• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aspek- Aspek Perkembangan Individu"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

1. Perkembangan fsik

2. Perkembangan perilaku psikomotorik 3. Perkembangan bahasa

4. Perkembangan perilaku kognitif 5. Perkembagan perilaku sosial

6. Perkembangan moralitas

7. Perkembangan penghayatan keagamaan 8. Perkembangan perilaku konatif

9. Perkembangan emosional 10.Perkembangan kepribadian 11.Perkembangan karier

1. Perkembangan fsik

2. Perkembangan perilaku psikomotorik 3. Perkembangan bahasa

4. Perkembangan perilaku kognitif 5. Perkembagan perilaku sosial

6. Perkembangan moralitas

7. Perkembangan penghayatan keagamaan 8. Perkembangan perilaku konatif

(3)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

1.Perkembangan Fisik

• Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara

keseluruhan.

• Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa

bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat

mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju

perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan.

1.Perkembangan Fisik

• Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara

keseluruhan.

• Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa

bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat

mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju

(4)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik memerlukan

adanya koordinasi fungsional antara

neuronmuscular system

(sistem syaraf dan

otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).

Dua prinsip utama dalam perkembangan

psikomotorik, yaitu : (1)

bahwa perkembangan

itu berlangsung dari yang sederhana kepada

yang kompleks

, dan (2)

dari yang kasar dan

global (gross bodily movements) kepada yang

halus dan spesifk dan terkoordinasikan

(

fnely

coordinated movements

).

2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik memerlukan

adanya koordinasi fungsional antara

neuronmuscular system

(sistem syaraf dan

otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).

Dua prinsip utama dalam perkembangan

psikomotorik, yaitu : (1)

bahwa perkembangan

itu berlangsung dari yang sederhana kepada

yang kompleks

, dan (2)

dari yang kasar dan

global (gross bodily movements) kepada yang

halus dan spesifk dan terkoordinasikan

(

fnely

(5)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

3. Perkembangan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat,

menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya.

Perkembangan bahasa dimulai dengan masa meraban, bicara monolog, haus nama-nama, gemar bertanya yang tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif dengan belajar menulis, membaca dan menggambar permulaan.

3. Perkembangan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat,

menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya.

(6)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

• Dengan menggunakan hasil pengukuran tes

inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree,1970)

menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja,

setelah itu kepesatannya berangsur menurun.

• Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir.

(7)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

4.Perkembangan Perilaku Kognitif

Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ,

Bloom (1964) mengungkapkan persentase

taraf perkembangan sebagai berikut:

4.Perkembangan Perilaku Kognitif

Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ,

Bloom (1964) mengungkapkan persentase

taraf perkembangan sebagai berikut:

Usia

Perkemban

gan

(8)

Tahap Sensori-Motor (0-2

Tahap Sensori-Motor (0-2

Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum

mampu berfkir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat

primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fondasi tipe-tipe inteligensi

tertentu yang akan dimiliki anak kelak.

Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object

permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 - 24 bulan barulah kemampuan object permanence

(9)

Tahap Pra Operasional (2 – 7)

Tahap Pra Operasional (2 – 7)

Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan

sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak

dilihat, didengar atau disentuh lagi.

Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut

berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan

diferred-imitation, insight learning dan kemampuan

(10)

Tahap konkret-operasional (7-11)

Pada periode ditandai oleh adanya tambahan

kemampuan yang disebut system of operation

(satuan langkah berfkir) yang bermanfaat untuk

mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan

peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri.

Pada dasarnya perkembangan kognitif anak

ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan

kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih

ada keterbatasan kapasitas dalam

mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode

ini anak baru mampu berfkir sistematis mengenai

benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang

(11)

Tahap formal-operasional (11 - dewasa)

Tahap formal-operasional (11 - dewasa)

Pada periode ini seorang remaja telah memiliki

kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan

maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif

yaitu:

1. Kapasitas menggunakan hipotesis

Kemampuan berfkir mengenai sesuatu khususnya

dalam hal pemecahan masalah dengan

menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan

lingkungan yang dia respons dan kapasitas

menggunakan prinsip-prinsip abstrak

2. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak

Kemampuan untuk mempelajari materi-materi

(12)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

5. Perkembangan Perilaku Sosial

Sejak individu dilahirkan ke muka bumi ini ia telah mulai belajar tentang keadaan lingkungan sosialnya. Pada

awalnya, ia mempelajari segala yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Ia mencoba meniru,

mengidentifkasi dan mengamati segala sesuatu yang ditampilkan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Selanjutnya ia mempelajari keadaan-keadaan di luar rumah, baik yang menyangkut nilai, norma, dan

kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Akhirnya, ia menyadari bahwa dirinya merupakan

(13)

Untuk memahami perilaku sosial individu,

dapat dilihat dari ciri-ciri respons

interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga

kategori (Krech et. al. (1962)

Untuk memahami perilaku sosial individu,

dapat dilihat dari ciri-ciri respons

interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga

kategori (Krech et. al. (1962)

Kecenderungan peranan (role disposition);

ciri-ciri respons interpersonal yang merujuk kepada

tugas dan kewajiban dari posisi tertentu.

Kecenderungan sosiometrik (sociometric

disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang

bertalian dengan kesukaan, kepercayaan

terhadap individu lain.

Kecenderungan ekspresif (expressive

disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang

bertautan dengan ekspresi diri, dengan

(14)

Tahapan dan ciri-ciri perkembangan

perilaku sosial individu menurut

Buhler

Tahap Ciri-Ciri

Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3 ) Subyektif

Segala sesuatu dilihat berdasarkan pandangan sendiri Kritis I ( 3 - 4 )

Trozt Alter Pembantah, keras kepala Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 )

Masa Subyektif Menuju Masa Obyektif

Mulai bisa menyesuaikan diri dengan aturan

Anak Sekolah ( 6 – 12 ) Masa Obyektif

Membandingkan dengan aturan – aturan

Kritis II ( 12 – 13 ) Masa Pre Puber

Perilaku coba-coba, serba salah, ingin diuji

Remaja Awal ( 13 – 16 ) Masa Subyektif Menuju

Masa Obyektif

Mulai menyadari adanya kenyataan yang berbeda dengan sudut pandangnya

Remaja Akhir ( 16 – 18 ) Masa Obyektif

(15)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

6. Perkembangan Moralitas

Ketika individu mulai menyadari bahwa ia

merupakan bagian dari lingkungan sosial dimana

ia berada, bersamaan itu pula individu mulai

menyadari bahwa dalam lingkungan sosialnya

terdapat aturan-aturan, norma-norma/nilai-nilai

sebagai dasar atau patokan dalam berperilaku.

Keputusan untuk melakukan sesuatu

(16)

tahapan perkembangan

moralitas individu

Tingkat Tahap

Pre Conventional (0 – 9)

1. Orientasi terhadap kepatuhan dan

hukuman

2. Relativistik hedonism

Conventional (9 – 15)

3. Orientasi mengenai anak yang baik

4. Mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas

Post Conventional ( > 15 )

5. Orientasi

terhadap perjanjian antara dirinya

dengan lingkungan sosial

6. Prinsip etis

(17)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

7. Perkembangan Penghayatan

Keagamaan

Dengan melalui pertimbangan fungsi afektif,

kognitif, dan konatifnya, pada saat-saat

tertentu, individu akan meyakini dan

menerima tanpa keraguan bahwa di luar

dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha

Agung yang melebihi apa pun, termasuk

dirinya. Penghayatan seperti itu disebut

(18)

tahapan perkembangan keagamaan

Tahapan Ciri-Ciri

Masa Kanak-Kanak

Sikap

reseptif

meskipun

banyak bertanya

Pandangan ke-Tuhan-an yang

dipersonifikasi

Penghayatan secara rohaniah

yang belum mendalam

(19)

tahapan perkembangan keagamaan

Masa Sekolah

Sikap reseptif yang disertai pengertian

Pandangan ke-Tuhan-an yang diterangkan secara rasional

Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral

Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat realita orang – orang beragama yang hypocrit (pura-pura)

Pandangan ke-Tuhan-an menjadi kacau, karena beragamnya aliran paham yang saling bertentangan

Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik, sehingga banyak yang enggan melaksanakan ritual yang selama ini dilakukan dengan penuh kepatuhan

Sikap kembali ke arah positif, bersamaan dengan kedewasaan intelektual bahkan akan agama menjadi pegangan hidupnya

Pandangan ke-Tuhan-an dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya

(20)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

8. Perkembangan

Perilaku Konatif

Perilaku konatif

merupakan perilaku yang

berhubungan dengan

motivasi atau faktor

penggerak perilaku

seseorang yang

bersumber dari

kebutuhan-kebutuhannya

(21)

tahapan-tahapan perkembangan

perilaku yang berhubungan obyek

pemuasan psychosexual

Daerah Sensitif Cara Pemuasan Sasaran Pemuasan

A. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK (INFANCY PERIOD) Pre Genital Period Infantile Sexuality

Oral Stage Mulut dan benda

Early Oral Menghisap ibu jari Mulut sendiri, memilih dan memasukkan benda kemulut Memilih benda dan digigitnya secara sadis

Late Oral Menggigit, merusak dengan mulut

Anal Stage Dubur dan benda

Early Anal Memeriksa dan memainkan duburnya

Memilih benda dan

menyentuhnya/memasukkan ke dubur

Late Anal Memainkan dan memperhatikan duburnya

Early Genital Period (phalic stage)

Menyentuh, memegang, melihat, menunjukkan alat kelaminnya

(22)

tahapan-tahapan perkembangan

perilaku yang berhubungan obyek

pemuasan psychosexual

B. MASA ANAK SEKOLAH (LATENCY PERIOD)

No New

Sublimasi dan kecen- derungan kasih sayang

Berkembangnya perasaan–perasaan sosial

C. MASA REMAJA (ADOLESENCE PERIOD)

Late Genital Period

Hidup kembali daerah sensitif waktu masa kanak-kanak

Mengurangi cara-cara waktu masa kanak-kanak

Menyenangi diri sendiri (narcisism) atau objeck oediphus-nya

Objek pemuasannya mungkin diri

sendiri/sejenis

(homosexual) atau lain jenis (heterosexual) Akhirnya,

siap

berfungsinya alat kelamin

(23)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

9. Perkembangan Emosional

Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu :

(1)rangsangan yang menimbulkan emosi (stimulus); (2)perubahan–perubahan fsiologis yang terjadi pada

individu; dan

(3)pola sambutan. Yang mungkin dirubah dan

dipengaruhi adalah variabel yang kesatu (stimus) dan yang ketiga (respons), sedangkan variabel yang kedua merupakan yang tidak mungkin

(24)

9. Perkembangan Emosional

Terdapat dua dimensi

emosional yang sangat penting

untuk dipahami yaitu :

(1)senang – tidak senang

(suka-tidak suka);

(25)

Perkembangan Emosional

Usia Ciri-Ciri

Pada saat dilahirkan

Bayi dilengkapi kepekaan umum terhadap rangsangan – rangsangan tertentu (bunyi, cahaya, temperatur)

0 - 3 bln Kesenangan dan kegembiraan mulai didefnisikan dari emosi orang tuanya

3 – 6 bln Ketidaksenangan berdiferensiasi ke dalam kemarahan, kebencian dan ketakutan

9 – 12 bln Kegembiraan berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang

18 bulan

pertama Kecemburuan mulai berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang

2 th Kenikmatan dan keasyikan berdiferensiasi dari kesenangan

5 th

(26)

Aspek- Aspek Perkembangan Individu

10. Perkembangan

Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu

relatif konstan, namun dalam

kenyataannya sering ditemukan

bahwa perubahan kepribadian dapat

dan mungkin terjadi, terutama

(27)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

1. Masa bayi (

infancy

) ditandai adanya

kecenderungan

trust

mistrust.

Perilaku

bayi didasari oleh dorongan mempercayai

atau tidak mempercayai orang-orang di

sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai

orang tuanya, tetapi orang yang dianggap

asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh

karena itu kadang-kadang bayi menangis

bila di pangku oleh orang yang tidak

dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya

kepada orang-orang yang asing tetapi juga

kepada benda asing, tempat asing, suara

asing, perlakuan asing dan sebagainya.

Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut

seringkali bayi menangis.

(28)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

2. Masa kanak-kanak awal (

early

childhood

) ditandai adanya

kecenderungan

autonomy

shame

,

doubt.

Pada masa ini

sampai-batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri

sendiri, dalam arti duduk, berdiri,

berjalan, bermain, minum dari botol

sendiri tanpa ditolong oleh orang

tuanya, tetapi di pihak lain dia ga telah

mulai memiliki rasa malu dan keraguan

dalam berbuat, sehingga seringkali

minta pertolongan atau persetujuan

dari orang tuanya.

(29)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

3. Masa pra sekolah

(

Preschool Age

) ditandai

adanya kecenderungan

initiative – guilty

. Pada

masa ini anak telah memiliki beberapa

kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan

tersebut dia terdorong melakukan beberapa

kegiatan, tetapi karena kemampuan anak

tersebut masih terbatas adakalanya dia

mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan

tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan

bersalah, dan untuk sementara waktu dia

(30)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

4. Masa Sekolah (

School Age

) ditandai

adanya kecenderungan

industry–inferiority.

Sebagai kelanjutan dari perkembangan

tahap sebelumnya, pada masa ini anak

sangat aktif mempelajari apa saja yang ada

di lingkungannya. Dorongan untuk

mengatahui dan berbuat terhadap

lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak

lain karena keterbatasan-keterbatasan

kemampuan dan pengetahuannya

kadang-kadang dia menghadapi kesukaran,

hambatan bahkan kegagalan. Hambatan

dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak

merasa rendah diri.

(31)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

5. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya

kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh

kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan

identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya

sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan

pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok

(32)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

6. Masa Dewasa Awal (

Young

adulthood

)

ditandai adanya kecenderungan

intimacy

isolation

. Kalau pada masa sebelumnya,

individu memiliki ikatan yang kuat dengan

kelompok sebaya, namun pada masa ini

ikatan kelompok sudah mulai longgar.

Mereka sudah mulai selektif, dia membina

hubungan yang intim hanya dengan

orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi

pada tahap ini timbul dorongan untuk

membentuk hubungan yang intim dengan

orang-orang tertentu, dan kurang akrab

atau renggang dengan yang lainnya.

(33)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

7. Masa Dewasa (

Adulthood

) ditandai adanya

kecenderungan

generativity

stagnation

.

Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada

tahap ini individu telah mencapai puncak dari

perkembangan segala kemampuannya.

Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya

cukup banyak, sehingga perkembangan

individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan

dan kecakapan individu sangat luas, tetapi

dia tidak mungkin dapat menguasai segala

macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap

pengetahuan dan kecakapannya terbatas.

Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal

tertentu ia mengalami hambatan.

(34)

tahapan perkembangan kepribadian

dengan kecenderungan yang bipolar

8. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya

kecenderungan ego integritydespair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas

pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi

karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia

(35)

Aspek- Aspek Perkembangan

Individu

11. Perkembangan Karier

Perkembangan karier sangat erat kaitannya

dengan pekerjaan seseorang. Keberhasilan

seseorang dalam suatu pekerjaan bukanlah

sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba atau

secara kebetulan, namun merupakan suatu

proses panjang dari tahapan perkembangan

karier yang dilalui sepanjang hayatnya, mulai

dari usaha memperoleh kesadaran karier,

(36)

Tylor & Walsh (1979) menyebutkan

bahwa kematangan karier individu

diperoleh manakala ada kesesuaian

antara perilaku karier dengan perilaku

yang diharapkan pada umur tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan

perilaku karier yaitu segenap perilaku

yang ditampilkan individu dalam usaha

menyiapkan masa depan untuk

(37)

tahapan perkembangan karier

individu (Zunker)

Tahap Ciri-Ciri Usia

Growth

(Pertumbuhan)

(Pengembangan kapasitas, sikap, minat dan kebutuhan not fnalized (bersifat sementara ,pilhan mulai mengerucut tapi belum ditentukan).

(15 – 24)

Establishment (pembentukan)

Trial and stabilization trhough work experiences (mencoba-coba melalui pengalaman kerja)

(25 – 44)

Maintenance (pemeliharaan)

A continual adjustment process to improve working position and situation (proses penyesuaian untuk meningkatkan posisi dan situasi yang terus-menerus)

(45 – 64)

Decline (penurunan)

Preretirement consideration, work out put, and eventual

(38)

Referensi

Dokumen terkait