuan pembinaan dan
pengawasan
•
Pelaksana pembinaan
dan pengawasan
•
Substansi pembinaan
dan pengawasan
•
Mekanisme pembinaan
dan pengawasan
50
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
(BINWAS)
•
Penerapan aturan yang berlaku
•
Peningkatan mutu pelayanan
•
Profesionalisme
•
Pengawasan dilakukan oleh Badan
Pengawas Rumah Sakit, Badan
Pengawas Rumah Sakit Daerah
•
Binwas dilaksanakan secara berkala dan
berjenjang
Pem. Pusat, Provinsi, Kab/Kota
•
Melibatkan organisasi profesi dan
perumahsakitan
•
Kordinasi dengan instansi terkait
(Diknas, Naker, Dagri dll)
•
Aspek perijinan
- Sarana kesehatan
- Tenaga kesehatan
- Peralatan
•
Pelaksanaan kegiatan pelayanan di
RS
•
HBL, SOP, Standar Profesi
•
Pencatatan dan Pelaporan
- Rekam Medis