PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS TATA AIR
Jl. Taman Jatibaru No. 1 Telp. 3803303-3865546-3845266
JAKARTA
Revisi: April, 2017
LAND ACQUSITION AND
RESETTLEMENT ACTION PLAN
(LARAP)
LOKASI
SUNTER ATAS DRAIN
KELURAHAN JATINEGARA KAUM, KECAMATAN PULOGADUNG
JAKARTA TIMUR
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
i | P a g e
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Gambaran Tentang Proyek ... 1
1.3. Potensi Dampak Pengerukan dan Rehabilitasi Embankment di Sunter Atas ... 2
1.4. Tujuan Penyusunan LARAP ... 3
II. KARAKTERISTIK WARGA, TANAH DAN BANGUNAN YANG AKAN TERKENA PROYEK ... 4
2.1 Uraian Tanah Terkena Proyek ... 4
2.2. Ringkasan Bangunan Terkena Proyek ... 5
2.3 Uraian Warga Terkena Proyek ... 6
2.4. Analisis Hukum ... 11
2.5. Kelembagaan ... 13
III. RENCANA PELAKSANAAN PENANGANAN WARGA TERKENA PROYEK ... 16
3.1. Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta Terhadap Penghuni Sungai/Kanal/Waduk ... 16
3.2. Monitoring dan Evaluasi ... 18
3.3. Penanganan Keluhan ... 18
ii | P a g e
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ringkasan Tentang Tanah yang Berpotensi Terkena Proyek ... 5
Tabel 2 Ringkasan Bangunan Terkena Proyek... 5
Tabel 3 Ringkasan Kegiatan Ekonomi Warga yang Berpotensi Terkena Proyek ... 6
Tabel 4 Ringkasan Kegiatan Ekonomi Warga yang Berpotensi Terkena Proyek ... 7
Tabel 5 Ringkasan tentang Kondisi Ekonomi Warga yang Berpotensi Terkena Proyek ... 8
Tabel 6 Ringkasan Sarana dan Prasarana Warga Terkena Proyek ... 9
Tabel 7 Ringkasan tentang Persepsi dan Aspirasi Warga Terkena Proyek ... 10
Tabel 8 Ringkasan tentang Kelompok Rentan dan Anak Sekolah ... 10
Tabel 9 Institusi Pelaksana Kegiatan Permukiman Kembali ... 13
Tabel 10 Rencana Tindak Penanganan Warga Terkena Proyek Sunter Atas Drain ... 19
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh Potongan Melintang Rencana Kegiatan Pengerukan di Sunter Atas ... 21
Lampiran 2 Foto-Foto Kondisi Lokasi Terdampak Proyek ... 22
Lampiran 3 Rencana Kegiatan dan Lokasi Proyek di Sunter Atas ………. 23
Lampiran 4 Daftar Warga dan Aset Terkena Proyek……….24
Lampiran 5 Sketsa Lokasi Warga Terkena Proyek ... 25
Lampiran 6 Ringkasan Bangunan dan WTP Sunter Atas ... 32
1.1.
Latar Belakang
Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP merupakan inisiatif bersama antara Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian PU (sekarang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan Bank Dunia dalam upaya penanganan banjir di
Jakarta. Pengendalian banjir di Jakarta membutuhkan rehabilitasi besar terhadap sungai, kanal
dan waduk. Rehabilitasi harus disertai perencanaan pengelolaan banjir untuk memastikan
sistem beroperasi secara optimum. Hasil simulasi pasca banjir 2007 menunjukkan bahwa
pekerjaan fisik di 12 kanal/sungai dan 4 waduk utama di Jakarta dengan mengembalikan sistem
dan fungsi pengendalian banjir sesuai desain awal, diperkirakan akan mengurangi 40% luas
genangan banjir atau dapat mengamankan sekitar 1 juta warga Jakarta. Sungai/Kanal dan
Waduk yang ditangani adalah Sunter (Sunter Atas dan Sunter Bawah), Cengkareng Drain,
Ciliwung-Gunung Sahari, Sentiong-Sunter, Waduk Melati, Cideng-Thamrin, Waduk Sunter
Selatan, Waduk Sunter Timur III, Waduk Sunter Utara, Angke Bawah, Tanjungan, Banjir Kanal
Barat, Grogol-Sekretaris, Pakin-Kali Besar-Jelakeng, Krukut – Cideng dan Semongol (Kamal).
Namun, pekerjaan pengerukan Kanal/Sungai dan waduk di Jakarta juga berpotensi
menimbulkan dampak sosial berupa terkenanya bangunan milik warga dan pemindahan warga
penghuni kawasan yang diperlukan untuk pekerjaan pengerukan. Salah satu potensi dampak
terjadi terhadap warga yang menempati badan air (Tanah Negara) di Sunter Atas drain. Untuk
itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini PIU Dinas Tata Air menyusun Land Acquisition
and Resettlement Plan (LARAP) untuk kegiatan dimaksud.
1.2.
Gambaran Tentang Proyek
1.2.1. Lokasi Proyek
Sunter Atas berada di kelurahan Cipinang, Jati, Jatinegara Kaum, Kayu Putih dan Pulogadung,
Kecamatan Pologadung. Namun warga yang berpotensi terkena dampak langsung pengerukan
dan rahabilitasi embankmen adalah warga di Kelurahan Jatinegara Kaum. Luas wilayah
Jatinegara Kaum adalah 123.45 Ha, dengan jumlah penduduk 12.789 jiwa. Komposisi penduduk
laki-laki sebanyak 24.197 jiwa dan wanita 10.406 jiwa. Selain itu, jumlah warga negara asing
adalah 10 jiwa, laki-laki berjumlah 4 jiwa dan wanita 6 jiwa. Jumlah keluarga tercatat 5.021 KK
(-data 2012). Batas wilayah administrasi Jatinegara Kaum adalah:
2 | P a g e
Sebelah Timur : Jl. Bekasi Kelurahan Jatinegara.
Sebelah Selatan : Rel Kereta Api Kelurahan Klender.
Sebelah Barat : Kali Sunter Kelurahan Cipinang.
1.2.2. Rencana Kegiatan JUFMP di Sunter Atas Drain
Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pengerukan dan rehabilitasi embankmen Sunter Atas
drain adalah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC Cilicis), Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan. Kegiatan fisik akan
dilaksanakan selama 14 bulan, mulai Mei 2017- Juni 2018. Pekerjaan di Sunter Atas meliputi:
Pengerukan lumpur sepanjang 5.150 m (volume 79.900 M3)
Pengangkutan dan pembuangan lumpur ke CDF Ancol, di Ancol Timur
Rehabilitasi embankmen sepanjang 1,850 m1 (sporadis di 7 lokasi)
Pekerjaan pengerukan dan rehabilitasi embankmen di Sunter Atas drain akan berdampak
terhadap bagian kecil dari beberapa bangunan-bangunan diatas badan sungai seperti
pagar, tembok bagian belakang bangunan dan teras. Gambar Contoh Rencana Kegiatan
disajikan pada Lampiran 1.
1.3.
Potensi Dampak Pengerukan dan Rehabilitasi Embankment di Sunter Atas
Pengerukan dan rehabilitasi embankmen di Sunter Atas tidak melakukan pelebaran badan
sungai, tetapi mengembalikan fungsi sungai sesuai dengan desain awal. Dampak kegiatan
pengerukan dan rehabilitasi embankmen terjadi terhadap bangunan-bangunan yang
memanfaatkan badan sungai Sunter Atas. Dibawah ini diuraikan dampak-dampak tersebut.
a. Kegiatan yang memerlukan pengadaan tanah
Pada tahun 2010, Kementerian Pekerjaan Umum menyusun dokumen DED pengerukan dan
rehabilitasi embankmen. Apabila DED diimplementasikan diperkirakan berdampak
terhadap 722 bangunan milik warga (draft LARAP 2010-Direkorat Sungai dan Pantai,
Kementerian Pekerjaan Umum). Warga yang berpotensi terkena proyek (WTP)
dikategorikan sebagai “Encroachers” dan “Squatter”. Bangunan-bangunan yang akan
terdampak oleh proyek adalah bangunan diatas sungai - 2 meter dari embankmen.
Kemudian PIU DKI Jakarta melakukan resurvei berdasar review DED yang disusun oleh CPIU.
3 | P a g e
DED menyimpulkan bahwa warga yang mungkin terkena proyek berjumlah 111 KK,
kemudian PIU DKI Jakarta mengumumkan Cut of Date pada April 2014, dan menetapkan
Jumlah WTP di Sunter Atas sebanyak 111 KK. Disisi lain, pemerintah Kota Jakarta Timur
melalui Kecamatan Pulaugadung, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jatinegara Kaum dan
Kelurahan Jati menyelenggarakan penertiban pada Oktober 2014-April 2015. Penertiban
menyasar 859 unit bangunan di atas trotoar, drainase, taman dan jalan lingkungan
dikawasan tersebut. Dari 859 bangunan yang ditertibkan, sebanyak 31 bangunan tercatat
dalam “cut of date”, ke 31 bangunan tersebut meliputi 28 kandang ayam dan 3 rumah
tinggal. Pelaksanaan penertiban oleh pemerintah DKI Jakarta tidak memberi kompensasi
kepada warga terkena penertiban.
b. Letak bangunan yang akan terkena dampak JUFMP
Encroacher dan Squatter di Sunter Atas drain merupakan isu yang harus ditangani pada
kegiatan proyek Jakarta Urgent Flood Mitigation Project-JUFMP/Jakarta Emergeny Dredging
Initiative-JEDI. Letak bangunan berada di atas badan sungai. Apabila hasil review DED
diimplementasikan, diperkirakan akan berdampak terhadap bagian kecil dari
bangunan-bangunan warga, sehingga pemilik masih dapat memanfaatkan bangunan-bangunan atau tidak perlu
dipindahkan (relokasi). Bagian bangunan terkena proyek antara lain dapur, pagar, dan
tembok rumah paling belakang. Kondisi bangunan pada umumnya semi permanen dan
darurat. (Lampiran 2 : Foto-Foto lokasi bangunan yang berpotensi terkena proyek)
1.4.
Tujuan Penyusunan LARAP
LARAP bertujuan untuk menjelaskan prinsip-prinsip, prosedur- prosedur dan tata cara
pengorganisasian yang akan diterapkan dalam permukiman kembali, yaitu:
a. Menguraikan cara/upaya meminimalkan pemindahan warga dan menguraikan secara
spesifik pilihan kompensasi kepada WTP.
b. Menetapkan secara rinci bantuan permukiman kembali dan bantuan secara khusus.
4 | P a g e
II.
KARAKTERISTIK WARGA, TANAH DAN BANGUNAN YANG AKAN TERKENA
PROYEK
Dokumen draft LARAP yang disusun oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum tahun 2010 menyebutkan bangunan akan terkena proyek berjumlah 722 unit
meliputi hunian, perkantoran, perdagangan, dan fasilitas umum. Kemudian dilakukan review
DED dan pembaharuan data pada Oktober 2013-April 2014. Hasil pembaharuan data berdasar
review DED adalah 111 KK (476 jiwa) yang memanfaatkan badan air Sunter Atas drain akan
terdampak proyek, mereka meliputi: (i) 105 bangunan (perorangan/perusahaan/fasum-fasos),
(ii) 4 petak sebagai ladang/kebun; dan (iii) 2 petak tanah kosong. Terdapat 2 KK yang memiliki
lebih dari 1 petak/asset.
Pemerintah wilayah Jakarta Timur melalui kecamatan Pulogadung, kelurahan Kayu Putih,
Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Jati Negara Kaum dan Kelurahan Jati melakukan penertiban
di sekitar Sunter Atas drain pada November 2014-April 2015. Penertiban dilaksanakan dalam
rangka perbaikan lingkungan. Penertiban tersebut membongkar 859 unit bangunan. Dari 859
bangunan yang telah dibongkar, terdapat 31 unit merupakan bagian dari WTP proyek
JUFMP/JEDI. Ke 31 bangunan meliputi 28 kandang ayam dan 3 rumah tinggal, ketiga rumah
tinggal hanya terkena pembongkaran sebagian, yaitu teras dan pagar depan, sehingga pemilik
masih dapat menghuni bangunan. Sedangkan 28 kandang ayam dibongkar atau dipindahkan
oleh pemiliknya disekitar lokasi, dari 28 kandang ayam tersebut terdapat seorang penjaga
kandang yang juga bekerja sebagai pemungut sampah di lingkungan RW 05, Kelurahan
Jatinegara Kaum. Penjaga kandang difasilitasi pengurus RW 05 tinggal di sekitar RW tersebut.
2.1
Uraian Tanah Terkena Proyek
Pemanfaat badan sungai Sunter Atas yang berpotensi terkena proyek berjumlah 111 KK (saat ini
tersisa 80 KK, sedangkan 31 KK telah dibongkar pada pelaksanaan penertiban November
2014-April 2015). Badan air yang dimanfaatkan oleh warga seluas 524.104 m2. Mengenai status
penguasaan tanah : (i) 11 KK (10%) sebagai penggarap, (ii) 100 KK (90%) sebagai pemilik tanah,
penyewa/lainnya (numpang dan over garapan) dan Fasilitas Umum/Sosial. Dari hasil survei
sensus didapatkan pengakuan penguasaan atas tanah : (i) Sertifikat Hak Milik sebanyak 8 orang
5 | P a g e
orang (3%); (iv) tidak menjawab 6 orang (5%); (v) menempati tanah orang lain sebanyak 19
orang (17%) dan (vi) Tanah Negara 6 (5%).
Tabel 1: Ringkasan tentang tanah yang bepotensi terkena proyek
No Uraian tentang
Tanah
Jumlah Jawaban Responden dan persentase (%) Keterangan
1. Status Penguasaan tanah
Tanah Negara Tanah Milik
(5%) (89%)
2 Kepemilikan tanah ditempat lain
Ada Tidak ada Tidak Jawab Fasum-fasos (19%) (70%) (4,50%) (6%)
3. Cara mendapat tanah
Membeli Warisan/Hibah Lain-lain Tidak Jawab
(57%) (5%) (31%) (2%)
4. Pemanfaatan Hunian Usaha Ladang Fasum Lain-lain Lain-lain: kandang ayam dan tanah kosong
(63%) (9%) (5%) (6%) (17%)
2.2.
Ringkasan Bangunan Terkena Proyek
Bangunan warga yang berpotensi terkena proyek berjumlah 105 unit meliputi: (i) tempat tinggal
(50%) ;(ii) tempat tinggal dan usaha (24%); (iii) tempat usaha (8%); (iv) kandang ayam, ladang,
kolam (6%); dan (v) Fasum-fasos (6%), dengan kualitas bangunan permanen, semi permanen
dan darurat.
Tabel 2: Ringkasan tentang bangunan terkena proyek
No. Bentuk Kehilangan Jumlah Keterangan
6 | P a g e
2.3
Uraian Warga Terkena Proyek
2.3.1. Profil Warga Terkena Proyek
Profil warga terkena proyek Upper Sunter adalah sebagai berikut:
Jenis Kelamin terdiri dari: (i) laki-laki 87 orang (78%) dan wanita 13 orang (12%).
Usia : berusia 40 s/d 50 tahun sebanyak 25%; berusia 50 s/d 55 tahun sebanyak 24%; berusia
produktif 30 s/d 40 tahun sebanyak 22%; berusia lebih dari 55 tahun (18%); dan berusia 20 s/d
30 tahun (1%); dan (10%) tidak menjawab/tidak diketahui pemiliknya.
Pendidikan: yang terbanyak menyatakan tamat SLTA/MA/Sederajat (38%), yang menyatakan
tamat SD/MI/Sederajat (25%), tamat SLTP/MTs/sederajat (17%), yang menyatakan tidak
sekolah (6%), tamatan Sarjana (S1) (3%), akademi (D1/D2/D3) (1%) dan tidak menjawab/tidak
diketahui pemiliknya (10%).
Pekerjaan Utama Kepala Keluarga adalah wiraswasta/pedagang (25%), pegawai swasta (27%),
buruh (13%), ibu rumah tangga (7%), lain lain-tidak bekerja, pemulung atau serabutan (7%),
pengemudi (5%), TNI/Polisi (5%), PNS (1 %) dan tidak menjawab/tidak diketahui (10%).
Terkait dengan status perkawinan responden, menyatakan menikah (78%), janda (8%), duda
(2%), belum menikah (2%) dan tidak menjawab/tidak diketemukan orangnya (10%).
Tabel 3: Ringkasan tentang profil warga terkena proyek
No. Uraian Profil Profil Warga (Jumlah dan Persentase) Ket.
1. Jenis
PNS/TNI/Pol. Ibu Rumah Tangga
Pegawai Swasta
Pengemudi
(5%) (7%) (22%) (5%)
7 | P a g e
Asal –Usul dan Status Kependudukan: Warga yang menyatakan suami dan isteri penduduk asli
(70%), suami dan isteri pendatang (19%), dan Istri asli-suami pendatang (1%). Terkait dengan
kepemilikan KTP yang menyatakanmemiliki KTP sesuai dengan alamat asset terkena dampak
sebanyak 75 (68%), memiliki KTP tetapi alamat berbeda dengan asset terkena dampak 21%,
sementara yang tidak memiliki KTP sebanyak 2% dan tidak menjawab/tidak diketemukan
pemiliknya 10%.
2.3.2. Kegiatan Ekonomi Warga di Lokasi Rencana Proyek
Jenis usaha warga yang berpotensi terkena proyek adalah : (56%) tidak berusaha di lokasi/hanya
tempat tinggal, dan lahan kosong, yang menyatakan lainnya (peternakan, ladang, gudang) 25%,
menyatakan usaha warung sembako/warung makan/kantor 13%. Tentang pola kepemilikan
usaha, terbanyak adalah tidak menjawab (tidak memiliki usaha) 56%, menyatakan usaha milik
sendiri 36%, bagi hasil sebanyak 2%. Untuk tempat usaha ditempat lain adalah 56% tidak
menjawab, 37% memiliki usaha ditempat lain, yang menjawab tidak memiliki usaha ditempat
lain adalah 1%. Adapun rencana usaha setelah terkena proyek jawaban adalah tidak menjawab
(56%), meneruskan usaha yang sama/tetap (23%), yang menjawab lainnya (tidak bisa usaha lagi
karena butuh lahan) (15%) dan akan memulai usaha baru (2%).
Tabel 4: Ringkasan tentang kegiatan ekonomil warga terkena proyek
No. Uraian Hasil Survei
1. Jenis usaha warga terkena proyek
2. Pola kepemilikan usaha Milik sendiri Bagi hasil Lain-lain (36,%) (2%) (56%) 3. Usaha di tempat lain Tidak ada Ada
(56%) (37%)
4. Rencana Usaha setelah terkena proyek
Tetap usaha yang sama
Buka usaha baru Tidak usaha lagi
(23%) (2%) (14%)
2.3.3. Kondisi Ekonomi Warga Terkena Proyek
Warga yang berpotensi terkena proyek penghasilan Rp 1.000.000,- s.d. Rp 2.000.000,- per bulan
sebanyak (39%), yang menyatakan total pendapatan dari seluruh anggota keluarga > Rp
8 | P a g e
Rp 3.000.000,- per bulan (16.22%), yang menyatakan Rp 500.000,- s.d. Rp 1.000.000 ,- per bulan
(14.41%), yang menyatakan Rp.< Rp 500.000,- per bulan sebanyak 1%, dan tidak
menjawab/tidak diketahui pemiliknya (4%). Sedangkan tentang total pengeluaran untuk
seluruh anggota keluarga sebesar Rp 1.000.000,- s.d. Rp 2.000.000,- per bulan (42%), Rp
2.000.000,- s.d. Rp 3.000.000,- per bulan (21%), yang menjawab sebesar > Rp 3.000.000,- per
bulan (16%), yang menjawab Rp 500.000,- s.d. Rp 1.000.000 ,- per bulan (10%) dan hanya 1%
yang menjawab < Rp. 500.000,- per bulan, dan tidak menjawab/tidak diketahui pemiliknya
(3.60%). Terkait dengan pengeluaran biaya transportasi keluarga diperoleh gambaran (13%)
warga mengeluarkan kurang dari Rp. 10.000/hari, dan (55%) mengeluarkan biaya transport Rp.
10.000 – Rp.25.000/hari, dan diatas Rp. 25.000/hari sebanyak (21%).
Tabel 5: Ringkasan tentang kondisi ekonomil warga terkena proyek
No. Uraian Hasil Survei
1. Anggota keluarga selain KK yang bekerja
Ada Tidak Ada
(27%) (59%)
2. Total pendapatan seluruhnya (Rp/bulan)
< 500.000 500rb-1juta 1 juta-2juta
(1%) (14%) (39%)
2juta-3juta 3juta
(16,%) (20%) 3. Total pengeluaran
(Rp/bulan)
< 500.000 500rb-1juta 1 juta-2juta
(1%) (10%) (42%)
2 juta-3juta 3juta
(21%) (16%) 4. Biaya transpotasi keluarga
(Rp/hari)
< 10.000 Rp. 10rb-25rb >Rp.25rb
(13%) (55%) (21%)
2.3.4. Sarana dan Prasarana Warga
Penggunaan listrik PLN sebagai sumber penerangan, pada umumnya distribusi langsung dari
PLN (94%), warga yang tidak memiliki penerangan listrik sebesar (5%) dan bersumber dari listrik
tetangga (2%). Kebutuhan air minum diperoleh gambaran (8%) warga mengandalkan PAM,
(78%) membeli air secara eceran dan sisanya lain-lain (14%)- lain lain yang dimaksud adalah
sumur pompa dan sumur timba. Terkait dengan air untuk keperluan MCK, sebagian besar warga
9 | P a g e
Mengenai alat transportasi warga, sebagian besar menggunakan sepeda motor (45%), berjalan
kaki (14%), angkutan umum (19%), mobil pribadi/dinas (10%), sepeda (3%), dan lainnya (10%).
Tabel 6: Ringkasan tentang sarana dan prasaran warga terkena proyek
No. Uraian Hasil Survei
1. Sumber Penerangan PLN-sendiri PLN-dari tetangga 3. Kepemilikan Jamban Jamban
sendiri
Jamban umum
Sungai Lainnya
(59,46%) (3,60%) (28,83%) (3,60%) 4. Alat transportasi Jalan kaki Sepeda Sepeda Motor
Pribadi & Dinas
2.3.5. Persepsi dan Aspirasi
Warga yang memanfaatkan badan air Sunter Atas drain sebagian besar sudah mengetahui
keberadaan/rencana proyek JUFMP (46%) dan tidak tahu (44%). Mereka mengetahui rencana
proyek dari Camat, Lurah, RT/RW, tokoh masyarakat, media dan tetangga. Pendapat mereka,
apabila harus dipindah ke Rusunawa, (6%) warga “tidak setuju” dan (32%) menyatakan
10 | P a g e
Tabel 7: Ringkasan tentang persepsi dan aspirasi warga terkena proyek
No Uraian Hasil Survei
1. Keberadaan proyek Tahu Tidak Tahu
(46%) (44%)
2. Sumber Informasi Aparat (Camat, lurah, RT/RW
Tokok masyarakat Tetangga
(60%) (7%) (18%)
Media Lain-lain
(2%) (3%)
3. Pendapat bila harus pindah ke Rusunawa
Tidak setuju Setuju Tidak menjawab (6%) (32%) (56%) 4. Harapan/Usulan Ganti rugi Jangan terjadi
penggusuran
Harapan/usulan warga terhadap rencana Pengerukan Sunter Atas drain diantaranya adalah:
setuju dengan proyek agar tidak banjir, diberikan ganti rugi atas asset yang hilang dan jangan
terjadi penertiban.
2.3.6. Kelompok Rentan dan Anak Sekolah
Kelompok rentan dalam uraian ini meliputi usia (antara 55 tahun keatas) dan bergantung
kepada orang lain. Sebagai indikator kondisi ekonomi “Parameter Sayogyo”, seseorang
dikatakan berada dibawah garis kemiskinan jika pendapatan pertahunnya setara dengan 480 Kg
beras. Dengan asumsi harga beras sekarang Rp. 8000/kg, maka orang yang berpenghasilan
kurang dari Rp. 320.000/bulan atau Rp. 1.280.000 keluarga/bulan dianggap hidup dibawah garis
kemiskinan. Terkait dengan anak-anak yang masih sekolah diperkirakan berjumlah 96 anak.
Tabel 8: Ringkasan Tentang Kelompok Rentan dan Anak Sekolah
No. Uraian Hasil Survei (KK)
1. Kelompok Rentan Miskin KK Perempuan
17 9
Usia Lanjut Tidak punya tanah/rumah ditempat lain
11 | P a g e
Analisis hukum terhadap peraturan perundang undangan diperlukan untuk memastikan
efektifnya pelaksanaan kegiatan permukiman kembali di Sub-proyek Upper Sunter, analisis
meliputi aspek:
a. Aspek Perencanaan, Penyelenggaraan dan Pelaksanaan.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan pengadaan tanah,
yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum, Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan peraturan-peraturan
perubahannya, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, yang kemudian dirubah dengan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2015.
Kerangka Kebijakan Permukiman Kembali (KKPK) yang menjadi landasan Rencana Permukiman
Kembali (RPK), yang disusun tahun 2010 masih menggunakan dasar hukum peraturan
perundang-undangan yang lama yaitu Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang
PengadaanTanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Sebagai mana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2006 serta peraturan pelaksanaannya. Untuk itu
dalam penyusunan Rencana Permukiman Kembali perlu disesuaikan dengan menggunakan
peraturan undangan yang baru. Sebagai penyesuaian dengan peraturan
perundang-undangan yang baru, yaitu UU No.2 Tahun 2012, Perpres No.71 Tahun 2012 dan
peraturan-peraturan perubahan serta Peraturan Ka.BPN No.5 Tahun 2012 dan peraturan-peraturan perubahan,
apabila diperlukan pengadaan tanah tugas maka fungsi P2T digantikan oleh Tim Persiapan
12 | P a g e
b. Aspek Pendanaan
Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilakukan oleh
Instansi yang memerlukan tanah, dituangkan dalam dokumen penganggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu ketentuan dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta pelaksanaan dan pertanggung jawaban biaya
operasional dan biaya pendukung. Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
bersumber dari APBD sebagaimana diuraikan dalam Kerangka Kebijakan Permukiman
Kembali (KKPK), Keputusan Gubernur DKI No 1363/2011 tentang Pembentukan Tim
Pelaksana Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali JUFMP, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 tahun
2012. Alokasi dana penyelenggaraan Pengadaan Tanah terdiri dari biaya ganti rugi,
operasional, dan pendukung kegiatan:
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan;
d. penyerahan hasil;
e. administrasi dan pengelaan; dan
f. sosialisasi.
c. Aspek Kebijakan Permukiman Kembali
Pelaksanaan Jakarta Urgent Flood Mitigation Project/Jakarta Emergency Dredging
Initiative (JUFMP/JEDI) yang melibatkan relokasi warga, pelaksanaannya menjadi
tugas dan tanggung jawab pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga Gubernur
Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 48 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Permukiman Kembali Warga yang Terkena Dampak Proyek JUFMP/JEDI.
Instruksi Gubernur tersebut berisi penugasan kepada aparat pemerintah DKI Jakarta
untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan permukiman kembali warga yang
terkena proyek JUFMP/JEDI. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
menangani warga penghuni bantaran sungai/kanal dan waduk yang terkena dampak
proyek JUFMP/JEDI adalah relokasi ke “Rusunawa”, dimana pelaksanaannya
13 | P a g e
tentang Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa. Sedangkan untuk
bangunan di atas tanah milik, mekanismenya sesuai Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
2.5.
Kelembagaan
Dalam pelaksanaan penanganan warga terkena proyek, Gubernur Provinsi DKI Jakarta
memberikan penugasan kepada institusi di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tabel
dibawah menguraikan institusi dan tugasnya dalam rangka pengerukan Sunter Atas.
Tabel 9: Institusi Pelaksana Kegiatan Permukiman Kembali Warga Terkena Proyek Sunter Atas
NO. INSTANSI TANGGUNGJAWAB WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER DANA
1. Sekretaris Daerah mengkoordinasikan seluruh kegiatan dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas pelaksanaan kegiatan permukiman kembali kegiatan dukungan Pemprov DKI Jakarta dan mengalokasikan anggaran SKPD terkait pelaksanaan JUFMP/JEDI, termasuk permukiman kembali warga terkena proyek Sunter Atas
Selama proses
5. Walikota Jakarta Timur
mengkoordinasikan aparat di Kecamatan Pulogadung dan Kelurahan Jatinegara Kaum dalam melaksanakan proses permukiman kembali warga terkena proyek pengerukan Sunter Atas
Selama proses mengumumkan data warga terkena proyek Sunter Atas
yang telah diverifikasi Camat dan Lurah (data terlampir)
Selama proses permukiman kembali : persiapan dan pelaksanaan
14 | P a g e
NO. INSTANSI TANGGUNGJAWAB WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER DANA
melaksanakan pendampingan proses permukiman kembali warga terkena proyek, baik melalui relokasi ke Rusunawa yang telah disediakan maupun opsi kompensasi lainnya
7. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
menyediakan rumah susun sewa dan mengalokasi unit Rusunawa bagi warga terkena proyek release, dan publikasi di media Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Selama proses bagi warga terpindahkan dari tempat asal ke lokasi rusun atau lokasi lain yang dituju
Selama proses
Menyediakan layanan ksehatan dan pendidikan serta transportasi bangunan dan pengamanan lahan yang sudah dibebaskan
Verifikasi data warga terkena proyek
Sunter Atas
15 | P a g e
NO. INSTANSI TANGGUNGJAWAB WAKTU
PELAKSANAAN
SUMBER DANA
15. Lurah Jatinegara Kaum
Melakukan verifikasi data warga terkena proyek
Melaksanakan proses permukiman kembali
Selama proses permukiman kembali : persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan
APBD
16. UPT Rusunawa Melakukan pendataan kapasitas Rusunawa di wilayahnya untuk dihuni warga terkena proyek Melakukan proses pemindahan warga
Selama proses permukiman kembali : persiapan, pelaksanaan
16 | P a g e
III.
RENCANA PELAKSANAAN PENANGANAN WARGA TERKENA PROYEK
3.1.
Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta Terhadap Penghuni Sungai/Kanal/Waduk
Kegiatan pengerukan Sunter Atas drain tidak akan melibatkan pelebaran saluran, tetapi
mengembalikan fungsi badan sungai/kanal sesuai desain awal, dimana bantaran Sungai/ Kanal
yang diokupasi warga akan dikembalikan fungsinya. Dalam upaya refungsi kembali
Sungai/Kanal, pemerintah tidak memberi kompensasi terhadap tanah, bangunan dan asset
diatasnya. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah:
a. Memukimkan warga ke tempat yang layak
Bangunan diatas sungai/kanal yang berpotensi terkena dampak pengerukan dan rehabilitasi
embankmen pada umumnya encroacher dan squatter. Apabila harus dibongkar,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan memukimkan/pindah /tinggal ditempat yang
lebih layak, yaitu Rusunawa. Pertimbangan pemindahan ke Rusunawa karena mahal dan
sulitnya mendapatkan tanah untuk hunian horizontal di Jakarta. Kebijakan pemerintah DKI
Jakarta dalam memukimkan warga dari badan sungai/waduk/bawah jalan tol/taman dan
tempat public lainnya ke Rusunawa dengan memberikan fasilitasi/kemudahan diantaranya:
Subsidi atas sewa bagi warga terprogram;
Dibebaskan dari sewa bulanan selama + 6 bulan;
Diupayakan memperoleh bantuan peralatan rumah tangga (misal berupa perabot RT) melalui skema partisipasi/peran serta swasta;
Fasilitasi pindah bagi anak sekolah yang ingin pindah sekolah di dekat Rusunawa;
PAUD, pelayanan kesehatan, taman/tempat bermain, tempat berdagang di Rusunawa.
Transportasi gratis bus umum (busway) bagi penghuni Rusunawa;
Penyiapan lapangan kerja bagi warga yang memiliki keahlian;
Fasilitasi pulang kampung bagi warga ber KTP Non DKI Jakarta;
Diberi bantuan transportasi mengangkut harta benda dari lokasi lama ke lokasi baru;
Fasilitas kesehatan melalui Kartu Jakarta Sehat;
Kartu Jakarta Pintar bagi warga miskin sebagai bagian dari program sekolah gratis sampai tingkat SLTA.
Persyaratan, cara pendaftaran dan penetapan untuk mengajukan/mendapatkan
Rusunawa diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 111 Tahun 2014
tentang Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa.
Kegiatan JUFMP di Sunter Atas drain tidak melibatkan relokasi warga, karena bangunan
17 | P a g e
pagar belakang, tembok toilet/WC, kandang ayam dan sejenisnya. Dampak yang mungkin
timbul adalah kerusakan/rubuhnya bangunan akibat pengoperasin alat berat dalam
kegiatan rehabilitasi embankmen dan pengerukan.
b. Kompensasi atas tanah
Memanfaatkan Tanah Negara seperti badan sungai/kanal dan waduk merupakan tindakan
yang tidak bijaksana dan tidak dibenarkan oleh Undang-Undang maupun Perda, untuk itu,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memberi kompensasi atas upaya mengembalikan
fungsi badan air di Sunter Atas yang dimanfaatkan warga selama ini. Sedangkan untuk
pemilikan tanah yang sah, maka mekanismenya akan diatur sesuai dengan Undang-undang
dan peraturan yang berlaku.
c. Kompensasi atas Bangunan
Mendirikan tempat tinggal/tempat usaha dan memanfaatkan badan air merupakan salah
satu bentuk penyerobotan yang melanggar Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum
karena mengganggu kelancaran aliran drainase sekitar dan mengakibatkan banjir. Untuk
itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memberi ganti rugi atas bangunan yang terpaksa
harus dibongkar terkena pengerukan dan perbaikan embankemen dalam rangka
pengembalian fungsi sungai.
d. Meminimalkan Permukiman Kembali.
Sesuai dengan kebijakan permukiman kembali JUFMP, bahwa permukiman kembali
sedapat mungkin dapat dihindari atau diminimalkan, dengan mencari berbagai alternatif
desain proyek yang layak. Dengan melihat kondisi Sunter Atas drain saat ini, baik dari aspek
fisik maupun aspek sosial, untuk segera merealisasi normalisasi sungai (pengerukan dan
rehabilitasi embankment) telah dilakukan revisi DED dengan mempertimbangkan:
Kondisi fisik sungai telah mengalami pendangkalan, sehingga perlu segera dikeruk.
Pengerukan dan rehabilitasi embankmen segera dilaksanakan dilokasi-lokasi yang tidak mengganggu bangunan penduduk,
Pelaksanaan pengerukan dan rehabilitasi embankmen tidak akan mengakibatkan relokasi penduduk, karena hanya sebagian kecil bangunan yang akan terganggu oleh
aktivitias proyek,
18 | P a g e
berpedoman pada Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta kepada Direktur Jenderal
Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
457/-1.781 tentang Pelaksanaan JUFMP/JEDI Paket 6 dan prinsip-prinsip Kerangka
Kebijakan Permukiman Kembali (KKPK) JUFMP.
3.2.
Monitoring dan Evaluasi
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR yang diwakili oleh CPIU dibantu
konsultan supervisi berperan sebagai pengawas internal proyek. Pada tingkat CPIU, Laporan
Bulanan akan diserahkan kepada Direktur Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Sedangkan di tingkat PIU DKI Jakarta akan diserahkan kepada Gubernur
Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Tata Air dan Sekretaris Daerah Provinsi. Monitoring dimulai
sejak persiapan penyusunan LARAP, Laporan Kemajuan dan Monitoring akan tersedia bagi
warga terkena proyek dan diupload dalam Web JUFMP dan Web WB.
3.3.
Penanganan Keluhan
Penanganan keluhan terkait JUFMP termasuk aspek warga terkena proyek akan ditangani
secepat mungkin dan diselesaikan di Posko-ditempat warga menyampaikan keluhan (dalam
kurun waktu 14 (empat belas) hari. Proses penanganan keluhan difasilitasi oleh Tenaga Ahli
Penanganan Keluhan dari Konsultan Supervisi yang bertugas dilapangan. Keluhan dapat
disampaikan melalui SMS, Email/Web, datang langsung ke Posko.
POSKO - Penanganan Keluhan di lokasi (Sub-proyek): Keluhan dapat disampaikan secara langsung/tidak langsung, tertulis /atau tidak tertulis, selanjutnya akan dicatat, diverifikasi dan
disampaikan kepada institusi yang berwenang/ CPIU/PIU Cilicis/ PIU Dinas Tata Air DKI Jakarta.
TINGKAT KOTA: Apabila warga kecewa/tidak puas/belum mendapat tanggapan dari PIU, dapat menyampaikan keluhan kepada Kantor Walikota. Walikota akan mengambil tindakan untuk
membantu penyelesaian keluhan, Walikota bertangung jawab mendokumentasikan dan
menyimpan arsip keluhan yang ditangani.
TINGKAT PROVINSI: apabila keluhan tidak mendapat tanggapan dari Walikota, warga dapat menyampaikan keluhan kepada Gubernur. Waktu yang diperlukan untuk penanganan keluhan
sekitar 30 (tiga puluh) hari.
19 | P a g e
3.4.
Rencana Pelaksanaan
Penanganan warga Terkena Proyek Pengerukan Sunter Atas melalui beberapa thap kegiatan
seperti sosialisasi, konsultasi, survei sensus, cut of date, review DED dan penetapan warga
terkena proyek. Pada akhirnya kegiatan pengerukan dan rehabilitasi embankmen akan
dilaksanakan berdasarkan hasil Mutual Check (MC)-0 yang akan dilakukan bersama antara
BBWSCC “Cilicis”selaku penanggungjawab, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi.
Pelaksanaan secara keseluruhan disajikan pada tabel dibawah.
Tabel 10: Rencana Tindak Penanganan Warga Terkena Proyek Sunter Atas
No Program dan Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Penanggung Jawab
Tahun Anggaran
1. Pembentukan Tim Pelaksana Pengadaan
Tanah(berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2014)
30 Mei 2014 Bappeda 2014
2. Penyusunan Dokumen RP Agustus 2014 Dinas PU 2013 – 14
3. Cut off date 18 Maret 2014 Dinas PU 2014
4. Penetapan Warga Terkena Proyek 18 Maret 2014 Dinas PU 2014 5. Pendataan Ulang Warga Terkena Proyek Juli 2015 Dinas Tata Air 2015 6. Revisi Dokumen RP Maret 2016 Dinas Tata Air 2016
7. Minimalisasi Warga terdampak proyek melalui REVIEW DED
Januari-Juni 2016 CPIU
Review DED menghindari seluruh bangunan yang berpotensi terkena proyek
8. Pelelangan 30 Mei 2016 s/d
Maret 2017
BBWSCC “Cilicis” 2017 -2018
9. Penandatanganan Kontrak April 2017 BBWSCC “Cilicis” 10. Konsultasi Masyarakat dan berita acara konsultasi Mei-Juni 2017 BBWSCC “Cilicis”
11. Mutual Check (MC)-0 Mei 2017 Cilicis; Kontraktor; CSC 2017 12. Pelaksanaan Pengerukan dan rehabilitasi
embakment:
1) Kegiatan pengerukan dan pemasangan sheet pile akan dilaksanakan tanpa mengakibatkan pemindahan warga terkena proyek
Mei 2017-Juli 2018
BBWSCC “Cilicis”
2) Kontraktor akan bertanggungjawab atas kerusakan/pembongkaran bangunan yang terjadi akibat aktivitas proyek.
Mei 2017-Juli 2018
20 | P a g e
21 | P a g e
LAMPIRAN 1: CONTOH GAMBAR POTONGAN MELINTANG RENCANA KEGIATAN DI SUNTER ATAS (Sta 10 + 100 dan Sta. 14+650: Dilokasi yang berdampak terhadap bangunan warga)
22 | P a g e
LAMPIRAN 2: FOTO-FOTO KONDISI LOKASI PROYEK DI SUNTER ATAS DRAIN
Sunter Atas: Bangunan yang berpotensi terdampak kegiatan embankmen
Sunter Atas:Pendangkalan Sungai (lumpur yang akan di keruk)
Sunter Atas: Sebagian bangunan yang berpotensi terdampak kegiatan pengerukan
Sunter Atas : Pendangkalan Sungai (Lumpur yang akan di keruk)
Sunter Atas: Bangunan yang berpotensi terdampak kegiatan pengerukan
23 | P a g e
LAMPIRAN 3: LOKASI RENCANA PROYEK
Panjang Pengerukan 5.150 m (77.900 M3)
Rehabilitasi Embankmen 1.850 M Sta. 10+150
(Awal Proyek)
24 | P a g e
25 | P a g e
26 | P a g e
27 | P a g e
28 | P a g e
29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
32 | P a g e
LAMPIRAN 6: RINGKASAN BANGUNAN TERKENA PROYEK DAN WTP SUNTER ATAS DRAIN
No. Category of PAPs
Structure Number/PAPs Area (m2) Hak-Hak Pilihan atas hak1 Perkiraan Biaya (RP) Total Affected Partially
Affected
111/444 80/320 Compensation
for the loss of
resettlement assistance2 Estimated costs
1 2 3 4 1 2 3 4
2. Renters Resettlement
assistance Number of
PAPs
# of PAPs with types3 of livelihoods affected Preference of rehab. support4
Partially damaged6 Preference of the
PAPs7
5. Encroachers Not entitled
for
Persons who own and occupy dwellings and other structures: 1 = cash compensation and access to public housing
1Details are presented in the attachment no… 2Details are presented in the attachment no… 3Details are presented in the attachment no…
33 | P a g e 2 = public housing
3 = cash compensation only
4 = other form of compensation, please specify
Renters:
1 = public housing
2 = rental costs and access to public housing 3 = other scheme
4 = etc.
Persons whose livelihoods are affected: 1 = loss of income from small shop 2 = loss of income from small industry
3 = loss of income from site-specific earning activities (such as fishermen) 4 = loss of income from services
5 = others
Preference for rehabilitation support:
1 = facilitation to find new place close to the original area or on-site 2 = training for different type of job
3 = credit
4 = facilitation in the establishment of new income generating activity 5 = combination of the above
Owners of assets that are damaged during construction: All structures are damaged
1 = house
2 = commercial structure 3 = fences
4 = others
Partially damaged 1 = house
2 = commercial structure 3 = fences
4 = others
Preference for compensation 1 = cash compensation 2 = rebuild 3 = rent
Encroachers:
Type of uses and size of the encroached structures 1 = commercial, average size..
2 = kitchen, average size .. 3 = toilets, average size.. 4 = other, average size .. Uses and size of remaining structures 1 = main house, average size..
2 = main house and commercial, average size.. 3 = commercial only, average size..
4 = other, average size…
Squatter landlords:
Number of structures rent 1 = one unit
2 = two units 3 = three units 4 = more than three units
34 | P a g e
LAMPIRAN 7:
Surat Gubernur DKI Jakarta kepada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air selaku Ketua CPMU JUFMP tentang Pelaksanaan JUFMP paket 6, tertanggal 8 Mei 2015.
Keputusan Gubernur No. 1363/2011 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Pembebasan Lahan dan Permukiman Kembali JUFMP,