• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003276 Chapter 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003276 Chapter 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Depdiknas (2003: 3) dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana pendidikan termasuk di dalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana sebagaimana yang dijelaskaan Depdiknas (2005: 5) yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 bahwa “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanakan usaha tersebut adalah melalui pembelajaran di kelas.

Kita sering mendengar bahwa kelas merupakan skala kecil yang mempunyai pengaruh besar dalam keberhasilan proses pendidikan. Kelas sebagai tempat berlangsungnya aktivitas pendidikan yang paling utama yaitu kegiatan belajar mengajar. Belajar berbagai hal dari mulai membaca, menulis, berhitung dan berbagai ilmu serta pengetahuan bermanfaat lainnya yang berguna bagi kehidupan mereka. Di dalam kelas itulah para peserta didik memperoleh pendidikan dari pendidik atau yang lebih dikenal dengan sebutan guru. Tidak hanya mendapat berbagai pengetahuan yang bersifat teoritis, di dalam kelas para peserta didik juga belajar praktek mengenai kehidupan nyata seperti berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Berbagai

(2)

aktivitas berlangsung di kelas, dari mulai akademik, non akademik sampai aktivitas sosial antar siswa atau siswa dengan guru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan bagi peserta didik.

(3)

guru, ada juga siswa yang tetap tidak mau mencatat walaupun sudah diperintah oleh guru. Saat diberikan soal evaluasi banyak siswa yang tidak mengerjakan dengan alasan susah dan tidak ada usaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tersebut. Aktivitas motorik siswa juga masih rendah terlihat dari kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran siswa hanya pasif menerima materi dari guru, tidak mau ketika disuruh maju untuk memperagakan atau melakukan percobaan dan banyak siswa yang bermain di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, berjalan-jalan ke meja lain dengan alasan meminjam penyerut pensil dan akhirnya mereka mengobrol cukup lama padahal saat itu guru sedang menjelaskan materi.

Selain melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa dalam proses pembelajaran, peneliti juga mengamati nilai siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Berikut nilai ulangan siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat:

Tabel 1.1

Hasil ulangan siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

No 1. AZ 20 Belum tuntas 9. NS 40 Belum tuntas 2. CA 10 Belum tuntas 10. PM 20 Belum tuntas 3. DN 10 Belum tuntas 11. RZ 20 Belum tuntas 4. FZ 10 Belum tuntas 12. TT 10 Belum tuntas 5. GE 40 Belum tuntas 13. TG 40 Belum tuntas 6. HM 40 Belum tuntas 14. YA 10 Belum tuntas 7. IR 30 Belum tuntas

8. LD 20 Belum tuntas

Dari hasil ulangan tersebut hasilnya sangat mengecewakan, dari 15 siswa tidak seorang pun yang nilainya mencapai KKM yaitu 60.

(4)

Cikidang 5 adalah metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik sehingga siswa cepat bosan dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari cara guru menjelaskan materi hanya dengan ceramah dan pemberian contoh soal kemudian siswa mengerjakan latihan soal. Selain itu tidak ada penggunaan media pembelajaran sehingga penyampaian materi oleh guru kurang dipahami siswa padahal media sangat berperan penting untuk mengkonkretkaan materi pelajaran matematika yang terkenal abstrak. Guru juga kurang memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa malas untuk berpendapat dan mengerjakan tugas-tugas dari guru, padahal motivasi sangat diperlukan bagi siswa agar mereka lebih semangat dalam belajar. Selama pembelajaran siswa tidak dilibatkan secara langsung mereka hanya pasif menerima penjelasan materi dari guru. Padahal keterlibatan siswa sangat penting dalam pembelajaran, pemberian pengalaman belajar bagi siswa secara langsung akan membantu siswa dalam mengingat materi yang dipelajari karena ketika siswa sendiri yang menemukan pengetahuannya maka pengetahuan tersebut akan lebih bermakna dan lebih lama diingat oleh siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya solusi yang tepat untuk perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN Cikidang 5 yaitu perlunya meningkatkan mutu proses pembelajaran pada aspek kualitas dalam hal perubahan tindakan proses belajar mengajar. Berpijak pada gejala-gejala permasalahan yang muncul beserta analisis faktor penyebabnya, peneliti memberikan beberapa alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:

1. Memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.

2. Menggunakan media yang sesuai dengan materi agar dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan.

(5)

4. Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman sehingga siswa akan merasa senang berada di kelas dan lebih semangat serta aktif mengikuti pembelajaran.

Dari beberapa alternatif solusi tersebut peneliti memilih untuk memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan. Karena setelah dianalisis lebih lanjut penyebab dari kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran disebabkan oleh metode yang digunakan guru monoton dan kurang menarik perhatian siswa sehingga menurunkan minat dan aktivitas siswa untuk belajar, hal itu juga menyebabkan siswa kurang memahami materi dan pada akhirnya hasil belajar siswa menurun. Keberhasilan peserta didik dalam belajar di kelas sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam kelas dan paham tentang filosofis mengajar dan belajar itu sendiri. Pengaturan metode adalah salah satu bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas, efektif dan efisisen bagi peserta didiknya. Itulah alasan lain peneliti memilih solusi memperbaiki metode pembelajaran dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

(6)

Dengan demikian pemilihan suatu model pembelajaran harus benar-benar disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Guru harus pintar dan kreatif menggunakan berbagai metode pembelajaran yang tepat dan akurat serta disesuaikan dengan kondisi yang ada agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya.

Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah dengan model Quantum Learning yaitu dengan menciptakan pembelajaran di kelas seperti sebuah pesta yang menyenangkan bagi siswa. Model ini menggunakan pola pembelajaran yang menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. Pembelajaran dengan model Quantum Learning juga melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran karena siswa dituntut aktif mencari pengetahuan selain itu siswa juga mendemonstrasikan pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan lebih bermakna bagi siswa. Lingkungan kelas juga didesain menarik agar siswa merasa nyaman belajar di kelas misalnya, dengan pengaturan tempat duduk, hiasan pada ruang kelas, memasang poster dengan kata-kata motivasi dan lain-lain. Pada akhir pembelajaran ada proses perayaan untuk menghargai setiap usaha siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk lebih aktif lagi pada pembelajaran selanjutnya. Dengan model Quantum Learning ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran di kelas yang berkualitas dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pada akhirnya siswa dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh.

(7)

Mata Pelajaran Matematika Sub Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (Pada Siswa Kelas IV Di SDN Cikidang 5 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model Quantum Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika?

Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Quantum Learning dalam pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Cikidang 5?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Quantum Learning pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Cikidang 5?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Quantum Learning pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Cikidang 5?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

(8)

bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Cikidang 5.

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SDN Cikidang 5 setelah penggunaan model pembelajaran Quantum Learning.

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SDN Cikidang 5 setelah penggunaan model pembelajaran Quantum Learning.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut.

Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan penjelasan tentang aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model quantum learning, dan memperkaya pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Manfaat praktis, hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) penerapan model quantum learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan (2) data deskriptif kuantitatif tentang kondisi objektif aktivitas belajar siswa di kelas menggunakan model quantum learning. Diharapkan kedua hal ini dapat menjadi bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut

Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Bagi siswa :

(9)

2. Membiasakan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

3. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Bagi guru :

1. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Memberi wacana baru tentang pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran quantum learning.

3. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.

Bagi sekolah :

1. Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

2. Sebagai tolak ukur peningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

3. Meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Bagi peneliti :

1. Memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kontribusi model quantum learning dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas. 2. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan pedoman untuk melakukan penelitian

berikutnya.

(10)

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.

1. Quantum Learning adalah suatu model pembelajaran yang membuat suasana pembelajaran di kelas menjadi layaknya sebuah pesta yang menyenangkan dimana guru memadukan berbagai interaksi yang ada dalam proses pembelajaran menjadi kekuatan yang membangkitkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan-hambatan belajar melalui strategi dan alat yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan efektif.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah kegiatan-kegiatan baik fisik maupun psikis yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penelitian ini untuk menilai aktivitas siswa dalam pembelajaran peneliti membuat indikator untuk menilai aktivitas siswa dalam pembelajaran yang meliputi:

(Aktivitas visual )

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Memperhatikan penjelasan teman

(Aktivitas Lisan)

c. Siswa menyampaikan pendapat d. Siswa mengajukan pertanyaan.

e. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok

(Aktivitas mendengarkan)

f. Mendengarkan penjelasan materi oleh guru. g. Mendengarkan pendapat teman

(Aktivitas menulis)

(11)

(Aktivitas motorik)

j. Melakukan demonstrasi permainan si Bilbul.

3. Hasil belajar adalah perubahan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan ke arah yang lebih baik, dimana perubahan tersebut diperoleh setelah mengalami atau melaksanakan proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai peserta didik yang dihasilkan dari tes formatif yang laksanakan setelah peneliti melaksanakan proses pembelajaran. Nilai hasil belajar ini yaitu berupa nilai kognitif pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

F. HIPOTESIS TINDAKAN

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny.P dengan Prioritas Masalah Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Gastritis di Lingkungan.. VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan

[r]

1. Jenis tindak pidana yang paling banyak dilakukan oleh anak adalah pencurian, narkoba, pengeroyokan, dan kecelakaan lalu lintas. Kejahatan yang dilakukan anak

Seperti terlihat pada Tabel 1 bahwa pada galur Cot Irie tipe tanam segi tiga memberikan jumlah anakan produktif sekitar 16 persen lebih banyak dibanding tipe tanam

59 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx 60 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx 61 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -

Sebelum tahap pelaksanaan, peneliti memberikan lembar Informed Consent kepada responden, dan persetujuan dari wali kelas untuk ketersediaan menjadi

1 Belanja makanan dan minuman penambah daya tahan tubuh RSUD H Boejasin PBJ 1 Paket APBD 42.000.000,00. Dibuat