TRIWULAN IV/TAHUN 2014
7
juru bicara pemerintah daerah. Dalam sambutannya, Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi NTT menekankan pentingnya pemerintah memberikan pelayanan yang berimbang kepada semua elemen. Menurut Drs. Klemens Meba,MM,
Humas Pemerintah memiliki posisi tawar yang juga penting dalam menciptakan relasi yang harmonis dengan siapa saja. “Peran humas demikian krusialnya, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang akrab dengan semua elemen terutama media masa. Jangan lupa, salah satu tugas penting humas adalah publikasi pembangunan daerah melalui siaran persnya. Hindari politik praktis yang dapat mengadu domba pimpinan dan tanggap terhadap situasi yang berkembag di masyarakat ” demikian Klemens mendukung penyelenggaran kegiatan raker kehumasan itu. Penyelenggaraan kegiatan tersebut juga
dimanfaatkan sebagai wahana untuk sinkronisasi program dan kegiatan.
Pada sesi pemaparan materi, tampil empat orang pemateri lainnya yaitu : Dra. Lidia Dunga Poety,MM (Kabag
Pelayanan Masyarakat dan Hubungan Kelembagaan), Drs. Ec. Nasir Abdullah,MM (Kabag Dokumentasi dan Publikasi), Viktor Manek, S.Sos,M.Si (Kabag Pers dan Kajian Pendapat Umum) dan Wilibrodus Paga, S.Fil selaku Kabag Protokol & Santel pada Biro Umum Setda Provinsi NTT. Bertindak selaku moderator : Lucius W. Luly,S.STP, MA, dengan materi terkait Public Speaking, Multimedia, Teknik Penyusunan Sambutan dan Keprotokolan. Para peserta sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan kehumasan itu. Hal itu nampak dari benyakanya peserta yang meminta waktu memberikan tanggapan, padahal telah lewat jam makan. Terpantau redaksi, lima orang menanggapi pemateri pada sesi pertama dan delapan orang pada sesi ke dua. Kebanyakan peserta mengapresiasi pelaksaan
kegiatan raker. Satu hal menarik yang menjadi penegasan dari Kepala Bagian Humas Belu adalah pentingya menyatukan kelembagaan Humas dan Protokol. Menurut beliau, salah satu kelemahan pelaksanaan tugas kehumasan adalah karena dua fungsi ini (Humas
dan Protokol) dipisahkan. Hal tersebut digambarkanya menjadi kendala tersendiri bagi Bagian Humas dalam melaksanaan tugas peliputan dan publikasi kegiatan pimpinan.
Dalam sesi diskusi, terungkap beberapa permasalahan yang mungkin terdengar klasik tapi relevan untuk didiskusikan. Peran Humas sebagai Juru Bicara Kepala Daerah menjadi salah satu hal yang mendapatkan perhatian. Terkait lemahnya peran ini dapat menyebabkan banyak aktivitas kepala daerah yang tidak terekspos secara baik, termasuk upaya klariikasi (counter) opini publik yang tidak mendapat porsi berimbang di tengah masyarakat. Beberapa isu strategis yang sempat diliput redaksi, antara lain :
1. Belum Optimalnya Fungsi Juru Bicara Pemerintah/Kepala Daerah.
2. Banyaknya Pemberitaan Media Massa yang Tidak Berimbang.
3. Kurangnya dukungan Anggaran terhadap Program/