Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
1. Perkembangan fsik
2. Perkembangan perilaku psikomotorik 3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan perilaku kognitif 5. Perkembagan perilaku sosial
6. Perkembangan moralitas
7. Perkembangan penghayatan keagamaan 8. Perkembangan perilaku konatif
9. Perkembangan emosional 10.Perkembangan kepribadian 11.Perkembangan karier
1. Perkembangan fsik
2. Perkembangan perilaku psikomotorik 3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan perilaku kognitif 5. Perkembagan perilaku sosial
6. Perkembangan moralitas
7. Perkembangan penghayatan keagamaan 8. Perkembangan perilaku konatif
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
1.Perkembangan Fisik
• Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara
keseluruhan.
• Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa
bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat
mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju
perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan.
1.Perkembangan Fisik
• Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara
keseluruhan.
• Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa
bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat
mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
•
Perkembangan psikomotorik memerlukan
adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system
(sistem syaraf dan
otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).
Dua prinsip utama dalam perkembangan
psikomotorik, yaitu : (1)
bahwa perkembangan
itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks
, dan (2)
dari yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifk dan terkoordinasikan
(
fnely
coordinated movements
).
2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
•
Perkembangan psikomotorik memerlukan
adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system
(sistem syaraf dan
otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).
Dua prinsip utama dalam perkembangan
psikomotorik, yaitu : (1)
bahwa perkembangan
itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks
, dan (2)
dari yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifk dan terkoordinasikan
(
fnely
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat,
menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya.
Perkembangan bahasa dimulai dengan masa meraban, bicara monolog, haus nama-nama, gemar bertanya yang tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif dengan belajar menulis, membaca dan menggambar permulaan.
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat,
menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya.
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
• Dengan menggunakan hasil pengukuran tes
inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree,1970)
menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja,
setelah itu kepesatannya berangsur menurun.
• Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir.
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
4.Perkembangan Perilaku Kognitif
Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ,
Bloom (1964) mengungkapkan persentase
taraf perkembangan sebagai berikut:
4.Perkembangan Perilaku Kognitif
Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ,
Bloom (1964) mengungkapkan persentase
taraf perkembangan sebagai berikut:
Usia
Perkemban
gan
Tahap Sensori-Motor (0-2
Tahap Sensori-Motor (0-2
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum
mampu berfkir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat
primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fondasi tipe-tipe inteligensi
tertentu yang akan dimiliki anak kelak.
Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object
permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 - 24 bulan barulah kemampuan object permanence
Tahap Pra Operasional (2 – 7)
Tahap Pra Operasional (2 – 7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan
sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak
dilihat, didengar atau disentuh lagi.
Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut
berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan
diferred-imitation, insight learning dan kemampuan
Tahap konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan
kemampuan yang disebut system of operation
(satuan langkah berfkir) yang bermanfaat untuk
mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan
peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri.
Pada dasarnya perkembangan kognitif anak
ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan
kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih
ada keterbatasan kapasitas dalam
mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode
ini anak baru mampu berfkir sistematis mengenai
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
Tahap formal-operasional (11 - dewasa)
Tahap formal-operasional (11 - dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki
kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan
maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif
yaitu:
1. Kapasitas menggunakan hipotesis
Kemampuan berfkir mengenai sesuatu khususnya
dalam hal pemecahan masalah dengan
menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan
lingkungan yang dia respons dan kapasitas
menggunakan prinsip-prinsip abstrak
2. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak
Kemampuan untuk mempelajari materi-materi
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
5. Perkembangan Perilaku Sosial
Sejak individu dilahirkan ke muka bumi ini ia telah mulai belajar tentang keadaan lingkungan sosialnya. Pada
awalnya, ia mempelajari segala yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Ia mencoba meniru,
mengidentifkasi dan mengamati segala sesuatu yang ditampilkan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Selanjutnya ia mempelajari keadaan-keadaan di luar rumah, baik yang menyangkut nilai, norma, dan
kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Akhirnya, ia menyadari bahwa dirinya merupakan
Untuk memahami perilaku sosial individu,
dapat dilihat dari ciri-ciri respons
interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga
kategori (Krech et. al. (1962)
Untuk memahami perilaku sosial individu,
dapat dilihat dari ciri-ciri respons
interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga
kategori (Krech et. al. (1962)
•
Kecenderungan peranan (role disposition);
ciri-ciri respons interpersonal yang merujuk kepada
tugas dan kewajiban dari posisi tertentu.
•
Kecenderungan sosiometrik (sociometric
disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang
bertalian dengan kesukaan, kepercayaan
terhadap individu lain.
•
Kecenderungan ekspresif (expressive
disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang
bertautan dengan ekspresi diri, dengan
Tahapan dan ciri-ciri perkembangan
perilaku sosial individu menurut
Buhler
Tahap Ciri-Ciri
Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3 ) Subyektif
Segala sesuatu dilihat berdasarkan pandangan sendiri Kritis I ( 3 - 4 )
Trozt Alter Pembantah, keras kepala Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 )
Masa Subyektif Menuju Masa Obyektif
Mulai bisa menyesuaikan diri dengan aturan
Anak Sekolah ( 6 – 12 ) Masa Obyektif
Membandingkan dengan aturan – aturan
Kritis II ( 12 – 13 ) Masa Pre Puber
Perilaku coba-coba, serba salah, ingin diuji
Remaja Awal ( 13 – 16 ) Masa Subyektif Menuju
Masa Obyektif
Mulai menyadari adanya kenyataan yang berbeda dengan sudut pandangnya
Remaja Akhir ( 16 – 18 ) Masa Obyektif
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
6. Perkembangan Moralitas
Ketika individu mulai menyadari bahwa ia
merupakan bagian dari lingkungan sosial dimana
ia berada, bersamaan itu pula individu mulai
menyadari bahwa dalam lingkungan sosialnya
terdapat aturan-aturan, norma-norma/nilai-nilai
sebagai dasar atau patokan dalam berperilaku.
Keputusan untuk melakukan sesuatu
tahapan perkembangan
moralitas individu
Tingkat Tahap
Pre Conventional (0 – 9)
1. Orientasi terhadap kepatuhan dan
hukuman
2. Relativistik hedonism
Conventional (9 – 15)
3. Orientasi mengenai anak yang baik
4. Mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas
Post Conventional ( > 15 )
5. Orientasi
terhadap perjanjian antara dirinya
dengan lingkungan sosial
6. Prinsip etis
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
7. Perkembangan Penghayatan
Keagamaan
Dengan melalui pertimbangan fungsi afektif,
kognitif, dan konatifnya, pada saat-saat
tertentu, individu akan meyakini dan
menerima tanpa keraguan bahwa di luar
dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha
Agung yang melebihi apa pun, termasuk
dirinya. Penghayatan seperti itu disebut
tahapan perkembangan keagamaan
Tahapan Ciri-Ciri
Masa Kanak-Kanak
Sikap
reseptif
meskipun
banyak bertanya
Pandangan ke-Tuhan-an yang
dipersonifikasi
Penghayatan secara rohaniah
yang belum mendalam
tahapan perkembangan keagamaan
Masa Sekolah
Sikap reseptif yang disertai pengertian
Pandangan ke-Tuhan-an yang diterangkan secara rasional
Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral
Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat realita orang – orang beragama yang hypocrit (pura-pura)
Pandangan ke-Tuhan-an menjadi kacau, karena beragamnya aliran paham yang saling bertentangan
Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik, sehingga banyak yang enggan melaksanakan ritual yang selama ini dilakukan dengan penuh kepatuhan
Sikap kembali ke arah positif, bersamaan dengan kedewasaan intelektual bahkan akan agama menjadi pegangan hidupnya
Pandangan ke-Tuhan-an dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
8. Perkembangan
Perilaku Konatif
Perilaku konatif
merupakan perilaku yang
berhubungan dengan
motivasi atau faktor
penggerak perilaku
seseorang yang
bersumber dari
kebutuhan-kebutuhannya
tahapan-tahapan perkembangan
perilaku yang berhubungan obyek
pemuasan psychosexual
Daerah Sensitif Cara Pemuasan Sasaran Pemuasan
A. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK (INFANCY PERIOD) Pre Genital Period Infantile Sexuality
Oral Stage Mulut dan benda
Early Oral Menghisap ibu jari Mulut sendiri, memilih dan memasukkan benda kemulut Memilih benda dan digigitnya secara sadis
Late Oral Menggigit, merusak dengan mulut
Anal Stage Dubur dan benda
Early Anal Memeriksa dan memainkan duburnya
Memilih benda dan
menyentuhnya/memasukkan ke dubur
Late Anal Memainkan dan memperhatikan duburnya
Early Genital Period (phalic stage)
Menyentuh, memegang, melihat, menunjukkan alat kelaminnya
tahapan-tahapan perkembangan
perilaku yang berhubungan obyek
pemuasan psychosexual
B. MASA ANAK SEKOLAH (LATENCY PERIOD)
No New
Sublimasi dan kecen- derungan kasih sayang
Berkembangnya perasaan–perasaan sosial
C. MASA REMAJA (ADOLESENCE PERIOD)
Late Genital Period
Hidup kembali daerah sensitif waktu masa kanak-kanak
Mengurangi cara-cara waktu masa kanak-kanak
Menyenangi diri sendiri (narcisism) atau objeck oediphus-nya
Objek pemuasannya mungkin diri
sendiri/sejenis
(homosexual) atau lain jenis (heterosexual) Akhirnya,
siap
berfungsinya alat kelamin
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
9. Perkembangan Emosional
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu :
(1)rangsangan yang menimbulkan emosi (stimulus); (2)perubahan–perubahan fsiologis yang terjadi pada
individu; dan
(3)pola sambutan. Yang mungkin dirubah dan
dipengaruhi adalah variabel yang kesatu (stimus) dan yang ketiga (respons), sedangkan variabel yang kedua merupakan yang tidak mungkin
9. Perkembangan Emosional
Terdapat dua dimensi
emosional yang sangat penting
untuk dipahami yaitu :
(1)senang – tidak senang
(suka-tidak suka);
Perkembangan Emosional
Usia Ciri-Ciri
Pada saat dilahirkan
Bayi dilengkapi kepekaan umum terhadap rangsangan – rangsangan tertentu (bunyi, cahaya, temperatur)
0 - 3 bln Kesenangan dan kegembiraan mulai didefnisikan dari emosi orang tuanya
3 – 6 bln Ketidaksenangan berdiferensiasi ke dalam kemarahan, kebencian dan ketakutan
9 – 12 bln Kegembiraan berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang
18 bulan
pertama Kecemburuan mulai berdiferensiasi ke dalam kegairahan dan kasih sayang
2 th Kenikmatan dan keasyikan berdiferensiasi dari kesenangan
5 th
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
10. Perkembangan
Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu
relatif konstan, namun dalam
kenyataannya sering ditemukan
bahwa perubahan kepribadian dapat
dan mungkin terjadi, terutama
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
1. Masa bayi (
infancy
) ditandai adanya
kecenderungan
trust
–
mistrust.
Perilaku
bayi didasari oleh dorongan mempercayai
atau tidak mempercayai orang-orang di
sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai
orang tuanya, tetapi orang yang dianggap
asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh
karena itu kadang-kadang bayi menangis
bila di pangku oleh orang yang tidak
dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya
kepada orang-orang yang asing tetapi juga
kepada benda asing, tempat asing, suara
asing, perlakuan asing dan sebagainya.
Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut
seringkali bayi menangis.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
2. Masa kanak-kanak awal (
early
childhood
) ditandai adanya
kecenderungan
autonomy
–
shame
,
doubt.
Pada masa ini
sampai-batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri
sendiri, dalam arti duduk, berdiri,
berjalan, bermain, minum dari botol
sendiri tanpa ditolong oleh orang
tuanya, tetapi di pihak lain dia ga telah
mulai memiliki rasa malu dan keraguan
dalam berbuat, sehingga seringkali
minta pertolongan atau persetujuan
dari orang tuanya.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
3. Masa pra sekolah
(
Preschool Age
) ditandai
adanya kecenderungan
initiative – guilty
. Pada
masa ini anak telah memiliki beberapa
kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan
tersebut dia terdorong melakukan beberapa
kegiatan, tetapi karena kemampuan anak
tersebut masih terbatas adakalanya dia
mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan
tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan
bersalah, dan untuk sementara waktu dia
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
4. Masa Sekolah (
School Age
) ditandai
adanya kecenderungan
industry–inferiority.
Sebagai kelanjutan dari perkembangan
tahap sebelumnya, pada masa ini anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada
di lingkungannya. Dorongan untuk
mengatahui dan berbuat terhadap
lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak
lain karena keterbatasan-keterbatasan
kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran,
hambatan bahkan kegagalan. Hambatan
dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak
merasa rendah diri.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
5. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan
identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya
sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan
pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
6. Masa Dewasa Awal (
Young
adulthood
)
ditandai adanya kecenderungan
intimacy
–
isolation
. Kalau pada masa sebelumnya,
individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini
ikatan kelompok sudah mulai longgar.
Mereka sudah mulai selektif, dia membina
hubungan yang intim hanya dengan
orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi
pada tahap ini timbul dorongan untuk
membentuk hubungan yang intim dengan
orang-orang tertentu, dan kurang akrab
atau renggang dengan yang lainnya.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
7. Masa Dewasa (
Adulthood
) ditandai adanya
kecenderungan
generativity
–
stagnation
.
Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada
tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya
cukup banyak, sehingga perkembangan
individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan
dan kecakapan individu sangat luas, tetapi
dia tidak mungkin dapat menguasai segala
macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap
pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal
tertentu ia mengalami hambatan.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
8. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya
kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas
pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi
karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
11. Perkembangan Karier
Perkembangan karier sangat erat kaitannya
dengan pekerjaan seseorang. Keberhasilan
seseorang dalam suatu pekerjaan bukanlah
sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba atau
secara kebetulan, namun merupakan suatu
proses panjang dari tahapan perkembangan
karier yang dilalui sepanjang hayatnya, mulai
dari usaha memperoleh kesadaran karier,
Tylor & Walsh (1979) menyebutkan
bahwa kematangan karier individu
diperoleh manakala ada kesesuaian
antara perilaku karier dengan perilaku
yang diharapkan pada umur tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan
perilaku karier yaitu segenap perilaku
yang ditampilkan individu dalam usaha
menyiapkan masa depan untuk
tahapan perkembangan karier
individu (Zunker)
Tahap Ciri-Ciri Usia
Growth
(Pertumbuhan)
(Pengembangan kapasitas, sikap, minat dan kebutuhan not fnalized (bersifat sementara ,pilhan mulai mengerucut tapi belum ditentukan).
(15 – 24)
Establishment (pembentukan)
Trial and stabilization trhough work experiences (mencoba-coba melalui pengalaman kerja)
(25 – 44)
Maintenance (pemeliharaan)
A continual adjustment process to improve working position and situation (proses penyesuaian untuk meningkatkan posisi dan situasi yang terus-menerus)
(45 – 64)
Decline (penurunan)
Preretirement consideration, work out put, and eventual