BBM NAIK SIAPA UNTUNG SIAPA BUNTUNG ?
BAGAIMANA SOLUSINYA MENURUT ISLAM ?
Disusun oleh : Zulkepli ( Aktivis FIMI )
Palu KPU telah diketuk. Negeri inipun gegap gempita menyambut hadirnya presiden baru ketujuhnya. “Presiden baru, harapan baru” begitulah gambaran mimpi rakyat negeri ini yang telah tergambar diwajahnya menanggung rindu. Kerinduan akan kesejahteraan dan menanti penghidupan yang layak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosok pemimpin pilihan rakyat tergambar dari wujud dalam diri presiden baru. Hobinya blusukan, penampilannya sederhana, posturnya juga tidak kekar apalagi melar pokoknya merakyat. Meskipun dalam proses sempat dikotori dengan isu-isu kecurangan bahkan sampai dibawa naik meja persidangan. Kalau mau jujur sebenarnya hampir dalam setiap proses demokrasi dari dulu hingga sekarang tipu menipu, suap menyuapi adalah hal yang biasa. Seperti sayur yang hambar rasanya bila tidak ditambah garam dan MSG. Makanya supaya demokrasinya lebih nikmat dan hikmat “tambahkan bumbunya” begitulah pola pikir para pelaku politik dalam sistem buatan bangsa yunani ini.
Salam Gigit Jari, Sebab BBM Naik Lagi
Seolah tidak mau kepemimpinannya kelak dikotori. Belum saja dilantik menjadi orang nomer satu, kubu pak joko dengan PDIPnya sudah mulai memberikan pressing kepresiden seniornya untuk segera menarik subsidi BBM, dimasa ujung tanduk jabatannya. Sudah kita ketahui bersama bahwa jika subsisdi dicabut maka BBM akan naik harganya. Dan jika harga BBM melonjak otomatis dampaknya akan menarik harga komoditas lain meroket bersama. Menko perekonomian Chaerul Tanjung mengungkapkan, pada akhir masa jabatannya harga BBM tidak akan dinaikkan pada pemerintahan SBY. Apalagi dalam dua tahun belakangan Pemerintah SBY sudah menaikan beberapa komoditas. Diantaranya : harga BBM naik 33% pada tahun 2012; tarif dasar listrik ( TDL ) naik pertiga bulan sejak tahun lalu; dan dalam waktu dekat ada rencana menaikan harga gas elpiji 12 Kg. “Pemerintah tidak ingin membebani masyarakat,” katanya ( Replubika, 27/8 ). Yang satu enggan menambah nilai merah lagi pada rapor kepemimpinannya, yang satunya juga tidak rela menulis catatan merah di rapor barunya.
Ada hal yang lucu bila kita saksikan realitas yang terjadi dinegeri ini terkait dengan saling beda pendapat soal kebijakan BBM. Bukan karena para orang pintar pilihan rakyat diatas sana sedang berlakon memainkan drama komedi semisal OVJ, akan tetapi ketidak konsistenlah yang berujung pada hadirnya “gelak tawa”.Ya... Gelak tawa kecewa.
Tentu kita masih ingat pemerintah SBY tahun 2012 menaikan harga BBM 33% dengan alasan klasiknya “Ini Demi Rakyat”. Katanya besaran subsidi untuk BBM telah membebani anggaran negara ( APBN ). Karenanya anggaran pembangunanpun jadi minim. Karena itu di janjikan “Demi Rakyat” anggaran yang digunakan untuk subsidi BBM akan dialihkan untuk pembangunan. Pada saat itu, salah satu kubu yang paling getol menolak pencabutan subsidi BBM adalah kelompok banteng merah, alasannya kenaikan BBM akan memebebani rakyat. Lagi - lagi mereka berlindung dibalik alasan “Demi rakyat”.
Kini entah agar mendapat simpati rakyat dengan slogan yang sama “Demi rakyat” si banteng merah dan bintang kejora dilangit biru bertukar posisi. PDIP mendorong agar dicabutnya subsidi padahal 2 tahun yang lalu mereka menentangnya, Demokrat diposisi menolak desakan menaikkan harga BBM berlindung dibalik alasan PDIP 2 tahun silam.
Jika BBM jadi dinaikan, kebijakan ini akan dilaksanakan pada November 2014 atau setelah Januari 2015. Opsi kenaikannya antara 500 – 3000 rupiah perliter (Kontan.co.id, 1/9). Inilah “kado spesial pertama” dari pemimpin baru untuk rakyatnya. “Salam Gigit Jari”.
Semua ini sudah sangat jelas, gamblang, terang-terangan, tanpa tabir menunjukan bahwa alasan “Atas nama rakyat”dan
“demi kepentingan rakyat” adalah pepesan kosong saja. Kemudian muncul pertanyaan “Jika bukan untuk keperluan rakyat, lantas untuk siapa?” mustahil bila “bukan untuk siapa-siapa!” pasti ada “Siapa” dibalik ketidak konsistenan ini. Pemerintah Bohong, Khianat dan Dzalim
Mungkin 3 kata diatas yaitu Bohong, Dzalim dan Khianat serasa begitu kejam bila disematkan kepada pemerintah yang katanya pilihan rakyat dan tulus melayani rakyat. Bahkan mungkin sebagian pihak menganggap ini merupakan lebeling
yang terlalu berlebihan dan mengada-ada. Tapi bila kita sandarkan dengan fakta yang melatarbelakangi mengapa, maka akankah kita akan berkata semuanya berlebihan?
Istilah pemerintah memberikan subsidi BBM merupakan istilah bohong dan menipu. Mengapa? mari kita pelajari faktanya. Sesungguhnya biaya eksplorasi minyak hanya $ 24,2 / Perbarel dimana 1 barel = 159 Liter. Maka bila kita bagi 24,2 / 159 = $0,152 / liter jika kita kalikan dengan kurs dolar terhadap rupiah $1 = Rp. 12000 maka harga perliter seharusnya Rp. 1826,415,-. Akan untung atau rugikah jika pemerintah menjual BBM dengan harga Rp.6500/liter? Meskipun keuntungan tidak akan didapat bila pemerintah mengikuti harga yang berlaku internasional. Minyak produksi sendiri mengapa mesti mengikuti harga internasional? Lantas yang mana dinamakan subsidi?
Alasan bahwa jika BBM disubsidi rakyat akan boros dalam penggunaannnya dan subsidi BBM tidak tepat sasaran karena hanya dinikmati oleh orang-orang kaya. Benarkah demikian adanya? Ternyata tingkat konsumsi masyarakat indonesia tergolong rendah bahkan dibawah beberapa negara afrika berikut datanya :
Alasan subsidi BBM dinikmati orang kaya juga alasan yang ngawur sebab diindonesia pengguna terbanyak konsumsi BBM adalah kendaraan bermotor dan angkutan umum yang notabene merupakan sarana transportasi umum bukan orang kaya. Data sesungguhnya adalah jumlah mobil pribadi diindonesia hanya 5% saja.
2. Khianat
Pemerintah berkhianat kepada rakyat dengan mengikuti instruksi asing dalam mengatur kebijakan ekonomi khususnya dalam hal ini BBM. Asing menginginkan agar indonesia menjadi negara yang liberal sehingga perusahaan-perusahaan minyak asing dapat melenggang lebih mudah. Tidak cukup menguasai sektor hulu dalam hal eksplorasi, mereka juga berkeinginan memonopoli sektor hilir yaitu distribusi penjualannya. Ini dapat disaksikan dari banyaknya SPBU asing yang mulai berkembang dinegeri ini.
Logika sederhananya adalah jika harga minyak SPBU BUMN dalam hal ini Pertamina sama dengan SPBU swasta semisal milik Chevron, Shell, Petronas, Total dan sebagainya maka rakyat akan lebih memilih untuk membeli minyak di SPBU asing. Kebalikannya jika harga premium milik SPBU BUMN murah sebab masih disubsidi pemerintah maka SPBU asing merugi. Maka lewat lembaga-lembaga seperti IMF, Bank Dunia, USAID kapitalis asing mendoktrin pemerintah dengan kebijakan-kebijakan ekonominya yang menguntungkan asing. Salah satunya dengan menghilangkan sama sekali peran pemerintah dalam ekonomi dan menyerahkannya pada mekanisme pasar bebas. Jelaslah sudah bahwa kebijakan ini menguntungkan asing dan mengkhianati rakyat.
Perlu bukti bahwa negeri ini sebenanrya di kontrol oleh penguasa sesungguhnya yaitu para penguasaha yang berlindung dibalik organisasi-organisasi dunia? Berikut adalah faktanya :
Program IMF
1. Campur tangan pemerintah harus dihilangkan
2. Penyerahan perekonomian indonesia kepada swasta ( swastanisasi ) seluas-luasnya. 3. Liberalisasi seluruh kegiatan ekomomi dengan menghilangkan segala bentuk subsidi, 4. Memperbesar dan memperlancar arus masuk modal asing dengan fasilitas yang lebih besar.