LAPORAN TUGAS KELOMPOK
KEWIRAUSAHAAN
PRODUK MAKANAN “MIE SADIS”
Oleh :
Disusun Oleh :
1. AGUSTINA MULIDA (A1B113004)
2. AUDITRA BELLA ASSAKHA (A1B113024)
3. BAIQ NURAIDA ULFA (A1B113034)
4. BAIQ RIZKA NOVALIAN (A1B113036)
5. CUT ZULFA RIZQIAH (A1B113044)
6. SUSILA IRAWATI (A1B112253)
7. SODIKIN (A1B113213)
8. I NYOMAN TAUFIK R. (A1B111099)
9. DHARMA IMAM DWI CAHYA (A1B113046)
S1. MANAJEMEN REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang kita kenal dengan istilah ekspor dan impor atau proses penjualan dan pembelian yang dilakukan antar Negara.
Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan internasional. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak – dampak yang mempengaruhi perekonomian Negara. Bukan hanya dampak positif bagi komsumen yang bisa mendapatkan barang – barang berkualitas internasional dengan mudah, tapi tentunya tidak sedikit pula dampak buruk bagi pelaku usaha di Indonesia yang harus mengalami persaingan yang sangat ketat dengan tanpa dukungan kualitas penjualan yang terkadang jauh dengan pesaing asing.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perdagangan internasional ?
2. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap konsumsi dalam negeri ? 3. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap produksi dalam negeri ? 4. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan
dalam negeri ?
5. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply - demand dalam negeri ?
6. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek non ekonomis dalam negeri ?
7. Apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari perdagangan internasional ?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap konsumsi dalam negeri ?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap produksi dalam negeri ?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan dalam negeri ?
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply - demand dalam negeri ?
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek non ekonomis dalam negeri ?
7. Untuk mengetahui apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perdagangan Internasional
Dibanyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun. Dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan multinasional.
Menurut Amir M.S, bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.
Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri 2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan 4. Transfer teknologi modern
Banyak faktor pendorong suatu Negara melakukan perdagangan internasional, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan kepuasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut
5. Adanya perbedaaan kekayaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi 6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
1. Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional. a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara, sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan
teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang. d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak. e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Adanya perdagangan antar negara memungkinkan suatu Negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut
mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik.
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak
diproduksi dalam negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang
pilihan yang dapat dikonsumsi. c. Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan industri dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat
menyebabkan pengangguran.
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat mengahambat perdagangan internasional. Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu Negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh Negara lain yang kualitasnya lebih baik.
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, Negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal
pembayaran. Apabila pembayaran dilakukan secara langsung akan mengalai kesulitan. Selain itu juga mempunyai resiko yang sangat besar.
a) adanya manfaat dan perdagangan (gains from trade)
b) adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif.
Kedua akibat ini termasuk “akibat ekonomis” dan perdagangan luar negeri. Ada akibat-akibat lain yang bersifat non ekonomis.
Dibukanya suatu perekonomian terhadap hubungan luar negeri mempunyai konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam negeri. Konsekuensi ini mencakup aspek ekonomis maupun non-ekonomis, dan bisa bersifat positif maupun negatif bagi negara yang bersangkutan. Semua ini perlu kita kaji sebelum kita bisa mengatakan apakah perdagangan luar negeri bermanfaat atau tidak bagi suatu negara.
Kedua pengaruh ekonomis di atas hanyalah sebagian dan seluruh pengaruh ekonomis dan perdagangan. Pengaruh-pengaruh ekonomis ini bisa digolongkan dalam tiga kelompok:
(a) Pengaruh terhadap konsumsi masyarakat (consumption effects). (b) Pengaruh terhadap produksi (production effects).
(c) Pengaruh terhadap distribusi pendapatan masyarakat (distribution effects).
Selain mempengaruhi konsumsi masyarakat, produksi, dan distribusi pendapatan masyarakat. Secara ekonomis, perdagangan internasional juga dapat mempengaruhi tingkat supplay dan demand suatu negara.
2.2 Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Konsumsi Dalam Negeri
Salah satu pengaruh penting pada konsumsi masyarakat adalah
bergesernya garis Consumption Possibility Frontier (CPF) keatas. Hal ini dapat terjadi karena perdagangan, masyarakat bisa berkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelum ada perdagangan. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan riil masyarakat (yaitu, pendapatan yang diukur dan berapa jumlah barang yang bisa dibeli oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya perdagangan
a. Transformasi melalui produksi, yaitu memasukkan sumber-sumber ekonomi (input) ke dalam pabrik-pabrik dan proses produksi lain untuk menghasilkan barang-barang akhir (output). Inilah “proses produksi” dalam arti yang biasanya kita gunakan.
b. Transformasi melalui perdagangan, yaitu menukarkan suatu barang dengan barang lain yang (lebih) kita butuhkan. Dan segi arti
ekonomisnya menukarkan satu barang dengan barang lain melalui perdagangan adalah juga suatu “proses pengubahan”. tidak ada bedanya dengan proses pengubahan melalui pabrik-pabrik (proses produksi). Keduanya mencapal hasil yang sama, yaitu mengubah satu barang menjadi barang lain (yang dianggap lebih bernilai atau lebih dibutuhkan).
Dalam ekonomi tertutup hanya ada satu proses transformasi, yaitu “proses produksi”. Bila perdagangan dibuka, proses transformasi bagi masyarakat menjadi dua macam, yaitu “proses produksi” dan “proses perdagangan/pertukaran”. Inilah sumber dan kenaikan pendapatan riil masyarakat dan perdagangan luar negeri: “yaitu
adanya kemungkinan yang lebih luas (dan lebih menguntungkan) untuk mentransformasikan sumber-sumber ekonomi dalam negeri menjadi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Jadi menutup
kemungkinan transformasi melalui perdagangan adalah sama saja dengan menutup kemungkinan diperolehnya kenaikan pendapatan riil. Berapa besar kenaikan pendapatan riil dan adanya perdagangan
seperti yang diuraikan sebelumnya. Hal tergantung pada sampai
berapa jauh dasar penukarannya “membaik” setelah ada perdagangan. Satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama
demonstration effects. Pengaruh terhadap konsumsi yang diuraikan di atas sebenarnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
berkonsumsi, yaitu pendapataan riil masyarakat.
Demonstration effects atau “pengaruh percontohan” adalah pengaruh yang bersifat langsung dan perdagangan terhadap pola dan kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat positif atau bersifat negatif. Demonstration effects yang bersifat positif adalah perubahan pola dan kecenderungan berkonsumsi yang
mendorong kemauan untuk berproduksi lebih besar.
Dibukanya perdagangan luar negeri kadang-kadang bisa
mempunyai pengaruh yang serupa dengan ‘revolusi industri’, dengan diperkenalkan dengan barang-barang baru kepada penduduk atau karena terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh barang-barang yang sebelumnya tak terbayangkan bisa terjangkau oleh mereka.
Demonstrasi effects yang bersifat negatif adalah apabila dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan kebiasaan konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya, masyarakat (dimulai dan golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung untuk meniru gaya dan kebiasaan hidup dan konsumsi dan negara-negara maju lewat “contoh-contoh” yang ditunjukkan lewat media seperti film, televisi, majalah-majalah dan sebagainya. Akibatnya ada kecenderungan bagi masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan” (dilihat dan tahap perkembangan ekonomi dan kemampuan produksi masyanakat) Dengan lain perkataan, propensity to consume menjadi terlalu tinggi. ini selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk investasi rendah, dan ini berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Menentukan apakah pengaruh positif lebih besar dan pengaruh negatif atau sebaliknya, adalah persoalan yang sulit. Kita harus melihat kasus demi kasus. Banyak bentuk pengaruh yang tidak bisa diukur dengan tepat, sehingga unsur subyektivitas (atau kecenderungan ideologis) sering tidak bisa dihindari. Beberapa negara (seperti RRC dan negara-negara sosialis lain) berpendapat bahwa pengaruh negatifnya lebih besar. Menurut mereka dibukanya hubungan luar negeri
merangsang kebiasaan hidup yang individualistis, pola konsumsi yang mewah dan menggoyahkan kenyamanan ideologis masyarakat
terhadap sistem negaranya.
Negara-negara Barat yang telah maju dan sejumlah negara-negara sedang berkembang beranggapan sebaliknya, yaitu
menganggap bahwa pengaruh negatifnya tidak melebihi pengaruh positifnya Sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti apakah tingkat investasi (dan tingkat pertumbuhan) menjadi Iebih rendah atau lebih tinggi dengan adanya perdagangan luar negeri. RRC dan
beberapa negara sosialis lain dengan perekonomian yang relatif tertutup, bisa mencapai laju pertumbuhan yang sangat tinggi.
Sebaliknya Jepang, Singapura, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan yang mempunyai perekonomian terbuka juga bisa mencapai laju
Demikian pula, apakah dibukanya hubungan perdagangan luar negeri menimbulkan pola dan gaya konsumsi masyarakat yang “keliru”, adalah masalah yang sulit dijawab secara tegas. Orang bisa
mengatakan bahwa dalam masyarakat yang tertutuppun (seperti masyarakat-masyarakat feodal dimasa lampau) bisa terjadi pola konsumsi yang berlebihan dan pemborosan-pemborosan sosial oleh golongan-golongan masyarakat tertentu. Dan sebaliknya, masyarakat yang terbuka mungkin bersifat hemat dan tidak menunjukkan pola konsumsi yang berlebihan.
Nampaknya ada faktor lain yang lebih menentukan apakah suatu masyarakat adalah masyarakat yang hemat dan berpola konsumsi wajar atau masyarakat yang boros dan berpola konsumsi mewah. Faktor ini adalah pola distribusi kekayaan dan pendapatan yang ada di dalam masyarakat. Pola distribusi yang timpang menimbulkan pola konsumsi yang timpang dan boros, dan berlaku baik bagi ekonomi tertutup maupun ekonomi terbuka. Adanya perdagangan luar negeri mungkin membuat ketimpangan pola konsumsi tersebut lebih
mencolok, karena mereka yang melakukan konsumsi yang berlebihan cenderung untuk memilih barang-barang “luar negeri” dan gaya hidup “luar negeri”. Namun dalam hal ini masalah pokoknya sebenarnya bukan karena masyarakat tersebut membuka hubungan dengan luar negeri, tetapi karena sejak awal distribusi kekayaan dan pendapatan di dalam negeri memang timpang, dan menutup diri dan percaturan ekonomi dunia tidak menyelesaikan masalah justru sebaliknya.
Singkatnya “demonstration effects” memang ada, tetapi apakah efek negatifnya atau efek positifnya yang lebih menonjol sulit untuk ditentukan secara umum. ini tergantung situasinya kasus demi kasus. Namun kita juga harus berhati-hati dalam menentukan apakah pola konsumsi yang “keliru” memang karena demonstration effects atau sebab-sebab lain.
2.3 Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Produksi Dalam Negeri
Perdagangan luar negeri memiliki pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam negeri. Secara umum dapat dibagi menjadi empat macam, antara lain:
a. Spesialisasi produksi
masyarakat. Tetapi apakah spesialisasi plus perdagangan selalu menguntungkan suatu Negara? Dapat disimpulkan bahwa CPF
sesudah perdagangan selalu lebih tinggi atau setidak-tidaknya sama dengan CPF sebelum perdangan. Ini berarti bahwa perdagangan tidak akan membuat pendapatan riil masyarakat lebih rendah, dan sangat mungkin membuatnya lebih tinggi. Tetapi perhatikan bahwa analisa semacam ini bersifat “statik”, yaitu tidak memperhitungkan pengaruh-pengaruh yang timbul apabila situasi berubah atau
berkembang, seperti yang kita jumpai dalam kenyataan.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi dan perdagangan tidak selalu bermanfaat bagi suatu Negara. Ketiga keaadaan ini berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada satu atau dua barang saja.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi menjadi tidak selalu bermanfaat bagi suatu negara, yaitu:
1. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Turunnya satu barang atau dua barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknya harga barang-barang lain. Inlah
pertentangan antara spesialisasi dengan diversifikasi. Spesialisasi dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat namun dengan resiko ketidakstabilan yang tinggi. Sebaliknya diversivikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan spesialisasi.
2. Keamanan nasional
Ketika suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi ternyata ketika itu terjadi perang atau apapun yang dapat
menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka negara negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara tersebut. Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila kelangsungan hidup negara tersebut sama sekali tidak terjamin. 3. Dualisme
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Teori keunggulan komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan
b. Kenaikan “investasi surplus”
Dengan pendapatan riil yang lebih tinggi berarti negara tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disebut investible
surplus). Investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Jadi, perdagangan bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Namun tidak lepas dari berapa besar manfaat tersebut yang direalisir sebagai investasi dalam negeri, siapa yang memperoleh manfaat dan pengaruh dari manfaat tersebut terhadap pembangunan ekonomi.
c. Vent for Surplus
Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumber-sumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya daerah pasar yang baru. Yang mana konsep vent for surplus adalah bahwa pertumbuhan ekonomi tersangsang oleh terbukanya daerah pasar yang baru.
d. Kenaikan produktivitas
Pengaruh yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar negeri adalah sektor produksi yang berupa peningkatan
produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini ada tiga faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1) Economic of Scale
Yang terpenting adalah bahwa dengan makin luasnya pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara yang lebih murah dan efisien.
2) Teknologi Baru
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung tetapi seringkali justru sangat penting, adalah apabila para produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan pada umumnya,
semangat dan motivasi baru untuk melakukan inovasi dan sebagainya.
Dalam hal ini dibukanya perdagangan mempunyai pengaruhnya yang serupa dengan masuknya perusahan-perusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor tersebut. Jadi, perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu sektor melalui peningkatan persaingan.
2.4 Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Distribusi Pendapatan Dalam Negeri
Dalam hal distribusi pendapatan terdapat dua sudut pandang yaitu dari kaum neoklasik dan kaum anti neoklasik. Menurut kaum neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar negara. Menurut mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan lewat dua saluran utama yaitu: saluran perdagangan dan saluran aliran modal. Yang mana dari model ini maka dapat disimpulkan bahwa suatu negara cenderung berspesialisasi dalam barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang tersedia relatif lebih banyak di dalam negeri.
Kaum anti neoklasik mengatakan bahwa perdagangn bebas dan penanaman modal asing justru meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara. Hal ini
dikarenakan adanya unsur-unsur monopolitis, dan faktor-faktor sosio-politis yang menentukan hasil akhir dari hubungan internasional antar negara yang mana perdagangan bebas dan penanaman modal asing justru semakin memperlebar jurang antara negara miskin dan negara kaya. Masing-masing sudut pandang mempunyai unsur kebenarannya, sehingga masalahnya harus dilihat kasus demi kasus.
2.5 Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Supply - Demand Dalam Negeri
Sistem ekonomi internasional merupakan bagian dari sistem internasional yang terdiri atas berbagai macam praktek dan pranata ekonomi. Adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat di bidang informasi dan komunikasi menyebabkan segala praktek dan pranata yang ada dalam sistem ekonomi internasional turut
berkembang dengan pesat pula. Perkembangan ini membawa beberapa dampak seperti makin terintegrasinya pasar-pasar modal di seluruh dunia, serta perkembangan aliran barang dan modal yang semakin besar jumlahnya. Sehingga muncul golongan profesi baru dalam perekonomian yang memanfaatkan segala praktek dan pranata ini untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
selera. Sedangkan perbedaan penawaran misalnya dikarenakan perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi dan tingkat teknologi.
Teori supply dan demand biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Jika permintaan akan kebutuhan yang diproduksi semakin tinggi, maka titik keseimbangan supply dan demand akan semakin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek produksi akan meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat
permintaan akan kebutuhan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan akan kebutuhan yang diproduksi semakin rendah, maka titik keseimbangan akan semakin bergeser ke tingkat yang rendah dan berpengaruh buruk pada aspek supply dan demand negara. Pada dasarnya, suatu negara seperti Indonesia mampu memproduksi dan menyediakan kebutuhan yang memang dibutuhkan dan secara tetap bersaing dalam perdagangan internasional, maka dapat terlihat dalam keseimbangan supply dan demand di Indonesia.
2.6 Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Aspek Non Ekonomis Dalam Negeri
Aspek ekonomi hanyalah salah satu aspek dalam hubungan internasional meskipun mungkin merupakan aspek yang sangat penting, kalau tidak yang paling penting. Oleh sebab itu bentuk dan pola hubungan luar negeri yang baik bagi suatu Negara tidak bisa ditentukan oleh para ekonom saja. Kebijaksanaan luar negeri yang baik adalah apabila terdapat sinkronisasi dan keseimbangan antar aspek ekonominya dan aspek-aspek lain, sperti aspek cultural, aspek politik, dan aspek militer. Pengaruh dan pembukaan hubungan luar negeri terhadap kebudayaan, kehidupan politik dan setrategi militer bagi suatu Negara adalah sangat luas dan kompleks. Namun semuanya mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomis yang telah kita uraikan di atas. Oleh sebab itu buknlah suatu pelanggaran etika profesi apabila ekonom juga ikut berbicara mengenai aspek ekonomis dari
kebijaksanaan kebudayaan luar negeri, politik luar negeri, dan setrategi militer luar negeri. Tentu saja, sebaliknya ekonom juga harus bersedia mendengarkan pendapat para ahli dibidang-bidang lain tersebut, dalam merumuskan kebijaksanaan kebijakan luar negeri yang tepat.
2.7 Kebijakan – Kebijakan Dalam Perdagangan Internasional
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor (Misalnya, tarif 25 persen atas mobil yang diimpor). Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara. 2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tarif, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang
diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas
dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat
membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang
diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint
VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut
pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan local (local content requirement) merupakan pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang
berawal dari nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan secara luas oleh negara berkembang yang beriktiar
mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan kepada
pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di amerika serikat rancangan undang-undang kandungan local untuk kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini berlum
diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri meskipun barang-barang-barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang klasik adalah industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan eropa pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari peralatan telekonumikasi adalah perusahaan telepon dan di Eropa
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya
adalah hanya sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa. 8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa
melakukannya secara formal. Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan
Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang relative amat sedikit.
BAB III
PENUTUP
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu Negara denagn Negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh Negara maju saja, namun juga Negara berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional. a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
b. Meningkatkan produktivitas usaha c. Mengurangi pengangguran
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor b. Masyarakat menjadi konsumtif
c. Mematikan usaha-usaha kecil
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
Daftar Pustaka
https://pebriandini.wordpress.com/2012/04/17/perdagangan-bebas/
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/ekonomi-bisnis-internasional/ekonomi-internasional-bagian-2/