• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti dari lambang simbol KEKRISTENAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arti dari lambang simbol KEKRISTENAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ARTI SIMBOL-SIMBOL DAN WARNA DALAM IBADAH /

DI GEREJA

A.

PAKAIAN JABATAN

Toga, Bef, Clergical Collar & Stolla

Kebanyakan gereja-gereja Kristen di Indonesia mengenal semacam Pakaian Jabatan, yang mereka ambil-alih dari Gereja-gereja partner mereka di Barat. Bentuknya hampir sama semacam toga (= gaun) hitam, yang dipakai dengan “bef” (dasi putih) dan dengan atau tanpa stolla (= kain atau pita lebar dan panjang). Fungsinya tidak begitu jelas. Tetapi dalam praktik Gereja-gereja ini, secara sadar atau tidak sadar menganggapnya sebagai Pakaian Jabatan atau Pakaian Liturgis resmi. Oleh

karenanya, setiap orang yang memangku jabatan gerejawi harus memakai pakaian jabatannya pada saat ia melayani dalam pelayanan-pelayanan resmi. Hal ini hanya berlaku bagi Pendeta. Bagi Penatua dan Diaken yang umumnya dianggap “kurang setara” dengan Pendeta dibebaskan dari kewajiban di atas.

Pakaian Jabatan ini telah lazim dalam Gereja-gereja Kristen Katolik dan Kristen Protestan Reformasi, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai barang/tradisi asing diimpor dari Barat. Namun demikian, pada beberapa dasawarsa terakhir ini ada gereja, antara lain GPIB, yang tidak puas lagi dengan bentuk pakaian jabatan ini dan hendak menggantikannya dengan bentuk lain. Sayangnya, ketidakpuasan para pemimpin gerejawi di GPIB ini lebih banyak disebabkan alasan-alasan kultural dan bukan alasan teologis.

(2)

B. WARNA KAIN-KAIN LITURGIS

Warna-warna gerejawi telah lama digunakan dalam ruang ibadah kita, terutama untuk taplak meja, kain di mimbr (antependium), kain panjang di kayu salib (stolla besar) dan stolla yang dikenakan Pelayanan Gerejawi. Gereja memakai kain dalam warna-warna yang bergantian sesuai kalender gerejawi.

1. Putih

Adalah lambang dari warna terang, cahaya lilin, warna bagi peran malaikat Allah, para kudus dan warna bagi Kristus yang dimuliakan. Warna yang melambangkan kekudusan dan

kebersihan. Oleh sebab itu warna ini digunakan dalam masa raya yang berkenaan dengan Kristus, misalnya Natal, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, dan masa raya kesukaan misalnya dalam pelayanan Baptisan dan Perjamuan Kudus. Digunakan juga dari masa Natal sampai Minggu sebelum Epifania/Perjamuan Malam/Perjamuan Tuhan (6 Januari) dan hari raya Paskah hingga sebelum minggu Pentakosta.

2. Ungu (lebih tepatnya violet)

Adalah warna tergelap dalam warna gerejawi yang menunjukan penyesalan dan pertobatan yang sungguh-sungguh. Digunakan pada masa 40 hari sebelum Paskah (Minggu sengsara) dan masa-masa menjelang Natal (Minggu Adventus).

3. Merah

(3)

Perayaan Pentakosta. Warna merah juga melambangkan warna darah, kesetiaan sampai mati, iman yang berapi-api sehingga digunakan dalam peringatan Reformasi, penahbisan rumah ibadah, sidhi, peneguhan Pendeta, Diaken dan Penatua. Juga pada peringatan hari Pekabaran Injil, pengutusan pengijil dan hari-hari raya ekumenis.

4. Hijau

Adalah warna komplemen dari merah. Melambangkan penyembuhan, ketenangan dan pertumbuhan iman. Merupakan warna pengharapan. Hijau memberitakan kemurahan hati, keselamatan dari Allah yang menyembuhkan dan memperbaharui. Digunakan pada hari Minggu Trinitas (Minggu pertama sesudah Pentakosta, kecuali masa sengsara, adventus, dan hari raya Kristen lainnya). Merupakan juga makna dari pertumbuhan iman jemaat baru. 5. Merah Muda

Rose, adalah perlemahan dari violet (ungu tua), lambang penyesalan dan pertobatan yang tertahan. Maksudnya, sengsara boleh sementara waktu digantikan dengan senyuman dalam menyongsong Natal dan Paskah. Digunakan pada Minggu adventus ke-3 dan Minggu

sengsara ke-5. 6. Hitam

Adalah warna liturgis yang paling kuno. Lambang keputusasaan. Warna ini sudah tidak dipakai lagi. Perlu juga dipertanyakan tentang warna liturgis yang dikenakan Pendeta yaitu Toga hitam. Pemberitaan firman adalah pemberitaan Kristus yang telah menang, sudah selayaknya mereka dibebaskan dari warna kedukaan. Bahkan dalam pelayanan duka (misalnya pelayanan pemakaman jenazah) sekalipun, sebenarnya warna violet(Ungu) lebih baik daripada hitam, karena kita sudah diperbolehkan hidup dalam kemenangan Kristus.

C. BERBAGAI SIMBOL LAIN A. Alfa dan Omega,

(4)

B. Air

Air adalah sumber kehidupan, tetapi sekaligus dapat mengancam kehidupan

(banjir, badai di laut...). Air juga berfungsi untuk mencuci atau membersihkan.

Dalam Alkitab, simbol ini sering dihubungkan dengan berkata bahwa Allah

sebagai sumber mata air, kesegaran atau sumber kehidupan dan keadilan,dan

bahwa Yesus memberi air yang hidup (Yoh 4:14). Yesus juga membasuh kaki

murid-muridNya dengan air sebagai tanda pelayanan dan pembersihan dari

dosa. Murid-muridNya dipanggil untuk berbuat hal yang sama (Yoh 13:15).

Namun ritus pembasuhan kaki masih jarang dipraktekkan dalam ibadah

(5)

C. Altar

Altar gereja mengingatkan baik pada tempat persembahan korban dalam Perjanjian Lama maupun pada meja perjamuan Paskah Yesus dengan muridmuridnya pada malam sebelum ia disalibkan. penggunaan altar baik sebagai meja perjamuan kudus maupun sebagai

tempat persembahan (kolekte) masih mencerminkan makna ganda tersebut. Selain itu, altar biasanya dihias dengan simbol-simbol lain seperti salib, alkitab, lilin, bunga dsb.; Dalam arsitektur gereja, altar sering ditempatkan langsung di depan atau di bawah mimbar untuk menekankan kesatuan antara sakramen (perjamuan kudus/altar) dan firman

(khotbah/mimbar).

d. Bendera

(6)

pemisahan antara kepentingankepentingan politik dan misi universal gereja.

E. Lilin

Lilin biasanya dinyalakan dalam setiap ibadah, paling tidak pada ibadah-ibadah natal dan ibadah-ibadah paskah (lilin paskah) sebagai simbol Kristus yang hidup dan menjadi “terang dunia” (Yoh 8:12, bdk Yoh 1 dll.). Lilin juga mengingatkan kita pada panggilan untuk menjadi “garam dan terang dunia” (Mat 5:13-16); lilin secara umum bisa menjadi simbol kehidupan manusia yang mengorbankan diri demi panggilannya untuk menerangi kegelapan. Dalam ibadah dukacita lilin juga mewakili kehidupan kekal, bahwa orang yang telah meninggal sekarang adalah di tangan Tuhan. Keempat lilin dalam “krans adven” adalah simbol

pengharapan yang menantikan kelahiran terang dunia (dalam minggu pertama adven, satu lilin dinyalakan, dalam minggu kedua dua dst.). Sementara ketujuh lilin dalam “Menorah” (yang juga menjadi symbol agama Yahudi) sering diidentifikasi dengan “ketujuh anugerah Roh” (Yes 11:2; bdk Paulus)

(7)

Bunyi lonceng adalah simbol perhatian dan panggilan beribadah dan juga mengingatkan akan pengadilan Allah. Lonceng digunakan baik dalam sukacita (paskah, memuji tuhan dalam ibadah...) maupun dukacita (orang meninggal, bencana...). Secara kontekstual, lonceng juga bisa diganti oleh alat musik yang lain, misalnya alat music tiup atau gendang

G. Merpati

Burung merpati dalam tradisi Kristen terutama dipahami sebagai symbol kehadiran Roh Kudus yang mengingatkan kita pada peristiwa baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis (Mat 3:16 bdk Mrk, Luk dan Yoh). Seekor burung merpati dengan sebuah ranting zaitun telah menjadi simbol universal untuk perdamaian dan mengingatkan pada kisah Nuh (Kej 8:11), di mana sehelai daun zaitun menjadi tanda bahwa air bah telah surut dan simbol untuk

perjanjian Allah dengan umat manusia dan segala ciptaan-Nya. Kadang-kadang, dua ekor burung merpati juga digunakan sebagai simbol cinta kasih

(8)

Minyak (minyak zaitun, minyak wangi atau minyak berharga lain) dalam alkitab adalah symbol berkat dan pemberian otoritas oleh Allah misalnya dalam ritus pentahbisan raja Israel. Minyak juga digunakan untuk meminyaki orang mati. Kedua arti ini merupakan latar belakang simbolis waktu Yesus diurapi oleh seorang perempuan (Mat 26:7) dan para perempuan ingin meminyaki jenazah Yesus. Minyak juga mingingatkan kita pada

perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (Mat 25; minyak untuk pelita sebagai simbol kesiapan untuk kedatangan Yesus). Dalam ibadah (atau pelayanan kepada orang sakit), minyak sebagai simbol berkat kebanyakan digunakan dalam tradisi katolik, tetapi kadangkadang juga dalam ibadah protestan atau ekumenis.

I. Pohon dan Tumbuhan

Pohon secara umum adalah symbol kehidupan dan dalam Alkitab (bersama dengan

(9)

tumbuhan-tumbuhan hijau maupun bungabunga sebagai tanda kehidupan dan pujian atas keindahan ciptaan Allah adalah suatu hal yang sangat wajar. Daun palem misalnya sebagai symbol penyembahan, syukur dan penghormatan kepada Tuhan mengingatkan kita pada Yesus yang dieluelukan di Yerusalem dengan “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel” (Yoh 12:13). Secara khusus, pada hari natal, gerejagereja maupun rumah-rumah dan tempat umum lainnya dihias dengan pohon-pohon pinus dan rantingranting hijau lainnya, yang dihias dengan lilin, bintang-bintang, buah, kapas sebagai salju dll (“pohon natal”, “pohon terang”...). Pohon pinus adalah simbol lama dalam budaya Eropa untuk kehidupan bahkan di tengah-tengah kondisi yang sulit, karena inilah satusatunya pohon yang daunnya tidak gugur tetapi ia tetap hijau selama musim dingin (musim salju). Simbol non-Kristen ini diangkat oleh tradisi Kristen dan dihubungkan dengan simbol-simbol lain (terang, bintang...) sebagai simbol pengharapan dan kehidupan melalui Yesus Kristus yang lahir di tengahtengah dunia yang gelap dan tidak ramah. Pohon natal bukan semestinya sebuah pohon pinus, tetapi bisa juga pohon lain yang mewakili arti simbolis di atas. Hanya sedikit kontradiktif dengan “simbol kehidupan” jika dipakai pohon yang sudah tidak ada daunnya atau pohon dari plastik.

(10)

Salib adalah simbol yang paling terkenal sebagai simbol Kristiani yang menunjuk kepada kematian Yesus Kristus di kayu salib di Golgata. Bentuk historis alat eksekusi tersebut dengan kemungkinan besar adalah bentuk “T” (salib “Tau”), dan kemudian menjadi salib yang kita kenal (biasanya disebut “salib Latin”). Tanda salib atau silang telah dikenal dalam banyak budaya dan agama pra-Kristen dengan berbagai makna, a.l. kekekalan, kesempurnaan atau hubungan kosmis antara dunia dan yang transenden, tetapi juga sebagai tanda perpisahan dll.; Salib dalam tradisi Kristen menjadi simbol kematian dan kehidupan. Salib mencerminkan solidaritas Allah dengan manusia dalam penderitaan dan merupakan puncak.

k. XP

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan urutan yang berbeda terkait waktu terjadinya baptisan Roh Kudus bagi umat Kristen, apakah pada saat pertobatan atau pada saat setelah pertobatan

Melihat Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, hasil karya dari aplikasi dubsmash yang merupakan sebuah video lip-sync singkat dengan durasi 10-20 detik

The third prior research has similarities and differences with this research. The similarity between the third prior research and this research is the language skills

Google Maps Distance Matrix API adalah layanan yang memberikan jarak perjalanan dan waktu perjalanan dari matriks asal dan tujuan, yang mana berdasarkan pada rute

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2019 dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

Setelah berhasil dibuat, lakukan konfigurasi quota pada setiap dataset dengan mengklik pada tombol , setelah itu akan muncul pop up form ZFS Option dan masukan jumlah quota

Jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara pada bulan Maret 2018 sebesar 1.324,98 ribu jiwa, yang artinya mengalami penurunan yang sedikit bila dibandingkan dengan periode bulan

UMSIDA mendorong lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam memfasilitasi dan memberdayakan dosen untuk melakukan