• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PUSAT KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Program Pelatihan

Peningkatan Kapasitas Manajemen dan Kepemimpinan

berbasis Kinerja di 4 Kabupaten/Kota Papua

Studi Kasus

Dinas Kesehatan

(2)

Judul

Halaman

1

Kompetensi Pejabat Struktural di Bidang

Kesehatan

1

2

Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan

Reformasi Sistem Kesehatan

7

3 Desentralisasi Kesehatan

13

4

Konsepsi Sistem Pembiayaan, Akun

Kesehatan dan Pembiayaan Pelayanan

Kesehatan

17

5

Pemanfaatan Data Epidemiologi dalam

Pengambilan Keputusan dan Manajemen

Bencana

21

6

Jejaring dan Kemitraan antara Sektor

Pemerintah dan Non-Pemerintah dalam

Pelayanan Kesehatan

27

Program Pengembangan Kapasitas Manajemen

dan Kepemimpinan Berbasis Kinerja di Papua

(3)
(4)

Modul 1:

Kompetensi Pejabat Struktural di Bidang

Kesehatan.

1. Pengantar

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatannya sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Berbagai jenis kompetensi yang perlu dipenuhi oleh pejabat struktural di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh

setiap pejabat struktural;

2. Kompetensi Bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh

setiap pejabat struktural sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; dan

3. Kompetensi Khusus adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh

pejabat struktural dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan jabatan dan kedudukannya.

2. Tujuan:

4. Peserta mampu memahami kompetensi pejabat struktural dinas

kesehatan seperti yang dipersyaratkan oleh Permenkes 971/2009.

5. Peserta mampu mengidentifikasi materi-materi pembelajaran

yang mendukung penyelesaikan kasus diatas.

6. Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan dasar dari kasus

diatas, dan mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan teori dan konsep yang sesuai.

7. Peserta mampu memberikan alternative-alternatif masalah, dan

(5)

3. Rujukan:

Modul utama: Kompetensi Pejabat Struktural di Bidang

Kesehatan

Modul pendukung:

a. Modul Dasar: Pemanfaatan data epidemiologi dalam

pengambilan keputusan dan manajemen bencana

b. Modul Spesifik Dinas: Manajemen Umum

c. Modul Spesifik Dinas: Bimtek

d. Modul Spesifik Dinas: Kepemimpinan Berbasis Kinerja

e. Modul Spesifik Dinas: Mutu Pelayanan

f. Modul Dasar Tambahan:: Keterampilan Komunikasi

g. Modul Dasar Tambahan: Regulasi dan

Perundang-undangan dalam Pelayanan Publik di Sektor Kesehatan

4. Uraian Kasus

Susunan organisasi tata kerja dinas kesehatan kota M, menempatkan unit perencanaan dibawah pengawasan subag perencanaan dan anggaran. Subag perencanaan dan anggaran ini berada dibawah kontrol sekretaris dinas kesehatan.

(6)
(7)

Akibatnya sering terjadi masalah duplikasi program dan pembiayaan oleh bidang-bidang di dinkes. Bahka ada kegiatan yang seharusnya dilakukan, tetapi tidak terimplementasi karena mengira sudah direncanakan oleh bidang lain. Ada juga program yang harus dilakukan secara lintas program tetapi tidak bisa dilakukan karena tidak ada koordinasi dalam hal data dan informasi. Misalnya Program PMTCT dilakukan hanya di P2M, tetapi tidak dilakukan di Kesga.

5. Diskusi Kasus:

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Bagaimana mekanisme koordinasi yang Anda lihat terjadi

diantara bidang dalam dinkes kota M?

2. Apakah ada unit fungsional yang menjembatani pelaksanaan

koordinasi antar bidang di dinkes tersebut?

3. Apakah pembiayaan untuk pelaksanaan koordinasi ini tersedia?

Jika Ya, jelaskan. Jika Tidak, mengapa?

4. Apakah SDM yang ada di dinkes mendukung koordinasi antar

bidang ini? Dalam bentuk apa saja dukungan tersebut diberikan?

5. Bagaimana peran dari pimpinan dinas dalam hal ini?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

kompetensi yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting yang perlu Anda cari solusinya.

3. Apa penyebab masalah utama tersebut? Cobalah analisis

dengan menggunakan Permenkes No. 971 tahun 2009.

4. Apa saja kompetensi sesuai Permenkes No. 971/2009 yang

(8)

5. Bagaimana penguasaan dan pemahaman pimpinan terhadap program-program setiap bidang dan program lintas bidang?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

(9)
(10)

Modul 2:

Kebijakan Pembangunan Kesehatan

dan Reformasi Sistem Kesehatan

1. Pengantar

Kementerian Kesehatan telah menggulirkan kebijakan tentang reformasi pembangunan kesehatan. Reformasi ini mencakup, revitalisasi pelayanan

kesehatan; ketersediaan,

distribusi, retensi dan mutu sumberdaya manusia;) mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alkes; Jaminan kesehatan; keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).

Pemahaman dan pelaksanaan konsep reformasi kesehatan dilakukan melalui pendekatan pada peran pelaku dalam sistem tata kelola (good governance) di sektor pelayanan kesehatan dimana salah satu pelaku utama adalah Dinas Kesehatan.

2. Tujuan:

1. Memahami komponen-komponen dalam sistem kesehatan di

tingkat kabupaten dengan pendekatan berdasarkan Sistem Kesehatan

2. Mengidentifikasi penyebab peranan dinas kesehatan yang

kurang berperan dalam sistem kesehatan saat ini

3. Merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki

(11)

4. Mengembangkan alternatif solusi untuk memperkuat peran dinas kesehatan dalam sistem kesehatan

3. Rujukan:

Modul Dasar: Manajemen Pembangunan Kesehatan dan

Reformasi Sistem Kesehatan

Modul Penunjang:

a. Modul Dasar. Desentralisasi Kesehatan

b. Modul Dasar: Pemanfaatan Data Epidemiologi

c. Modul Dasar Program: Kebijakan Program KIA

d. Modul Spesifik Dinas Manajemen Umum

e. Modul Spesifik Dinas Manajemen Mutu Pelayanan

f. Modul Dasar Tambahan: Komunikasi dan Advokasi

4. Uraian Kasus

Kasus 1

Di Kota M saat ini terjadi perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin cepat. Pertumbuhan ekonomi meningkat dan masalah-masalah kesehatan terkait dengan kemajuan semakin banyak. Sistem pelayanan kesehatan di Kab. Jayapura semakin kompleks.

Dalam perkembangan ini dirasakan ada sesuatu yang kurang tepat dalam pengembangan sistem kesehatan. Apa yang kurang?

Dinas Kesehatan Kota M terlihat kurang berperan dalam sistem kesehatan. Apa yang terlihat?

1. Dinas Kesehatan Kota M tidak mempunyai dana operasional

cukup untuk mendukung kegiatan. Dana BOK, relatif sulit untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Pada saat yang lalu masih ada retribusi tetapi saat ini sudah tidak ada lagi.

2. Puskesmas mengelola keuangan secara otonom sehingga dinas

kesehatan sulit mengontrolnya.

3. Pelayanan kesehatan terpusat di daerah perkotaan, sementara

(12)

4. Pemerintah kota M tidak memiliki RS sendiri. Dengan demikian pelayanan rujukan bergantung kepada RS Propinsi dan RS swasta/TNI. Dinas Kesehatan tidak memiliki otoritas untuk mampu mengkoordinir kegiatan di RS terutama pelaporannya.

5. Pelayanan kesehatan swasta semakin banyak, namun sulit

dikendalikan. Banyak staf PNS bahkan pegawai kontrak yang aktif di swasta. Sebagian mengurangi waktu dan konsentrasi sebagai pegawai pemerintah.

6. Insentif bagi tenaga kesehatan Kota M tidak sebesar insentif

pegawai Propinsi. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kota M.

5. Diskusi Kasus

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

(13)

1. Bagaimana perkembangan komponen-komponen dalam sistem kesehatan di Kota A?

2. Mengapa posisi Dinas Kesehatan tampak lemah dalam

mengelola sistem kesehatan di kabupaten tersebut?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja reformasi dan system

kesehatan apa saja yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting yang perlu Anda cari solusinya.

3. Apa penyebab masalah utama tersebut?

4. Bagaimana penguasaan dan pemahaman pimpinan terhadap

fungsi pembiayaan dipuskesmas sehingga dapat membuat perencanaan anggaran yang baik?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

yang telah dipilih? Susunlah rencana implementasi secara lengkap

Kasus 2:

(14)

dibutuhkan penurunan AKB sebesar 6/1000 per tahun dan AKI 102,25/100.000 per tahun.

Dibandingkan data SDKI, AKB dan AKI jauh lebih tinggi dari renstra kota M. Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam pencatatan pendataan AKI dan AKB. Ini terbukti dari kurangnya cakupan dibandingkan dengan target cakupan.

(15)

6. Diskusi Kasus:

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Bagaimana mekanisme koordinasi yang Anda lihat terjadi

diantara dinkes kota M dengan dinkes provinsi?

2. Bagaimana pola perencanaan di dinkes kota M tersebut?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

reformasi dan system kesehatan yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting yang perlu Anda cari solusinya.

3. Apa penyebab masalah utama tersebut?

4. Bagaimana penguasaan dan pemahaman pimpinan terhadap

reformasi dan system kesehatan program-program setiap bidang?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

(16)

Modul 3:

Desentralisasi Kesehatan

1. Pengantar:

Di tahun 2011 ini Indonesia sudah melaksanakan kebijakan desentralisasi dalam sektor kesehatan selama 11 tahun. Kebijakan ini pada dasarnya merupakan konsekuensi dari desentralisasi secara politik yang menjadi inti Undang-undang No. 22 tahun 1999 Harapannya desentralisasi kesehatan sudah dapat dilaksanakan dengan baik.Namun kenyataannya desentralisasi dalam sektor kesehatan belum dijalankan dengan baik dan benar.

2. Tujuan:

1. Peserta mampu memahami arti desentralisasi

2. Peserta mampu mengidentifikasi materi-materi pembelajaran

yang mendukung penyelesaikan kasus diatas.

3. Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan dasar dari kasus

diatas, dan mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan teori dan konsep yang sesuai.

4. Peserta mampu memberikan alternative-alternatif masalah, dan

memilih salah satu alternatif terbaik dan membuat rencana implementasi untuk menyelesaikan masalah.

3. Rujukan

Modul Utama: Modul Dasar Desentralisasi Kesehatan

Modul Penunjang:

a. Modul Dasar: Kebijakan Pembangunan dan Reformasi

Sistem Kesehatan

b. Modul Dasar Program. Kebijakan Program KIA

c. Modul Dasar. Pemanfaatan Data Epidemiologi

d. Modul Spesifik DInas. Kepemimpinan Kinerja

e. Modul Spesifik DInas. Manajemen Umum

f. Modul Spesifik DInas. Manajemen Mutu Pelayanan

(17)

4. Uraian Kasus:

Dari laporan renstra Kota M ditemui bahwa data kematian bayi adalah 35/1000 dan kematian ibu 307/100.000. Jika melihat data ini, maka untuk mencapai MDG 2015 dibutuhkan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 12/1000, dan Angka Kematian Ibu (AKI) 205/100.000. Karena MDG hanya tinggal 2 tahun lagi maka dibutuhkan penurunan AKB sebesar 6/1000 per tahun dan AKI 102,25/100.000 per tahun. Bila dibandingkan dengan data SDKI maka AKB dan AKI jauh lebih tinggi dari data renstra kota M. Ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam pencatatan pendataan AKI dan AKB.

(18)

Dalam desentralisasi,semua Rumah Sakit yang berada dalam wilayah kota M berhak memberi laporan ke Dinas Kesehatan kota M karena semua berada dibawah pengawasan Walikota. Tetapi sayangnya Rumah sakit swasta dan RS pemerintah bekerja sendiri- sendiri karena belum ada regulasi yang mengijinkan dinas kesehatan masuk ke RS pemerintah maupun swasta.

Begitu juga yang terjadi pada jejaring tiap instansi kesehatan, mereka hanya bekerja dan membuat pencatatan terhadap kebutuhan instansinya masing-masing. RS pemerintah merasa bahwa mereka milik dinas kesehatan propinsi sehingga tidak wajib dalam pelaporan ke dinas kota., walaupun lataknya di wilayah kota M.

5. Diskusi Kasus

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Bagaimana mekanisme koordinasi yang Anda lihat terjadi di

dalam dinkes kota M?

2. Apakah ada unit fungsional yang menjembatani pelaksanaan

koordinasi antar bidang di dinkes tersebut?

3. Apakah pembiayaan untuk pelaksanaan koordinasi ini tersedia?

Jika Ya, jelaskan. Jika Tidak, mengapa?

4. Apakah SDM yang ada di dinkes mendukung koordinasi antar

bidang ini? Dalam bentuk apa saja dukungan tersebut diberikan?

5. Bagaimana peran dari pimpinan dinas dalam hal ini?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

desentralisasi yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

(19)

3. Apa penyebab masalah utama tersebut? Cobalah analisis dengan menggunakan konsep-konsep desentralisasi

4. Bagaimana penguasaan dan pemahaman pimpinan terhadap

program-program setiap bidang dan program lintas bidang dalam masa desentralisasi ini?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

(20)

Modul 4:

Konsep Pembiayaan, Akun Kesehatan,

dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan

1. Pengantar

Dinas Kesehatan Kota M diketahui memiliki banyak sumber biaya kesehatan yaitu dari pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah daerah, yang terbagi dalam berbagai macam skema pendanaan. Adanya berbagai skema pendanaan tersebut seharusnya dapat memenuhi kebutuhan program yaitu pendanaan fungsi kuratif, promotif, preventif, rehabilitative, infrastruktur, pendidikan dan pelatihan, monitoring, supervisi dan evaluasi, SDM serta penelitian dan pengembangan kesehatan.

Oleh sebab itu dibutuhkan perencanaan yang berkualitas, efisien dan efektif serta akuntabel. Perencanaan yang berkualitas salah satunya dengan sinkronisasi program-program kesehatan secara vertikal dan lintas sektor.

2. Tujuan:

1. Memahami sumber-sumber pembiayaan

2. Memahami aliran pendanaan bagi program kesehatan agar

tidak terjadi overlap

3. Memahami perencanaan program

4. Memahami system koordinasi vertical dengan dinkes provinsi

3. Rujukan:

Modul Utama: Modul 4 Konsep Pembiayaan, Akun Kesehatan,

dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan

Modul pendukung:

a. Modul Spesifik Puskesmas: Epidemiologi terapan

b. Modul Dasar tambahan: Ketrampilan Komunikasi

c. Modul Spesifik Dinas: Manajemen Umum

(21)

4. Uraian kasus:

Dinas kesehatan kota M mengelola dana DAK dan Tugas Pembantuan (BOK), Dana Otsus, dana Dekon dan dana donor. Pengajuan perencanaan anggaran untuk pelaksanaan program sering terjadi tumpang tindih program dan pendanaan.

Contoh dalam pengadaan buku KIA di Dinas Kesehatan Kota M dari dana DAK. Buku KIA jumlah 10.000 buah didistribusikan ke wilayah sekitar puskesmas sesuai dengan kebutuhan dinas kesehatan. Di sisi lain Dinas Kesehatan Provinsi E mengadakan buku KIA dengan menggunakan dana Dekon dan didistribusikan juga ke Dinas Kesehatan Kota. Akibatnya terjadi penumpukan buku KIA di dinas kesehatan kota M.

(22)

merata karena ada yang didanai dari beberapa sumber dana tetapi ada program yang bahkan tidak mendapat dana. Perencanaan program di Dinas Kesehatan juga hanya dikelola satu orang staf Dinas Kesehatan Kota M, sehingga perencanaan tidak pernah disinkronisasikan dengan bidang lain di Dinas Kesehatan Kota M.

Akibatnya, hampir semua program yang direncanakan mengeluarkan biaya SDM yang besar terutama untuk biaya honorarium, biaya transport, dan biaya akomodasi untuk petugas kesehatan.

5. Diskusi Kasus

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Dari mana sumber-sumber pendanaan kesehatan di Dinas

Kesehatan Kota N?

2. Bagaimana pola perencanaan program kesehatan di dinas

kesehatan Kota N?

3. Bagaimana koordinasi lintas bidang di dinas kesehatan Kota N?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

pembiayaan yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting dan perlu segera diselesaikan.

3. Apa penyebab utama masalah yang Anda pilih?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

(23)
(24)

Modul 5:

Pemanfaatan Data Epidemiologi dalam

Pengambilan Keputusan dan

Manajemen Bencana

Kasus 1: Surveilans dan Respon

1. Pengantar

Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Tujuan kegiatan Surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat

2. Tujuan:

1. Peserta mampu memahami system surveilans-respons

2. Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan dasar dari kasus

diatas, dan menyusun konsep untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Peserta mampu memberikan alternatif-alternatif pemecahan

masalah, dan memilih salah satu alternatif terbaik dan membuat rencana implementasi untuk solusi masalah.

3. Rujukan:

Modul 5: Penggunaan data epidemiologi untuk pengambilang

keputusan dan manajemen bencana

Modul pendukung:

a. Modul Dasar Tambahan: Aspek Sosio-Antropologi Sistem

Kesehatan

(25)

c. Modul Spesifik Dinas: Manajemen Mutu Pelayanan

d. Modul Spesifik Dinas: Ketrampilan Komunikasi, Negosiasi

dan Advokasi

4. Uraian Kasus

Dinkes kota M kesulitan mendapatkan data riil KIA . Pengumpulan data KIA ini tidak dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Sewaktu dinkes kabupaten menurunkan tim pencatatan kematian ibu dan bayi, terjadi kegagalan pelaksanaan karena tim survey diturunkan langsung dari dinas, dan tidak berkoordinasi dengan puskesmas.

(26)

5. Diskusi Kasus

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Bagaimana pengumpulan data kematian ibu dan bayi tidak

bisa menghasilkan data yang valid? Apa penyebab hal tersebut terjadi?

2. Apa saja akibat yang ditimbulkan jika data kematian ibu dan

bayi ini tidak valid?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

survelians epidemiologi dan respon yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting dan perlu segera diselesaikan.

3. Apa penyebab utama masalah yang Anda pilih?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

(27)

Kasus 2: Manajemen Bencana

1. Pengantar:

Bencana selalu membuat panik bagi tiap daerah yang mengalaminya. Begitu juga Dinas Kesehatan yang belum memiliki persiapan dalam penanggulangan bencana. Karena itu tiap daerah perlu mengetahui kemungkinan bencana apa saja yang bisa terjadi di wilayahnya . Karena masing-masing type bencana mempunyai cara yang berbeda dalam penatalaksanaannya terhadap korban yang mengalaminya.

Selain itu pembentukan tim juga sangat dibutuhkan agar pada saat terjadi bencana , masing-masing unit kerja memahami apa yang harus dikerjakannya. Dinas Kesehatan kota memiliki seksi bencana , tetapi dalam situasi bencana sangat dibutuhkan adanya koordinasi. Sehingga sekedar seksi saja tidak cukup, karena perlu ada tim yang dapat mendukung jalannya penatalaksanaan penanggulangan bencana dan yang lebih penting yaitu, latihan.Tim yang sudah dibentuk seharusnya selalu dilatih minimal setahun sekali agar tiap unit kerja memahami tugasnya sesuai dengan struktur yang ada.

2. Tujuan:

1. Peserta mampu memahami manajemen bencana.

2. Mampu memetakan jenis bencana di wilayah dinkes

3. Memahami sistem pengorganisasian bencana di Dinas

Kesehatan

4. Membuat struktur organisasi penanggulangan bencana di

Dinas Kesehatan

5. Mengetahui apa fungsi masing-masing unit kerja yang terdapat

dalam struktur organisasi

3. Rujukan:

Modul dasar 5: Penggunaan data epidemiologi untuk

pengambilan keputusan dan manajemen bencana

(28)

a. Modul Spesifik Dinas: Manajemen Umum

b. Modul Spesifik Dinas: Mutu Pelayanan

c. Modul Spesifik Dinas: Keterampilan Komunikasi, Negosiasi,

dan Advokasi

4. Uraian Kasus:

Jam 0.5.15, terjadi tanah longsor di Kecamatan C. Kecamatan C merupakan wilayah kerja Dinas Kesehatan M. Dinas Kesehatan M sudah memiliki seksi bencana. Saat terjadi bencana tersebut, kasie bencana di dinkes menelepon puskesmas terdekat untuk melihat situasi di tempat kejadian. Setelah memperoleh informasi maka dilaporkan ke kepala dinas.

Kemudian Kepala dinas langsung menjadi komando mengaktifkan seksi bencana dan puskesmas yang terdekat dengan bencana. Kepala dinas juga melaporkan situasi terakhir kepada walikota serta mengkoordinir semua bagian di dinkes dan bantuan yang diterima dari pihak luar. Pada saat relawan datang ke dinkes M Kadinkes sebagai penghubung langsung dalam mengatur penempatan dan tugas mereka.

(29)

5. Diskusi Kasus:

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Identifikasi siapa yang seharusnya menjadi: a). komando; b).

Penghubung; c). Koordinator?

2. Bagaimana sistem pengorganisasian di dinas kesehatan

tersebut?

3. Apakah SDM yang ada di dinkes mendukung koordinasi saat

bencana ini? Jelaskan.

4. Bagaimana peran dari pimpinan dinas dalam hal ini?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

manajemen bencana yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting yang perlu Anda cari solusinya.

3. Menurut Anda apakah system ini dapat berfungsi lancar saat

terjadi bencana? Jika Ya, berikan alasan Anda. Jika Tidak, bagaimana system itu harus berjalan?

4. Bagaimana penguasaan dan pemahaman pimpinan terhadap

penanggulangan bencana yang terjadi di wilayahnya?

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

(30)

Modul 6:

Kemitraan Pemerintah dan Swasta

1. Pengantar

Kemitraan pemerintah dan swasta adalah berbagai bentuk kerja sama antara otoritas publik (pemerintah) dan sektor swasta untuk membiayai, membangun, merenovasi, mengelola, menjalankan, atau memelihara suatu infrastruktur atau pelayanan. Dalam hal ini termasuk pelayanan kesehatan. Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk memperkuat dan memperluas sektor pelayanan kesehatan agar lebih mampu untuk mewujudkan pemerataan layanan kesehatan.

Berbagai bentuk kemitraan pemerintah dan swasta ini telah dikembangkan untuk menyesuaikan dengan karakteristik permasalahan dan kekuatan dari pihak pemerintah dan swasta. Ruang lingkup dari kemitraan ini bisa berupa kemitraan antar lembaga tetapi bisa juga kemitraan antara lembaga pemerintah dengan individu.

2. Tujuan:

1. Peserta memahami konsep kemitraan pemerintah dengan

non-pemerintah sebagai strategi untuk memperluas akses layanan kesehatan

2. Peserta memahami bentuk kontrak kinerja, bimbingan teknis,

manajemen umum, dan reformasi kesehatan

3. Peserta mampu untuk mengidentifikasi permasalahan dasar

dari kasus di atas dan solusi-solusi yang bisa dikembangkan untuk memperkuat sistem kontrak tenaga kesehatan di kabupaten tersebut.

3. Rujukan:

Modul utama: Jejaring/Kemitraan antar sektor swasta dalam

pelayanan ke masyarakat.

Modul pendukung yang menjadi rujukan pemecahan masalah:

a. Modul Dasar Bimtek

(31)

c. Modul Manajeman umum

4. Uraian Kasus:

Propinsi E memiliki 6 rumahsakit level provinsi yaitu RS A, RS TNI AD, RS TNI AL, RS Polri, RS Prov, dan RS Hope (swasta). Tidak satupun dari rumahsakit tersebut milik dinkes kota padahal dua rumahsakit berada di wilayah kerja dinkes kota yaitu: RS Prov dan RS Hope. Sehingga salah satu solusi yang diambil dinkes kota adalah rencana membangun rumahsakit yang baru di daerah Y, yaitu RS Y.

(32)

penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak belum berjalan optimal.

Isu strategis yang muncul adalah: bagaimana Dinas Kesehatan Kota M (selaku penanggung jawab kesehatan di Kota M) menjalin kemitraan dengan ke-enam RS yang ada khususnya dalam pelayanan kesehatan rujukan ibu dan anak. Inti dari isu strategis tersebut adalah: bagaimana dinas kesehatan dapat mengoptimalkan keberadaan ke-enam RS tersebut dalam hubungan kemitraan yang sinergis, khususnya dalam program KIA.

Dengan meningkatnya kemitraan tersebut minimal upaya pencatatan pelaporan kematian ibu dan bayi dari ke-enam RS dapat terkoordinasikan dengan baik sehingga bisa diperoleh data riil yang diharapkan.

5. Diskusi Kasus

a. Pertanyaan Kasus (untuk melihat latar belakang terjadinya masalah

tersebut):

1. Bagaimana permasalahan koordinasi dan pembaginan peran

antara dinas kesehatan dan 6 rumah sakit di kota itu bisa terjadi?

2. Apa saja konsekuensi dari kurang adanya koordinasi dan

pembagian peran yang baik diantara berbagai lembaga dalam pelayanan kesehatan?

3. Mengapa peran dinas kesehatan dalam kasus ini cenderung

tampak kurang optimal di dalam kemitraan ini?

b. Pertanyaan analisis (untuk identifikasi dan memahami

permasalahan pokok dari kasus):

1. Setelah membaca kasus tersebut, apa saja masalah-masalah

kemitraan yang dapat Anda identifikasi?

2. Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, pilih salah satu

masalah yang paling penting dan perlu segera diselesaikan.

(33)

c. Pertanyaan untuk memecahkan masalah:

1. Identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian prioritas masalah

yang telah Anda simpulkan.

2. Sebutkan satu alternatif solusi prioritas bagi pemecahan

masalah tersebut.

3. Bagaimana Anda dapat memutuskan dan mengukur bahwa

solusi tersebut adalah yang terbaik yang dipilih?

4. Bagaimana Anda membuat rencana implementasi dari solusi

(34)

Web: chpm.fk.ugm.ac.id |

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas \DQJ EHUMXGXO ³Meningkatan Kemampuan Siswa dalam Membaca Puisi dengan Metode Demonstrasi Di Kelas V

[r]

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh latihan permainan target terhadap

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri,

Selain bertujuan mengedukasi dan memicu apresiasi masyarakat umum terhadap Ruang Arkais kota, bentukan ini juga merupakan usaha REVITALISASI TEMPORAL pada bangunan dengan

Ragam Hias merupakan suatu bentuk tambahan pada suatu bengunan dengan lebih mementingkan estetika dan tanpa mempengaruhi fungsi, Namun kepercayaan jaman dulu ragam

Beliau saat ini juga menjabat sebagai Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk, Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Ketua Badan Pegurus Lembaga

Model penelitian ini merupakan adopsi dari model penelitian Raida dan Neji pada tahun 2013 yang berdasarkan kepada asumsi bahwa penerimaan suatu sistem informasi