• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 Proposal Dampak PTSL Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "7 Proposal Dampak PTSL Revisi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPEKTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP TERHADAP FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DESA NGASINAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Program Diploma IV Pertanahan

Oleh :

WAHYU ANDI KURNIAWAN NIM. 14232869

Perpetaan

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL YOGYAKARTA

(2)

EKSPEKTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP TERHADAP FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DESA NGASINAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Program Diploma IV Pertanahan

Oleh :

WAHYU ANDI KURNIAWAN NIM. 14232869

Perpetaan

Dosen Pembimbing I : Dr. Setiowati, M.Si.

Dosen Pembimbing II : Theresia Supriyanti, S.SiT., M.T. Dosen Pembahas : Sudibyanung, S.SiT., M.Si.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL YOGYAKARTA

2018

(3)

PROPOSAL PENELITIAN

EKSPEKTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP TERHADAP FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DESA NGASINAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh: Wahyu Andi Kurniawan NIM. 14232869 / Perpetaan

Telah Dilakukan Perbaikan

Pada Tanggal 16 Maret 2018 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Pengajuan Permohonan Izin Penelitian

Diajukan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Program Diploma IV Pertanahan

Yogyakarta, Maret 2018 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Setiowati, M.Si. NIP. 19620422 198903 2 002

Theresia Supriyanti, S.SiT., M . T. NIP. 19750207 199503 2 002 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

(4)

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Kerangka Teoretik... 6

1. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap... 6

2. Sertipikat Tanah... 8

3. Dampak Sosial Pasca Sertipikasi Tanah... 10

4. Dampak Ekonomi Pasca Sertipikasi Tanah... 13

5. Teori Ekspektasi... 15

B. Kerangka Pemikiran... 16

C. Hipotesis... 17

BAB III : METODE PENELITIAN... 18

A. Lokasi atau Objek Penelitian... 18

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data... 18

1. Populasi dan Sampel... 18

2. Teknik Pengumplan Data... 19

C. Analisis Data... 23

Daftar Pustaka... 27

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Sekunder... 20

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan melibatkan soal tanah. Sebagian masyarakat menganggap tanah sebagai sesuatu yang sakral karena tanah itu sendiri mengandung simbol status sosial bagi pemiliknya.

Menurut Sumardjono (2008:219) tanah sebagai sumber daya yang langka diperlukan untuk memenuhi kegiatan industri, perdagangan, jasa, serta kegiatan lain. Dengan terbatasnya sumber daya tanah maka diperlukan pengaturan oleh pemerintah agar seluruh masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan tanah untuk menunjang kegiatan baik sosial, ekonomi maupun budaya.

Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Melalui peraturan tersebut sudah semestinya semua pemanfaatan dan fungsi bumi, air, dan kekayaan alam digunakan untuk suatu pencapaian kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

(8)

tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang kemudian disebut dengan UUPA.

UUPA telah mengatur mengenai tugas penting pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah yang ada di seluruh Indonesia, pendaftaran tanah dilakukan dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum atas tanah yang dimiliki oleh masyarakat. Jaminan kepastian hukum ini tercantum dalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) UUPA, yang berbunyi :

“Untuk menjamin kepastian hukum hak dan tanah oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.

Jaminan kepastian hukum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 UUPA meliputi: jaminan kepastian hukum mengenai orang atau badan hukum yang menjadi pemegang hak (subyek hak atas tanah), jaminan kepastian hukum mengenai letak, batas dan luas suatu bidang tanah (obyek hak atas tanah), dan jaminan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanahnya. Melalui pendaftaran tanah pemegang hak atas tanah akan menerima tanda bukti hak atas tanahnya berupa sertipikat, sehingga dengan sertipikat itu pemegang hak atas tanah akan terjamin eksistensi haknya sekalipun tanah itu akan difungsikan dalam aktivitas perdagangan atau fungsi lainnya. Eksistensi pelaksanaan pendaftaran tanah harus dilakukakan sehingga kelak makna tanah bagi masyarakat benar-benar dapat memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya sebagaimana yang diharapkan.

(9)

Indonesia, oleh sebab itu perlu dilakukan sebuah cara untuk mempercepat pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia, salah satu caranya adalah dengan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

PTSL sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya. Melihat masih rendahnya jumlah bidang tanah yang terdaftar, pemerintah menargetkan sertipikasi bidang tanah diseluruh wilayah Indonesia sejumlah 5 juta bidang tanah pada tahun 2017 melalui Program PTSL. Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang memiliki target sebesar 50.000 bidang tanah dalam Program PTSL tahun 2017. Dari target tersebut Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang telah menyelesaikan seluruh kegiatan dan telah diserahkan hasilnya berupa sertipikat kepada masyarakat yang mengikuti Program PTSL.

Sertipikat sebagai produk hukum dari Program PTSL yang menjamin kepastian hukum hak atas tanah masyarakat memiliki dampak antara lain sosial dan ekonomi. Dampak sosial yang dapat dirasakan masyarakat antara lain berupa rasa aman, kepastian hukum akan tanah, interaksi sosial dan konflik batas. Sedangkan dampak ekonomi dapat berupa kemudahan kredit, kemudahan menjual, harga tanah dan kenaikan pajak.

(10)

B. Perumusan Masalahan

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan program strategis pemerintah dibidang pertanahan dalam rangka percepatan pendaftaran tanah di Indonesia. Mengingat masih banyak tanah yang belum terdaftar di seluruh wilayah Indonesia maka pendaftaran tanah melalui Program PTSL pada tahun 2017 dilakukan sebanyak 5 juta bidang tanah.

Melalui Program PTSL pemerintah berharap masyarakat dapat menikmati manfaat sertipikat yang diberikan oleh pemerintah. Manfaat yang dapat diterima oleh masyarakat selain kepastian hukum akan tanah yang dimiliki juga dapat berupa manfaat sosial dan ekonomi. Masyarakat akan terbantu secara ekonomi apabila sertipikat tanah yang dimiliki digunakan untuk mengakses permodalan.

Target pemerintah dalam melaksanakan pendaftaran tanah melalui Program PTSL adalah sebanyak 7 juta bidang tanah pada 2018, 9 juta bidang tanah pada 2019 dan pada tahun 2025 seluruh bidang tanah diwilayah Indonesia sudah terdaftar. Melihat target yang cukup besar setiap tahunnya maka diperlukan suatu kajian untuk melihat ekspektasi Program PTSL terhadap faktor sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

Wilayah Desa Ngasinan merupakan wilayah yang memiliki target Program PTSL cukup besar pada tahun 2017 yaitu sebesar 450 bidang tanah dengan penggunaan tanah pertanian dan non pertanian. Melihat target yang besar dan penggunaan tanah yang bervariasi maka wilayah ini menarik menjadi lokasi penelitian untuk melihat ekspektasi Program PTSL bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka calon peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana ekspektasi Program PTSL 2017 terhadap faktor sosial bagi masyarakat Desa Ngasinan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana ekspektasi Program PTSL 2017 terhadap faktor ekonomi bagi

(11)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspektasi pelaksanaan PTSL pada tahun 2017 terhadap faktor sosial dan ekonomi bagi masyarakat di Desa Ngasinan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan dari segi praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional khususnya Kantor Pertanahan kabupaten/kota selaku pelaksanan Program PTSL.

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 12 tahun 2017 adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya. Tujuan program PTSL adalah untuk percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan.

(13)

pelaksanaan kegiatan PTSL. Adapun Pelaksanaan PTSL dilakukan dengan tahapan :

a. Perencanaan dan persiapan. b. Penetapan lokasi kegiatan PTSL.

c. Pembentukan dan penetapan Panitia Ajudikasi PTSL. d. Penyuluhan

e. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis bidang tanah. f. Pemeriksaan tanah.

g. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis bidang tanah serta pembuktian hak.

h. Penerbitan keputusan pemberian atau pengakuan Hak atas Tanah. i. Pembukuan dan penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah.

j. Penyerahan Sertipikat Hak atas Tanah.

Pelaksanaan PTSL dapat dilakukan melalui program dan anggaran khusus PTSL, atau gabungan dari program PTSL dengan program dan/atau kegiatan lain, yaitu:

a. Program Nasional Agraria/Program Daerah Agraria (PRONA/ PRODA).

b. Program Lintas Sektor. c. Kegiatan dari Dana Desa.

d. Kegiatan massal swadaya masyarakat.

e. Program atau kegiatan sertipikasi massal redistribusi tanah obyek landreform, konsolidasi tanah, dan transmigrasi.

f. Kegiatan massal lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tahapan kegiatan PTSL antara lain : a. Penyuluhan.

b. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis. c. Pemeriksaan Tanah.

(14)

e. Penerbitan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah. f. Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah.

g. Pendokumentasian Data Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. h. Penyerahan Hasil Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. i. Pelaporan.

2. Sertipikat Tanah a. Pengertian Sertipikat

Secara etimologi, sertipikat berasal dari bahasa Belanda “Certificat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan tentang sesuatu. Sertipikat Tanah menurut Mhd. Yamin dan Abd. Rahim Lubis (2010:204) adalah surat yang dibuat oleh instansi yang berwenang untuk membuktikan hak seseorang atas sebidang tanah. Pasal 19 ayat (2) UUPA menentukan bahwa kegiatan terakhir dari pendaftaran tanah adalah pemberian surat tanda bukti hak. Hal ini diatur dalam huruf c yang berbunyi :

“pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.”

Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 13 ayat (3) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 disebutkan bahwa :

“(3) salinan buku-tanah dan surat-ukur setelah dijahit menjadi satu bersama-sama dengan suatu kertas-sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria, disebut sertipikat dan diberikan kepada yang berhak.”

“(4) Sertipikat tersebut pada ayat (3) Pasal ini adalah surat-tanda bukti hak yang dimaksud dalam Pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria.”

(15)

diatur seperti dalam PP No. 10 Tahun 1961 sehingga bentuknya lebih luwes.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 20 PP No. 24 Tahun 1997, sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagai mana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Menurut Herman Hermit (2009:31) sertipikat merupakan surat tanda bukti hak atas tanah atau satuan rumah susun. Suatu pengakuan dan penegasan dari negara terhadap penguasaan tanah atau satuan rumah susun secara perorangan atau bersama atau badan hukum yang namanya ditulis didalamnya dan sekaligus menjelaskan lokasi, gambar, ukuran dan batas-batas bidang tanah atau satuan rumah susun tersebut.

b. Manfaat Sertipikat

Penerbitan sertipikat sebagai hasil akhir dari kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan untuk pertama kali bertujuan agar pemegang hak atas tanah dapat dengan mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak. Dengan demikian, penerbitan sertipikat adalah untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan.

Menurut Mhd. Yamin dan Abd. Rahim Lubis (2010:204) sertipikat hak atas tanah berguna sebagai alat bukti dan jaminan akan eksistensi hak itu. Lebih lanjut, kedua pakar tersebut menyatakan bahwa sertipikat berfungsi dalam menciptakan tertib hukum pertanahan serta membantu mengaktifkan kegiatan perekonomian rakyat.

Adrian Sutedi (2011:57) menyatakan bahwa sertipikat sebagai produk akhir dari pendaftaran tanah mempunyai banyak fungsi bagi pemiliknya, yang tidak tergantikan oleh benda lain, yaitu :

(16)

19 ayat (2) huruf c UUPA. Seseorang atau badan hukum akan mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas suatu bidang tanah. Apabila telah jelas namanya tercantum dalam sertipikat itu.

2) Sertipikat hak atas tanah memberikan kepercayaan bagi pihak bank/kreditor untuk memberikan pinjaman uang kepada pemiliknya. Dengan demikian, pemegang hak atas tanah akan lebih mudah mengembangkan usahanya karena kebutuhan akan modal mudah diperoleh.

3) Bagi pemerintah, adanya sertipikat hak atas tanah juga sangat menguntungkan walaupun kegunaan itu kebanyakan tidak langsung. Data pendaftaran tanah ini biasanya nanti akan diperlukan oleh pemerintah untuk perencanaan kegiatan pembangunan misalnya pengembangan kota, pemasangan pipa-pipa irigasi, kabel telepon, penarikan pajak bumi dan bangunan, dan lain sebagainya.

3. Dampak Sosial Pasca Sertipikasi Tanah

Fardani (2012:6) menyatakan bahwa dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh yang terjadi karena adanya sesuatu hal. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang terjadi pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya didalam masyarakat. Dampak sosial muncul ketika terdapat aktifitas proyek, program atau kebijaksanaan yang diterapkan pada suatu masyarakat. untuk intervensi ini mempengaruhi keseimbangan pada suatu sistem masyarakat, pengaruh tersebut bisa positif maupun negatif.

(17)

perubahan. Maka dampak sosial dapat dimaknai sebagai perbedaan antara kondisi sebelum program sertipikasi tanah dan setelah program sertipikasi tanah.

Sugiyanto dkk (2008:64) menjelaskan bahwa legalisasi aset mempunyai pengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat peserta pensertipikatan. Kondisi sosial tersebut dilihat dari kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya pensertipikatan. Kondisi sosial tersebut dapat dilihat dari manfaat sertipikat tanah sebagai bukti kepemilikan yang paling kuat, memberi rasa aman, konflik batas tanah, interaksi sosial serta kondisi perubahan penggunaan/pemanfaatan tanah. Kondisi sosial manfaat sertipikat pada masyarakat tersebut dapat dijelakan sebagai berikut :

a. Menjamin Keamanan (Security) Hak Atas Tanah

Eliana (2013:8) menjelaskan bahwa secara fisikal, legalisasi aset bertujuan utama untuk memberikan keamanan penguasaan dan pemilikan tanah atau aset tertentu sesuai hukum yang berlaku. Secara konseptual, legalisasi aset bertujuan untuk menginklusi tanah-tanah yang dikuasai oleh masyarakat yang belum memiliki bukti hukum berupa sertipikasi kedalam hukum yang diakui Negara. Adanya sertipikasi tanah akan memberikan jaminan keamanan penggunaan tanah bagi pemiliknya. Ketiadaan bukti formal sering menyebabkan tanah menjadi tidak produktif, karena seringkali untuk memanfaatkan tanah secara maksimal. Adanya sertipikasi tanah juga akan memberikan keamanan masyarakat apabila tanah tersebut akan disewakan, dipercayakan penggarapannya kepada orang lain serta melindungi masyarakat yang tanahnya akan diambil untuk kepentingan proyek pembangunan.

(18)

hak atas tanah bila telah jelas tercantum namanya di dalam sertipikat hak atas tanah. Semua keterangan yang tercantum di dalam sertipikat itu mempunyai kekuatan hukum dan harus diterima oleh hakim sepanjang tidak ada bukti lain yang membuktikan sebaliknya. Maka dari itu dengan legalisasi aset dapat menghindarkan dari gangguan dengan pihak lain.

b. Mengurangi Sengketa

Sertipikasi tanah juga akan mengurangi sengketa yang terjadi karena kepastian objek haknya jelas yaitu kepastian mengenai letak, luas dan batas-batas tanah yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan tanah yang akan dilakukan pengukuran, ditetapkan terlebih dahulu letak, batas-batas dan penempatan tanda batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan dengan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah yang berbatasan (Kontradiktur Delimitasi).

c. Interaksi Sosial

Dalam hal interaksi sosial yang tercipta pasca sertipikasi tanah, De Soto (dalam Eliana, 2013:7) mengungkapkan bahwa efek dari sistem formal hukum properti adalah membuat orang semakin akuntabel. Hal ini karena legal representativeness dari properti atau kegiatan yang dimilikinya membuat seseorang dipercaya jika menjalin kerjasama dengan orang lain. Selain hal tersebut, sistem properti juga bisa membantu membentuk jaringan antar orang-orang secara luas, tidak hanya terbatas pada tetangga atau orang yang dikenal.

d. Peralihan Hak Atas Tanah

(19)

kegiatan ekonomi yang muncul dari properti tertentu. Hal ini karena perbuatan hukum pada setiap hak atas tanah yang terjadi baik peralihan, hapusnya, maupun pembebanan dengan hak-hak lain harus didaftarkan.

Menurut Urip Santoso (2010:64) Ada dua bentuk peralihan hak atas tanah yaitu: (1) Beralih artinya berpindahnya hak atas tanah dari pemegangnya kepada pihak lain karena suatu peristiwa hukum misalnya pewarisan karena meninggal dunia; (2) Dialihkan artinya berpindahnya hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah kepada pihak lain karena suatu perbuatan hukum misalnya jual beli, hibah, tukar menukar, inbreng, lelang.

4. Dampak Ekonomi Pasca Sertipikasi Tanah

Dampak ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian. Selain itu dampak ekonomi juga dijelaskan oleh Cohen (dalam Dwi, 2015:21) terdiri dari dampak terhadap pendapatan, dampak terhadap aktivitas ekonomi dan dampak terhadap pengeluaran. Sehingga dampak ekonomi dijelaskan sebagai akibat dari suatu perubahan yang terjadi dilingkungan. Dari pengertian tersebut dampak ekonomi pasca sertipikasi tanah adalah pengaruh sertipikasi tanah terhadap keadaan perekonomian masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah.

(20)

Deininger and Feder (dalam Eliana 2013:3) menyebutkan manfaat yang sekaligus juga merupakan kekurangan dari legalisasi aset, yaitu:

a. Terbukanya akses yang lebih luas serta insentif lain bagi pemilik tanah yang dilegalisasi.

b. Berkurangnya biaya untuk konservasi aset, karena aset dijadikan alat produksi yang menghasilkan keuntungan.

c. Meningkatkan keamanan (security) hak atas tanah. d. Menumbuhkan investasi atas asset yang dilegalisasi.

e. Meningkatkan kemungkinan lebih mudahnya aset dialihkan baik melalui jual beli, waris, maupun proses perdata lainnya.

f. Memungkinkan aset dijadikan jaminan untuk menambah modal atau kapital.

Hernando De Soto (dalam Eliana 2013:3) menjelaskan dalam bukunya The Mistery of Capital bahwa tanah-tanah di banyak negara berkembang seperti Indonesia adalah tanah-tanah yang mati dan tidak produktif, dikarenakan banyak dari tanah yang dikuasai masyarakat tidak memiliki bukti kepemilikan secara formal. De soto percaya bahwa potensi kapital dari properti di negara-negara dunia ketiga belum teridentifikasi atau tergali secara maksimal. Sehingga manfaat yang sebenarnya dari properti (tanah) tidak hanya berupa manfaat fisik secara langsung, namun yang terpenting adalah manfaat yang bisa didapatkan dari “nilai potensial” yang terkandung dalam properti itu sendiri. Dengan sertipikasi tanah, tanah yang tadinya hanya dimanfaatkan secara terbatas fisiknya dapat dimanfaatkan pula secara non-fisik.

(21)

dapat melakukan proses produksi secara lebih luas. Selaras dengan pemikiran De Soto, maka sertipikasi tanah yang memberikan penguatan hak kepada masyarakat diharapkan akan membuka akses terhadap modal. Terbukanya akses diharapkan dapat menciptakan pembentukan modal bagi masyarakat untuk usaha yang mereka tekuni.

5. Teori Ekspektasi

Menurut kamus psikologi ekspektasi adalah kecondongan yang dipelajari dimana suatu organisme dapat memperkirakan situasi tertentu akan timbul dengan memberi respon terhadap suatu stimulus (Kartono, 1987:160). Jadi ekspektasi adalah perkiraan individu yang muncul dari hubungan antara usaha dan hasil yang hendak dicapai, dimana hasil dari usaha tersebut mempunyai nilai tersendiri bagi individu tersebut.

Menurut Siagian (2004:179) inti dari teori harapan adalah bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi yang bersangkutan. Teori harapan menekankan pada yang realistik dan rasional. Ekspektasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang terjadi karena adanya keinginan untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Ekspektasi merupakan salah satu penggerak yang mendasari seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan. Karena dengan adanya usaha yang keras tersebut, maka hasil yang didapat akan sesuai dengan tujuan. Dalam teori ekspektasi ini disebutkan bahwa seseorang akan memaksimalkan dan meminimalkan segala yang menghalangi pencapaian hasil maksimal.

(22)

sosial dan ekonomi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan Sugiyanto dkk. pada tahun 2008 dan penelitian yang dilakukan oleh Tim SMERU pada tahun 2002.

Dalam penelitian ini, ekspektasi program PTSL terhadap faktor sosial yang akan diteliti meliputi memiliki kepastian hukum atas tanah yang dimiliki, sertipikat memberi rasa aman, mencegah konflik tanah, interaksi sosial serta kondisi perubahan penggunaan/pemanfaatan tanah. Kemudian ekspektasi program PTSL terhadap faktor ekonomi yang akan diteliti meliputi akses kredit, kemudahan menjual, meningkatkan harga tanah, dan meningkatkan pajak.

B. Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan pendaftaran tanah merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 dengan tujuan pemerintah memberikan kepastian hukum hak-hak atas tanah yang dimiliki oleh masyarkat. Masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendaftarkan tanahnya membuat pemerintah menggulirkan keijakan nasional berupa kegiatan pendaftaran tanah sebanyak 5 juta bidang tanah melalui Program PTSL pada tahun 2017.

Apabila digambarkan dalam sebuah diagram maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(23)

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Menurut Siregar (2016) hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya melalui teknik pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka teoritik dan kerangka konseptual maka peneliti mengungkapkan hipotesis sebagai berikut :

1. Sertipikat Hak Atas Tanah hasil Program PTSL memberikan ekspektasi terhadap faktor sosial berupa kepastian hukum, rasa aman, mencegah konflik tanah, interaksi sosial dan kondisi perubahan penggunaan/pemanfaatan tanah.

2. Sertipikat Hak Atas Tanah Program PTSL memberikan ekspektasi terhadap faktor ekonomi berupa peningkatan akses kredit, kemudahan menjual, meningkatkan harga tanah, meningkatkan pajak.

(24)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Atau Objek Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah wilayah Desa Ngasinan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Desa Ngasinan merupakan wilayah yang memiliki target Program PTSL cukup besar pada tahun 2017 yaitu sebesar 450 bidang tanah. Dengan target yang besar maka wilayah ini menarik menjadi lokasi penelitian untuk melihat ekspektasi PTSL terhadap faktor sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

Berdasarkan karakteristik dari objek penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey. Penelitian survey yaitu jenis penelitian yang mendasarkan pada cara survey sebagai pendekatan utama dalam pengumpulan data. Penelitian terhadap obyek kajian dilakukan melalui survey yang meliputi wawancara, pengamatan di lapangan dan studi dokumentasi.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari satuan-satuan elementer yang mempunyai karakteristik dasar yang sama atau dianggap sama (Yunus, 2010: 260). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat penerima sertipikat hasil Program PTSL 2017 di Desa Ngasinan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

Dari keseluruhan populasi tersebut maka peneliti hanya akan mengkaji sebagian dari anggota populasi sehingga penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian sampling. Adapun hakikat dari penelitian

(25)

Teknik sampling yang dipilih dalam penelitian ini adalah teknik

Simple Random Sampling. Teknik tersebut dipilih karena populasi yang akan diteliti termasuk dalam populasi yang homogen sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu :

n= N

1+N∝2

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

α = ketelitian yang diharapkan

Berdasarkan rumus Slovin dengan ketelitian yang diharapkan sebesar 95% maka dari 450 populasi masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah dari Program PTSL tahun 2017 di Desa Ngasinan jumlah sampel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebesar 211,7 orang sehingga dibulatkan menjadi 212 orang sampel penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) cara berdasarkan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai, meliputi :

a. Wawancara

Wawancara dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara/kuisioner yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini antara lain:

(26)

interaksi sosial dan kondisi perubahan penggunaan/pemanfaatan tanah.

2) Faktor ekonomi, berupa akses kredit, tanah bersertipikat mudah dijual, harga tanah meningkat, dan peningkatan pajak.

b. Observasi Lapang

Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan wawancara dengan sampel penelitian. Adapun hal yang diamati adalah kegiatan perekonomian serta jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ngasinan. Selain mengamati kegiatan perekonomian, peneliti juga mengamati kehidupan sosial budaya masyarakat setempat.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen diperlukan untuk memperoleh informasi yang telah didokumentasikan yang mana studi dokumen ini terkait dengan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang, Kantor Desa Ngasinan, dan hasil penelitian yang terkait. Sumber data sekunder dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 3.1. Jenis dan Sumber Data Sekunder

(27)

4. Data jumlah penduduk 5 Laporan Monografi Desa 6. Peta Desa Ngasinan

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Berdasarkan tabel diatas studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data laporan pelaksanaan Program PTSL di Desa Ngasinan, Kecamatan Susukan tahun 2017 dan Peta Pendaftaran yang memuat bidang tanah hasil Program PTSL tahun 2017 di Desa Ngasinan yang diperoleh dari Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang; Daftar usulan peserta program PTSL, data jumlah penduduk, laporan monografi desa dan Peta Desa Ngasinan yang diperoleh dari Kantor Desa Ngasinan;

(28)

Tabel 3.2. Jenis Informasi, Indikator, Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Alat Pengumpulan Data

Persepsi masyarakat terhadap variabel faktor sosial ekonomi

(29)

C. Analisis Data

Berdasarkan analisisnya penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012:8) yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2012) skala likert ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini maka skala likert digunakan untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap variabel faktor sosial berupa memiliki kepastian hukum atas tanah yang dimiliki, sertipikat memberi rasa aman, mencegah konflik tanah, interaksi sosial dan kondisi perubahan penggunaan/pemanfaatan tanah. Serta mengukur persepsi masyarakat terhadap variabel faktor ekonomi berupa akses kredit, tanah bersertipikat mudah dijual, harga tanah meningkat, dan peningkatan pajak.

(30)

rxy= n

XY

(

X

)

(

Y

)

{

n

X2

(

X

)

²

}

{

{

n

Y²−

(

Y

)

²

}

}

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi ∑Xi = jumlah skor item ∑Yi = jumlah skor total n = jumlah responden

Kriteria hitung : bila rhitung > rtabel maka valid

Selain harus valid, suatu alat ukur juga harus reliable (andal). Suatu alat ukur dikatakan reliable apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel yang di ukur tidak berubah. Uji reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach, yaitu koefisien reliabilitas disebut koefisien alpha. Penggunaan Cronbach dikarenakan dalam penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai alat ukur terdiri atas beberapa sub pertanyaan, jika alat ukur terdiri atas beberapa bagian rumus alpha tersebut dapat diterapkan menjadi :

1−∑V subtests V test α= n

n−1¿ )

Keterangan :

n : Jumlah item pertanyaan yang diuji V subtest : Varian skor tiap-tiap item

: Jumlah V test : Varian nilai total

(31)

reliabilitas Alpha Cronbach, jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi, sementara jika alpha > 0,8 artinya seluruh item reliabel dan seluruh tes konsisten karena memiliki reliabilitas yang kuat. Adapula yang memaknai hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut :

a. Jika alpha 0,0 – 0,20 maka reliabilitas sangat rendah b. Jika alpha antara 0,20 – 0,39 maka reliabilitas rendah c. Jika alpha antara 0,40 – 0,59 maka reliabilitas cukup d. Jika alpha antara 0,60 – 0, 79 maka reliabilitas tinggi e. Jika alpha antara 0,80 – 1,00 maka reliabilitas sangat tinggi

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik desktiptif. Menurut Sugiyono (2012) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Untuk menguji hipotesis berupa Sertipikat Hak Atas Tanah hasil Program PTSL memberikan ekspektasi terhadap faktor sosial ekonomi maka dilakukan pengumpulan data dari masyarakat terhadap variabel yang akan diteliti dengan menggunakan kuisioner. Pada masing-masing pertanyaan dalam kuisioner terdapat lima alternative jawaban yang mengacu pada teknik skala

Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Tidak Tahu (TT) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Slaka Likert digunakan oleh peneliti karena ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap hipotesis penelitian yang telah ditetapkan.

Setelah kuisioner dikumpulkan maka selanjutnya peneliti mengukur validitas dan reliabilitas hasil pengumpulan data dari kuisioner yang ada. Pengelolaan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan program

(32)

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data dari penelitian ini adalah :

1. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuisioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dibawa ke lokasi penelitian. Hal ini dilakukan untuk melihat variabel-variabel yang ada pada instrumen penelitian telah tepat dan handal sehingga siap untuk diberikan kepada sampel penelitian. Pengujian dilakukan kepada masyarakat pemilik sertipikat di Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dengan jumlah sampel adalah 11 orang.

2. Pengumpulan data penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada sampel masyarakat penerima Sertipikat Hak Atas Tanah hasil Program PTSL tahun 2017. Kuisioner diberikan kepada 212 sampel dan dari keseluruhan sampel akan dihitung skor hasil pengisian kuisioner.

3. Analisis data dan penarikan kesimpulan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Dwi P., Rahmat. 2015. Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Penambangan Batubara Ilegal Di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Skripsi. Palembang : Universitas Sriwijaya. Effendie, Bachtiar. 1993. Pendaftaran Tanah di Indonesia dan

Peraturan-peraturan Pelaksanaannya. Bandung : Alumni

Fardani, Andi. 2012. Dampak Sosial Keberadaan PT. Vale Indonesia Tbk Terhadap Kehidupan Masyarakat (Studi Kasus Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur). Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin

Hermit, Herman. 2009. Teknik Penaksiran Harga Tanah. Perkotaan. Bandung : Mandar Maju

Irawan, Soerojo. 2003. Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah Di Indonesia cet. Pertama. Surabaya : Karyaloka

Kartono, Dali Gulo. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: CV Pionir Jaya.

Mertokusumo, Sudikno. 2010. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta : Liberty

Sidipurwanty, Eliana dkk. 2013. Penelitian Pemanfaatan Tanah Pasca Legalisasi Aset Dan Efektivitasnya Bagi Keberlanjutan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Pertanahan Nasional

Siregar, Syofian. 2016. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Kota Depok : PT. Raja Grafindo Persada.

(34)

Sugiyanto dkk. 2008. Analisis Dampak Pendaftaran Tanah Sistematik Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Depok. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol. 5 (2) : 64-72

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumardjono, Maria S.W. 2008. Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya. Jakarta : Kompas

Sutedi, Adrian. 2011. Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cet. 2. Jakarta : Sinar Grafika

Yamin, Muhammad dan Abd. Rahim Lubis. 2010. Hukum Pendaftaran Tanah. Bandung : CV. Mandar Maju

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia. Undang-Undang Dasar. UUD 1945

________. UndangUndang Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. UU Nomor 5 Tahun 1960 LN Nomor 104 Tahun 1960, TLN Nomor 2043. ________. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendaftaran

Tanah. PP Nomor 10 Tahun 1961

________. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendaftaran Tanah. PP Nomor 24 Tahun 1997

(35)

Lampiran 1

PANDUAN KUISIONER PENELITIAN

EKSPEKTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP TERHADAP FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DESA NGASINAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH

A. Identitas Responden :

1. Nama :... 2. Umur :... 3. Jenis kelamin :... 4. Alamat :...

B. Petunjuk

Responden memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan memilih salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Hanya satu jawaban saja yang dimungkinkan untuk setiap pertanyaan.

Pada masing-masing pertanyaan terdapat lima alternative jawaban yang mengacu pada teknik skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Tidak Tahu (TT) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

PERTANYAAN KUISIONER A. Jenis Penggunaan Tanah

1. Jenis penggunaan tanah milik responden yang mengikuti Program PTSL : a. Pertanian

b. Non pertanian

B. Faktor Sosial sertipikat hasil Program PTSL :

1. Dengan memiliki sertipikat maka akan terjamin secara hukum a. Sangat setuju

(36)

c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel Jaminan Kepastian Hukum)

2. Dengan memiliki sertipikat maka akan merasa lebih aman dalam mengelola tanah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel Rasa Aman)

3. Dengan memiliki sertipikat maka akan mencegah konflik tanah a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel Mencegah Konflik Tanah)

4. Dengan memiliki sertipikat maka lebih mudah dalam menyewakan tanah a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(37)

5. Dengan memiliki sertipikat maka lebih mudah dalam proses pengeringan sawah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel Kondisi Perubahan Penggunaan/Pemanfaatan Tanah)

C. Fakto ekonomi sertipikat hasil Program PTSL :

1. Dengan memiliki sertipikat maka akses kredit ke bank/lembaga keuangan lainnya menjadi lebih mudah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel akses kredit)

2. Dengan memiliki sertipikat maka dalam menjual tanah menjadi lebih mudah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(38)

3. Dengan memiliki sertipikat maka harga tanah akan meningkat a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

(Variabel Harga Tanah Meningkat)

4. Dengan memiliki sertipikat maka pajak tanah akan naik a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan :

Gambar

Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Sekunder.................................................20Tabel 3.2
Tabel. 3.1. Jenis dan Sumber Data Sekunder
Gambaran  umum

Referensi

Dokumen terkait