• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBA HAYAKAH TANAMAN HIAS KITA. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BERBA HAYAKAH TANAMAN HIAS KITA. doc"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAHAYAKAH TANAMAN HIAS KITA ? Rully Wijayakusuma

Siapa tak suka tanaman hias? Bentuknya bermacam-macam dan cantik, warnanya indah dan menarik. Ada juga yang mengeluarkan wewangian harum, atau bahkan mampu menolak serangga untuk mendekat. Itulah sebabnya sangat banyak orang suka menanam dan memelihara tanaman hias di rumah mereka. Sebagian diantaranya bahkan diletakkan di dalam rumah sebagai bagian dari dekorasi interior, agar selalu dapat dilihat dan “dekat di hati”. Tanaman rumahan memang memberi banyak keuntungan. Bukan saja menghasilkan oksigen secara terus menerus tetapi juga mengikat polutan yang ada di sekitar kita.

Walaupun demikian, sebenarnya sebagian besar tanaman menghasilkan “racun” yang mungkin saja berbahaya bagi manusia atau hewan peliharaan. Terlebih lagi daerah beriklim tropik adalah daerah yang memiliki tanaman beracun terbanyak di dunia. Tulisan ini tentu tidak bermaksud menakut-nakuti sehingga orang enggan memelihara tanaman, tetapi sebaliknya ditujukan sebagai informasi yang berguna untuk menghindari kecelakaan (keracunan) karena ketidaktahuan. Dengan pengetahuan yang memadai, kita menjadi lebih waspada dan bijaksana menempatkan atau menanam tanaman kesukaan di rumah dan sekitarnya dengan aman.

Apakah racun tanaman itu?

Apa yang kita sebut “racun” itu adalah metabolit sekunder, yaitu senyawa bahan alam hasil metabolisme tanaman yang meskipun bukan senyawa utama tetapi sering berperan penting bagi kelangsungan hidup tanaman. Senyawa metabolit sekunder biasa digunakan sebagai senjata penangkal serangan hama dan penyakit. Tanaman memproduksi senyawa metabolit sekunder lebih banyak dibandingkan hewan.

Banyak metabolit sekunder dari tanaman yang sudah dimanfaatkan secara luas, misalnya minyak cengkeh (mengandung eugenol), minyak sereh (sitronelal, sitronelol, geraniol), minyak terpentin dari pinus (terpentin α-pinen), minyak adas (anetol, estragol, fenson), dll. Adapula yang dimanfaatkan untuk obat seperti morfin sebagai obat nyeri dan kuinin untuk obat malaria.

Beberapa senyawa dapat merugikan manusia dan hewan jika termakan atau terdadah (exposed). Ini bisa dimengerti, karena senyawa itu dibentuk untuk keperluan tanaman sendiri dan bukan untuk mahluk hidup lainnya. Mungkin karena itulah kemudian kita menyebutnya “racun”.

Macam-macam ”racun” tanaman

(2)

racun tersebut dan akibat yang ditimbulkan jika termakan atau terkena kulit, seperti berikut ini,

1. Racun kuat : jenis racun tanaman yang jika termakan dapat menyebabkan sakit yang serius bahkan kematian.

2. Racun Lemah : racun tanaman yang jika termakan dapat menyebabkan gangguan kesehatan relatif ringan seperti mual, muntah, atau diare. 3. Racun Kalsium Oksalat : racun tanaman berbentuk kristal dan

terkandung di dalam getah. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mulut, lidah, dan tenggorokan serta menimbulkan sakit radang tenggorokan, sulit bernafas, rasa nyeri terbakar, dan gangguan lambung.

4. Racun Kulit : racun tanaman yang bisa menyebabkan sakit ruam kulit serius.

Tindakan terbaik jika muncul gejala-gejala gangguan kesehatan akibat racun tanaman adalah segera hubungi puskesmas atau dokter.

Berbahayakah tanaman-tanaman ini? Kuping gajah memiliki daun yang berwarna hijau tua, berbentuk jantung, dan agak tebal. Bunganya kecil berwarna putih, hijau, atau kuning.

Seluruh bagian tanaman kuping gajah mengandung racun, tetapi hanya berbahaya jika termakan dalam jumlah banyak dan bisa menyebabkan rasa terbakar yang cukup kuat di mulut. Iritasi kulit jarang terjadi atau jika ada hanya terasa beberapa menit saja.

Rasa sakit akan hilang berangsur-angsur tanpa memerlukan terapi. Kumur-kumur dengan air dingin bisa membantu mempercepat meredakan sakit.

KELADI (Caladium bicolor, famili Aracea)

Keladi banyak ditanam karena daunnya yang cantik. Tanaman ini berumbi, daunnya berbentuk mata panah dan berwarna-warni dengan tulang daun yang jelas. Warnanya bervariasi dari putih sampai oranye dan merah, bergantung pada speciesnya.

(3)

jika termakan dalam jumlah banyak. Kumur-kumur dengan air dingin bisa membantu mempercepat meredakan sakit.

KELADI TENGKORAK (Alocasia cuprea, famili Aracea)

Keladi tengkorak adalah anggota famili Aracea yang kandungan racunnya lebih kuat. Daunnya sangat indah, menonjol, kadang-kadang ada yang belang. Seluruh bagian dari tanaman ini beracun dan dapat menyebabkan iritasi berat pada kulit. Jika termakan dapat menyebabkan luka berat pada bibir, mulut, lidah, dan tenggorokan. Akibatnya korban menjadi sulit bicara, mual-mual, diare, mengigau, bahkan mengalami kematian. Oleh karena itu segera hubungi dokter jika teracuni. Sebaiknya tanaman ini diletakkan di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak.

BLANCENG ( Dieffenbachia sp., famili Aracea)

Tanaman ini sering disebut “Bunga Bahagia”, mungkin supaya terdengar mirip-mirip nama ilmiahnya, Dieffenbachia. Banyak dijumpai di sembarang tempat, baik sengaja ditanam maupun berkembang liar.

Batangnya tegak tidak bercabang, daun berbentuk lonjong meruncing dan aneka warna (variegata). Sama dengan anggota famili Aracea lainnya, blanceng juga mengandung racun kristal kalsium oksalat yang terdapat di seluruh bagian tubuhnya. Jika termakan dapat menimbulkan rasa nyeri dan radang di mulut, kadang-kadang sampai menyebabkan sulit berbicara selama beberapa hari.

Biasanya rasa sakit berkurang dengan sendirinya, tetapi jika diperlukan dapat dibantu dengan meminum obat penghilang rasa sakit (analgesik).

LIDAH BUAYA (Aloe vera, A. barbadensis, famili Liliaceae)

Lidah buaya banyak ditanam di halaman-halaman rumah terutama karena khasiatnya. Sejak dulu sering dimanfaatkan untuk menyuburkan rambut dan mengobati berbagai penyakit kulit, luka bakar, atau terkena benda tajam. Tetapi pada individu-individu sensitif, lidah buaya justru bisa menimbulkan infeksi kulit.

(4)

PURING (Codiaeum variegatum, famili Euphorbiaceae)

Puring adalah tanaman yang memiliki daun eksotik. Ragam warna dan bentuk daunnya sangat banyak, ada lebih dari 100 macam yang sudah ditemukan di Indonesia. Tanaman ini termasuk famili Euphorbiaceae yang biasanya mempunyai getah berwarna putih susu. Kandungan racunnya adalah 5-deoxyngenol, dan bagian yang banyak mengandung racun ini adalah

Tanaman ini populer sekitar lima tahun yang lalu ketika beberapa kultivar hibridanya membanjiri pasaran. Jenis hibrida ini memiliki bunga yang lebih besar dengan warna bermacam-macam (gambar atas) dibanding jenis eforbia lama (bawah). Tanaman ini juga mudah disambung (enten), sehingga satu tanaman bisa menghasilkan berbagai warna bunga. Eforbia adalah tanaman berkayu yang sangat berduri dan memiliki getah seperti susu. Kandungan racunnya adalah 5-deoxyngenol dan terdapat di seluruh bagian tubuhnya. Jika termakan dapat memunculkan gejala

Kastuba adalah tanaman perdu dengan warna “bunga” yang menarik : merah, pink, atau krem. “Bunga” kastuba sebenarnya adalah braktea, yaitu daun yang berubah fungsi menjadi pelindung bunga. Sedangkan bunga yang sesungguhnya berukuran kecil-kecil dan berada di tengah.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

15 Diagram persentase respon siswa untuk angk arkan pada dari gambar 4.15 berikut dapat dil ru sebanyak 34 orang (97%) karena siswa men l yang telah diberikan oleh guru

(Mbecek itu kalau pemahaman saya kumpulan, kesadaran, sumbangan, bantuan. Asal mula ada mbecek di sini apa tidak dari Jawa di bawa kesini mbak, itu kan adat nya

Oosterbeek (2010) menemukan bahwa program pendidikan kewirausahaan berpengaruh negatif pada niat berwirausaha, Von Graevenitz et al., (2010) menemukan bahwa program

99 a) Pada manajemen Modal Kerja (MMK) diperoleh nilai t hitung sejumlah 2,595 dengan nilai probabilitas Sig. Yang artinya nilai Sig. Berarti MMK berpengaruh secara parsial

Dari hasil pengamatan di lapangan dan pengolahan data primer, maka dapat disimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan pada sebagian lahan pertanaman nanas ( Ananas Comosus [L]

Delapan artikel tersebut mengulas tentang , biologi reproduksi dan kebiasaan makan ikan Banggai Cardinal (Pteropogon kauderni, Koumans 1933), keanekaragaman ikan di daerah padang

ketebalan bervariasi antara 0,50 – 7,40 m yang terbentuk pada sayap timur struktur antiklin. Bitumen padat memperlihatkan ciri fisik : perselingan batulanau pasiran dan

Dengan demikian salah satu target yang harus diusahakan semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan pendidikan bagi umat Islam melalui cara-cara yang sesuai