• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA BERPAKAIAN SESUAI DENGAN SYARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TATA CARA BERPAKAIAN SESUAI DENGAN SYARI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MENJADI MUSLIM SEJATI

DENGAN BERBUSANA SESUAI ETIKA

DAN ADAB DALAM ISLAM

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

di Universitas Pendidikan Indonesia

disusun oleh :

Ulva Fatma Fadhila

1400893

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi seorang muslim sejati dengan berbusana sesuai dengan etika dan adab dalam Islam.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bandung, 24 April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II ISI...4

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana...4

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam...8

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam...9

D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam...9

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam...10

F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami...21

BAB III PENUTUP...23

A. KESIMPULAN...23

B. SARAN...24

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam

Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya angat menyukai mode-mode busana yang memamerkan atau tidak menutupi auratnya. Rok mini atau celana ketat merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya kecenderungan pada mode-mode pada buana yang tidak senonoh ini menunjukan kelemahan moral masyarakat.

(7)

dipakainya belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri mereka.

Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at Islam.Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil adalah sebagai berikut :

1. Apa itu busana ? Apa tujuan dan fungsi berbusana ?

2. Bagaimana akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?

3. Bagaimana adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?

4. Bagaimana etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?

5. Bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?

6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari busana. 2. Mengetahui akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam

hukum Islam.

3. Mengetahui adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.

(8)

5. Mengetahui tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk wanita ataupun untuk pria.

6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.

BAB II

ISI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana

(9)

ini diambil dari kata “tsub” yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri.

Oleh katenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias tubuh sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan akan fungsi busana. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya manusia pada keadaan semula, yaitu “tertutup aurat”, namun karena godaan setan, aurat manusia terbuka. Hal ini dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT (QS. Al-Araf : 20) :

(10)

Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang menyangkut hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi berpakaian lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk mengembalikan manusia pada fitrah dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab dan berbeda dengan makhluk yang lain.

Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang

(11)

pakaian (berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban manusia, karena mengandung makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :

Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :

(12)

keindahan (bahkan ada yang menafsirkan suatu kemajuan), dan itu bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan utama berpakaian tidak terpenuhi yaitu menutup aurat.

Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena semuanya baik dan bermanfaat termasuk aurat.

Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini telah menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat (yang wajib ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai kutut. Sementara itu aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik, Imam, Syafi’I dan Imam Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih longgar karena menambahkan selain muka, telapak tangan dan kaki wanita juga boleh terbuka. Suatu pakaian dipandang telah memenuhi kriteria menutup aurat apabila : a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat hanya skedar tertutup tanpa mengindahkan aspek-aspek esensial (yang pokok) yang menjadi tujuan utama berpakaian menutup aurat itu sendiri. Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda :

(13)

akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.

Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat ini,

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam

Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam mengatur hendaknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu tipis atau menerawang, warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan model pakaian wanita dilarang menyerupai pakaian laki-laki. Selanjutnya, baik kaum laki-laki maupun perempuan dilarang mengenakan pakaian yang mendatangkan rasa berbangga-bangga, bermegah-megahan, takabur dan menonjolkan kemewahan yang melampaui batas.

D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam

(14)

Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? . Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan bagi orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat wanita di mata Allah maupun masyarakat.

Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam

Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim.

Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan diri berpakaian sesuai ajaran Islam.

(15)

oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat berpakaian dalam syareat islam adalah menutup aurat dan melindungi badan dari rasa dingin dan sengatan panasserta keindahan.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki dan wanita) yaitu :

1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca “Basmallah” dengan lafadz “Bismillahirahmanirahim” agar semua pekerjaan kita sesnantiasa diberkahi oleh Allah SWT.

2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.

3. Membaca doa ketika memakai pakaian.

(16)

5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya dengan anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :

6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian yang menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.

7. Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk eakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol yang dimiliki oleh orang non-Islam..

(17)

9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), Allah SWT brfirman :

(18)
(19)

12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :

Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berbusana dan berdandan untuk wanita dan pria :

1. Ketentuan Berbusana dan Berdandan wanita sesuai syariat Islam

(20)
(21)
(22)

b. Dalam Berhijab

(23)

yang muslim dan sesuai deangan hokum Islam maka alangkah baiknya agar dalam berpakaian itu sempurna dan sesuai dengan aturan Islam, perlu di lengkapi dengan hijab yang terkadang sering di anggap sepele. Di bawah ini akan dipaparkan hal-hal yang harus dihindari dalam berhijab :

a. Ada sebagain rambut yang tidak tertutup b. Telinga atau sebagian telinga terlihat

c. Giwang tersembul dari balik kain kerudung d. Leher tidak tertutup seluruhnya

e. Dada tidak tertutup sama sekali atau bahkan hanya tertutup sebagian oleh kain

f. Kain kerudung atau pakaian tipis, sehingga tembus pandang

g. Memperlihakan perhiasan dari balik hijab

2. Ketentuan Berbusana dan Berdandan pria sesuai syariat Islam

Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berbusana untuk golongan kaum adam (pria) :

a. Untuk kebersihan dan kebutuhan

(24)

beriman, begitu juga untuk laki – laki yang senang pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu diperbolehkan selam untuk menjga kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan selama untuk kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter, salesman dan profesi lain yang menuntut banyak interaksi dengan banyak orang harus bernampilan rapi, sehingga hal tersebut merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan juga kebutuhan suami untuk menyenangkan isteri.

b. Tak berlebihan

Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk berdandan bagi pria. Boleh berdandan rapi, memakai wangi – wangian, pergi kesalon, creambath, pedicure, manicure dan lain – laian asal tidak berlebihan dan sifat lelakinya masih ada. c. Tidak menyerupai perempuan

Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu disebutkan “ Rasulullah SAW melaknat laki – laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki – laki “. ( HR al Bukhori Fathul Bari : 10/332 ). Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau sebaliknya menyalahi fitrah dan sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang kafir ) didunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR Muslim ). Para lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi mereka yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain memicu penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.

(25)

Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan laki – laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu Dawud, tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai f. Menyemir rambut

Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut, menurut halal haram dalam islam, untuk orang tua yang rambutnya telah memutih semuanya semestinya dihindari semir rambut warna hitam, sementara yang masih muda diperkenankan semir rambut warna hitam.

F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami

1. Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al Ahzab:59).

2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. '' Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).

3. " Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)

4. Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit.

(26)

menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam kondisi membujur sementara setelah digali kembali posisi mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua tangan diletakan diatas kepala seperti menahan siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2 besi yang sangat banyak hampir memenuhi semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum lagi siksaan nanti di akhirat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(27)

Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya terutama sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa membuat kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya : Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang lain.”

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan. Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:

1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa

3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.

B. SARAN

(28)

khususnya. Diharapkan yang telah membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal berbusana, tentunya untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.

DAFTAR PUSTAKA

Berbagai literature Internet

Etika Berpakaian Seorang Muslim_Muslimah.html

MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm

Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm

Referensi

Dokumen terkait

Lembar kerja pada gambar di atas menyajikan informasi nilai ulangan siswa. Lembar kerja tersebut terdiri atas sejumlah kolom yang berisi nomor, nama lengkap, nilai ulangan 1,

Keadaaan di bawah ini yang menyebabkan besar gaya normal yang bekerja pada benda tidak sama dengan berat benda tersebut adalah .... (1) Benda diam di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi pemberian silika dan konsentrasi NAA yang berbeda (0, 50, 100, dan 150 ppm) terhadap persentase hidup,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas ( Cash Ratio, Current Ratio ), rasio aktivitas ( Total Assets Turnover ), rasio profitabilitas

Kawasan lindung di luar Kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf g adalah Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang

Dialog dengan tiga tokoh agama tersebut adalah sasaran utama study excursie tahun ini, dimana saya belajar banyak tentang budaya toleransi yang ada di Desa

Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan ekstrak rimpang atau daun lengkuas hasilnya lebih baik daripada kontrol negatif, sehingga ekstrak daun atau rimpang lengkuas bisa digunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata (P>0.05) perlakuan terhadap konsumsi bahan kering, konversi pakan, pertambahan bobot badan dan