• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM

PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

Emi Agustina*, Risma Widya Hapsari** *) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

**) Perawat Puskesmas Puncu–Kediri

Sex education is an information regarding human sexual problems clearly and correctly, including the process of fertilization pregnancy until birth, sexual behavior and health aspects, psychological and social problems associated with proper sex education, the prevailing norms in society. The purpose of this research is to know is there any correlation between family knowledge about sex education with family behavior in the provision of sex education on teenagers.

In this study using cross sectional study design. Population of more than 30 people and taken 30 samples in Orchard Village Templek Gadungan. The experiment was conducted at 10 to 15 May 2010 with a total sampling techniques. Collecting data for the independent and dependent variables are family knowledge about sex education with family behavior in the provision of sex education in adolescents by using questionnaires and then analyzed using a descriptive cross-tabulations.

The results obtained by respondents with better knowledge behavioral fairly good knowledge of the behavior as much as 6.7% to 6.7%, enough, enough knowledge of the behavior of 36.7% with 13.3% and less adequate 23.3%, and 56 lack of knowledge, 7% to 56.7% less behavior. And proved it shows that there is correlation between knowledge about sex education, family with family behavior in the provision of sex education on teenagers.

We can conclude that a person's actions must be based on knowledge of the role of nurses as educators are expected to provide sex education to families and young adolescents.

Key words: Knowledge, family, sex education, Behavior, Teenagers

Latar Belakang

Kita baru menyadari betapa pentingnya pengetahuan tentang seks karena banyak kasus pergaulan bebas muncul dikalangan remaja dewasa ini pergaulan bebas remaja remaja saat ini juga dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi. Kebanyakan orang menganggap bahwa seks education tidak pantas untuk diterapkan di Indonesia. Menurut Searlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994) secara umum pendidikan seks adalah sesuatu informasi mengenai persoalan seksual menusia yang jelas dan benar-benar yang meliputi proses terjadinya pembuahan kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan masalah pendidikan seks sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat apa yang dilarang apa yang dilazimkan.

Sementara meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia agaknya masih timbul pro-kontra

(2)

memahami tentang pendidikan seks,dan memberikan pendidikan seks pada anak remajanya, hal itu dibuktikan dengan wawancara kepada orang tua remaja tersebut. Dan berdasarkan hasil survei didapatkan kejadian hamil diluar nikah, 3 kejadian, dan ditemukan 1 warga yang menderita penyakit Gonorhoe, serta ada kejadian tindakan asusila yaitu pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja didesa tersebut.

Kebanyakan orang tua menganggap membicarakan seks dengan anak / remaja adalah hal yang tabu,tidak pantas atau bahkan memalukan ini disebabkan karena masyarakat kurang mengathui dan memahami arti sesungguhnya dari pendiikan seks itu sendiri. Kebanykana orang mengganggap pendiikan seks atau segala sesuatu yang berhubungan fisik. Ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga itu sendiri tentang pendidikan seks. Akibat ketidaktahuan mengenai seks banyak terjebak pada penyakit seks bebas. Seperti Sipfilis, Gonorhoe dan HIV/ AIDS.”

Ini yang kita hindari dengan pendidikan seks yang cukup, diharapkan para remaja bisa mengerti bahaya seks bebas.

Melihat besarnya akibat dampak seks bebas pada remaja maka sangat diperlukan pengetahuan keluarga yang cukup tentang pendidikan seks. Karena pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks pada remaja akan berpengaruh pada perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.Dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat kekal menurut Notoatmodjo bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses beruntun yaitu kesadaran, teoritis, evaluasi, mencoba dan menerima.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dirumuskan pertanyaan

masalah penelitian ”Adakah hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku pemberian pendidikan seks pada remaja di Dusun Templek Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri ?”

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk membuktikan hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian penddikan seks.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks.

b. Mengidentifikasi perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja. c. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga

tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik korelasicross sectionalyaitu suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu kali, pada satu saat. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Mei -15 Mei 2010 di Dusun Templek Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah Keluarga yang mempunyai anak remaja usia 10-18 Tahun di Dusun Templek RT/RW 4/2 Desa Gadungan sejumlah 30 kepala keluarga. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh populasi yang berjumlah 30. Pada penelitian ini sample diambil dengan cara sampling jenuh yaitu dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel.

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan dengan cara : Memberikan kuesioner kepada keluarga yang mempunyai anak remaja yang terpilih sebagai sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, Sebelumnya kelurga diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, Kelurga/Orang tua diminta menandatangai lembar persetujuan menjadi responden jika bersedia menjadi responden, Keluarga/Orang tua diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner, Selanjutnya meminta kembali kuesioner yang telah terisi untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup (Closed Ended) yaitu multiple choice.

(3)

apakah sudah baik dan sudah dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya. Tahap kedua adalah coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden macam-macamnya dengan menandai kode pada masing-masing jawaban. Tahap ketiga adalah scoring, yaitu pemberian skor/nilai terhadap bagian-bagian yang perlu diberi skor. Tahap keempat dari pengolahan data adalah tabulating/presenting, yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan dilakukan tabulasi silang atau cross tabulation yaitu dengan menggabungkan hasil pengukuran tingkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

Hasil Penelitian Data Umum

a. Distribusi Umur

47%

53%

31-40 41-50

Diagram di atas menunjukkan, dari 30 responden sebagian besar yaitu 53% atau 16 responden berusia 31–40 tahun, sedangkan 47% atau 14 responden berusia 41–50 tahun.

b. Distribusi jenis kelamin

77%

23%

Laki-laki Perempuan

Dari diagram pie diatas diketahui dari 30 responden diantaranya 77% atau 23 responden berjenis kelamin perempuan dan 23 % atau 7 responden berjenis kelamin laki-laki.

c. Distribusi Pendidikan

37%

23% 27%

13%

SD SLTP SMU PT

Dari diagram pie diatas diketahui 30 responden hampir sebagiannya yaitu 37% atau 11 responden pendidikan SD, 27% atau 8 responden pendidikan SMA, 23,3% atau 7 responden pendidikan SLTP, dan 13% atau 4 responden pendidikan perguruan tinggi.

d. Distribusi Sumber Pekerjaan

47%

40%

13%

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta PNS

Dari diagram pie diatas di ketahui dari 30 responden, hampir seluruhnya yaitu 46,7% atau 14 responden Ibu rumah tangga dan 40,0% atau 12 responden wiraswasta swasta, 13,3 atau 4 responden PNS.

Data Khusus

a. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan.

7%

37% 56%

Baik cukup Kurang

(4)

kurang, 36,6% atau 11 responden pengetahuan cukup, 6,7% atau 2 responden pengetahuan baik.

b. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

20%

80%

cukup kurang

Dari diagram pie diatas diketahui 30 responden hampir seluruhnya yaitu 80% atau 24 responden perilaku kurang, 20% atau 6 responden perilaku cukup.

c. Analisis Hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja

Perilaku

Pengetahuan

Cukup Kurang Total

N % N % N %

Baik 2 6,7 0 0 2 6,7

Cukup 4 13,3 7 23,3 11 36,7

Kurang 0 0 17 56,7 17 56,7

Total 6 20 24 80 30 100

Dari tabel tabulasi silang pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja menunjukkan yaitu 6,7% atau 2 responden mempunyai pengetahuan tinggi dengan perilaku cukup, pengetahuan cukup dengan perilaku cukup 13,3 atau 4 responden dan perilaku kurang 23,3% atau 7 responden, pengetahuan kurang dengan perilaku kurang 56,7% atau 17 responden.

Pembahasan

a. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 56,7% atau 17 responden berada dalam kategori pengetahuan kurang, 36,6 atau 11 responden berada dalam kategori cukup, 6,7 atau 2 responden dalam kategori pengetahuan baik. Dari sebaran jawaban responden tentang pengetahuan,

hampir seluruh keluarga kurang mengetahui tentang pendidikan seks.

Seperti yang dikatakan Singgih Gunarso (2000) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seorang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Dari hasil penelitian pendidikan responden ternyata rata-rata SD yaitu sebanyak 37%

Secara teoritis dijelaskan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dimana pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, ndra pendengara, indra penciuman, indra peraba, dan indra perasa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengamatan dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 ).

Tingginya tingkat pengetahuan keluarga yang baik tentang pendidikan seks dan merupakan salah satu aspek penting pada sebuah keluarga dalam pemberian pendidikan seks bagi remajanya. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh pengalaman ibu, seseorang dapat memperoleh informasi atau pengetahuan dari pengalaman sekitar. Membaca buku, mengikuti seminar sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibanding dengan ibu yang sama sekali belum pernah mendapatkan informasi tentang pendidikan seks remaja.

(5)

perilaku pemberian pendidikan seks pada remaja, pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari mengikuti penyuluhan yang di adakan suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), bisa juga dengan mengikuti/menonton acara televisi yang membahas tentang pendidikan seks pada remaja.

b. Perilaku kelurga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

Dari hasil penelitian ini, perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja menunjukkan yaitu 30 responden yaitu 6 responden (20,0%) perilaku cukup dan 24 responden (80,0%) perilaku kurang.

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Adanya perilaku yang baik dan respon mendukung terhadap pendidikan seks karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan selama tahap perkembangan remaja. Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk perilaku yang baik terhadap pemberian pendidikan seks bagi remaja. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku menurut Teori Lawrence Green (1980) Faktor predisposisi prilaku (predisposing faktor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Oleh karena itu tingkat Pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks menentukan sikap keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja serta kepecayaan dan keyakinan baik seseorang keluarga dan masyarakat akan menentukan perilaku bagaimana cara pemberian pendidikan seks pada anak remaja secara benar

Adanya pergeseran nilai dan kebudayaan dimasyarakat dan semakin banyaknya media dimasyarakat seperti media cetak dan elektronik sebagai pilihan lain penyedia informasi dapat memberikan wawasan tentang pentingnya pendidikan seks bagi para remaja. Kondisi ini akan mendorong sebuah keluarga untuk lebih berperilaku baik demi membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja kearah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya yaitu dengan cara

pemberian pendidikan seks pada remaja secara benar,selain itu perlu ditumbuhkan rasa keimanan kepada Tuhan YME pada anak agar timbul rasa takut pada Tuhan jika akan melakukan penyimpangan seksual.

c. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Dari hasil analisis menggunakan tabulasi silang didapatkan hasil 6,7% atau 2 responden mempunyai pengetahuan tinggi dengan perilaku cukup, pengetahuan cukup dengan perilaku cukup 13,3 atau 4 responden dan perilaku kurang 23,3% atau 7 responden, pengetahuan kurang dengan perilaku kurang 56,7% atau 17 responden Dari hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan yaitu adanya hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku

Menurut Lawerence Green seperti dikutip Notoatmojo (2003) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat kesehatan salah satunya adalah pengetahuan yang merupakan predisposing factor. Pernyataan tersebut didukung oleh WHO, seperti dikutip Notoatmojo (2003) bahwa pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dapat menentukkan seseorang untuk berperilaku tertentu.

Dengan memberikan informasi meliputi tentang proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual dan aspek–

(6)

kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan suatu perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

Kesimpulan

1. Sebagian besar pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks kurang yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).

2. Sebagian besar perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks 17 responden (56,7%) berperilaku kurang.

3. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang bepengetahuan baik ada 2 (6,7%),dan berperilaku cukup,11 responden atau 36,7% berpengetahuan cukup dan berperilaku cukup 13,3%,dan berperilaku kurang 23,3%,dan Terdapat hubungan yang antara tinggkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

Saran

1. Bagi Responden

Bagi responden perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pendidikan seks pada remaja, dan terus memperhatikan pergaulan putra-putrinya agar tidak tejerumus dalam pergaulan bebas.

2. Bagi profesi keperawatan

Dianjurkan untuk meningkatkan penyuluhan tentang pengetahuan pendidikan seks pada remaja dan memotivasi masyarakat untuk lebih memperhatikan pergaulan putra – putrinya khususnya yang beranjak remaja,dan dampak pergaulan bebas khususnya untuk kesehatan. 3. Bagi peneliti berikutnya

Peneliti dapat melakukan studi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks bagi remaja dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masih tingginya pergaulan bebas, penyimpangan seksual yang melangar norma dan agama.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz, H.(2007). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya : Salemba Medika

Arikunto, suharsimi.(2006). Prosedur penelitian suatu Pendekatan praktik, Ed.Revisi Jakarta:Rineka Cipta

Briliant. (2009). http://www.bahan pang.sumtprov.go.id/ardet.php?hotnews43 (down load 07 Oktober 2009)

DEPKES RI. (2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. http://ebooks.lib.unair.ac.id/files/disk1/22/adln--departemen-1097-1-12034267b.pdf. Download, 18 Oktober 2009.

Ganong, William F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Herikson. (2009). Diagnosa dan medis Diabetes Mellitus.http//argomedia.net/Artikel. (Download, 7 Oktober 2009).

Herikson. (2009). Gambar Reseptor Insulin danGLucose Transporter 4. www .beta cell.org. (Download 18 Oktober 2009).

Heinnermen, john. (2003). Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Jacky. (2009). Gambar Sruktur Kovalen Insulin Manusia. htt p ://b igw orld 027. file. wordpress.com/2009/02/struktur-kovalen-insulin-manusia3. jpg. (Download 18 Oktober 2009).

Marlin. 2009. www.uralnet.com (download,07 oktober 2009)

Mindell, Earl. (2008). Terapi Kedelai Bagi Kesehatan. Jakarta : Delaprasta

Morrison. (2009). Gambar Encyclopaedia Britanica. (2003). Pancreas. www. Britan ica.com/eb/image?id=74317&rendtypeId.

(7)

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan, Ed. Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam.(2003). Konsep dan penerapan Metoddelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Ed . 1. Surabaya : Salemba Medika.

Nursalam.(2008). Konsep dan penerapan Metodelogi penelitian Ilmu keperawatan, Ed.2. Surabaya : Salemba medika.

Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

Santoso dan Zaini. (2002). Prospek Tantangan Penelitian, dan Pengembanan Tanaman Obat Untuk Terapi diabetes. Surakarta

Subekti. (2007). Peran Diet Dalam Penanngulangan Diabetes. www.gizi.net.(Down load, 18 Oktober 2009).

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC

Steven. (2009). Gambar Aktivasi Reseptor Sel Sasaran oleh Insulin dan Efek Seluler yang Ditimbulkan. www.accessmedicine.com. (Download 18 Oktober 2009).

Tjokroprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mel litus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tjokroprawiro, Askandar. (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Keperawatan. jakarta: EGC

Widy. (2009). Khasiat kedelai sebagai terapi penurun kadar glukosa darah pada DM http://masdanang.co.cc/?P=7(download, 18 Oktober 2009)

Gambar

tabel tabulasi

Referensi

Dokumen terkait

Analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal diperlukan untuk dapat menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan ( critical

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kebutuhan konsumen dari sistem pemasaran yang sedang berjalan serta merancang suatu solusi pemecahan masalah bagi PT Grifone Milria

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum bagi pencipta lagu atau musik sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari struktur modal Long Term Debt to Equity (LDE) dan Long Term Debt to Assets (LDA) terhadap nilai

Tahap ini mengecek kebutuhan jumlah dan kriteria sudah tepat atau belum dengan kekosongan jabatan yang ada, kemudian menggunakan metode AHP untuk melihat pegawai dengan

jaringan telepon hanya bisa memberikan layanan suara saja, jaringan data hanya.. mampu memberikan layanan untuk data

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama antara

Fungsi SKMH yang dibuat saat ini tidak hanya digunakan terbatas karena para pihak berada di tempat yang berbeda dengan kapal terdaftar, atau karena para pihak berhalangan hadir