• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reformasi Birokrasi Berbasis Hierarki. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Reformasi Birokrasi Berbasis Hierarki. docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

L E M B A R C O V E R T U G A S 2 0 1 5

Nama

NoMahasiswa

Sri Bintang Pamungkas No. Mahasiswa 14/364610/SP/26138

Nama Matakuliah Pengantar Studi Pemerintahan 2

Dosen HASRUL HANIF, S.IP., M.A dan NUR AZIZAH, S.IP., M.Sc

Judul Tugas Perbaikan Pelayanan Publik E-KTP di Semarang Jumlah Kata

CHECKLIST

Saya telah:

Mengikuti gaya referensi tertentu secara konsisten...

Memberikan soft copy tugas...

Deklarasi

Pertama, saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: Karya ini merupakan hasil karya saya pribadi.

Karya ini sebagian besar mengekspresikan ide dan pemikiran saya yang disusun menggunakan kata dan gaya bahasa saya sendiri.

Apabila terdapat karya atau pemikiran orang lain atau sekelompok orang, karya, ide dan pemikiran tersebut dikutip dengan benar, mencantumkan sumbernya serta disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.

 Tidak ada bagian dari tugas ini yang pernah dikirimkan untuk dinilai, dipublikasikan dan/atau digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah lain sebelumnya.

Kedua, saya menyatakan bahwa apabila satu atau lebih ketentuan di atas tidak ditepati, saya sadar akan menerima sanksi minimal berupa kehilangan hak untuk menerima nilai untuk mata kuliah ini.

______________________________ __________________________________ Sri Bintang Pamungkas Tanggal

(2)

PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK E-KTP di KECAMATAN

PEDURUNGAN

KOTA SEMARANG

Oleh :

Sri Bintang Pamungkas (14/364610/SP/26138)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik JURUSAN POLITIK dan PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

2015

(3)

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Konsep “governance” bukanlah suatu hal yang baru didengar. Istilah “government” dan “governance” sering dianggap sama maknanya dalam menerapkan otoritas dalam suatu organisasi, lembaga atau negara. Definisi government lebih mengacu pada entitas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahyan dalam suatu negara. Sedangkan governance menurut World Bank

didefinisikan sebagai sesuatupenyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, yang sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan pasar yang efisien demi mencegah penyimpangan korupsi serta menciptakan legal political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.1

Governance merupakan kerangka konsep ‘filosofis’, ‘teoritis’ dan ‘analitis’ yang sangat berguna sebagai landasan untuk membenahi idiologi, paradigma, kultur dan manajemen kepemerintahan

(manajemen publik). Konsep governance ini bukan hanya ditujukan sebatas orientasi internal organisatoris, melainkan juga pada aspek eksternal, output, outcome dan im- pact, yaitu upaya mewujudkan kemakmuran yang berkeadilan dan adil berkemakmuran bagi rakyatnya sebagai parameter dari penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kinerja tinggi. Disamping itu pula gagasan ini tentu juga bersinggungan dengan keinginan untuk meningkatkan daya saing dan inovasi aparatur publik baik di tingkat lokal, nasional maupun di

tingkat global. Tulisan ini merupakan refleksi fakta (persoalan) problem implementasi kebijakan good governance pada level Pemerintah

Daerah dan akan mencoba memberikan gagasan tentang solusi menuju good governance melalui penerapan prinsip-prinsip good governance.

Sudah sewajibnya pemerintah bekerja demi tujuan untuk menjaga ketertiban dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(4)

Pemerintah ada bukanlah untuk mengayomi dirinya sendiri

(partikular), tetapi untuk mengayomi dan melayani masyarakatnya. Salah satu fungsi pemerintah adalah memiliki fungsi pelayanan. fungsi ini pemerintah sebagai penyedia (provider) jasa- jasa urusan publik yang tidak diprivatisasikan termasuk jasa keamanan, pendidikan, kesehatan, air bersih, jalan raya, perumahan, dan layanan birokrasi. Didalam makalah ini saya mencoba merefleksikan salah satu

pelayanan dibidang layanan birokrasi mengenai pelayananpembuatan E-KTP2

Di beberapa daerah di Indonesia dalam memberikan pelayanan publik di bidang E-KTP masih sangat lemah, hal ini dibuktikan dengan masih belum efektif dan efisien pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pelayanan publik di bidang pembuatan E-KTP. Hasil makalah menunjukkan bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan publik di beberapa daerah masih belum efektif, sehingga pelayanan yang diberikan belum

memberikan nilai kepuasan di masyarakat itu sendiri, sangat penting dapat mengelola urusan publik secara kompeten dan bertanggung jawab serta mampu melayani masyarakatnya dengan baik dan benar, karena pemerintahpun digaji juga berasal dari uang atas hasil pajak dari masyarakatnya, dan sudah seharusnya pemerintah melakukan

feed back atas itu

1.2 Rumusan Masalah

Penulis mengambil masalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kinerja dan kualitas pelayanan E-KTP pada birokrasi Pemerintahan di daerah kecamatan Pedurungan Kota Semarang? 2. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan reformasi

birokrasi pemerintahan daerah menuju good governance?

(5)

BAB II Pembahasan

1. Analisis Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

Gambaran mengenai e-KTP

Elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) adalah adalah dokumen

kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis database kependudukan nasional3

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum di Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan sebuah identitas

tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Hal ini sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dimana

diperjelaskan bahwa penduduk wajib memiliki satu KTP yang tercantum di NIK.

Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah ditetapkan untuk SIM. Sidik jari tidak hanya sekedar dicetak dalam bentuk gambar seperti SIM. Tetapi juga dikenali melalui chip yang terpasang dikartu itu sendiri. data yang disimpan didalam kartu tersebut telah dienskripsi oleh alogaritma kliptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut: sidik jari yang terekam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari. Sidik jari yang dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan:

(6)

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik lain 2. Bentuk dapat dijaga tidak gurat-guratmeskipun sidik tergores

maupun luka-luka

3. Unik, dan tidak ada kemungkinan untuk sama dengan yang lain Adapun fungsi utama dari e-KTP yakni:4

1. Sebagai identitas jati diri

2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening dll

3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP

4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan

Menurut Robert Charlick good governance diartikan sebagai pengelolaan segala macam urusan publik secara efektif melalui pembuatan peratutan dan kebijakan yang absah demi untuk mempromosikan nilai-nilai

kemasyarakatan.5 Nilai-nilai kemasyarakatan dapat dilihat melalui Kualitas pelayanan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk atau jasa pelayanan, manusia, proses, dan lingkungan secara langsung dapat memenuhi keinginan para pelanggannya, sehingga tercapai kepuasan. Kualitas pelayanan sangat tergantung dari persepsi masyarakat sebagai penguna jasa, karena merekalah yang menikmati layanan, sehingga secara otomatis dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi keinginannya. Masyarakat menilai kualitas pelayan tidak hanya dilihat dari segi hasil pelayanan yang mereka terima, tetapi penilaian ini juga dilihat dari segi proses pelayanan. Masyarakat

mempersepsikan kualitas dengan membandingkan kinerja layanan yang mereka terima dengan kinerja layanan yang mereka harapkan dari penyedia

jasa.6

4 lbid

5 Santosa,Pandji.2008.Administrasi Publik:Teori dan Aplikasi Good Governance.Bandung:Refika Aditama. hlm13

(7)

Mengacu kepada pendapat George C. Edward III (1980:10) ada 4 faktor yang mempengaruhi kualitas urusan publik. Empat faktor yang dimaksud adalah: pertama komunikasi. Kedua, sumber-sumber daya. Ketiga, sikap, dan keempat birokratik

Gambar 1 Model yang Dikemukakan George C. Edward III

Sumber: Edward III, Implementing Public Policy, 1980: 148

1. Komunikasi Pelayanan

Komunikasi pelayanan yang dikembangkan oleh Kantor pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kecamatan Pedurungan Kota Semarang belum sepenuhnya dijalankan secara maksimal. Seringkali terjadi miss communication atau kesalahan pemberian informasi kepada masyarakat terutama kepada pengurusan

pembuatan E-KTP. Dari hasil penelitian mengenai berbagai indikator kualitas pelayanan

pembuatan E-KTP di kantor Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pembuatan E-KTP di kantor

(8)

governance). Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan

kepemerintahan yang baik itu salah satunya adalah memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat, dengan demikian setiap aparatur pemerintah wajib melayani kepentingan masyarakat secara prima. 7

2. sumber-sumber daya pelayanan

Dilihat dari aspek sarana pelayanan, sumber daya pelayanan adalah faktor penting untuk terciptanya kualitas pelayanan yang baik. Sarana dan prasarana yang dimaksud disini ialah segala jenis peralatan,

perlengkapan, dan fasilitas lain yang berfungsi sebagain alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan

dengan organisasi kerja tersebut. Faktor sarana pelayanan antara lain peralatan, perlengkapan, alat bantu, gedung dan komunikasi. fasilitas yang ada di Kantor Kecamatan Pedurungan dalam pelayanan pembuatan E-KTP menunjukkan belum mendukung. Hal tersebut dikarenakan

minimnya fasilitas khususnya ruang tunggu dan alat rekam data E-KTP yang tidak sebanding dengan jumlah warga pembuat E-KTP. Hal itulah yang menjadi kendala dari pelayanan pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan yang mengakibatkan masyarakat tidak puas akan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Kecamatan Pedurungan. 8

1. Prosedur Pelayanan 2. Sikap

Sikap staff dalam melayani urusan publik sangat berpengaruh bagi kualitas pelayanan pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat, dengan memperhatikan nilai-nilai dan kode etik dari pelayanan publik itu sendiri. staff juga harus memiliki kemampuan untuk membantu masyarakat berupa informasi atau memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap seperti adanya pengaduan konsumen, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan

7 Diambil dari KEPMENPAN. 2008. melalui surat edaran MENKO WASBANGPAN nomor 56/MK/WASPAN/6/98

8 El Setyaningsih “Analisis Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan

(9)

keinginan konsumen. Penilaian sikap dapat dilihat dari kemampuan staff dalam berinteraksi

Kemampuan berinteraksi adalah kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan memahami dan memotivasi orang lain. Kemampuan pegawai pelayanan pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan dalam

berkomunikasi masih belum cukup baik dan terkesan tidak jelas Beberapa kali terjadi kesalahan pemberian informasi, seperti apa saja yang

dibutuhkan dalam keperluan-keperluan pembuatan E-KTP. Pelayanan yang dilakukan pegawai di Kantor pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil kurang berjalan dengan maksimal, sebab adanya

beberapa perangkapan jabatan, sehingga tidak dapat memaksimalkan pelayanan, terutama untuk pegawai bagian pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang masih kurang, sementara itu warga yang membuat E-KTP sangat banyak. memberikan kondisi secara nyata kepada konsumen.9

3. Birokrasi

Ketika birokrasi mengenai urusan pelayanan E-KTP ini saya mencoba ingin memperoleh sumber primer yang berasal dari kantor birokrasi kecamatan Pedurungan Kota Semarang, namun sayang karena birokrasinya yang begitu ketat sehingga saya tidak dapat memperoleh data yang relevan mengenai ini. salah seorang pegawai yang berinisial AR hanya berkata bahwa “mengenai pelayanan E-KTP, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk melayani masyarakat yang telah sesuai dengan kode etik dan peraturan yang berlaku”

Lalu saya mencoba mengklarifikasi apa yang telah di katakan oleh AR tersebut terhadap warga sekitar. saya bertanya kepada 5 orang warga yang berada di Kecamatan Pedurungan berinisial BS, BO, HA, KB, dan salah seorang rekan saya di semarang yang bernama Bram, mengenai pengurusan E-KTPnya dahulu.

Rata-rata dari mereka berkata bahwa birokrasi prosedur pelayanan di kecamatan Pedurungan dinilai masyarakat cukup buruk karena cenderung berbelit-belit cenderung kaku. Tidak ada kejelasan mengenai kapan akan

9 El Setyaningsih “Analisis Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan

(10)

jadi, namun ada hal yang saya kira cukup positif mengenai birokrasi prosedur pelayanan E-KTP di Kecamatan Pedurungan yakni para staff birokratnya masih memiliki integritas dalam pungutan liar. Karena dari berbagai yang saya wawancarai mereka semua sepakat bahwa didalam prosedur pelayanan E-KTP tidak dikenakan biaya sama sekali.

Birokrasi prosedur pelayanan adalah salah satu prinsip yang sangat penting dalam menilai baik buruknya kualitas dari suat pelayanan. Menurut Ahmad Hidayat studi menunjukan bahwa akar permasalahan yang menyebabkan buruknya kinerja pelayanan publik adalah prosedur pelayanan publik yang berbelit-belit dan tidak transparan. Oleh karena itu transparansi pelayanan publik adalah merupakan suatu hal yang harus segera diwujudkan demi untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah.10

Menurut Miftah, Birokrasi identik dengan peraturan yang berbelit-belit, lamban, mempersulit, tidak efisien, tidak adaptif, memperhatikan dirinya sendiri dan sebagainya. Bagi masyarakat awam, birokrasi adalah

penguasa yang sangat menentukan nasib mereka yang hanya berstatus rakyat. Birokrasi adalah penggusuran, pungli, kolusi, korupsi dan berbagai konotasi menyakitkan lainnya. Akibatnya birokrasi dipandang sebagai sosok yang selalu tampil dengan wajah seram, yang membuat hidup tidak tentram. (Miftah Thoha, 1995)11. Meskipun tidak semua yang dikatakan Miftah adalah benar, namun dalam realitanya masih juga ditemukan beberapa birokrat yang seperti itu. Maka dari itu perlulah adanya

reformasi birokrasi demi menunjangnya kualitas pelayanan publik disitu Reformasi birokrasi bukanlah sekedar perubahan struktur dan reposisi birokrasi. Lebih dari itu reformasi birokrasi harus meliputi perubahan sistem politik dan hukum secara menyeluruh, perubahan sikap mental dan budaya birokrat dan masyarakat. Serta perubahan mindset dan komitmen pemerintah serta partai politik. Harus terdapat kejelasan batas antara pejabat karir dan pejabat politik baik di birokrasi pusat maupun di daerah. Oleh karena itu Profesionalitas dan netralitas birokrasi harus menjadi

10 Ahmad Hidayat “Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia”, artikel jurnal dalam www.untagJakarta.ac.id pdf diakses 10 Februari 2013, Hlm. 1

(11)

sasaran utama reformasi birokrasi. Hal terpenting dalam reformasi

birokrasi adalah komitmen dan national leadership. Tanpa komitmen yang baik dari eksekutif, legislatif dan yudikatif, reformasi birokrasi hanyalah blueprint yang berada dalam ruang vakum. Reformasi birokrasi tersebut perlu dilakukan dengan cara pertama, modernisasi manajemen

kepegawaian. kedua, restrukturisasi, downsizing dan rightsizing, perubahan manajemen dan organisasi. Ketiga, rekayasa proses administrasi pemerintahan. Keempat, anggaran berbasis kinerja dan proses perencanaan yang partisipatif. Kelima, hubungan-hubungan baru antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan

pemerintahan.12

2. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan reformasi birokrasi E-KTP pemerintahan daerah menuju good governance?

a. Dalam waktu secepat-cepatnya mengambil langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat pada masing-masing unit kerja/kantor

pelayanan termasuk BUMN dan BUMD.

b. Langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat tersebut diupayakan dengan cara berikut:

1) Menerbitkan pedoman pelayanan yang antara lain memuat persyaratan, prosedur, biaya tarif pelayanan, dan batas waktu penyelesaian pelayanan, baik dalam bentuk buku panduan atau pengumuman dan melalui media informasi lainnya.

2) Menempatkan petugas yang bertanggungjawab melakukan pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan untuk kepastian mengenai diterima atau ditolaknya berkas permohonan tersebut pada saat itu juga.

3) Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dan apabila batas waktu yang telah ditetapkan

terlampaui, maka permohonan tersebut bearti disetujui.

(12)

4) Melarang atau menghapus biaya tambahan yang dititipkan pihak lain dan meniadakan segala bentuk penguntan diluar biaya pelayanan yang telah ditetapkan.

5) Sedapat mungkin menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau satu pintu) bagi unit-unit kerja atau kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan satu produk pelayanan.13

Tentu dari semua upaya-upaya reformasi birokrasi tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip Good Governance dimana harus setidaknya

meliputi akuntabilitas publik, transparansi, partisipasi dll

Karena pertama,Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.

Kedua, transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai (Nirwandar, 1997:39).14 Ketiga, Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap or- ang memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan karena aksesnya memang disediakan (dibukakan) dan dilindungi sehingga ada banyak informasi sebagai pengetahuan yang akan membuka kesadaran masyarakat untuk terlibat secara aktif.15

13 El Setyaningsih “Analisis Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan

Pedurungan”artikel jurnal dalam www.Undip.ac.id pdf yang diakses 24 Juni 2015, Hlm. 28-29

(13)

BAB III KESIMPULAN

Dari apa yang telah saya paparkan diatas menunjukan bahwa pelayanan publik E-KTP di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang menunjukan hasil bahwa Komunikasi Kantor pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kecamatan Pedurungan Kota Semarang belum

sepenuhnya dijalankan secara maksimal, minimnya fasilitas khususnya ruang tunggu dan alat rekam data E-KTP menjadi kendala dari pelayanan pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan yang mengakibatkan

masyarakat tidak puas akan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah serta birokrasi prosedur pelayanan berbelit-belit, lamban, mempersulit, tidak efisien dan tidak efektif. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan publik E-KTP di Kecamatan Pedurungan yang masih dinilai kurang optimal dalam melayani kepentingan publik.

(14)

DAFTAR PUSTAKA Buku

-World Bank (1992). Governance and Development. Washington, DC : World Bank -Santosa,Pandji (2008).Administrasi Publik:Teori dan Aplikasi Good

Governance.Bandung:Refika Aditama

-Miftah Thoha (1995), Birokrasi Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Batang Gadis

-Nirwandar, S. (1997). Birokrasi di Indonesia. Jakarta: Bandiklat Depdagri. JURNAL

Ahmad Hidayat “Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia”,

artikel jurnal dalam www.untagJakarta.ac.id pdf diakses 10 Februari 2013 -JMP, Volume I Nomor I Juni 2014

-Ade Suhendar dalam Jurnal Keterbukaan Informasi Publik Bentuk Keseriusan Pemerintah Menuju Good Governane (Implementasi UU No.14 Tahun 2008) -Diambil dari KEPMENPAN. 2008. melalui surat edaran MENKO WASBANGPAN nomor

56/MK/WASPAN/6/98

-El Setyaningsih “Analisis Kualitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kecamatan Pedurungan”artikel jurnal dalam www.Undip.ac.id pdf yang diakses 24 Juni 2015 -MIMBAR, Vol. 28, No. 2 (Desember, 2012): 201-209

Internet

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar kajian dalam menentukan luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada lokasi penelitian dengan membandingkan

Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap curahan waktu kerja wanita tani pada

Bio-toilet banyak memiliki manfaat, antara lain menghilangkan bau yang tidak sedap pada septic tank, menekan mikroba patogen dalam tinja atau air limpasan

Apalagi jika dalam relasi tersebut sampai terjadi pelecehan secara seksual dan tentunya berdampak pada self-esteem individu tersebut (de Lijster, Felten, Kok, &

Dengan munculnya terapi IVIG beberapa penelitian menunjukkan peningkatan yang cepat jumlah trombosit dengan efek samping yang minimal pada pengobatan dengan tranfusi

Hasil analisis menunjukkan bahwa prediksi kapasitas torsi pada saat retak pertama dan ultimate mendekati hasil eksperimen, terkecuali untuk balok dengan diameter bukaan 300 mm

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, jika kita mengetahui faktor- faktor apa yang menyebabkan para remaja bergabung dalam komunitas yang sering melakukan juvenile

Penelitian ini menggunakan data berformat .openssl, dimana proses pengambilan data dilakukan melalui situs resmi pencatatan gempa yaitu webdc.eu. Data ini nantinya akan