• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Komputerisasi Untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan Computer Model to Determine Carying Capacity of Land Use Balance Status

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Komputerisasi Untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan Computer Model to Determine Carying Capacity of Land Use Balance Status"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Komputerisasi Untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis

Neraca Lahan

Computer M odel to Determine Cary ing Capacity of Land Use Balance Status

Muhammad Adi S1, Bambang Rahadi 2*, Alexander Tunggul S.H2

1Mahasisw a Keteknikan Pertanian, Universitas Braw ijaya, Jl. Veteran, Malang 65145 2Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Braw ijaya, Jl. Veteran, Malang 65145

*Email Korespondensi: jbrahadi@ub.ac.id

A BSTRAK

Pertambahan jumlah penduduk membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang nantinya tumbuh dan berkembang. Apabila tidak diatasi, maka akan menimbulkan alih fungsi lahan pertanian produktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu pembangunan sistem komputerisasi untuk penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dan mengidentifikasi keseimbangan lahan disetiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo tahun 2010 dan memprediksi perubahan status daya dukung neraca lahan tahun 2030. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode analisis deskripsi dengan menyusun model matematik ke dalam software Visual

Basic 6.0. Hasil penelitian yaitu berdasarkan beda hasil simulasi dan hasil yang menunjukkan perbedaan terbesar 2.68 % serta uji regresi yang menunjukkan nilai R2 = 0,6 - 1sehingga dapat

dinyatakan bahwa sistem komputerisasi yang disusun layak diterapkan. Kondisi pada tahun 2010 menunjukkanterdapat 12 wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Ponorogo dalam keadaan surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan defisit, perubahan status terjadi pada tahun 2030 yaitu terdapat 16 kecamatan dalam keadaan surplus dan 5 kecamatan dalam keadaan defisit.

Kata kunci :Daya dukung, neraca lahan, visual basic 6.0

Abstract

The increase of the population requires theexpansionof land as containeractivitiesthat willgrow and develop. Ifnot addressed, willpose over the function ofproductiveagricultural land.The purposeofthis research isto construct a computerized systemfor determined the status of the powerbalancein land based environment support andidentify land balancein every town inPonorogoin2010 and predict changes in power state espouses the balance of land in 2030. Research method used is a method of analysis by compiling a description of mathematical model into the visual basic 6.0 software. The results of research which is based on different the results of the simulation and results show the biggest difference 2.68% and the regression that shows the value of R2 = 0,6 – 1, so it can be expressed that the system computerized arranged

worthy applied. The condition in 2010 showed that there are 12 district region administrative in Ponorogo in a surplus condition and 9 sub-districts in the deficit condition, status change is occurring in 2030 there are 16 sub-district in a surplus condition 5 district in deficit condition.

Keyword: Carrying capacity, landuse balance, visual basic 6.0

PENDAHULUA N

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang nantinya tumbuh dan

berkembang. Apabila perkembangan

tersebut tidak dikendalikan dengan baik

maka dapat terjadi konversi dan alih fungsi lahan untuk aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsi dan daya dukungnya yang akan berdampak pada penurunan daya

dukung lingkungan. Pertambahan

(2)

dan alih fungsi lahanpertanian ke non pertanian.Alih fungsi lahan pertanian yang

tidak terkendali dapat mengancam

kapasitas penyediaan pangan dan dalam jangka panjang dapt menimbulkan kerugian

social.Disisi lainnya, efektifitas

implementasi instrumenpengendalian alih fungsi selama ini belum berjalan optimal sesuai yang diharapkan (Iqbal, 2007).

Kabupaten Ponorogo merupakan

wilayah yang mengalami dampak dari

ketidaksesuaian dalam pemanfaatan

lahan.Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tujuh kecamatan di Kabupaten Ponorogo mengalami kesulitan air bersih akibat kekeringan.Apabila permasalahan tersebut tidak diatasi, akan menyebabkan produktifitas lahan di Kabupaten ponorogo semakin menurun dan ketersediaan pangan semakin menurun juga (Republika, 2014).

Salah satu metode untuk

mengidentifikasi kemampuan wilayah

dalam menyuplai bahan pangan adalah dengan menganalisa status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan. Namun,

karena banyaknya parameter untuk

melakukan analisa sehingga dalam proses penentuan membutuhkan waktu yang relatif lama. Penyusunan sistem untuk mengefisiensikan waktu yang diperlukan dalam identifikasi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut (SLHD Kab.Ponorogo, 2009).

Visual Basic 6.0 merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan

Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi M icrosoft W indows dengan menggunakan model

pemrograman.Visual Basic 6.0 sangat mudah

dipelajari, dengan teknik pemrograman

visual yang memungkinkan

penggunaannya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi (Setyadi, 2002).

Tujuan penelitian ini adalah untuk

menyusun sistem komputerisasi yang

memiliki kemampuan mengidentifikasi

daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dengan mudah, akurat, dan cepat.

BA HA N DAN M ETODE

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu metode analisis deskriptif

kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil

perhitungan. Penyusunan sistem

komputerisasi dilakukan dengan

mengonversi alur perhitungan neraca lahan

ke bahasa pemrograman. Tahapan

penelitian meliputi pengumpulan data, penyusunan sistem, pengujian sistem, dan penerapan sistem untuk identifikasi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan.

Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dari literatur, yaitu dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan (Alfian, 2012) meliputi data pada tahun 2010 yaitu total nilai produksi seluruh komoditas, data total beras dari padi sawah dan ladang, harga beras pedagang skala besar, data total luas panen padi tahun 2010 yang bersumber dari Ponorogo dalam Angka 2011, data jumlah penduduk tahun 2002 sampai 2010 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo dan peta Kabupaten Ponorogo skala 1:25000 dari Bappeda Kabupaten Ponorogo.

Data statistik berupa jumlah produksi komoditas setiap sektor dan harga untuk perhitungan ketersediaan lahan (SL) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Data Statistik Produksi dan Harga Komoditas Kabupaten Ponorogo.

Komoditas P1 H1 (P1xH1) x 103

Padi dan

Palaw ija 5333333 6450 34400000

Buah-buahan 553629 10600 5868468

Sayur-sayuran 10361 7100 73566

Daging 25941 42500 1102497

Perikanan 101 10600 1072

Perkebunan 8106 22000 178332

Susu 617418 2500 1543545

Telur 13239 13900 184017

Sumber : A lfian, 2012

Keterangan : P1 : Produksi (Kg) ; H1 : Harga (RpKg-1) ; (P1xH1) ; Nilai Produksi (Rp)

Pengolahan Data

(3)

penentuan ketersediaan dan kebutuhan lahan.

Ketersediaan (supply) lahan dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi keseimbangan lahan dengan memasukkan persamaan berikut (Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0.17, 2009).

(1)

Keterangan: ∑ (Pi x Hi) adalah total nilai produksi (Rp), Hb harga beras (Rp.Kg-1), dan Ptvb produktivitas beras. Ptvb diperoleh dari Hb dibagi Pb , dimana Pb adalah total beras dari padi saw ah dan ladang (Kg).

Kebutuhan (demand) lahan diperoleh dari data jumlah penduduk dan standart luas kebutuhan lahan untuk hidup layak per

penduduk. Kebutuhan (demand) lahan

dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi keseimbangan lahan dengan memasukkan persamaan berikut (Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0.17, 2009).

(2)

Keterangan : N adalah jumlah penduduk (jiwa) dan KHLL luas lahan yang dibutuhkan untuk hidup layak per penduduk 1ton/ Ptvb (Ha).

Nilai status daya dukung lahan diperoleh dari selisih antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Bila

nilai status daya dukung lahan positif, maka

daya dukung lahan dinyatakan surplus, dan

bila nilai status daya dukung lahan negatif maka daya dukung lahan dinyatakan defisit.

Hasil olahan data menggunakan sistem tentu memiliki perbedaan dengan perhitungan MS. Excel.Sistem dianggap

layak digunakan apabila memiliki

perbedaan terkecil. Persentase perbedaan hasil simulasi dan perhitungan diperoleh dari persamaan berikut :

(3)

Pengolahan data menggunakan MS. Excel dilakukan oleh peneliti terdahulu (Alfian, 2012). Pengolahan data meliputi

perhitungan total nilai produksi (Rp) dimana diperoleh dari hasil total pengalian harga tiap komoditas dan jumlah produksi setiap tahun sebagai contoh di Kecamatan Ngrayun. Perhitungan dalam penelitian terdahulu (Alfian, 2012) sebagai contoh di Kecamatan Ngrayun dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan dalam Penelitian pada Kecamatan Ngrayun.

Sumber : A lfian, 2012

Tabel diatas merupakan contoh salah

satu perhitungan untuk Kecamatan

Ngrayun.Kabupaten Ponorogo memiliki 21 Kecamatan sehingga memiliki nilai variabel yang berbeda.

Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan metode aritmatik dengan menggunakan persamaan berikut.

(4)

Keterangan : Pn adalah jumlah penduduk pada tahun ke – n ; Po : jumlah penduduk pada aw al tahun ; r : angka pertumbuhan penduduk ; n : periode w aktu tahun.Untuk perhitungan proyeksi penduduk pada Tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 3.

Faktor Satuan Nilai

Total Nilai Produksi Rp 286.509.053.800

Harga Beras Rp.Kg-1 7.200

Total Beras dari Padi

Saw ah dan Ladang Kg 9.715.200

HasilMS. Excel−HasilSistem

(4)

Tabel 3.Proyeksi Penduduk 20 Tahun

Sukorejo 49564 42625

Ponorogo 74379 70660

Babadan 62615 62490

Jenangan 51508 46048

Ngebel 19099 15088

Sumber : A lfian, 2012

Penyusunan Sistem Komputerisasi Neraca Lahan

Penyusunan sistem komputerisasi untuk

penentuan daya dukung lingkungan

berbasis neraca lahan akan dibuat dengan

menggunakan PC (Personal Computer)

dengan spesifikasi processor intel ® core ™ i5-2410M, CPU @2.30 GHz, RAM 2.60 GB, system type 32-bit operating system sebagai

hardware pengolah input data. Software yang digunakan yaitu Visual Basic 6.0. Sistem komputerisasi neraca lahan yang dibuat dari

SoftwareVisual Basic 6.0 ini output yang dihasilkan berupa nilai ketersediaan (supply) lahan, kebutuhan (demand) lahan, dan nilai status daya dukung lahan.

Penyusunan sistem komputerisasi

membutuhkan susunan algoritma dengan tujuan untuk membatasi atau mengontrol kinerja sistem sehingga sistem akan bekerja sesuai alur yang di inginkan. Algoritma dari sistem komputerisasi keseimbangan lahan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Algoritma susunan sistem komputerisasi keseimbangan lahan

Pengujian Sistem Komputerisasi Neraca Lahan

Pengujian sistem komputerisasi neraca

lahandilakukan melalui tahap

verifikasi.Verifikasi merupakan tahap untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat telah benar secara logis.Verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari sistem komputerisasi neraca lahan dengan hasil dari penelitian sebelumnya (Alfian, 2012). Kedua hasil tersebut masing-masing dapat

dibuat grafik untuk mengetahui nilai R

square (R2). R square digunakan untuk

memastikan kesetaraan satuan pada saat melakukan formulasi (Ngudiantoro, 2010).

Hasil pembuatan sistem komputerisasi neraca lahan ini nantinya digunakan untuk menentukan status daya dukung lahan pada tahun 2010 dan 20 tahun yang akan datang (tahun 2030).

HA SIL DAN PEM BAHASAN

Hasil Penyusunan Sistem Komputerisasi Keseimbangan Lahan

(5)

y = 0,985x + 182,9

Gambar 2.Tampilansistem komputerisasi

keseimbangan lahan

Cara Pengoperasian sangat mudah,

entry atau masukkan nama kecamatan, total nilai produksi, harga beras, total beras dari padi sawah dan ladang, luas panen padi, dan jumlah penduduk kecamatan tersebut.

Setelah selesai memasukkan data,

selanjutnya tekan hitung dan akan

memperoleh hasil keluaran berupa nilai ketersediaan lahan, nilai kebutuhan lahan, nilai status daya dukung lahan, dan status daya dukung lahan. Setelah mendapatkan hasil, kita tekan save yang nantinya akan tersimpan pada tabel. Ulangi dengan langkah yang sama pada 21 Kecamatan di

Kabupaten Ponorogo.Pada penelitian

terdahulu (Eva, 2013), visual basic

6.0digunakan untuk penjualan pulsa

elektrik berbasis sms.

Hasil Pengujian Sistem Komputerisasi Keseimbangan Lahan

Verifikasi sistem dilakukan dengan

membandingkan hasil perhitungan

penelitian terdahulu yang menggunakan

M icrosoft Excel dan hasil perhitungan

menggunakan Visual Basic 6.0.Pada

penelitian terdahulu (Ngudiantoro, 2010), verifikasi digunakan untuk pengendalian muka air tanah di petak lahan dengan membandingkan data pengamatan periode April 2006 dengan data pengamatan periode Maret 2007. Hasil verifikasi perhitungan

M S. Excel dan Visual Basic 6.0 dapat dilihat

ketersediaan lahan, (b) kebutuhan lahan, dan (c) nilai status DDL.

Gambar 3 menunjukkan bahwa untuk hasil perhitungan secara manual dengan sistem komputerisasi neraca lahan untuk

nilai ketersediaan (supply), kebutuhan

(demand), dan nilai status daya dukung lahan pada tahun 2010 sangat tepat dimana nilai R square (R2) berturut-turut yaitu 1,

0.9934, dan 0.9993 yang semuanya

mendekati angka 1. Hasil ini menunjukkan

bahwa secara bersama-sama variabel

independen berpengaruh kuat terhadap

H

(6)

variabel dependen dengan kata lain

perhitungan menggunakan sistem

komputerisasi keseimbangan lahan semakin tepat dan akurat sehingga dapat digunakan

lebih lanjut untuk menghitung nilai

ketersediaan (supply), kebutuhan (demand), dan nilai status daya dukung lahan pada tahun 2030.

Hasil Penerapan Sistem Komputerisasi Neraca Lahandan Analisa

Tahapan ini meliputi perhitungan langsung terhadap parameter-parameter yang telah di dapatkan dan telah melalui pengujian.Hasil yang diperoleh tentunya merupakan hasil akhir yang memiliki tingkat perbedaan terkecil dibandingkan dengan perhitungan

manual. Tahapan analisa adalah

mendeskripsikan hasil simulasi sistem, kemudian menganalisis seberapa besar perbedaan hasil simulasi dan mencari faktor yang berpengaruh. Perbedaan persentase kebutuhan lahan hasil simulasi dan hasil manual dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase perbedaan

kebutuhanlahan hasil simulasi dan hasil manual.

K HM HS %

Ngrayun 13859 14037.67 1.326

Slahung 13794.76 14057.14 1.902

Bungkal 8217.60 8235.79 0.221

Sambit 8535.84 8578.486 0.504

Saw oo 13674 13753.620 0.582

Sooko 5224.08 5177.761 0.887

Pudak 2134.32 2168.409 0.748

Pulung 11038.32 11179.842 1.282

Mlarak 9395.88 9267.212 1.370

Siman 10413.75 10522.120 1.041

Jetis 6681.27 6655.413 0.387

Balong 10391.25 10509.865 1.141

Kauman 8803.30 9039.270 2.680

Jambon 9732.25 9734.431 0.022

Badegan 7270.50 7263.078 0.102

Sampung 10395.05 10606.472 2.034

Sukorejo 13382.28 13237.264 1.083

Ponoro go 19338.54 19278.783 0.309

Babadan 15653.75 15652.256 0.009

Jenangan 12877 13080.882 1.583

Ngebel 4774.75 4732.863 0.877

Keterangan :K : kecamatan ;HM : hasil manual ; HS :

hasil sistem.

Perbedaan terbesar hasil manual dan hasil sistem adalah 2.68% sehingga sistem komputer yang disusun bisa digunakan

untuk perhitungan daya dukung

lingkungan berbasis neraca lahan atau

sistem komputer dapat diterapkan.

Sedangkan hasil aplikasi sistem dalam

penentuan daya dukung lingkungan

berbasis neraca lahan di Kabupaten

Ponorogo Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel3.

Tabel 3.Hasil Penerapan Sistem padaTahun 2010.

K SL DL N S

T

Ngrayun 10080.120 14037.670 3957.550 D

Slahung 16314.268 14057.143 2257.124 S

Bungkal 10262.707 8235.787 2026.920 S

Sambit 9401.486 8578.486 823.081 S

Saw oo 10632.557 13753.620 3121.063 D

Sooko 10775.379 5177.761 5597.618 S

Pudak 8745.472 2168.409 6577.063 S

Pulung 17134.495 11179.842 5954.654 S

Mlarak 7672.117 9267.212 1595.095 D

Sampung 9014.086 10606.472 1592.286 D

Sukorejo 15580.863 13237.264 2343.599 S

Ponoro go 4510.471 19278.783 14768.312 D

Babadan 10618.616 15652.256 5033.640 D

Jenangan 12397.149 13080.882 683.732 D

Ngebel 7159.648 4732.863 2426.785 S

Keterangan : SL : nilai ketersediaan ; DL : nilai kebutuhan ; N : nilai status DDL ; ST : status DDL ; S : surplus ; D : defisit

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 21 Kecamatan di Kabupaten Ponorogo untuk kondisi pada tahun 2010 terdapat 12 wilayah administrasi kecamatan dalam keadaan surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan defisit. Kecamatan Pudak memiliki nilai status daya dukung surplus tertinggi dengan nilai sebesar 6577.063 ha.Hal ini dikarenakan Kecamatan Pudak mempunyai komuditas pangan yang sangat tinggi.Status

daya dukung defisit tertinggi yaitu

Kecamatan Ponorogo dengan nilai 14768.312 ha.Kecamatan Ponorogo sangat rendah untuk komoditas pangan dan memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi

dikarenakan Kecamatan Ponorogo

merupakan pusat kota.Pada penelitian terdahulu (Wayan et al, 2013), menunjukkan bahwa Kabupaten Bali berstatus surplus dengan nilai ketersediaan lahan 167947.58 Ha, kebutuhan lahan 74173.77 Ha, dan nilai status daya dukung surplus 93773.81 Ha.

(7)

Perhitungan ketersediaan lahan, kebutuhan lahan,dan status daya dukung lahan tahun 2030 didapatkan dari memasukkan data input ke dalam sistem komputerisasi neraca lahan.Penentuan kondisi pada tahun 2030 yang dimulai dari tahun 2010 digunakan

data yang sama untuk komuditas,

sedangkan untuk data penduduk

diproyeksikan 20 tahun yang akan datang yang dimulai dari tahun 2010. Hasil yang di dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Aplikasi Sistem dalam

Penentuan Daya Dukung Lingkungan

Berbasis Neraca Lahan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2030

Keterangan : SL : nilai ketersediaan ; DL : nilai kebutuhan ; N : nilai status DDL ; St : status DDL ; S : surplus ; D : deficit

Tabel 4 menunjukkan kebutuhan (demand) lahan pada tahun 2030 di Kabupaten Ponorogo mengalami penurunan namun tidak significant.Sebagai contoh Kecamatan Ponorogo pada tahun 2010 kebutuhan (demand) lahan sebesar 19278.783 ha, pada tahun 2030 sebesar 18314.831 ha sehingga

mengalami penurunan 5%.Adanya

penurunan kebutuhan (demand) lahan maka berdampak terhadap nilai neraca lahan.Nilai ketersediaan lahan yang tetap, kemudian penurunankebutuhan lahanmaka perbedaan nilai keduanya (nilai neraca lahan) menjadi meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan terbesar hasil simulasi adalah 2.68% serta uji regresi yang menunjukkan nilai 0.6 > R2< 1 sehingga dapat dinyatakan

bahwa sistem komputerisasi yang disusun layak diterapkan.Hasil penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca

lahan memiliki kesamaaan dengan

penelitian terdahulu yaitu pada kondisi tahun 2010. 12 kecamatan berstatus surplus dan 9 kecamatan berstatus defisit..Hasil sistem komputerisasi neraca lahan untuk

wilayah administrasi kecamatan di

Kabupaten Ponorogo tahun 2030, 16

kecamatan berstatus surplus dan 5

kecamatan berstatus defisit.

DA FTA R PUSTA KA

Eva, Y. dan Tauvan, R. 2013.Rewkayasa

Perangkat Lunak Penjualan Pulsa Electric Berbasis SM S M enggunakan Visual Basic 6.0, dalam Jurnal TEKNOIF Volume 1 No. 1, Edisi April 2013.

Firmansyah, Alfian. 2012.Analisa Daya

Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan (Studi Kasus di Kabupaten Ponorogo).Fakultas Teknologi

Pertanian. Universitas Brawijaya.

Malang.

Iqbal, M., dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pangan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu pada Partisipasi M asyarakat,dalam Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian Volume 5 No. 2, hal 167-182

Ngudiantoro. 2010. Pemodelan Fluktuasi

M uka Air Tanah pada Lahan Rawa Pasang Surut Tipe C/D : Kasus di Sumatera Selatan, dalam Jurnal Penelitian Sains Volume 13 No. 3 (A) 13303

Pusat Pengkajian Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. 2011.

Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2011.

Penerbit: Crestpent Press. Bogor. Rahadi, B., Sutan, T., Chuzaemi, S., Elih, E.

dan Soemarno. 2012. Model

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Daya Dukung Lingkungan Untuk Penataan Ruang Dan W ilayah Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam Yang Optimal. Lembaga Penelitian

K SL DL N St

Ngrayun 10080.120 13363.854 3283.734 D

Slahung 16314.268 11442.418 4871.849 S

Bungkal 10262.707 6736.797 3525.910 S

Sambit 9401.486 6742.658 2658.831 S

Babadan 10618.616 15621.009 5002.393 D

Jenangan 12397.149 11694.269 702.880 S

(8)

Pengabdian Kepada Masyarakat - UB. Malang.

Republika. 2014. Tujuh Kecamatan Di

Kabupaten Ponorogo Alami Kekeringan.

http:/ / republika.co.id (diakses

tanggal 1 November 2014).

Setyadi. H. Ari. 2014. Dasar Pemrograman Visual Basic.Atau http:/ / oke.or.id (diakses tanggal 1 November 2014). Studi Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Ponorogo Tahun 2009.

Gambar

Tabel 1.Data Statistik Produksi dan Harga Komoditas Kabupaten Ponorogo.
Tabel 2. Perhitungan dalam Penelitian pada Kecamatan Ngrayun.
Gambar 1. Algoritma susunan sistem komputerisasi keseimbangan lahan
Gambar 2.Tampilansistem komputerisasi keseimbangan lahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Virulensi Enterococcus faecalis disebabkan kemampuannya dalam pembentukan kolonisasi pada host, dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten terhadap mekanisme pertahanan

Apakah tingkat saham publik dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan pada perusahaan consumer goods yang

Barang ba)aan disimpan di 3CFs untuk diantar ke gerbang dengan cepat. 3FCs adalah kendaraan tanpa manusia yang mampu membongkar dan memuat barang tanpa mengehntikan gerakannya.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, maka Komisi VIII DPR RI dalam Reses Masa Persidangan I

Upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN Kandangan sangat banyak dan sangat bervariasi, mulai dari

Skripsi yang penulis susun sebagai bagian dari syarat untuk mendaptakan ajian Numerik Pengaruh Ukuran Luas pada Sifat Magnet Superkonduktor Tipe II Berbentuk Persegi

Menurut Azwar (1999) daya deskriminasi yang digunakan dalam menganalisis aitem yaitu &gt; 0,30. Aitem yang memiliki skor daya diskriminasi aitem kurang dari 0,30

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek tepung komposit pada kadar glukosa serum darah, berat badan, asupan pakan, dan histopatologi pankreas tikus diabetes