• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN STRUKTUR PAYUNG ELEKTRIK MASJID AGUNG JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN STRUKTUR PAYUNG ELEKTRIK MASJID AGUNG JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

95

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

a) Analisa perhitungan struktur payung elektrik Masjid Agung Jawa Tengah menggunakan

dua cara, yaitu:

1) Allowable Stress Design (ASD) untuk cek lendutan.

2) Load and Resistance Factor Design (LRFD) untuk cek tegangan, cek kekuatan

penampang dan perhitungan gaya-gaya dalam yang terjadi.

b) Struktur payung ini memiliki bentuk struktur yang kompleks dan rumit, sehingga

pemodelan 2 dimensi dirasa tidak relevan digunakan. Karena itu untuk pemodelan

dilakukan secara 3 dimensi dengan dua tahapan yaitu secara makro dan mikro.

• Pemodelan struktur secara makro dengan bantuan program SAP 2000 v9.03,

bertujuan untuk mengetahui besarnya lendutan maksimum dan gaya-gaya dalam

maksimum yang terjadi pada struktur payung elektrik Masjid Agung Jawa Tengah.

• Pemodelan struktur secara mikro dilakukan dengan metoda elemen hingga dengan

bantuan program SAP 2000 v9.03, bertujuan untuk menghitung cek tegangan pada

sambungan, rib dan base plate, cek kekuatan profil, perhitungan las serta

perhitungan angkur.

c) Struktur payung ini merupakan struktur yang langsing dan fleksibel sehingga dianalisa

dengan efek P-Delta pada beban mati dan beban hidup. Analisa efek P-Delta dilakukan

dengan program SAP 2000 v9.03.

d) Dikarenakan struktur payung elektrik ini merupakan struktur kantilever yang kompleks,

maka tidak ada syarat khusus untuk membatasi lendutan maksimum yang terjadi.

Lendutan maksimum akibat pembebanan tetap sebesar -11,43584 cm terjadi pada

frame utama dan lendutan maksimun yang terjadi akibat pembebanan sementara yaitu

beban mati, beban hidup dan beban angin atas dan bawah sebesar -24.71931 cm.

Angka ini dirasa cukup aman, karena kombinasi pembebanan sementara tidak

terus-terusan terjadi.

e) Gaya-gaya dalam (momen) yang terjadi pada tumpuan dan di dekat hinge dibandingkan

antara hasil perhitungan menggunakan SAP 2000 v9.03 dengan gaya-gaya dalam

(momen) yang didapatkan dari hasil uji terowongan angin (wind tunnel). Selanjutnya

momen desain pada tumpuan dipakai adalah momen yang terbesar yaitu momen dari

hasil pengujian wind tunnel yang besarnya 85,5 Tm untuk kemudian digunakan dalam

perencanaan penampang dan cek tegangan. Sedangkan di dekat hinge dipakai momen

dari hasil perhitungan SAP2000 v9.03 yaitu sebesar 11, 987 Tm.

This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without 

changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright 

owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation: 

(2)

96 f) Sambungan-sambungan antar lengan dan atau pipa digunakan pelat dan dianalisa

menggunakan metoda elemen hingga. Selanjutnya elemen-elemen tersebut di cek

kekuatannya serta pengaruh local buckling.

g) Pelat-pelat penyambung dan profil-profil disatukan dengan cara di las. Las-las yang

digunakan dirancang sekuat profil atau bahan tersebut agar mampu menahan

gaya-gaya yang ada. Selanjutnya tegangan yang terjadi pada las dicek terhadap tegangan

ijin.

h) Gaya cabut pada angkur dapat dicari dengan dua cara, berdasarkan tegangan leleh

baja atau dari hasil pull out test. Dari hasil perhitungan didapatkan gaya cabut angkur

sebesar 13 Ton dengan jumlah angkur 44 buah. Dari hasil pull out test yang telah

dilakukan, didapatkan gaya cabut angkur sebesar 3 Ton dengan jumlah angkur 80 buah.

Dikarenakan hasil pengujian pull out test dirasa kurang baik, maka dalam perhitungan

jumlah angkur dan panjang penyaluran digunakan gaya cabut angkur berdasarkan

tegangan leleh baja.

5.2. SARAN

a) Pemodelan struktur yang kompleks harus dianalisa 3 dimensi secara makro dan mikro

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mengurangi tingkat kesalahan dalam

merancang. Sekaligus juga untuk mengurangi kompleksitas pemodelan struktur pada

alat bantu seperti menggunakan perangkat lunak SAP 2000 v9.03.

b) Dalam memodelkan suatu objek harus diketahui dulu tujuan pemodelan objek tersebut.

Sehingga output yang didapatkan sesuai dengan keinginan pengguna.

c) Dalam pemodelan elemen hingga diusahakan agar model tersebut memiliki bentuk yang

mendekati kenyataan. Elemen-elemen yang digunakan harus di pecah-pecah (meshing)

agar didapatkan hasil yang akurat. Makin kecil (banyak) elemen yang ada, semakin baik

pemodelan tersebut tetapi juga akan semakin kompleks sehingga meshing pada

elemen-elemen hingga harus dimodelkan seperlunya dan sesuai dengan kebutuhan.

d) Untuk struktur yang pengaruh beban dinamisnya besar (angin) sebaiknya dilakukan uji

terowongan angin (wind tunnel) sebagai tambahan data dan menjadi bahan

pertimbangan dalam perancangan.

e) Pengujian wind tunnel dilakukan dalam kategori steady aerodynamic, oleh karenanya

perhitungan didasarkan pada beban maksimum static, sehingga penting

dipertimbangkan untuk beban dinamis umumnya jauh lebih besar dari beban static.

f) Dalam perancangan angkur sebaiknya digunakan tulangan ulir agar bond (lekatan) yang

terjadi antara angkur dan beton besar. Dalam pemilihan besarnya gaya cabut angkur

sebaiknya diambil yang terkecil dari hasil perhitungan berdasarkan tegangan leleh dan

hasil pengujian pull out test.

This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without 

changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright 

owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation: 

Referensi

Dokumen terkait

Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statis, pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada struktur

Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan

Salah satu fasilitas tersebut adalah Menara Masjid Agung Jawa Tengah yang dibuat sebagai replika Menara Kudus setinggi 99 m yang berfungsi sebagai tempat melihat hilal

Apabila rasio antara tinggi struktur bangunan gedung dan ukuran denahnya dalam arah pembebanan gempa sama dengan atau melebihi 3, maka 0.1V harus dianggap beban horizontal

Acuan – acuan pendukung tersebut dapat berupa literatur penunjang, peta kegempaan, grafik dan tabel beton, serta standar – standar yang berlaku dalam perencanaan struktur

Karena struktur menara masjid ini direncanakan dengan daktilitas penuh dan menggunakan prinsip ‘strong column, weak beam’, dalam pelaksanaan harus hati – hati dan akurat,

Meskipun agama Islam merupakan agama terbesar yang dianut oleh masyarakat Sragen, tetapi masyarakat Sragen belum memiliki wadah yang dapat menampung kegiatan umat Islam dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, umur, waktu tempuh, jarak, lama kunjungan dan jumlah rombongan