Translated by: Wishnu Basuki wbasuki@gmail.com
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 32 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN IZIN KHUSUS DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
REGULATION OF THE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER: 32 OF 2013
CONCERNING
PROCEDURES FOR THE GRANTING OF SPECIAL PERMITS IN THE FIELD OF MINERAL AND COAL MINING
As amended by: Permenesdm No. 32/2015, Oct 12, 2015 (The affected/new articles: Article 8 section (3a), section (4), and section (5))
DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS Pasal / Article
BAB I: KETENTUAN UMUM 1 – 2 CHAPTER: I GENERAL PROVISIONS
BAB II: IZIN SEMENTARA UNTUK MELAKUKAN
PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN 3 – 7 CHAPTER II: TEMPORARY PERMITS FOR HAULING AND SALE BAB III: IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
UNTUK PENJUALAN 8 – 12 CHAPTER III: PRODUCTION OPERATION MINING PERMITS FOR SALE BAB IV: IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
KHUSUS UNTUK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN 13 – 30 CHAPTER IV: PRODUCTION OPERATION MINING PERMITS SPECIFICALLY FOR HAULING AND SALE
Bagian Kesatu: Umum 13 – 14 Part One: General
Bagian Kedua: Persyaratan dan Tata Cara Permohonan IUP Operasi Produksi Khusus Untuk Pengangkutan dan
Penjualan 15 – 20
Part Two: Requirements and Procedures for Submission of Applications for Production Operation Mining Permits Specifically for Hauling and Sale Bagian Ketiga: Jangka Waktu IUP Operasi Produksi
Khusus Untuk Pengangkutan dan Penjualan 21 Part Three: Term of Production Operation Mining Permits Specifically for Hauling and Sale Bagian Keempat: Hak dan Kewajiban Pemegang IUP
Operasi Produksi Khusus Untuk Pengangkutan dan
Penjualan 22 – 29
Part Four: Rights and Obligations of Holders of Production Operation Mining Permits Specifically for Hauling and Sale
Bagian Kelima: Perpanjangan IUP Operasi Produksi
Khusus Untuk Pengangkutan dan Penjualan 30 Part Five: Extension of Production Operation Mining Permits Specifically for Hauling and Sale BAB V: IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
KHUSUS UNTUK PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN 31 – 59 CHAPTER V: PRODUCTION OPERATION MINING PERMITS SPECIFICALLY FOR PROCESSING AND/OR REFINING/ SMELTING
Bagian Kesatu: Umum 31 – 33 Part One: General
Bagian Kedua: Persyaratan dan Tata Cara Permohonan
Izin Prinsip Pengolahan dan/atau Pemurnian 34 – 42 Part Two: Requirements and Procedures for Applications for Principle Licenses for Processing and/or Refining/Smelting
Bagian Ketiga: Jangka Waktu Izin Prinsip Pengolahan
dan/atau Pemurnian 43 Part Three: Term of Principle Licenses for Processing and/or Refining/Smelting Bagian Keempat: Persyaratan dan Tata Cara Permohonan
IUP Operasi Produksi Khusus Untuk Pengolahan
dan/atau Pemurnian 44 – 50
Part Four: Requirements and Procedures for Submission of Applications for Production Operation Mining Permits Specifically for Processing and/or Refining/Smelting
Bagian Kelima: Jangka Waktu IUP Operasi Produksi
Khusus Untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian 51 Part Five: Term of Production Operation Mining Permits Specifically for Processing and/or Refining/Smelting
Bagian Keenam: Hak dan Kewajiban Pemegang IUP Operasi Produksi Khusus Untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian 52 – 58
Part Six: Rights and Obligations of Holders of Production Operation Mining Permits Specifically for Processing and/or Refining/Smelting
Bagian Ketujuh: Perpanjangan IUP Operasi Produksi
Khusus Untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian 59 Part Seven: Extension of Production Operation Mining Permits Specifically for Processing and/or Refining/Smelting
BAB VI: SANKSI ADMINISTRATIF 60 – 64 CHAPTER VI: ADMINISTRATIVE SANCTIONS BAB VII: KETENTUAN PERALIHAN 65 CHAPTER VII: TRANSITIONAL PROVISIONS BAB VIII: KETENTUAN PENUTUP 66 CHAPTER VIII: CONCLUDING PROVISIONS
As amended by: Permenesdm No. 32/2015, Oct 12, 2015 (The affected/new articles: Article 8 section (3a), section (4), and section (5))
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 32 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN IZIN KHUSUS DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
REGULATION OF THE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER: 32 OF 2013
CONCERNING
PROCEDURES FOR THE GRANTING OF SPECIAL PERMITS IN THE FIELD OF
MINERAL AND COAL MINING
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA WITH THE BLESSING OF GOD ALMIGHTY
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL REPUBLIK INDONESIA, THE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA,
Menimbang: Considering:
bahwa dalam rangka memberi pedoman tata cara pemberian izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan dan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi untuk penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Pasal 81, dan Pasal 105 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 dan Pasal 111 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertarnbangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara;
That to provide a guideline for the granting of temporary permits for hauling and sale and Production Operation Mining Permits for sale as reffered to in Article 43, Article 81, and Article 105 of Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining, and to give effect to Article 41 and Article 111 of Regulation of the Government Number 23 of 2010 concerning Implementation of Mineral and Coal Mining Business Activities, as amended by Regulation of the Government Number 24 of 2012, it is necessary to issue Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources concerning Procedures for the Granting of Special Permits in the Field of Mineral and Coal Mining;
Mengingat: Bearing in Mind:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
1. Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4 of 2009, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4959);
tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
2010 concerning Mining Zones (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 28 of 2010, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5110); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
3. Regulation of the Government Number 23 of 2010 concerning Implementation of Mineral and Coal Mining Business Activities (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 29 of 2010, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5111), as amended by Regulation of the Government Number 24 of 2012 (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 45 of 2012, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5282); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010
tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);
4. Regulation of the Government Number 55 of 2010 concerning Direction and Supervision of Management of Mineral and Coal Mining Business Activities (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 85 of 2010, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5142);
5. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011
tanggal 18 Oktober 2011; 5. Decision of the President Number 59/P of 2011, October 18, 2011 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 34 Tahun 2009 tcntang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 546);
6. Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 34 of 2009 concerning Preference for Domestic Mineral and Coal Supply (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 546 of 2009);
7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 463);
7. Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 17 of 2010 concerning Procedures for Benchmark Mineral and Coal Selling Pricing (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 463 of 2010);
8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1022);
8. Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 18 of 2010 concerning Organization and Working System of the Ministry of Energy and Mineral Resources (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 552 of 2010), as amended by Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 22 of 2013 (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 1022 of 2013);
Mineral Nomor 07 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 165) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 993);
Mineral Resources Number 07 of 2012 concerning Appreciated Added Value of Minerals Through the Activities of Processing and Refining/Smelting Minerals (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 165 of 2012), as amended two times, most recently amended by Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 20 of 2013 (Official Gazette of the Republic of Indonesia Number 993 of 2013);
MEMUTUSKAN: HAS DECIDED:
Menetapkan: To issue:
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN KHUSUS DI BIDANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA.
REGULATION OF THE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES CONCERNING PROCEDURES FOR THE GRANTING OF SPECIAL PERMITS IN THE FIELD OF MINERAL AND COAL MINING.
BAB I CHAPTER I
KETENTUAN UMUM GENERAL PROVISIONS
Pasal 1 Article 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud
dengan: In this Regulation of the Minister:
1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, Pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
1. Mining means a part or all of the stages of research, management and business of minerals or coal, which include general surveys, explorations, feasibility studies, construction, mines, processing and refining/smelting, hauling and sale as well as postmining activities.
2. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi, yang selanjutnya disebut IUP Eksplorasi, adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
2. Exploration Mining Permit, hereinafter called “Exploration IUP,” means a business permit that is granted to undertake the stages of general surveys, explorations and feasibility studies.
3. Izin Usaha Pertambangan Khusus Eksplorasi, yang selanjutnya disebut IUPK Eksplorasi, adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
3. Exploration Special Mining Permit, hereinafter called “Exploration IUPK,” means a business permit that is granted to undertake the stages of general surveys, explorations, and feasibility studies in a special mining permit area.
4. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya
usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
mining business is conducted within a small-scale mining area with limited area and investments.
5. Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
5. Mining Permit Area, hereinafter called a “WIUP,” means an area that is authorized to a Mining Permit holder.
6. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut WIUPK, adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUPK.
6. Special Mining Permit Area, hereinafter called “WIUPK,” means an area that is authorized to a Special Mining Permit holder.
7. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, yang selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, adalah izin usaha yang diberikan kepada perusahaan untuk membeli, mengangkut, dan menjual komoditas tambang mineral atau batubara.
7. Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale, hereinafter called a “Production Operation IUP specifically for hauling and sale,” means a business permit that is granted to a company to purchase, haul, process, and sell mineral or coal commodities.
8. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, yang selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, adalah izin usaha yang diberikan kepada perusahaan untuk membeli, mengangkut, mengolah, dan memurnikan termasuk menjual komoditas tambang mineral atau batubara hasil olahannya.
8. Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting, hereinafter called a “Production Operation IUP specifically for processing and/or refining/smelting,” means a business permit that is granted to a company to purchase, haul, process, and refine/smelt, including sell mineral or coal commodities it has processed.
9. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.
9. Processing and Refining/Smelting means a mining business activity to improve the quality of minerals and/or coal and to utilize and find associated minerals.
10. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/ atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.
10. Hauling means a mining business activity to transport minerals and/or coal from a mine and/or a processing and refining/smelting site to a point of delivery.
11. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.
11. Sale means a mining business activity to sell mineral or coal mining products.
12. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Entity means any legal entity that engages in the field of mining, established under the laws of Indonesia and domiciled in the territory of the State of the Republic of Indonesia.
selanjutnya disebut RKAB, adalah rencana kegiatan dan anggaran yang wajib disampaikan oleh pemegang IUP setiap tahun takwim pada bulan November.
“RKAB,” means the activity plans and budget that is subject to submission by any Mining Permit holder in November of the calendar year.
14. Izin Prinsip pengolahan dan/atau pemurnian adalah izin yang diberikan sebelum perusahaan mendapatkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian sebagai persyaratan dalam pengurusan perizinan dari instansi terkait dan persiapan dokumen lainnya.
14. Principle License for processing and refining/smelting means a license that is issued prior to a company acquiring a Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/smelting, as required to acquire other permits/licenses from the relevant agencies and to prepare other documentation. 15. Kontrak Karya adalah perjanjian antara
Pemerintah Indonesia dengan perusahaan yang berbadan hukum Indonesia dalam rangka penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi, gas alam, panas bumi, radioaktif dan batubara.
15. Contract of Work means an agreement between the Government of Indonesia and a company incorporated in Indonesia within the scope of foreign investment to conduct mining business of extracted materials, not including natural oil, natural gas, geothermal energy, radioactive and coal.
16. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, yang selanjutnya disebut PKP2B, adalah perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian batubara.
16. Coal Contract of Work, hereinafter called PKP2B, means an agreement between the Government of Indonesia and a company incorporated in Indonesia to conduct mining business of coal.
17. Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara.
17. Minister means the minister administering governmental affairs in the field of mineral and coal mining.
Pasal 2 Article 2
(1) Izin khusus di bidang Pertambangan mineral
dan batubara terdiri atas: (1) Special permits in the field of mineral and coal mining shall include: a. izin sementara untuk melakukan
pengangkutan dan penjualan; a. a temporary permit for hauling and sale; b. IUP Operasi Produksi untuk penjualan; b. a Production Operation Mining Permit
for sale; c. IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan; dan c. a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale; and d. IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian. d. a Production Operation Mining Permit specifically for processing and refining/ smelting.
(2) Izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan kepada perusahaan pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK
Eksplorasi mineral atau batubara. Exploration Special Mining Permit; (3) IUP Operasi Produksi untuk penjualan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan kepada perusahaan yang berbentuk Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha pertambangan.
(3) A Production Operation Mining Permit for sale as reffered to in section (1) point (b) shall be granted to a company of non-mining Entity.
(4) IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d diberikan kepada perusahaan:
(4) A Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale and a Production Operation Mining Permit specifically for processing and refining/ smelting as reffered to in section (1) point (c) and point (d) shall be granted to a company in the form of:
a. Badan Usaha; a. an Entity;
b. koperasi; dan b. a cooperative; and
c. perseorangan yang terdiri atas: c. a sole proprietorship that includes:
1. orang perseorangan; 1. an individual;
2. perusahaan komanditer; dan/atau 2. a limited partnership; and/or
3. perusahaan firma. 3. a general partnership.
(5) Setiap perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) hanya dapat diberikan 1 (satu) jenis Izin khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara.
(5) Any company as reffered to in section (2), section (3), and section (4) may only be granted 1 (one) type of special Permit in the field of mineral and coal mining.
(6) Setiap perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak boleh memiliki lebih dari 1 (satu) izin dari masing-masing jenis Izin khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara yang dikeluarkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(6) Any company as reffered to in section (2), section (3), and section (4) may not hold more than 1 (one) permit of each special Permit in the field of mineral and coal mining issued by the competent Minister, governors, or regents/ mayors.
BAB II CHAPTER II
IZIN SEMENTARA UNTUK MELAKUKAN
PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN TEMPORARY PERMITS FOR HAULING AND SALE
Pasal 3 Article 3
(1) Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi yang bermaksud menjual mineral atau batubara yang tergali pada waktu kegiatan eksplorasi dan studi kelayakan wajib mempunyai izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a.
(2) Izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(2) A temporary permit for hauling and sale as reffered to in section (1) shall be granted by the competent Minister, governors, or regents/ mayors.
(3) Untuk mendapatkan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan, pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi harus mengajukan permohonan
kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(3) To acquire a temporary permit for hauling and sale, a holder of an Exploration Mining Permit or Exploration Special Mining Permit must submit an application to the competent Minister, governors, or regents/mayors.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus dilampiri dengan: (4) An application as reffered to in section (3) must enclose:
a. metode eksplorasi; a. a method of exploration;
b. laporan akhir ekplorasi detail dalam
WIUP atau WIUPK; b. the most recent report on detailed exploration in the Mining Permit Area or Special Mining Permit Area;
c. jumlah tonase mineral atau batubara yang
tergali dalam WIUP atau WIUPK; c. the weight of minerals or coal that are extracted in the Mining Permit Area or Special Mining Permit Area;
d. kualitas mineral atau batubara yang tergali dalam WIUP atau WIUPK disertai dengan sertifikat conto dan analisa mineral atau batubara dari laboratorium yang telah diakreditasi;
d. the quality of minerals or coal that are extracted in the Mining Permit Area or
Special Mining Permit Area
accompanied by mineral or coal sample and analysis certificates from an accredited laboratory.
e. tanda bukti pelunasan pembayaran iuran tetap sejak diterbitkannya IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi; dan
e. the proof of payment for dead rents as of the issue of the Exploration Mining Permit or Exploration Special Mining Permit; and
f. perjanjian jual-beli dengan pembeli
mineral atau batubara. f. a sale agreement with a mineral or coal buyer.
Pasal 4 Article 4
(1) Dalam hal permohonan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 telah
lengkap, Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas mineral atau batubara yang tergali di lokasi WIUP atau WIUPK dengan membuat berita acara pemeriksaan dan evaluasi.
(1) Where an application for a temporary permit for hauling and sale as reffered to in Article 3 is complete, the competent Minister, governors, or regents/mayors shall examine and evaluate the minerals or coal extracted at the location of the Mining Permit Area or Special Mining Permit, by taking the minutes of the examination and evaluation thereof.
kewenangannya menugaskan dinas teknis provinsi atau dinas teknis kabupaten/kota yang membidangi mineral dan batubara untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas mineral atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
shall assign the technical office of the province or the technical office of the district/city in charge of minerals and coal to examine and evaluate the minerals or coal extracted as reffered to in section (1).
(3) Berita acara pemeriksaan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat perkiraan jumlah tonase mineral atau batubara yang tergali pada titik-titik eksplorasi dan/atau studi kelayakan dalam WIUP atau WIUPK.
(3) The minutes of the examination and evaluation as reffered to in section (1) shall contain the estimated weight of minerals or coal extracted at the points of explorations and/or feasibility studies in the Mining Permit Area or Special Mining Permit. (4) Berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya memberikan keputusan pemberian atau penolakan permohonan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan.
(4) Upon the result of examination and evaluation as reffered to in section (1), section (2), and section (3), the competent Minister, governors, or regents/mayors shall issue a decision on acceptance or rejection of the application for a temporary license for hauling and sale.
(5) Pemberian atau penolakan permohonan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal permohonan diterima dengan lengkap dan benar.
(5) Acceptance or rejection of the application for a temporary license for hauling and sale as reffered to in section (4) shall be issued within 14 (fourteen) working days of the date the complete and correct application is received.
(6) Ketentuan mengenai format keputusan pemberian izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(6) The form of a decision to grant a temporary license for hauling and sale as reffered to in section (5) is provided in Attachment I, made an inseparable part of this Regulation of the Minister.
(7) Dalam hal permohonan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan ditolak, penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada pemohon izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan disertai dengan alasan penolakannya.
(7) Where an application for a temporary license for hauling and sale is rejected, such rejection must be notified in writing to the applicant for a temporary license for hauling and sale along with the reason for rejection.
Pasal 5 Article 5
Penerbitan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan hanya diberikan 1 (satu) kali dan tidak dapat diperpanjang, dengan jumlah tonase sesuai dengan hasil pemeriksaan dan evaluasi sebagaimana tercantum dalam berita acara pemeriksaan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3).
Pasal 6 Article 6 (1) Pemegang izin sementara untuk melakukan
pengangkutan dan penjualan wajib: (1) A holder of a temporary license for hauling and sale must:
a. melaksanakan pengangkutan dan
penjualan untuk komoditas tambang yang tergali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
a. haul and sell mined commodities extracted under the laws and regulations;
b. membayar iuran produksi untuk mineral logam atau batubara atau pajak daerah kabupaten/kota untuk mineral bukan logam atau batuan yang tergali yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. pay production royalties for metal minerals or coal or district/city taxes on nonmetal minerals or rocks extracted, which amount shall refer to the laws and regulations; and
c. menyampaikan laporan hasil Penjualan mineral dan/ atau batubara yang tergali kepada Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya.
c. submit a report on the sales of minerals and/or coal extracted to the competent Minister, governors, or regents/mayors.
(2) Pemegang izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan berhak untuk melakukan Pengangkutan dan Penjualan mineral atau batubara yang tergali dari lokasi penimbunan mineral atau batubara sampai ke titik penyerahan di pelabuhan atau pengguna akhir dalam 1 (satu) pulau baik yang berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota, pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi, maupun pada lintas wilayah provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) A holder of a temporary license for hauling and sale shall have the right to haul and sell minerals or coal extracted from the mineral or coal stockyard location to the point of delivery at a seaport or end user within 1 (one) island, either located within 1 (one) district/city, in a location overlapping the boundaries of the districts/cities within 1 (one) province or in a location overlapping the boundaries of the provinces under the laws and regulations.
(3) Pemegang izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan dilarang mengangkut dan menjual mineral atau batubara yang tergali ke luar Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) A holder of a temporary license for hauling and sale is prohibited from hauling and selling minerals or coal extracted to a country other than Indonesia under the laws and regulations.
Pasal 7 Article 7
Dalam hal hasil pemeriksaan dan evaluasi di lapangan, ternyata sengaja digali dan tidak sesuai dengan metode eksplorasi yang telah disampaikan dalam laporan akhir eksplorasi detail, maka pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Where upon the result of site examination and evaluation it is found that it is intentional excavation and other than in accordance with the method of exploration stated in the most recent report on detailed exploration, a holder of an Exploration Mining Permit or Exploration Special Mining Permit may be imposed criminal sanctions under the laws and regulations.
IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI
PRODUKSI UNTUK PENJUALAN PRODUCTION OPERATION MINING PERMITS FOR SALE
Pasal 8 Article 8
(1) Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha Pertambangan yang bermaksud menjual mineral logam, mineral bukan logam, batuan, dan/atau batubara yang tergali wajib terlebih dahulu mempunyai IUP Operasi Produksi untuk penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b.
(1) A non-Mining Entity aiming to sell metal minerals, nonmetal minerals, rocks, and/or coal extracted must first hold a Production Operation Mining Permit for sale as reffered to in Article 2 section (1) point (b).
(2) Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Badan Usaha yang antara lain melaksanakan kegiatan:
(2) A non-mining Entity as reffered to in section (1) shall be an Entity engaged in, inter alia:
a. pembangunan konstruksi sarana dan
prasarana lalu lintas jalan; a. road construction; facility and infrastructure b. pembangunan konstruksi pelabuhan; b. seaport construction;
c. pembangunan terowongan; c. tunnel construction;
d. pembangunan konstruksi bangunan sipil;
dan/atau d. civil work; and/or
e. pengerukan alur lalu lintas sungai, danau,
dan/atau laut. e. river, lake, and/or marine dredging for traffic lanes. (3) Dalam hal Badan Usaha yang tidak bergerak
pada usaha Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak bermaksud menjual mineral bukan logam dan/atau batuan yang tergali dan akan memanfaatkan untuk kepentingan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap wajib memiliki IUP Operasi Produksi untuk penjualan.
(3) A non-Mining Entity as reffered to in section (1) aiming to not sell nonmetal minerals and/or rocks extracted but to utilize them for activities as reffered to in section (2), must hold a Production Operation Mining Permit for sale.
Pasal 3A Article 3A
(3a) Kewajiban memiliki IUP Operasi Produksi untuk penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha Pertambangan dan berada pada kawasan peruntukan industri yang melakukan penggalian mineral bukan logam dan batuan untuk kepentingan kegiatan yang tidak dimaksudkan untuk dimanfaatkan secara komersial. (Permenesdm 32/2015)
(3a) An obligation to hold a Production Operation Mining Permit for sale as referred to in section (3) shall not apply to a non-Mining Entity which is located in a zone allocated for industry, and extracts nonmetal minerals and rocks for activities other than a commercial purpose. (Permenesdm 32/2015)
(4) IUP Operasi Produksi untuk penjualan
(3) diberikan oleh: (3) shall be granted by: a. Menteri, apabila mineral dan/atau
batubara yang tergali berada pada lintas provinsi dan/atau berbatasan langsung dengan negara lain dan/atau dalam wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;
a. the Minister, if the minerals and/or coal extracted are in the location overlapping the boundaries of the provinces and/or directly contiguous to another country and/or in the territorial sea exceeding 12 (twelve) miles from the baselines; b. gubernur apabila mineral dan/atau
batubara yang tergali berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil; atau
b. the governor, if the minerals and/or coal extracted are in the location overlapping the boundaries of the districts/cities within 1 (one) province and/or in the territorial sea from 4 (four) miles to 12 (twelve) miles; or
c. bupati/walikota apabila mineral dan/atau batubara yang tergali berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/ kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil.
c. the regent/mayor, if the minerals and/or coal extracted are within 1 (one) district/city and/or in the territorial sea to 4 (four) miles.
(4) IUP Operasi Produksi untuk penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan oleh:
(4) A Production Operation Mining Permit for sale as reffered to in section (1) and section (3) shall be granted by:
a. Menteri, apabila mineral dan/atau batubara yang tergali berada pada lintas provinsi dan/atau berbatasan langsung dengan negara lain dan/atau dalam wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;
a. the Minister, if the minerals and/or coal extracted are in the location overlapping the boundaries of the provinces and/or directly contiguous to another country and/or in the territorial sea exceeding 12 (twelve) miles from the baselines;
b. gubernur, apabila mineral dan/atau batubara yang tergali berada pada 1 (satu) provinsi dan/atau wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil. bergerak pada usaha Pertambangan harus mengajukan permohonan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
(5) To acquire a Production Operation Mining Permit for sale, a non-Mining Entity must submit an application to the competent Minister, governors, or regents/mayors.
(5) Untuk mendapatkan IUP Operasi Produksi untuk penjualan, Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha Pertambangan harus mengajukan permohonan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya. (Permenesdm 32/2015)
(5) To acquire a Production Operation Mining Permit for sale, a non-Mining Entity must submit an application to the competent Minister or governors. (Permenesdm 32/2015)
(6) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
a. akta pendirian Badan Usaha termasuk akta perubahannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
a. the Memorandum of Association of the Entity, along with its amendments that have been validated by the competent official;
b. profil Badan Usaha; b. the profile of the Entity;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak; c. the Taxpayer ID Number;
d. salinan izin usaha yang dimiliki dari
instansi yang berwenang; d. a copy of the business license held from the competent agency; e. master plan kegiatan yang dikerjakan; e. the master plan for activities being
carried out; f. jumlah tonase mineral dan/atau batubara
yang tergali akibat kegiatan yang dilakukan;
f. the weight of minerals or coal that are extracted in the activities;
g. kualitas mineral atau batubara yang tergali disertai dengan sertifikat conto dan analisa mineral atau batubara dari laboratorium yang telah diakreditasi; dan
g. the quality of minerals or coal that are extracted accompanied by mineral or coal sample and analysis certificates from an accredited laboratory; and h. perjanjian jual-beli dengan pembeli
apabila mineral logam, mineral bukan logam, batuan, dan/ atau batubara yang tergali akan dijual.
h. a sale agreement with a buyer if metal minerals, nonmetal minerals, rocks, and/or coal extracted are for sale.
Pasal 9 Article 9
(1) Dalam hal permohonan IUP Operasi Produksi untuk penjualan yang diajukan oleh Badan Usaha yang tidak bergerak pada usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 telah lengkap, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas mineral dan/atau batubara yang tergali di lokasi tergalinya mineral dan/atau batubara dengan membuat berita acara pemeriksaan dan evaluasi.
(1) Where an application for a Production Operation Mining Permit for sale submitted by a non-mining Entity as reffered to in Article 8 is complete, the competent Minister, governors, or regents/mayors shall examine and evaluate the minerals or coal extracted at the location where the minerals or coal are extracted, by taking the minutes of the examination and evaluation thereof.
(2) Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya menugaskan dinas teknis provinsi atau dinas teknis kabupaten/kota yang membidangi mineral dan batubara untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas mineral dan/atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(2) The competent governor or regent/mayor shall assign the technical office of the province or the technical office of the district/city in charge of minerals and coal to examine and evaluate the minerals or coal extracted as reffered to in section (1).
(3) Berita acara pemeriksaan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat perkiraan jumlah tonase mineral dan/atau batubara yang tergali pada titik-titik akibat
kegiatan yang dilakukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2). activities as reffered to in Article 8 section (2). (4) Berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya memberikan keputusan pemberian atau penolakan permohonan IUP Operasi Produksi untuk penjualan.
(4) Upon the result of examination and evaluation as reffered to in section (1), section (2), and section (3), the competent Minister, governors, or regents/mayors shall issue a decision on acceptance or rejection of the application for a Production Operation Mining Permit for sale.
(5) Pemberian atau penolakan permohonan IUP
Operasi Produksi untuk penjualan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal permohonan diterima dengan lengkap dan benar.
(5) Acceptance or rejection of the application for a Production Operation Mining Permit for sale as reffered to in section (4) shall be issued within 14 (fourteen) working days of the date the complete and correct application is received.
(6) Ketentuan mengenai format keputusan pemberian IUP Operasi Produksi untuk penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(6) The form of a decision to grant a Production Operation Mining Permit for sale as reffered to in section (5) is provided in Attachment II, made an inseparable part of this Regulation of the Minister.
(7) Dalam hal permohonan IUP Operasi Produksi untuk penjualan ditolak, penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada pemohon IUP Operasi Produksi untuk
penjualan disertai dengan alasan
penolakannya.
(7) Where an application for a Production Operation Mining Permit for sale is rejected, such rejection must be notified in writing to the applicant for a Production Operation Mining Permit for sale along with the reason for rejection.
Pasal 10 Article 10
Penerbitan IUP Operasi Produksi untuk penjualan hanya diberikan 1 (satu) kali dan tidak dapat diperpanjang, dengan jumlah tonase sesuai dengan hasil pemeriksaan dan evaluasi sesuai dengan berita acara pemeriksaan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3).
A Production Operation Mining Permit for sale shall only be issued 1 (one) time and not extendable, with the weight corresponding to the result of examination and evaluation as stated in the minutes of the examination and evaluation as reffered to in Article 9 section (3).
Pasal 11 Article 11
(1) Dalam hal mineral dan/atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berada dalam WIUP atau WIUPK dan/atau wilayah Kontrak Karya atau wilayah PKP2B maka hak untuk menjual komoditas tambang yang tergali tersebut berada pada pemegang IUP, IUPK, Kontrak Karya, atau PKP2B.
(1) Where the minerals and/or coal extracted as reffered to in Article 8 are in the Mining Permit Area or Special Mining Permit Area and/or Contract of Work area or Coal Contract of Work area, the right to sell mined commodities extracted shall rest with the Mining Permit holder, Special Mining Permit holder, Contract of Work holder, or Coal Contract of Work holder.
PKP2B yang bermaksud menjual mineral dan/atau batubara yang tergali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada tahap eksplorasi dan studi kelayakan wajib memiliki izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a.
Permit holder, Contract of Work holder, or Coal Contract of Work holder aiming to sell minerals and/or coal extracted as reffered to in section (1) at the stages of exploration and feasibility studies must hold a temporary permit for hauling and sale as reffered to in Article 2 section (1) point (a).
(3) Untuk mendapatkan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan serta hak dan kewajiban pemegang izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 7.
(3) To acquire a temporary permit for hauling and sale, and the rights and obligations of the holder of a temporary permit for hauling and sale, Article 3 to Article 7 shall apply.
Pasal 12 Article 12
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi untuk
penjualan wajib: (1) A holder of a Production Operation Mining Permit for sale must:
a. melaksanakan pengangkutan dan
penjualan untuk komoditas tambang yang tergali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
a. haul and sell mined commodities extracted under the laws and regulations;
b. membayar iuran produksi untuk mineral logam atau batubara atau pajak daerah kabupaten/kota untuk mineral bukan logam atau batuan yang tergali yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. pay production royalties for metal minerals or coal or district/city taxes on nonmetal minerals or rocks extracted, which amount shall refer to the laws and regulations; and
c. menyampaikan laporan hasil penjualan mineral dan/atau batubara yang tergali atau akan dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatannya kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
c. submit a report on the sales of minerals and/or coal extracted or for own utilization to the competent Minister, governors, or regents/mayors.
(2) Pemegang IUP Operasi Produksi untuk
penjualan berhak untuk melakukan
Pengangkutan dan Penjualan mineral atau batubara dari lokasi penimbunan mineral atau batubara yang tergali sampai ke titik penyerahan di pelabuhan atau pengguna akhir dalam 1 (satu) pulau baik yang berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota, pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi, maupun pada lintas wilayah provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) A holder of a Production Operation Mining Permit for sale shall have the right to haul and sell minerals or coal from the extracted mineral or coal stockyard location to the point of delivery at a seaport or end user within 1 (one) island, either located within 1 (one) district/city, in a location overlapping the boundaries of the districts/cities within 1 (one) province or in a location overlapping the boundaries of the provinces under the laws and regulations.
(3) Pemegang IUP Operasi Produksi untuk
a. memindahtangankan IUP-nya kepada
pihak lain; dan a. transferring his/her Mining Permit to another party; and b. mengangkut dan menjual mineral atau
batubara yang tergali ke luar Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. hauling and selling minerals or coal extracted to a country other than Indonesia under the laws and regulations
BAB IV CHAPTER IV
IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI KHUSUS UNTUK PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN
PRODUCTION OPERATION MINING PERMITS SPECIFICALLY FOR HAULING
AND SALE
Bagian Kesatu Part One
Umum General
Pasal 13 Article 13
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dalam melakukan kegiatan Pengangkutan dan Penjualan dapat bekerja sama dengan pihak lain yang mempunyai IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c.
(1) A holder of a Production Operation Mining Permit or Production Operation Special Mining Permit in the performance of hauling and sale activities may cooperate with other parties holding a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale as reffered to in Article 2 section (1) point (c).
(2) IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada perusahaan oleh:
(2) A Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale as reffered to in section (1) shall be granted to a company by:
a. Menteri apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan dilakukan lintas provinsi dan/ atau lintas negara atau modalnya berasal dalam rangka penanaman modal asing;
a. the Minister, if the hauling and sale are conducted across the boundaries of the provinces and/or countries or have capital within the scope of foreign investment.
b. gubernur apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan dilakukan pada lintas kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi; atau
b. the governor, if the hauling and sale are conducted across the boundaries of the districts/cities within 1 (one) province; or
c. bupati/walikota apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan dilakukan dalam 1 (satu) kabupaten/kota.
c. the regent/mayor, if the hauling and sale are conducted within 1 (one) district/city.
Pasal 14 Article 14
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dapat melakukan pengangkutan dan penjualan komoditas tambang yang berasal dari pemegang:
section (2) may haul and sell mined commodities from the holder of:
a. IUP Operasi Produksi yang diterbitkan
oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya;
a. a Production Operation Mining Permit issued by the competent Minister, governors, or regents/mayors;
b. IUPK Operasi Produksi; b. a Production Operation Special Mining
Permit; c. IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian yang diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya; dan/atau
c. a Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/smelting issued by the competent Minister, governors, or regents/mayors; and/or
d. IPR. d. a Small-Scale Mining Permit.
(2) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh Menteri selain melakukan Pengangkutan
dan Penjualan komoditas tambang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melakukan pengangkutan dan penjualan komoditas tambang yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang izinnya diberikan oleh gubernur atau bupati/walikota.
(2) A holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale issued by the Minister, in addition to hauling and selling mined commodities as reffered to in section (1), may haul and sell mined commodities from another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale, whose permit is granted by the governor or the regent/mayor.
(3) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh gubernur selain melakukan Pengangkutan
dan Penjualan komoditas tambang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melakukan pengangkutan dan penjualan komoditas tambang yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang izinnya diberikan oleh bupati/ walikota.
(3) A holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale issued by the governor, in addition to hauling and selling mined commodities as reffered to in section (1), may haul and sell mined commodities from another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale, whose permit is granted by the regent/mayor.
Bagian Kedua Part Two
Persyaratan dan Tata Cara Permohonan IUP Operasi Produksi Khusus Untuk Pengangkutan dan
Penjualan
Requirements and Procedures for Submission of Applications for Production Operation Mining
Permits Specifically for Hauling and Sale
Pasal 15 Article 15
(1) Untuk mendapatkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, perusahaan harus mengajukan permohonan
kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
competent Minister, governors, or regents/mayors.
(2) Permohonan IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan penjualan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
(2) An application for a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale as reffered to in section (1) must fulfill the following requirements:
a. administratif; a. the administrative requirements;
b. teknis; b. the technical requirements;
c. lingkungan; dan c. the environmental requirements; and
d. finansial. d. the financial requirements.
Pasal 16 Article 16
(1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a untuk:
(1) The Administrative requirements as reffered to in Article 15 section (2) point (a) for:
a. Badan Usaha, paling sedikit meliputi: a. an Entity, shall include at least:
1. surat permohonan; 1. a letter of application;
2. profil Badan Usaha; 2. the profile of the Entity;
3. akta pendirian Badan Usaha yang
bergerak di bidang usaha
Pertambangan mineral atau batubara khususnya di bidang pengangkutan dan penjualan mineral atau batubara termasuk akta perubahannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
3. the memorandum of association of the Entity engaged in mineral or coal mining business specifically in the field of mineral or coal hauling and sale, along with its amendments that have been validated by the competent official;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak; 4. the Taxpayer ID Number;
5. susunan direksi dan daftar pemegang
saham; 5. the composition of the board of directors and the register of shareholders;
6. surat keterangan domisili; 6. a certificate of domicile;
7. perjanjian kerja sama Pengangkutan dan Penjualan mineral atau batubara antara pemohon dengan pemegang:
7. a cooperation agreement on mineral or coal hauling and sale between the applicant and the holder of:
a) IUP Operasi Produksi; a) a Production Operation Mining
Permit;
b) IUPK Operasi Produksi; b) a Production Operation Special
Mining Permit;
untuk pengolahan dan/atau
pemurnian; Permit processing and/or refining/ specifically for smelting;
d) IPR; dan/atau d) a Small-Scale Mining Permit;
and/or e) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan
penjualan lainnya,
e) another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale,
yang telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
that has a recommendation from the competent Minister, governors, or regents/mayors;
8. salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IPR, dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang telah teregistrasi pada Direktorat Jenderal dan memiliki sertifikat clear and clean; dan
8. a copy of the Production Operation
Mining Permit, Production
Operation Special Mining Permit, Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting, Small-Scale Mining Permit, and/or other Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale that is registered with the Directorate General and issued with a clear and clean certificate; and 9. perjanjian kerja sama penjualan
mineral atau batubara dengan pembeli dalam negeri dan/atau luar negeri.
9. a cooperation agreement on mineral or coal sale with a domestic and/or foreign buyer.
b. koperasi, paling sedikit meliputi: b. a cooperative, shall include at least:
1. surat permohonan; 1. a letter of application;
2. profil koperasi; 2. the profile of the cooperative;
3. akta pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan khususnya di bidang pengangkutan dan penjualan mineral atau batubara termasuk akta perubahannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
3. the memorandum of association of the cooperative engaged in mining business specifically in the field of mineral or coal hauling and sale, along with its amendments that have been validated by the competent official;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak; 4. the Taxpayer ID Number;
5. susunan pengurus; 5. the composition of the management;
6. surat keterangan domisili; 6. a certificate of domicile;
7. perjanjian kerja sama pengangkutan
antara pemohon dengan perusahaan
pemegang: applicant and the company as the holder of:
a) IUP Operasi Produksi; a) a Production Operation Mining
Permit;
b) IUPK Operasi Produksi; b) a Production Operation Special
Mining Permit; c) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengolahan dan/atau pemurnian;
c) a Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting;
d) IPR; dan/atau d) a Small-Scale Mining Permit;
and/or e) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan
penjualan lainnya,
e) another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale,
yang telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
that has a recommendation from the competent Minister, governors, or regents/mayors.
8. salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IPR, dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang telah teregistrasi pada Direktorat Jenderal dan memiliki sertifikat clear and clean; dan
8. a copy of the Production Operation
Mining Permit, Production
Operation Special Mining Permit, Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting, Small-Scale Mining Permit, and/or other Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale that is registered with the Directorate General and issued with a clear and clean certificate; and 9. perjanjian kerja sama penjualan
mineral atau batubara dengan pembeli dalam negeri dan/atau luar negeri.
9. a cooperation agreement on mineral or coal sale with a domestic and/or foreign buyer.
c. orang perseorangan paling sedikit
meliputi: c. an individual, shall include at least:
1. surat permohonan; 1. a letter of application;
2. Kartu Tanda Penduduk; 2. the Resident ID Card;
3. Nomor Pokok Wajib Pajak; 3. the Taxpayer ID Number;
4. surat keterangan domisili; 4. a certificate of domicile;
dan penjualan mineral atau batubara
antara pemohon dengan pemegang: or coal hauling and sale between the applicant and the holder of:
a) IUP Operasi Produksi; a) a Production Operation Mining
Permit;
b) IUPK Operasi Produksi; b) a Production Operation Special
Mining Permit; c) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengolahan dan/atau pemurnian;
c) a Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting;
d) IPR; dan/atau d) a Small-Scale Mining Permit;
and/or e) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan
penjualan lainnya,
e) another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale,
yang telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
that has a recommendation from the competent Minister, governors, or regents/mayors.
6. salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IPR, dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang telah teregistrasi pada Direktorat Jenderal dan memiliki sertifikat clear and clean; dan
6. a copy of the Production Operation
Mining Permit, Production
Operation Special Mining Permit, Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting, Small-Scale Mining Permit, and/or other Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale that is registered with the Directorate General and issued with a clear and clean certificate; and 7. perjanjian kerja sama Penjualan
mineral atau batubara dengan pembeli dalam negeri dan/atau luar negeri.
7. a cooperation agreement on mineral or coal sale with a domestic and/or foreign buyer.
d. perusahaan firma dan perusahaan
komanditer paling sedikit meliputi: d. a general partnership and limited partnership, shall include at least:
1. surat permohonan; 1. a letter of application;
2. profil perusahaan; 2. the profile of the company;
3. akta pendirian perusahaan yang
bergerak di bidang usaha
pertambangan mineral atau batubara khususnya di bidang pengangkutan dan penjualan mineral atau batubara
termasuk akta perubahannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
that have been validated by the competent official;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak; 4. the Taxpayer ID Number;
5. susunan pengurus; 5. the composition of the management;
6. surat keterangan domisili; 6. a certificate of domicile;
7. perjanjian kerja sama pengangkutan dan penjualan mineral atau batubara antara pemohon dengan pemegang:
7. a cooperation agreement on mineral or coal hauling and sale between the applicant and the holder of:
a) IUP Operasi Produksi; a) a Production Operation Mining
Permit;
b) IUPK Operasi Produksi; b) a Production Operation Special
Mining Permit; c) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengolahan dan/atau pemurnian;
c) a Production Operation Mining Permit specifically for
processing and/or
refining/smelting;
d) IPR; dan/atau d) a Small-Scale Mining Permit;
and/or e) IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengangkutan dan
penjualan lainnya,
e) another holder of a Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale,
yang telah mendapatkan rekomendasi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
that has a recommendation from the competent Minister, governors, or regents/mayors.
8. salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IPR, dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan lainnya yang telah teregistrasi pada Direktorat Jenderal dan memiliki sertifikat clear and clean; dan
8. a copy of the Production Operation
Mining Permit, Production
Operation Special Mining Permit, Production Operation Mining Permit specifically for processing and/or refining/ smelting, Small-Scale Mining Permit, and/or other Production Operation Mining Permit specifically for hauling and sale that is registered with the Directorate General and issued with a clear and clean certificate; and 9. perjanjian kerja sama penjualan
mineral atau batubara dengan pembeli dalam negeri dan/atau luar negeri.
9. a cooperation agreement on mineral or coal sale with a domestic and/or foreign buyer.
penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 7 dan angka 9, huruf b angka 7 dan angka 9, huruf c angka 5 dan angka 7, dan huruf d angka 7 dan angka 9 memuat materi antara lain:
as reffered to in section (1) point (a) (7) and (9), point (b) (7) and (9), point (c) (5) and (7), and point (d) (7) and (9) shall contain the following items, inter alia:
a. jumlah tonase dan jadwal rencana
pengangkutan dan penjualan; a. the weight and the hauling and sale schedule; b. kesepakatan harga pengangkutan dan
penjualan mineral dilakukan: b. a pricing agreement on mineral hauling and sale made: 1. secara Free on Board di atas kapal
pengangkut (vessel); 1. Free on Board vessel;
2. secara Free on Board di atas tongkang
(barge); 2. Free on Board barge;
3. sampai dengan pengguna akhir di
dalam negeri; atau 3. up to domestic end users; or
4. secara Cost Insurance Freight atau
Cost and Freight. 4. Cost Insurance Freight or Cost and Freight. c. kesepakatan harga pengangkutan dan
penjualan batubara dilakukan: c. a pricing agreement on coal hauling and sale made: 1. secara Free on Board di atas kapal
pengangkut (vessel); 1. Free on Board vessel;
2. secara Free on Board di atas tongkang
(barge); 2. Free on Board barge;
3. dalam satu pulau sampai dengan
pengguna akhir; atau 3. on one island up to end users; or
4. secara Cost Insurance Freight atau
Cost and Freight. 4. Cost Insurance Freight or Cost and Freight. d. jenis, kualitas, dan asal komoditas mineral
dan batubara yang akan diangkut; d. the type, quality, and origin of mineral and coal commodities for hauling; e. tujuan penjualan dan jangka waktu
perjanjian kerja sama; e. the objectives of sale and the term of the cooperation agreement; f. pembelian komoditas tambang mineral
dan batubara berdasarkan harga patokan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. the reference of purchase of mineral and coal commodities to the benchmark prices under the laws and regulations.
Pasal 17 Article 17
(1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b meliputi: (1) The Technical requirements as reffered to in Article 15 section (2) point (b) shall include:
b. daftar peralatan termasuk armada
pengangkutan. b. the list of equipment, including the transportation fleet. (2) Selain persyaratan teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), untuk komoditas tambang yang berasal dari pemegang:
(2) In addition to the technical requirements as reffered to in section (1), mined commodities from the holder of :
a. IUP Operasi Produksi dan/atau IUPK
Operasi Produksi harus dilengkapi: a. a Production Operation Mining Permit and/or Production Operation Special Mining Permit, must be accompanied by:
1. laporan hasil kegiatan eksplorasi terakhir yang memuat data mengenai sumber daya atau cadangan dari pemegang IUP Operasi Produksi dan/atau IUPK Operasi Produksi;
1. the most recent exploration report that contains data on resources or reserves of the holder of a Production Operation Mining Permit and/or Production Operation Special Mining Permit;
2. rencana produksi per tahun pemegang IUP Operasi Produksi dan/atau IUPK Operasi Produksi sesuai dengan RKAB yang telah disetujui;
2. the annual production plan of the holder of a Production Operation Mining Permit and/or Production Operation Special Mining Permit according to the approved Working Plans and Budget;
3. persetujuan RKAB 2 (dua) tahun terakhir termasuk data rencana dan realisasi produksi dan Penjualan;
3. the approved last 2 (two)-year Working Plans and Budget, including the production and sale plan and realization;
4. foto kopi persetujuan studi kelayakan dan izin lingkungan hidup dengan dilengkapi informasi mengenai cadangan dan rencana produksi jangka panjang sesuai dengan umur tambang yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;
4. a photocopy of the approved feasibility study and environmental
permits accompanied by
information on the long-term reserves and production plan with the mine age that have been legalized by the competent agency; 5. tanda bukti pelunasan pembayaran
iuran tetap selama 5 (lima) tahun terakhir atau sejak diterbitkannya IUP Operasi Produksi dan/atau IUPK Operasi Produksi; dan
5. the proof of payment for dead rents for the past 5 (five) years or as of the issue of the Production Operation Mining Permit and/or Production Operation Special Mining Permit; and
6. tanda bukti pelunasan pembayaran iuran produksi untuk mineral logam dan batubara atau tanda bukti pelunasan pembayaran pajak daerah kabupaten/kota untuk mineral bukan logam dan batuan selama 5 (lima)
tahun terakhir atau sejak
diterbitkannya IUP Operasi Produksi