• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE ILMIAH BAB I. Yudha Rahina, IB Made Suryawisesa, AAN Anantasika, I Ketut Surya Negara, Henti Widowati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE ILMIAH BAB I. Yudha Rahina, IB Made Suryawisesa, AAN Anantasika, I Ketut Surya Negara, Henti Widowati"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BAB I

METODE ILMIAH

Yudha Rahina, IB Made Suryawisesa, AAN Anantasika, I Ketut Surya Negara, Henti Widowati

Pengertian Metode Ilmiah Definisi Metode Ilmiah

Metode ilmiah (scientific method) berasal dari kata metode dan ilmiah. Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Jadi metode ilmiah bisa diartikan sebagai suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah harus berdasar pertimbangan-pertimbangan yang logis.

Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode ilmiah merupakan langkah langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan atas masalah-masalah dan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi sehingga dihasilkan jawaban yang akurat dan obyektif sehingga mampu diterima secara universal dan dianggap valid.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

1. Rasa ingin tahu.

(5)

3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi) 4. Tekun (tidak putus asa)

5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)

6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah. Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Kriteria Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris. Keterangan-keterangan yang akan dikumpulkan dan dianalisa dalam penelitian harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian tidak dibenarkan bila berdasarkan khayalan, kira-kira, legenda atau kegiatan sejenis.

2. Bebas dari Prasangka. Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian menunjukan ada ketidaksesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil harus merujuk kepada hasil nyata. 3. Menggunakan Prinsip Analisis. Analisis digunakan untuk memahami serta

memberi arti terhadap fenomena yang kompleks. Semua masalah harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta

(6)

yang mendukung tidak hanya dibuat sebagaimana adanya (secara deskriptif), namun juga harus dianalisis secara tajam.

4. Menggunakan Hipotesis. Dalam metode ilmiah, peneliti dituntun untuk berpikir dengan menganalisis. Hipotesis harus ada untuk memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan Ukuran Obyektif. Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.

6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran-ukuran seperti: inci, meter, per- detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan. Hindari ukuran-ukuran seperti: segenggam , sehijau daun, sedekat hisapan satu batang rokok, dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

Metode ilmiah biasanya dimulai dengan melakukan pengamatan atau observasi dari sebuah kejadian yang terjadi secara berulang ulang. Pengamatan yang cermat sangat penting bagi para peneliti. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Petunjuk empiris dapat dikembangkan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Apabila ditemukan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, seorang peneliti akan

(7)

mencari sumber pengetahuan yang lain, baik dari literatur perpustakaan ataupun pendapat ilmuwan lain. Pada saat itu, peneliti mulai membuat dugaan jawaban yang memungkinkan atau membuat hipotesis. Untuk mengetahui apakah hipotesisnya benar atau salah, seorang peneliti akan melakukan percobaan atau eksperimen. Sebuah eksperimen dalam metode ilmiah valid jika dapat diuji ulang, baik oleh peneliti sendiri ataupun oleh peneliti lainnya. Apabila beberapa kali eksperimen tetap mendukung suatu hipotesis maka hipotesis tersebut akan menjadi sebuah teori yang ilmiah. Kebenaran suatu teori akan terus menjadi tantangan bagi para peneliti untuk melakukan eksperimen lanjutan. Teori yang telah diuji dan hasilnya konsisten serta tidak terbantahkan akan menjadi suatu hukum ilmiah.

Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag dan berurutan. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah simpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir juga harus terkontrol, yaitu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

(8)

Langkah-Langkah Metode Ilmiah.

Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol. Metode ilmiah adalah cara para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan melakukan pengamatan, penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Masalah. Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya. Perumusan masalah adalah sebuah keharusan, karena tidak mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan.

2. Merumuskan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

(9)

3. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. 4. Menguji Hipotesis. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah

jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

5. Merumuskan Simpulan. Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan simpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Dengan adanya metode ilmiah, ilmu pengetahuan menjadi semakin berkembang. Rahasia alam yang sebelumnya menjadi teka teki dapat ditentukan ditemukan

(10)

jawabannya. Adanya metode ilmiah juga dapat memecahkan masalah dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan, serta memperoleh kebenaran yang objektif melalui pengujian ulang hasil penelitian.

Jenis-jenis metode penelitian

Jenis-jenis metode penelitian diklasifikasikan sangat beragam. Biasanya klasifikasi disesuaikan dengan kepentingan penelitian dengan tujuan untuk memudahkan peneliti. Klasifikasi bisa berdasar pada tujuan penelitian, pendekatan, tempat, fungsi dan metodenya. Berdasarkan tujuannya, penelitian dibagi menjadi:

1. Penelitian Eksplorasi (explorative research). Penelitian ini dilakukan untuk menemukan ilmu dan masalah-masalah baru yang belum pernah diketahui atau dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil penelitian bisa berupa temuan ilmu pengetahuann dan teknologi baru yang selama ini belum pernah ada. 2. Penelitian Pengembangan (developmental research) Penelitian pengembangan

adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu yang telah ada.

3. Penelitian Verifikasi (verification research). Penelitian ini yang dilaksanakan untuk menguji kebenaran teori yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun aplikasi dari teori itu sendiri. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan atau gap terhadap teori yang ada.

Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi:

1. Penelitian Kuantitatif (quantitative research). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk membuktikan hipotesis melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap varaiabel-variabelnya, sehingga mengasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

(11)

Penelitian ini banyak digunakan untuk mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara variabel di dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

2. Penelitian Kualitatif (Qualitative Research). Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman yang mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi. Jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Pada penelitian kualitatif peneliti biasanya terjun di lapangan dalam waktu yang cukup lama.

3. Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach). Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan subjek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu.

Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.

1. Studi alur panjang (longitudinal). Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan subjek yang sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka panjang). Misalnya penelitian kohort dan case kontrol.

2. Studi silang-sekat (cross-selectional). Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada subjek penelitian dengan waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti hanya melakukan pengukuran satu kali (point time approach).

3. Studi kecenderungan (trend). Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk perubahan di masa lampau agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa

(12)

datang. Fungsi studi ini adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Berdasarkan tempat, dibagi menjadi:

1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di perpustakaan.

2. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam penelitian eksperimen.

3. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan laboratorium.

Berdasarkan Fungsinya, penelitian dibagi menjadi:

1. Penelitian Dasar (basic/fundamental research). Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasi dan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.

2. Penelitian Terapan (applied research). Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk mengembangkan wawasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.

3. Penelitian Tindakan (action research). Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Penelitian ini biasanya dilakukan pada penelitian pendidikan.

(13)

4. Penelitian Penilaian (assessment research). Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan program tertentu.

5. Penelitian Evaluasi (evaluation research). Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian evaluatif adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan berdasarkan kreteria tertentu.

6. Penelitian Komparatif (comparative study). Studi komparatif disebut juga studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel atau lebih. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan variabel. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.

7. Penelitian Korelasional (Correlation research). Penelitian ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian korelasional dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien

(14)

korelasi (positif ataupun negative), maka semakin besar kekuatan hubungan antar-variabel. Tiga makna penting dari suatu variabel, yaitu: kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi statistic hubungan kedua variabel tersebut dan arah korelasi.

8. Penelitian Studi Kasus (case study research). Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya

Berdasarkan metode, dibagi menjadi:

1. Penelitian sejarah (history research). Pada dasarnya, penelitian sejarah merupakan expost facto research di bawah payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung quantative research.

2. Penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dan peristiwa yang terjadi. Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survei, studi kasus, causal-comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan faktual berdasarkan fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi masalah-masalah, (d) membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama.

3. Penelitian eksperimen (experimental research). Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni

(15)

(true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject experimental).

Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya. Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.

4. Penelitian survei (Survey). Penelitian ini adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survei, informasi dikumpulkan dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai serta tidak ada intervensi. Penggalian data dapat melalui kuesioner, wawancara, observasi maupun data dokumen.

5. Penelitian ekspos fakto (expost facto research). Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung (after the fact). Jenis penelitian ini disebut juga sebagai restropective study karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri

(16)

ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada saat penelitian berlangsung. Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.

Pengertian metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengertian penelitian kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah

(17)

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (valuefree).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (SudarwanDanim, 2002: 35).

Pengertian penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretative karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang di temukan di lapangan, metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.

(18)

Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. MilesandHuberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depthanalysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Perbedaan Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif

1. Bedasarkan jenis data. Metode kulitatif jenis datanya adalah data kualitatif sedangkan metode kuantitatif jenis datanya adlah data kuantitatif. Data (yang bersifat) Kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara pandang yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ obyek (subyek) yang bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat numerik, data kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif), seperti cantik, tampan, gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali, lincah, mewakili anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.

2. Berdasarkan Tujuan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai

(19)

adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara, psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan melibat (participantobservation) (Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan. Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan denganfenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.

3. Berdasarkan Obyek penelitian. Metode kualitatif leebih berfokus pada satu obyek penelitian saja sedangkan metode kuantitatif bisa lebih dari satu obyek penelitian.

4. Berdasarkan Instrumen yang digunakan. Pada metode kuantitatif instrument penelitian yang biasa digunakan adalah angket, kuesioner, atau instrument yang lain. Namun pada metode kualitatif instrument yang digunakan adalah peneliti itu sendiri artinya peneliti sendiri lah yang harus terjun langsung kedalam penelitian agar bisa melihat dan merasakan fakta yang sebenarnya.

(20)

5. Berdasarkan orientasi. Penelitian kualitatif lebih beroreintasi pada proses penelitian sedangkan penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada hasil penelitian.

6. Berdasarkan Proses. Metode kuantitatif mengunakan proses deduktif-induktif. Sedangkan metode kualitatif adalah induktif.

7. Berdasarkan sifat realitas. Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivism, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan demikian dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk mengukurnya. Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Penelitian ini memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh ( holistic) karena stiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak ( teramati ), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut.

8. Berdasarkan hubungan Variabel Pada netode kualitatif hubungan antara variabel adalah timbal balik atau interaksi. Pada metode kauntitatif lebih kepada sebab akibat.

9. Berdasarkan penggunaan. Metode kuantitatif digunakan apabila :

a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaannya, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk

(21)

menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah yang harus ditunjukkan.

b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, amak penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/ treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan

d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.

e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak- anak dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ. f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu- raguan tentang validitas

pengetahuan, teori dan produk tertentu. Metode Kualitatif digunakan apabila :

a. Bila masalah penelitian belum jelas , masih remang- remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan granttourquestion, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas, dan lain–lain.

b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala social sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut,

(22)

mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar tetapi menjadi tanda tanya bagi peneliti kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang mengatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah menjadi tanda tanya, jangan – jangan hanya pura- pura. Data untuk mencari makna dari stiap perbuatan tersebut hanya ocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.

c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola- pola hubungan yang jelas.

d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data, wawancara mendalam dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.

e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cock digunakan untuk mengambangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui groundedresearch. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori

(23)

Kapan penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan?

Pemilihan untuk menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dalam suatu penelitian tidak perlu dipertentangkan , karena kedua metode tersebut saling melengkapi dan masing masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut disampaikan kapan sebaiknya digunakan metode kuantitatif atau kualitatif.

Metode kuantitatif digunakan apabila :

a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan. antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian , masalah ini harus ditunjukkan dengan data , baik data hasil penelitian sendiri, maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.

b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yanang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

c. Bila ingin diketahui pengaruh dari perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.

d. Bila peneliti ingin menguji suatu hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.

e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat , berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misaalnya ingin mengetahui IQ anak anak dari masyarakat tertentu , maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.

f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.

(24)

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode kualitatif digunakan.

a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang remang, atau mungkin masalah penelitian masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grand tour question , sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak , tambang emas dan lain lain.

b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering memiliki makna tertantu. Sebagai contoh orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu orang ini benar. Menurut penelitian kuantitatif , cinta suami kepada istri bisa diukur dari banyaknya dicium dalam sehari. Menurut penelitian kualitatif , semakin banyak suami mencium istri, malah akan menjadi tanda tanya, jangan jangan hanya pura pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan tehnik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.

c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta , wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola pola hubungan yang jelas.

d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan penelitian kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data wawancara

(25)

mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.

e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan , selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut kemudian akan diverifikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam . Bila hipotesis terbukti , maka akan menjadi tesis atau teori.

f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum dinyatakan selesai.

g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku, atau orang yang dipandang tahu dalam sejarah perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya akan meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja raja di Jawa, sejarah perkembangan masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini juga bisa dilakukan dibidang pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus menerus yang

(26)

dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.

Jangka Waktu Penelitian Kualitatif

Berapa lama suatu penelitian kualitatif dilakukan merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif berlangsung cukup lama, karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi, mungkin juga penelitian kualitatif berlangsung dalam jangka waktu yang pendek , bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Lamanya penelitian akan bergantung pada keberadaan sumber data , interest dan tujuan penelitian. Selain itu juga penelitian kualitatif akan bergantung kepada cakupan penelitian dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang akan digunakan.

Berapa lama penelitian kualitatif dikerjakan tergantung dari berapa hal .

1. Apa pertanyaan penelitiannya. Pertanyaan penelitian akan mengarahkan ke metodologi yang dipilih ( yang juga diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan yang muncul berikutnya). Metodologi yang dipilih akan memberitahu tentang berapa lama waktu yang diperlukan bagi pelaksaan penelitian. Sebagai contoh, jika digunakan studi kasus untuk mengetahui pengaruh perjalanan suatu penyakit , atau melibatkan sesuatu pada sistem yang diamati, seorang peneliti akan memerlukan waktu yang pendek untuk melakukan wawancara tunggal (beberapa jam) tapi memerlukan waktu yang jauh lebih banyak bila masuk ke populasi, pada setting atau fenomena yang diteliti (misalnya dengan mengkombinasi wawancara dengan observasi, data historis atau data data lainnya).

2. Jumlah pertanyaan yang di tanyakan. suatu pertanyaan terstruktur lewat telepon tentang opini terhadap pernyataan politikus akan sangat berbeda dengan

(27)

pertanyaan ber jam jam tentang kebutuhan dan terapi bagi kesehatan mental seseorang.

3. Bagaimana sampel penelitian. Bisa berupa satu orang atau satu grup. Semakin heterogen sampelnya semakin banyak pertimbangan pertimbangan individu yang harus dilakukan yang akan menambah lamanya penelitian.

4. Pendekatan dengan multiple raters or stages (misalnya CQR; Consensual Qualitative Research) mendapatkan data yang lebih kaku dan kaya tetapi memerlukan waktu yang lebih lama.

5. Seberapa jauh peneliti terlatih dalam metodologi. Pernahkah bekerja sebagai tim sebelumnya? Bagaimana pengalaman menggunakan software penelitian ?

6. Kemudahan untuk mencapai responden juga mempengaruhi lama penelitian. Lamanya penelitian dapat dipengaruhi oleh keabsahan data. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:

1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, peer debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun

kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

(28)

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

Apakah Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan? Metode penelitian yang menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kualitatif disebut dengan metode penelitian kombinasi(Mixed Methods). Metode penelitian kombinasi ini berlandaskan pada filsafat pragmatisme ( gabungan dari

(29)

filsafat positivisme dan pospositivisme). Dalam filsafat pragmatisme menurut Creswell dalam Sugiyono (2014) melihat bahwa:

a. Filsafat prgamatisme tidak memandang bahwa dunia itu bukan suatu kesatuan yang absolut. Peneliti kombinasi melihat dunia atau realitas dari berbagai pendekatan dalam pengumpulan dan analisa data, tidak hanya dengan satu pendekatan saja.

b. Filsafat prgmatisme tidak hanya berpedoman pada satu landasan filsafat dalam memandang realitas, tetapi menggunakan kombinasi landasan filsafat yaitu filsafat penelitian kuantitatif dan kualitatif.

c. Pragmatisme terkait dengan suatu aplikasi bagaimana cara bekerja dan pemecahan masalah. Peneliti dapat menggunakan semua metode yang dapat digunakan untuk memahami masalah.

d. Peneliti kombinasi memandang filsafat pragmatisme membuka peluang berbagai metode penelitian, berbagai perbedaan dalam memandang dunia atau realitas, dan berbagai asumsi, sehingga dapat terjadi perbedaan dalam pengumpulan dan analisis data.

e. Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih metode yang digunakan untuk penelitian. Dengan demikian peneliti bebas memilih metode, teknik, dan prosedur yang terbaik untuk penelitian sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan filsafat pragmatisme ini peneliti kombinasi dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Oleh karena itu metode penelitian kombinasi merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme (kombinasi positivisme dan postpositivisme). Metode ini dapat digunakan untuk meneliti untuk meneliti obyek yang alamiah maupun buatan, dimana peneliti sendiri bisa sebagai instrumen dan menggunakannya untuk pengukuran. Teknik pengumpulan data menggnakan tes, kuesioner dan triangulasi (gabungan). Analisis data dapat bersifat induktif

(30)

(kualitiatif), dan deduktif (kuantitatif). Hasil penelitian dengan metode kombinasi dapat dipakai untuk memahami dan membuat suatu generalisasi (Sugiyono, 2014).

Menurut awalnya karena perbedaan filsafat antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, maka secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan untuk digunakan bersama-sama. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas D Cook and Charles Reichard (1978) ; kesimpulannya metode kuantitatif dan kualitatif tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutualty exclusive, sehingga dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode.

Pendapat Susan Stainback (1998) mengatakan bahwa setiap metode dapat dipakai untuk melengkapi metode yang lain pada penelitian yang dilakukan pada lokasi yang sama, tetapi dengan maksud dan tujuan yang berbeda.

Menurut Sugiyono (2014) mengatakan bahwa kedua metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif dapat digabungkan dan digunakan secara bergantian. Tahap pertama menggunakan metode kualitatif dan menemukan hipotesis yang selanjutnya diuji dengan metode keuantitatif. Selajutnya dikatakan bahwa metode penelitian tidak dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data saja yang dapat digabungkan.

Menurut Johson dan Cristensen dalam Sugiyono (2014) mengatakan bahwa dengan pemikiran yang pragmatis maka penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dikombinasikan dalam satu kegiatan penelitian.

Menurut Newman & Benz dalam Crasweel (2010) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak bisa dipandang sebagai dua penelitian yang bersifat dikotomi dan saling bertentangan , tetapi merupakan suatu metode yang saling melengkapi. Melalui kajian kritis dan pengalaman penelitian lapangan, kedua metode penelitian tersebut dapat digabungkan atau dikombinasikan. Dengan metode kombinasi ini , maka metode penelitian kuantitatif dapat melengkapi kekurangan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kombinasi ini memerlukan waktu

(31)

penelitian yang lebih lama, dan peneliti harus memahami karakteristik masing-masing metode dan melakukan kombinasi dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2014)

Menurut Creswell (2010) menyatakan bahwa metode kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersamaan dalam suatu penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid reliabel dan obyektif. Metode penelitian kombinasi akan berguna bila dengan metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik (Sugiyono, 2014)

Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (Abbas, 2010; Emzir, 2010)

Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Creswell metode ini sering disebut juga sebagai metode multimethods,convergence (dua metode bermuara pada satu metode), integrated (integrasi dua metode), dan combine (kombinasi dua metode).

Tujuan penelitian metode kombinasi atau campuran adalah penelitian secara keseluruhan, tentang informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan

(32)

kualitatif, dan memiliki alasan yang rasional mengapa mencampur dua metode tersebut dalam satu penelitian (Sugiyono, 2014). Tujuan melakukan penelitian kombinasi atau campuran :

1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-perincian deskriptif.

2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).

3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah diperoleh,

4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok atau individu-individu yang tertindas.

Menurut John W Creswell (2010), ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:

1. Timing (waktu)

Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial) atau dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren).

2. Weigthing (bobot)

Bobot dalam penelitian metode campuran ini perlu diprioritaskan, karena bobot itu bisa saja seimbang dan bisa juga lebih berat ke satu metode daripada metode lainnya.

3. Mixing (pencampuran)

Mencampurkan data, dalam pengertian lebih luas mencampur rumusan masalah, filosofi, dan interpretasi penelitian. Mencampurkannya bukanlah pekerjaan yang

(33)

mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar, sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka.

4. Teorizing (teorisasi)

Dalam prosedur metode campuran, perspektif teoretis yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses atau tahap penelitian.

Strategi yang sering digunakan dalam metode penelitian campuran atau kombinasi, yaitu:

a. Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods)

Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk mengetahui hasil akhir .

b. Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method)

Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap, dengan melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi.

c. Transformatif (transformatif mixed methods)

Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.

Kelebihan dari metode penelitian campuran atau kombinasi ini adalah :

1. Lebih komprehensif: Kekuatan utama dari penelitian dengan metode campuran adalah mengurangi kelemahan baik pada metodologi penelitian yang sepenuhnya kuantitatif, maupun kualitatif sama sekali, sehingga penelitian dengan metode campuran lebih komprehensif.

(34)

2. Lebih akurat: Penggunaan beberapa pendekatan dalam penelitian metode campuran membantu dalam memastikan hasil yang lebih akurat. Penelitian campuran bekerja melalui saling melengkapi hasil yang didapat dari satu jenis penelitian dengan metode penelitian lainnya. Akibatnya, metode penelitian campuran jarang melewatkan data yang diakses.

3. Menghemat waktu: Baik data kualitatif, maupun kuantitatif dikumpulkan secara bersamaan dan ini sekaligus hemat waktu dan biaya. Ada berbagai desain dalam penelitian metode campuran ini sehingga kami dapat gunakan untuk menghemat waktu. Namun demikian, desain yang kami tawarkan untuk dipilih terutama tergantung pada tujuan penelitian. Selain itu, kami membutuhkan kejelasan dalam mengidentifikasi pendekatan dominan dalam penelitian metode campuran.

4. Menyambut kemajuan teknologi: Kemajuan dalam bidang teknologi membuat penelitian dengan metode campuran lebih sederhana. Ada berbagai program komputer yang dapat dimanfaatkan untuk membantu menganalisis data kuantitatif dan juga data kualitatif. Hal ini memungkinkan penganalisis data kami melakukan analisis data yang benar-benar kohesif, sehingga mencapai akurasi data yang tinggi (Sarwono, 2006; Abbas,2010)

Model metode penelitian kombinasi (Mixed Methods) (Sugiyono, 2014) 1. Model Sequential

Metode sekuensial adalah prosedu penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode yang lain. Metode ini dikatakan sequensial karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan.

a. Sequential explanatory,bila pertama, menggunakan metode kuantitatif, dan kedua, penelitian kualitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan analisis data secara kualitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian

(35)

b. Sequential exploratory, pertama menggunakan metode kualitatif, dan kedua metode kuantitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan analisis data secara kuantitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di tahap pertama. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar.

c. Sequential Transformative strategy. Metode ini dilakukan dalam dua tahap, pertama metode kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga sebaliknya.. Peranan perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses /tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara eksplisit atau implisit. Misalnya perspektif teori ilmu sosial ( teori adopsi, teori leadership) atau teori advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas)

2. Model Concurrent

Penggabungan penelititan kualitatif dan kuantitatif dilakukan secara bersamaan. a. Concurrent Triangulation Strategy.Model atau strategi ini merupakan model

yang paling dikenal. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh. Sehingga dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan. Dalam model ini, penelitian dilakukan dalam satu tahap. Bobot antara kedua metode ini seharusnya seimbang, namun pada pelaksanaannya bisa terjadi satu metode lebih tinggi disbanding metode lainnya.

b. Concurrent Embedded Strategy. Merupakan metode penelitian yang

mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini ada metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder, untuk memperoleh data pendukung metode primer. Dalam kasus ini, penelitian

kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan untukmembangun hipotesis atau teori baru.

(36)

c. Concurrent Transformative Strategy. Pada model ini peneliti dipandu dengan menggunakan teori perspektif baik teori kualitatif maupun kuantitatif. Teori perspektif ini misalnya teori kritis, advokasi, penelitian partisipatori, atau

kerangka teoritis atau konseptual. Metode ini merupakan gabungan antara modul triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging,connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama).

Kompetensi Peneliti Kuantitatif dan Kualitatif

Kompetensi Peneliti Kuantitatif adalah:

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan di teliti.

2. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah.

3. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian.

4. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survey, eksperimen, action research, xpost facto, evaluasi dan

R&D.

5. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling dan nonprobality sampling dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif dengan sampling error tertentu .

6. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

7. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi.

(37)

8. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu mengorganisasikan tim peneliti dengan baik.

9. Mampu menyajikan data, mengulas data secara kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. 10. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil

pengujian hipotesis.

11. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian kepihak-pihak terkait.

12. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat kedalam jurnal ilmiah.

13. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

Kompetensi Peneliti Kualitatif adalah:

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan di teliti.

2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial yang akan di teliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial. 3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek

penelitian (situasi sosial).

4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam secara trianggulasi, serta sumber-sumber lain.

5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponen sosial, dan tema kultural/budaya. 6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan

transferabilitas hasilpenelitian.

7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi fenomena, hipotesis atau ilmu baru.

(38)

9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat kedalam jurnal ilmiah.

10. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie,2010. Mixed Methodology; Mengkomombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

Anonim. Teknik analisis data penelitian kualitatif. URL: http://www.anneahira.com/teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif.htm Diakses tanggal 12=12=2015

Creswell, John W.. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Yogyakarya: Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung : PustakaSetia. Emzir. 2010. Penelitian kualitatif : analisis data. Jakarta : rajawali pers

Geoge O. 2015. How can I estimate time required for a qualitative research project. URL: https://www.researchgate.net/post/How can I estimate time required for a qualitative research project . Diakses tanggal 12-12-2015.

Iyan Afriani. Metode penelitian kualitatif. URL: http://penalaran-unm.org/artikel/penelitian/132 metode penelitiankualitatif.html Diakses tanggal 12-12-2015

Matthew AM. In qualitative research how much research time should one budget per one-hour interview considering tasks such as interpreting the transcript . URL: https://www.researchgate.net/post/ In qualitative research how much research time should one budget per one-hour interview considering tasks such as interpreting the transcript. Diakses tanggal 12-12-2015.

(39)

Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Singarimbun M. 1998. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta. Penerbit LP3S

Sudigdo S. dan Sofyan I. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta. Sagung Seto

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Kapan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi digunakan. Dalam : Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta, Bandung. hal 45-48

Sugiyono. 2014. Pengujian Validitas dan Reliabilitas penelitian kualitatif. Dalam : Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta, Bandung. hal 364-374.

Sutrisno H. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Zainuddin M. 2014. Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan. 2nd ed. Surabaya. Airlangga University Press.

(40)

Macam Statistik untuk Analisis data Statistik Inferensial Statistik Deskriptif Statistik Nonparametrik Statistik Parametrik BAB VIII

ANALISIS DATA

Ni Wayan Mariati, I Made Krisna Dinata, I Made Gede Widyana, Sisilia Leny Cahyani

Statistik Deskriptif dan Interferensial

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendekskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun interferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendekskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.

(41)

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata – rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata – rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara tenis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakan tabel t, uji F digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansi

Gambar

Gambar 8.1 Statistik untuk analisis data
Gambar 8.3 Membandingkan 2 atau lebih grup berpasangan (dependen atau matching)
Gambar 8.4 Hubungan (korelasi) antara dua variabel

Referensi

Dokumen terkait

Sudiharto (2005) juga menjelaskan bahwa permasalahan-permasalahan yang diderita oleh individu yang mengalami skizofrenia juga berdampak pada keluarganya, terutama pada

Derajat  kesarjanaan  yang  dibuktikan  dengan  hasil  Karya  Penciptaan  Produksi    dalam 

[r]

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi oleh semua manusia. Dimulai sejak lahir manusia sebenarnya telah mendapatkan pendidikan baik dalam

Jenis kemasan alumunium foil nyata lebih baik dibanding plastik poripropilen dalam mempertahankan kadar air benih, daya berkecambah maupun vigor benih kedelai yang

Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pekerjaan, orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian kompensasi, dan tindakan perbaikan. Sebagai contoh,

Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jombang Nomor 23/PID.B/2016/PN.JBG Tentang Penggelapan Dalam Jabatan.. Identifikasi dan

Authentic assessment menekankan proses ilmiah dan performance sehingga suasana belajar akan lebih terasakan oleh siswa daripada suasana tes atau penilaian. Hal ini sangat..