Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
APLIKASI PT. MUSIM MAS KIM II MEDAN
OLEH :
Nama : RONNY SAMUEL SIANTURI
NIM : 050422006
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO EKSTENSION
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
APLIKASI PT. MUSIM MAS KIM II MEDAN Oleh :
RONNY SAMUEL SIANTURI NIM : 050422006
Disetujui oleh : Pembimbing
Ir. SATRIA GINTING NIP : 131 836 676
Diketahui oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
Ir. NASRUL ABDI, MT NIP : 131 459 554
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PT. Musim Mas KIM 2 Medan adalah perusahaan pengolahan CPO
(Crude Palm Oil) menjadi beberapa bahan jadi seperti sabun, minyak makan, dan
beberapa bahan-bahan kimia lainnya yang masih berupa bahan baku untuk diolah
seperti fatty acid, alkohol, dan lain sebagainya.
Di dalam melakukan proses produksinya, perusahaan ini memiliki
pembangkit sendiri yaitu berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sedangkan sumber listrik dari PT.
PLN Persero hanya bisa memberikan daya sebesar 2000 kW. Untuk unit PLTU,
perusahaan ini memiliki empat unit mesin PLTU dengan kapasitas daya yang
diberikan berbeda-beda. Untuk unit PLTU 1 atau perusahaan ini menyebutnya
dengan nama Turbin 1 memiliki kapasitas sebesar 2400 kW, untuk PLTU 2 atau
Turbin 2 kapasitasnya adalah 3400 kW, Turbin 3 kapasitasnya 4000 kW
sedangkan yang terakhir adalah Turbin 4 dengan kapasitas 10 MW. Untuk unit
PLTD terdiri dari tujuh unit mesin yang terdiri dari 2 unit merek SKL dengan
masing-masing kapasitas 2800 kVA, 1 unit merek Caterpilliar dengan kapasitas
daya 2050 kVA, 4 unit merek MTU dengan kapasitas masing – masing 500 kVA
dan untuk masing-masing generator diesel memiliki factor daya 0,8.
Kedua jenis mesin pembangkit ini ( PLTU dan PLTD) beroperasi tidak
secara bersamaan, karena disesuaikan dengan kebutuhan daya pada perusahaan
ini. Untuk PLTU yang beroperasi secara terus-menerus hanya 2 unit yaitu Turbin
2 dan Turbin 4 sedangkan Turbin 1 dan Turbin 3 berfungsi sebagai cadangan jika
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
power atau dengan kata lain pemindahan beban dari PLN ke Turbin, karena untuk
daya dari PLN setiap pukul 18.00 sampai pukul 23.00 tidak digunakan, karena
pada jam terssebut PT. PLN Persero menggunakan dayanya untuk melayani beban
puncak di masyarakat. Di samping itu, PLTD juga berfungsi untuk memberikan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah :
STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
APLIKASI PT. MUSIM MAS KIM II MEDAN
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro Program Pendidikan Sarjana
Ekstension Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dan seluruh keluarga yang telah
memberikan bantuan baik material maupun moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Satria Ginting selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir penulis.
3. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro
Program Pendidikan Sarjana Ekstension USU.
4. Bapak Ir. R Sugih Arto Yusuf selaku Dosen Wali penulis.
5. Para dosen dan seluruh staff pengajar dan pegawai di Jurusan Teknik
Elektro USU.
6. Seluruh rekan kerja di bagian Pembangkit Listrik dan Electrical Instrument
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
7. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ekstension stambuk ’05
yang telah membantu penulis baik dalam perkuliahan maupun
penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Seluruh teman sepelayanan di Departemen Profetik Blessing Community
Gereja Kristen Baithani khususnya abang Timothius Ginting selaku
pembimbing rohani penulis.
9. dan buat seseorang yang istimewa yang selalu menemani penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
disebabkan keterbatasan dari penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata semoga laporan ini beermanfaat bagi mahasiswa Departemen
Teknik Elektro Fakultas Teknik USU khususnya dan seluruh pembaca pada
umumnya.
Medan, Februari 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...……….i
KATA PENGANTAR………...…….iii
DAFTAR ISI………v
DAFTAR GAMBAR………...vii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK………x
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah……….1
I.2 Tujuan Penulisan……….2
I.3 manfaat Penulisan Tugas akhir………3
I.4 Batasan Masalah………...3
I.5 Metode dan Sistematika Penulisan………..….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap………..6
II.2 Komponen-komponen Utama PLTU………12
II.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel……….22
II.4 Generator Sinkron………..26
II.5 Governor………53
II.6 Alat Pembagi Beban generator………..56
II.7 Kapasitor Bank...62
BAB III OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DAN DIESEL PT. MUSIM MAS MEDAN III.1 Blok Diagram Uap dan Air...66
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
III.3 Operasional PLTD PT. Musim Mas KIM II Medan...87
III.4 Operasi Paralel Pembangkit PT. Musim Mas KIM II Medan...91
BAB IV PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT
IV.1 Beban Yang Dipikul Pembangkit...98
IV.2 Pembagian Beban Pembangkit...101
IV.3 Biaya Operasional PLTU PT. MUSIM MAS KIM II MEDAN………..112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan...118
V.2 Saran...118
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 : Siklus Turbin Uap...6
Gambar II.2 : PLTU Dengan Proses Pemanasan Ulang...10
Gambar II.3 : PLTU Dengan Siklus Regeneratif...10
Gambar II.4 : PLTU Diagram Rankine Sederhana pada Diagram T-S..11
Gambar II.5 : Komponen-komponen Utama PLTU...13
Gambar II.6 : Boiler...15
Gambar II.7 : Prinsip Kerja Turbin Reaksi...17
Gambar II.8 : Prinsip Kerja Turbin Impuls...17
Gambar II.9 : Turbin Ljungstorm (Turbin Aliran Radial)...18
Gambar II.10 : Turbin Tangensial...19
Gambar II.11 : Turbin Aliran Aksial...19
Gambar II.12 : Sistem Kondensor...20
Gambar II.13 : Deaerator...21
Gambar II.14 : Komponen-komponen Utama PLTD...22
Gambar II.15 : Prinsip Kerja Mesin Bensin 4-Langkah...24
Gambar II.16 : Siklus Percikan Kompresi...24
Gambar II.17 : Generator Sinkron...27
Gambar II.18 : Generator Sinkron yang menerima arus penguat medan dari Generator DC...31
Gambar II.19 : Sistem Brushless Exictation……….32
Gambar II.20 : Generator dengan Sistem Brushless Excitation dan PMG...34
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar II.22 : Arus Sinkronisasi...……….…39
Gambar II.23 : Efek Tegangan Yang Tidak Sama……….…..42
Gambar II.24 : Pembagian Beban antara Dua Generator...43
Gambar II.25 : Karakteristik Generator yang Bekerja Paralel...45
Gambar II.26 : Generator yang Terhubung Paralel Dengan Infinite Bus.47 Gambar II.27 : Karakteristik Jaringan Tidak Berhingga...48
Gambar II.28 : Diagram Frekuensi-Daya ...48
Gambar II.29 : Diagram Frekuensi-Daya...49
Gambar II.30 : Diagram Frekuensi-Daya...50
Gambar II.31 : Hubungan Paralel Antar Generator...50
Gambar II.32 : Skema Rangkaian Paralel Generator...51
Gambar II.33 : Segitiga Daya Generator Paralel Akibat Efek Pengubahan Penguatan...52
Gambar II.34 : Segitiga Daya Efek Pengubahan Governor...52
Gambar II.35 : Skema Governor……….….54
Gambar II.36 : Pengaturan Sekunder Melalui titik B2...55
Gambar II.37 : Karakteristik Speed Droop...55
Gambar II.38 : Pengkabelan Alat Pembagi Beban...59
Gambar II.39 : Penggunaan Alat Pembagi Beban Generator...61
Gambar II.40 : Segitiga Daya……….………..62
Gambar II.41 : Kapasitor Sebagai Arus kVAr...64
Gambar III.1 : Blok Diagram Alir Uap dan Air...66
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar III.3 : Sistem Kerja Injector...70
Gambar III.4 : Kurva Karakteristik Pembangkit...71
Gambar III.5 : Konstruksi Turbin...72
Gambar III.6 : Turbin Tipe Back Pressure………..73
Gambar III.7 : Kurva Karakteristik Pembangkit...74
Gambar III.8 : Sistem Turbin 1 PT. Musim Mas KIM II Medan...75
Gambar III.9 : Sistem Turbin 2 PT. Musim Mas KIM II Medan...84
Gambar III.10 : Skema Generator Diesel PT. Musim Mas KIM II Medan...88
Gambar III.11 : Panel Sinkron...91
Gambar III.12 : Panel Bus Bar...92
Gambar III.13 : Diagram Satu Garis PT. Musim Mas...95
Gambar III.14 : Diagram Satu Garis PT. Musim Mas (lanjutan)...96
Gambar IV.1 : Segitiga Daya Generator Uap 19-11-2008 jam 09.00....103
Gambar IV.2 : Segitiga Daya Generator Uap 19-11-2008 jam 10.00....105
Gambar IV.3 : Segitiga Daya Generator Uap 19-11-2008 jam 11.00....107
Gambar IV.4 : Segitiga Daya Generator Uap 19-11-2008 jam 12.00....108
Gambar IV.5 : Segitiga Daya Generator Uap 19-11-2008 jam 19.00....110
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel II.1 : Daftar Faktor Daya...65
Tabel III.1 : Daya per Jam (13 Januari 2009)...78
Tabel III.2 : Turbine 1 Log Sheet...79
Tabel III.3 : Turbine 1 Vacuum Condenser Log Sheet...79
Tabel III.4 : Turbine 1 Pumps Log Sheet...80
Tabel III.5 : Daya per Jam (13 Januari 2009)...85
Tabel III.6 : Turbine 2 Log Sheet...85
Tabel III.7 : Turbine 2 Log Sheet...86
Tabel VI.1 : Karakteristik Beban Pembangkit...98
Tabel IV.2 : Konsumsi Uap Turbin 2 Per Jam...113
Tabel IV.3 : Konsumsi Uap Turbin 4 Per Jam...115
Grafik IV.1 : Karakteristik Beban Setiap Pembangkit...99
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling pokok untuk
menunjang kehidupan manusia saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dalam rumah tangga maupun bisnis, manusia memerlukan tenaga listrik. Secara
umum dapat dikatakan bahwa tenaga listrik merupakan salah satu prasyarat
kehidupan manusia, dan perkembangan kehidupan manusia memerlukan
tambahan penyediaan tenaga listrik. Orang mengatakan bahwa untuk
pertumbuhan ekonomi, diperlukan pertumbuhan kemampuan penyediaan tenaga
listrik.
Kebutuhan tenaga listrik di PT. Musim Mas KIM 2 Medan diperkirakan
masih akan terus tumbuh selama beberapa waktu ke depan, mengingat proses
pembangunan beberapa plant yang masih terus berlangsung.
Untuk penyediaan dan pelayanan energi listrik tersebut selain
mendapatkan daya dari PT. PLN Persero, maka perusahaan ini memiliki
mesin-mesin pembangkit yang terdiri dari unit PLTU dan unit PLTD.
Secara garis besar unit-unit pembangkit ini melayani beberapa plant atau
dengan kata lain beban-beban pembangkit, meliputi:
1. Oleic Acid
2. Flaker, Chiller dan Cooling Water
3. Spray Beading, TF-3 Bagging, Drumming
4. Soap Plant (Finishing dan Main Office)
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
6. Utility FA-2
7. Soap Plant (Sela dan Main Lab)
8. MCT
9. Speciallity Fat
10.Utility (RO Water, Air Comp.)
11.TF-4 dan Cooling Tower
12.Utility (TF-1, N2, Air Comp.)
13.Hydrogent (Caloric)
14.Main Plant FA-1
15.Fatty Alcohol-Turbo Compressor
16.Fatty Alcohol-Main Plant
17.Fatty Alcohol-Utilty / Hydrogent
Jenis pembangkit yang digunakan perusahaan ini adalah PLTU, karena
pembangkit jenis ini cukup ekonomis karena bahan bakar yang digunakan tidak
terlalu mahal berupa cangkang kelapa sawit dan lahan yang dibutuhkan tidak
terlalu luas.
I.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan utama penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk memberikan penjelasan secara sistematis tentang prinsip kerja dan
cara pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di PT. Musim Mas KIM 2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Untuk mendapatkan gambaran operasional PLTU dan PLTD di lapangan
dan menyesuaikannya dengan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
I.3 MANFAAT PENULISAN TUGAS AKHIR
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro yang ingin memperdalam wawasannya
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD).
2. Penulis sendiri untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan
mengenal operasional PLTU dan PLTD baik secara umum maupun
siklus-siklus yang terjadi pada pembangkit ini.
3. Setiap orang yang berkenan dengan penggunaan pembangkit yang efisien
dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhannya akan tenaga listrik.
I.4 BATASAN MASALAH
Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulis perlu
membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam Tugas
Akhir ini adalah:
1. Prinsip kerja dan cara pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) dan Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD).
2. Analisa termodinamika mengenai siklus tenaga uap Rankine.
3. Paralel generator dan daya yang dihasilkan oleh generator tersebut.
4. Tidak membahas secara detail tentang beban yang ditanggung oleh
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
I.5 METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN I.5.1 Metode Penulisan
Karena Laporan Tugas Akhir ini merupakan suatu studi penulisan, maka
penulis mencari dan mengumpulkan bahan-bahan dan data-data yang diperlukan
melalui :
1. Studi literatur : mengambil bahan dari buku-buku referensi, jurnal,
majalah, media elektronik (internet), dan sebagainya.
2. Studi lapangan : mengambil data dan informasi dari PLTU dan PLTD PT.
Musim Mas KIM 2 Medan tentang prinsip kerja dan cara pengoperasian
kedua pembangkit ini.
3. Studi bimbingan : diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing
yang telah ditunjuk oleh pihak Jurusan Teknik Elektro USU, mengenai
masalah-masalah yang timbul selama penulisan Tugas Akhir ini
berlangsung.
I.5.2 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini, maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang
latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, manfaat penulisan, metode dan sistematika
penulisan.
2. BAB II : Bab ini berisi tinjauan siklus turbin Uap pada PLTU,
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
3. BAB III : Bab ini berisi operasional Pembangk it Listrik Tenaga Uap
(PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
4. BAB IV : Bab ini berisi mengenai beban yang dipikul pembangkit
dan prinsip pembagian beban pembangkit.
5. BAB V : Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA II.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Sesuai dengan nama pembangkitnya, PLTU adalah suatu pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan energi bahan bakar seperti minyak residu,
batubara, cangkang kelapa sawit, gas alam atau sampah untuk memanaskan uap
secara berulang-ulang.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar II.1 Siklus Turbin Uap II.1.1. Siklus Tenaga Uap
Siklus Rankine, atau siklus tenaga uap, merupakan siklus teoritis paling
sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja sebagaimana
dipergunakan pada sebuah Pusat Listrik tenaga Uap (PLTU). Gambar II.1(a)
memperlihatkan skema dari Pusat Listrik Tenaga Uap yang terdiri atas
komponen-komponen terpenting yaitu : boiler, turbin uap, dan kondensor. Jumlah energi
masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah Em, sedangkan energi efektif
yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja Ek. Energi yang terbuang
melalui kondensor adalah sebesar Eb. Dengan menganggap semua kerugian
lainnya termasuk Eb, maka dapat dikatakan bahwa berlaku :
Em = Ek + Eb
sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis :
η Ek
Em =
= Eb
Em
Em
-Dalam gambar II.1(b), yang merupakan suatu diagram suhu-entropi bagi
konstelasi menurut gambar II.1(a), luas 1-2-3-4 merupakan energi keluaran Ek,
sedangkan luas a-b-3-4 merupakan energi terbuang Eb (entropy : besaran
termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan dari keadaan awal
sampai keadaan akhir sistem). Luas wilayah a-b-2-1 mewakili jumlah energi
masukan Em. Meningkatkan dayaguna siklus ini dapat dilakukan dengan
menurunkan tekanan kondensor. Secara ideal tekanan kondensor yang terendah
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
atau udara yang dipakai sebagai penerima. Dalam diagram suhu-entropi hal ini
berarti menurunkan garis suhu 4-3. Hal ini dapat dilakukan dengan air pendingin
pada kondensor yang mempunyai suhu yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini
sangat terbatas, karena air pendingin yang dapat dipakai hanyalah apa yang
tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
Dalam gambar II.1(c) adalah identik dengan gambar sebelumnya yaitu
gambar II.1(a) dan II.1(b), hanya saja melalui gambar ini akan dijelaskan secara
rinci mengenai kondisi termodinamika dari siklus Rankine dengan melakukan
penurunan formulasi sebagai berikut :
1. Kerja pompa (A) :
Wpompa = h4 – h1 (tanda negatif menyatakan pompa menerima kerja luar).
2. Energi panas yang dimasukkan ke sistem (B) :
qboiler = h2 – h1
3. Kerja turbin (C) :
Wturbin = h2 – h3
4. Sistem kondensor (D) :
qkond = h4 – h3 ( tanda negatif menyatakan panas keluar dari kondensor).
5. Panas netto yang masuk ke sistem :
qnet = Qboiler + Qkondensor
6. Kerja netto (net work) yang dihasilkan sistem,
Wnet = Wturbin + Wpompa
7. Efisiensi siklus :
= boiler
net
q W
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Keterangan :
Wpompa : kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa (joule/kgm)
Wturbin : kerja yang diperlukan untuk menggerakkan turbin (joule/kgm)
Wnet : kerja netto yang dihasilkan sistem (joule/kgm)
h1 : entalpy air keluar dari pompa / entalpy air masuk ke boiler
(joule/kgm)
h2 : entalpy uap keluar dari boiler / entalpy uap masuk ke
turbin (joule/kgm)
h3 : entalpy uap keluar dari turbin / entalpy uap masuk ke kondensor
(joule/kgm)
h4 : entalpy air keluar dari kondensor / entalpy air masuk ke pompa
(joule/kgm).
qboiler : panas yang diberikan ke boiler (joule/kgm)
qkond : panas yang dibuang kondensor (joule/kgm)
qnet : panas netto yang masuk ke turbin (joule/kgm)
(entalpy suatu sistem : penjumlahan dari energi dalam / internal energy dengan
hasil kali tekanan dan volume sistem).
Peningkatan efisiensi dapat pula dicapai dengan proses pemanasan ulang.
Proses pemanasan ulang ini terlihat pada Gambar II.2(a). Turbin uap terbagi dua
bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi (TT) dan bagian Tekanan Rendah (TR). Uap
yang telah dipakai pada taraf pertama meninggalkan bagian TT pada titik 3 dan
dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang, kemudian dimasukkan lagi ke
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
a b entropi
uap tekanan tinggi box
turbin
Luas 1-2-3-4-5-6 dari Gambar II.2(b) adalah jumlah energi yang
dimanfaatkan, dengan demikian menjadi lebih besar, dan daya guna atau efisiensi
termal dari pusat tenaga listrik menjdi besar pula. Untuk mesin-mesin yang lebih
besar, pemanasan ulang dapat dilakukan hingga 2 kali, dan turbin uap terbagi atas
tiga bagian, yaitu bagian Teknan Tinggi (TT), Tekanan Menengah (TM), dan
Tekanan Rendah (TR).
pompa
Gambar II.2 PLTU Dengan Proses Pemanasan Ulang
Dalam apa yang dinamakan siklus regeneratif sebagian dari energi yang
berada di dalam rangkaian panas dipertahankan beredar dalam rangkaian itu. Hal
demikian dilakukan dengan misalnya memanaskan air yang keluar dari kondensor
dengan uap yang dipakai dari turbin sebelum dimasukkan ke boiler sebagaimana
terlihat pada Gambar II.3(a). Lengkung suhu entropi menjadi sebagaimana tampak
pada Gambar II.3(b).
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
(a) (b)
Gambar II.3 PLTU Dengan Siklus Regeneratif
Siklus Rankine merupakan siklus standar PLTU yang dapat digambarkan
pada Diagram T-S (temperature-Entropy) seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar sebelumnya, atau lebih jelasnya terlihat pada gambar-gambar berikut ini.
0
Gambar II.4 PLTU Diagram Rankine Sederhana pada Diagram T-S
Kondisi uap yang keluar dari boiler masuk ke dalam turbin ada pada titik
C yang merupakan uap jenuh kering (dry saturated). Diasumsikan tidak ada losses
pada pipa uap boiler dengan turbin. Di turbin, uap diekspansikan secara isentropic
dari titik C ke titik D.
Kondensor mengkondensasikan seluruh uap sehingga menjadi air jenuh
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
bertekanan P2 ini dikompresikan isentropic sehingga tekanannya naik menjadi P1
(garis proses kenaikan tekanan tidak digambarkan dan kerja pompa diabaikan).
Dengan tekanan sebesar P1, temperaturnya dinaikkan menjadi TB.
Dari titik B sampai titik C terjadi proses penguapan atau mengubah fasa
air menjadi fasa uap pada tekanan P1. Selama perubahan fasa ini tidak terjadi
perubahan tekanan maupun temperatur.
Proses A-B terjadi pada sistem air kondensat dan sistem air pengisi, sedangkan
proses B-C terjadi di dalam boiler pada siklus Rankine, energi yang masuk ke
dalam sistem adalah panas yang masuk ke boiler. Energi yang keluar dari sistem
sebagai losses adalah panas terbuang di kondensor.
II.2 KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA PLTU
Keterangan Gambar II.3 :
1 : Boiler P : Pompa
2 : Drum Q1 : Pipa-pipa Boiler
3 : Turbin Tekanan Tinggi Q2 : Superhiter
4 : Turbin Tekanan Menengah Q3 : Pemanas Ulang
5 : Turbin Tekanan Rendah
6 : Kondensor
7 : Pemanasan Awal
8 : Pembakaran Bahan Bakar
9 : Kipas Udara Masuk
10 : Kipas Gas Buang
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009 1
Gambar II.5 Komponen-komponen Utama PLTU II.2.1 Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan
sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada
jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk
dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1)
Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air
makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar II.6 Boiler II.2.2 Turbin Uap
Turbin uap pada umumnya lebih banyak digunakan untuk memutar
generator pembangkit listrik. Cara kerjanya adalah sebagai penggerak mula
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
berupa putaran poros turbin. Selanjutnya poros turbin dikopel dengan poros
generator untuk menghasilkan energi listrik.
Ditinjau dari cara kerja transfer energi uap ke poros, turbin uap dapat
dibedakan atas dua tipe :
1. turbin reaksi
2. turbin impuls
Apabila ditinjau dari aliran uap, turbin uap dapat diklasifikasikan atas tiga tipe,
yaitu :
i. turbin aliran radial
ii. turbin aliran tangensial
iii. turbin aliran aksial
II.2.2.1 Turbin Reaksi
Dirancang pertama kali oleh Hero 120 tahun sebelum masehi. Reaksi ini
pancaran uap yang keluar dari nosel (nozzle) mendorong rotor sehingga berputar
(gambar II.7).
II.2.2.2 Turbin Impuls
Jenis turbin ini pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629, lihat
gambar II.8 untuk prinsip kerjanya. Pancaran uap yang keluar dari nosel
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
(a) Turbin reaksi (b) Diagram Sudu Turbin reaksi Ket : Sudu diam (A, A1, A2), sudu bergerak (B, B1, B2)
Gambar II.7 Prinsip Kerja Turbin Reaksi
(a) Turbin Buatan Branca 1629 (b) Diagram Sudu Turbin Impuls Ket : nozzle (A, AA), sudu bergerak (B1, B2, BB1, BB2), sudu diam (C, CC)
Gambar II.8 Prinsip Kerja Turbin Impuls
II.2.2.i Turbin Aliran Radial
Turbin terdiri dari dua rotor dengan blades dipasang berselangan. Turbin
aliran ini dikembangkan oleh Ljungstorm (gambar II.9). Kedua rotor berputar
dengan arah saling berlawanan, dan masing-masing rotor dikopel terhadap dua
generator terpisah. Arah aliran uapnya radial (tegak lurus menjauhi poros), oleh
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
II.2.2.ii Turbin Aliran Tangensial
Jenis turbin ini memliki konstruksi yang kokoh akan tetapi efisiensinya
sangat rendah. Pancaran uap dari nosel diarahkan untuk menghembus bucket yang
dipasang melingkar pada rotor (gambar II.10). arah hembusan uap adalah
tangensial (pada garis singgung putaran bucket).
II.2.2.iii Turbin Aliran Aksial
Tipe ini yang paling populer dan sangat cocok untuk kapasitas besar.
Turbin ini dapat merupakan tipe reaksi dan juga merupakan tipe impuls. Arah
aliran uap sejajar dengan poros (gambar II.11).
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar II.10 Turbin Tangensial Gambar II.11 Turbin Aliran Aksial
II.2.3 Kondensor
Kondensor merupakan peralatan untuk mengembunkan kembali uap yang
telah dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Hal ini diperlukan untuk
menghemat sumber air yng ada di sekitarnya serta menkamin kemurnian air yang
digunakan dalam sistem turbin uap agar tidak terjadi pengendapan maupun
kotoran-kotoran yang dapat merusak. Sebagai pendingin kondensor biasanya
menggunakan air dingin seperti air sungai, laut atau air tanah yang sudah diproses
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
air pendingin masuk ke pipa sekat
arah aliran air
air pendingin dari pipa
pompa air pendingin
pipa
uap dari turbin
air hasil kondensasi
Gambar II.12 Sistem Kondensor
II.2.4 Deaerator
Fungsi deaerator adalah untuk membuang gas-gas atau udara yang tidak
terkondensasi yang terbawa ke dalam air pengisi. Jenis deaerator ada yang
langsung terintegrasi dengan steam drum dan ada yang terpisahkan atau tersendiri.
Gas yang tidak bisa terkondensasi sifatnya merugikan yaitu menghambat
perpindahan panas dan udara bisa menyebabkan korosi di bagian dalam pipa-pipa
air.
Air yang telah dijernihkan maupun air yang telah jernih perlu dilunakkan
dengan proses kimia. Reaksi kimia ini menimbulkan berbagai endapan yang harus
disaring oleh saringan atau proses pemurnian pendahuluan. Langkah berikutnya
adalah demineralisasi, yaitu suatu proses kimia untuk menghilangkan
mineral-mineral yang masih terdapat dalam air. Kemudian air yang keluar dari instalasi
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
mengeluarkan gas-gas ini, air yang keluar dari instalasi demineralisasi dialrkan ke
deaerator.
Gambar II.13 Deaerator
II.2.5 Pompa-pompa Pelumasan
Pompa-pompa pelumasan adalah alat bantu pelumasan oli pada sistem
mesin pembangkit, di antaranya adalah :
• Pompa Pelumasan Utama
Pompa ini dikopel dengan poros turbin, pompa ini berfungsi untuk memberikan
suplai pelumasan pada turbin ketika turbin telah berputar pada putaran normalnya.
Selain itu, pompa pelumas utama juga mensuplai oli untuk keperluan sistem
governor seperti power oil dan pilot oil.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC dan mensuplai minyak ke turbin bila
pompa minyak pelumas utama tidak dapat mensuplai misalnya ketika putaran
rendah atau pada saat start turbin. Seperti pompa minyak utama, selain mensuplai
sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai power oil dan pilot oil.
II.3 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
II.3.1 Komponen-komponen Utama PLTD
1
2 3
4
5
6 7
8 9
10 11
12
13
14
15 16
17
18
19
Gambar II.14 Komponen-komponen Utama PLTD
Keterangan gambar :
1 : mesin diesel 10 : tangki udara start
2 : generator 11 : kompresor
3 : saringan udara 12 : tangki air
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5 : tangki bahan bakar harian 14 : menara pendingin
6 : tangki bahan bakar 15 : suplesi air
7 : pompa bahan bakar 16 : pendingin minyak pelumas
8 : saringan bahan bakar 17 : tangki minyak pelumas
9 : pompa injeksi bahan bakar 18 : pompa minyak pelumas
19 : pembersih minyak pelumas
II.3.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel
Pembangkit Listrik tenaga Diesel atau PLTD adalah suatu stasiun
pembangkit tenaga, di mana sebagai penggerak mulanya adalah sebuah mesin
diesel yang mendapat energi dari bahan bakar cair yang dikenal sebagai minyak
solar, dan merubah energi tersebut menjadi energi mekanik dan dikopel dengan
sebuah generator untuk mengubah energi mekanik dari mesin diesel menjadi
energi listrik.
Kebanyakan mesin diesel siklus operasinya empat langkah, karena lebih
efisien dibandingkan dengan mesin dua langkah. Diesel mendapatkan daya dari
hasil pembakaran bahan bakar di dalam silinder mesin atau dengan kata lain
proses kerja ini ini disebut siklus Otto yang ditemukan oleh insinyur jerman
bernama Otto pada tahun 1876. pembakaran bahan bakar tersebut menghasilkan
kenaikan temperatur dan tekanan di dalam silinder mesin. Dan tahanan yang
dibangkitkan mendorong piston yang terdapat pada silinder mesin.
Daya mekanik yang dibangkitkan, diteruskan ke batang engkol
(connecting rod), yang dipasang pada poros engkol (crank shaft) untuk
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009 P
udara & bahan bakar masuk
Gambar II.15 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4-Langkah
Pada sebuah mesin yang mempergunakan siklus percikan kompresi tidak
dipergunakan busi. Percikan terjadi karena suhu tinggi disebabkan oleh kompresi
udara yang tinggi di silinder. Gambar II.16 memperlihatkan suatu siklus teoritis
dan actual untuk jenis mesin yang demikian.
(a) (b) (c)
Gambar II.16 Siklus Percikan Kompresi
Proses yang terjadi dalam mesin diesel ini adalah sebagai berikut :
1-2 : kompresi isentropic
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
3-4 : penambahan panas pada tekanan konstan
4-5 : ekspansi isentropik
5-1 : pembuangan panas pada volume konstan
Mesin ini sering disebut juga motor diesel sesuai dengan nama dari pembuatnya,
yaitu seorang Jerman yang bernama Diesel. Pada mesin ini penambahan panas
atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Efisiensi termal dari
motor diesel adalah sebagai berikut :
η =
Q2-3 = energi yang ditambahkan pada keadaan 2-3,
Q3-4 = energi yang ditambahkan pada keadaan 3-4,
Q5-1 = energi yang dibuang pada keadaan 5-1,
V5 = volume pada keadaan 5,
V2 = volume pada keadaan 2,
k = rasio panas spesifik = 1,3 – 1,4 untuk udara.
Gambar II.16(a) memperlihatkan diagram Tekanan-Volume (P-V) untuk keadaan
teoritis, sedangkan gambar II.16(b) memperlihatkan untuk suatu siklus yang
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
II.4 GENERATOR SINKRON II.4.1 Umum
Generator sinkron merupakan komponen penting untuk pembangkitan
daya tiga fasa dalam suatu pembangkit listrik. Generator sinkron mengubah energi
mekanik dari turbin menjadi energi listrik.
Konversi energi mekanik menjadi energi lisrtrik secara besar-besaran
praktis hanya dilakukan dengan generator sinkron. Hal ini dikarenakan generator
sinkron sebagai mesin pembangkit dapat dibuat untuk pembangkit tenaga listrik
berkapasitas besar dan dapat diparalelkan dengan generator lain maupun infinite
bus dalam suatu sistem interkoneksi.
Sebuah generator sinrkon standar utamanya terdiri dari sebuah rotor yang
dimagnetisasi oleh arus medan DC dan sebuah stator dengan belitan tiga fasa AC.
Istilah mesin sinkron didasarkan pada kenyataan bahwa rotor berputar secara
sinkron dengan medan putaran magnettik stator.
II.4.2 Komponen Utama Generator Sinkron
Generator sinkron merupakan generator yang paling umum digunakan
dalam pembangkitan energi listrik boloak-balik. Konstrtuksi generator sinkron
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar II.17 Generator Sinkron
Komponen terpenting dari generator sinkron terdiri dua bagian utama yaitu
stator dan rotor.
1. Stator
Stator terdiri dari tiga komponen utama :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga jangkar
generator, yang terbuat dari besi tuang dan dilengkapi dengan slot-slot (parit)
sebagai tempat melekatnya kumparan jangkar. Rangka stator memilki celah yang
berfungsi sebagai ventilasi udara, sehingga udara dapat keluar masuk dalam inti
stator sebagai pendingin.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetic
khusus yang terpasang ke rangka stator. Laminasi-laminasi diisolasi satu sama
lain dan mempunyai jarak antara laminasi yang memungkinkan udara pendingin
lewat. Di sekeliling inti terdapat slot-slot tempat melekatkan konduktor / belitan
jangkar.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Kumparan jangkar merupakan kumparan tempat timbulnya ggl induksi,
sehingga melalui terminal output kumparan jangkar, yang merupakan terminal
output generator, diperoleh energi listrik yang siap untuk disalurkan.
2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip
ring. Slip ring ini kemudian dihubungkan ke sumber DC daya luar melalui sikat
(brush) yang ditempatkan menempel pada slip ring. Sikat ini merupakan batang
grafit yang terbuat dari senyawa karbon yang bersifat konduktif dan memiliki
koefisien gaya gesekan yang sangat rendah.
b. Kumparan Rotor (medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan medan ini ditempatkan di bagian rotor
dari generator. Kumparan ini mendapatkan arus searah dari sumber eksitasi
tertentu.
c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat peletakan kumparan medan, di mana pada
poros rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor
sehingga penempatan kumparan medan dapat diatur sesuai dengan rancangan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
II.4.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki :
1. kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet;
2. kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor-konduktor
yang terletak pada alur-alur jangkar; dan
3. celah udara yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan
magnet
Untuk menghasilkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan maka fluks
magnetic yang memotong kumparan harus berubah. Dengan kata lain ggl induksi
yang timbul pada ujung-ujung penghantar atau kumparan adalah sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar
tersebut, yang dirumuskan oleh :
E = – N
dt dΦ
= – N
dt BA d( cosθ)
= – NBA dt d(cosθ)
Laju perubahan fluks magnetik ini bisa disebabkan oleh salah satu
perubahan berikut :
1. perubahan luas bidang kumparan A (B dan θ tetap)
2. perubahan besar induksi magnetik B(A dan θ tetap)
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Khusus untuk generator, timbulnya ggl induks i disebabkan oleh perubahan
sudut θ antara B dan arah normal bidang. Inilah yang mendasari bagaimana
generator sinkron dapat menghasilkan energi listrik.
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Kumparan medan yang diletakkan di rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus yang mengalir melalui kumparan medan akan
menimbulkan fluks magnetik yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (prime mover) yang sudah terkopeldengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan tertentu
sesuai dengan diharapkan.
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Dengan demikian, kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dilingkupi oleh fluks magnetik yang
berubah-ubah besarnya setiap waktu. Adanya perberubah-ubahan fluks magnetik terhadap
yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada
ujung-uung kumparan tersebut. Untuk generator sinkron tiga fasa,
digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun
dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang
sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan
jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sma lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan siap dioperasikan untuk menghasilkan energi
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
II.4.4 Sistem Penguatan (Exiter) Generator Sinkron
Sistem penguatan generator sinkron terus mengalami perkembangan
seiring dengan penigkatan kapasitas generator itu sendiri. Pada generator sinkron,
arus medan yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet rotor disuplai
dari sumber daya DC tertentu. Karena kumparan medan terletak pada rotor yang
berputar, maka diperlukan perancangan khusus untuk membentuk rangkaian
sumber daya DC terhadap kumparan medan.
a. DC Exicter
Prinsip DC exicter ini adalah pengkopelan poros secara mekanis dari suatu
generator sinkron dengan sebuah generator arus searah untuk mensuplai arus
searah pada belitan medan di rotornya diperlihatkan pada gambar II.16.
generator sinkron
generator DC
Gambar II.18 Generator Sinkron yang menerima arus penguat medan dari Generator DC
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada generator sinkron tersebut antara
generator utama dan generator DC sebagai pensuplai arus medan pada belitan
medannya dikopel secara langsung dengan shaft pada masing-masing generator.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Brushless Exicter (exicter tanpa sikat) diaplikasikan pada mesin sinkron,
di mana suplai arus searah ke belitan medan dilaksanakan tanpa melalui sikat.
Biasanya arus searah yang disuplai ke belitan medan berasal dari generator arus
bolak-balik yang memiliki shaft yang sama dengan generator utama. Output dari
generator bolak-balik (exicter) ini dikonversikan menjadi arus searah dengan
penyearah yang diletakkan pada bagian shaft ataupun pada bagian dalam dari
rotor generator sinkron. sistem kerjanya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
input tiga fasa (arus rendah) kumparan medan exicter
RF
rotor
stator
output tiga fasa
kumparan jangkar generator utama kumparan medan
generator utama kumparan jangkar
exicter
exicter penyearah tiga fasa generator sinkron
IF
Gambar II.19 Sistem Brushless Exictation
Pada gambar di atas terlihat bahwa untuk menghindari adanya kontak
geser pada bagian rotor generator sinkron, maka exicter-nya dirancang sedemikian
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
bagian belitan medan dari generator sinkron. Hal ini dimungkinkan karena dioda
penyearah ditempatkan pada bagian shaft yang dimiliki bersama-sama oleh rotor
generator sinkron dan exicter-nya, kemudian pada shaft inilah dioda penyearah
tadi dilekatkan.
Arus medan pada generator sinkron langsung dikontrol oleh arus yang
mengalir pada medan exicter, dan dalam hal ini exicter berfungsi sebagai suatu
power amplifier. Dioda penyearah yang dipergunakan dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu bertahan melawan daya sentrifugal yang dirasakannya.
c. Permanent Magnet Generator (PMG)
Suatu generator sinkron harus memiliki sebuah medan magnet yang
berputar agar generator tersebut dapat menghasilkan tegangan pada statornya.
Medan magnet ini dapat dihasilkan dari belitan rotor yang disuplai dengan sumber
listrik arus searah. Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor adalah
dengan magnet permanen yang dilekatkan pada shaft dari generator tersebut.
Generator yang menggunakan magnet permanen sebagai eksitasinya disebut
dengan Permanent Magnet Generator (PMG).
Biasanya PMG ini dipergunakan pada mesin-mesin berkapasitas kecil saja.
Hal ini disebabkan karena kesulitandalam mencegah efek magnet permanen yang
dapat menarik benda-benda logam di sekitarnya, sehingga sulit dalam perawatan
dan pemasangannya. Selain itu PMG biasanya dipergunakan sebagai pilot exiciter
yang mensuplai arus medan pada bagian rotor suatu generator sinkron sehingga
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Pada suatu generator besar biasanya mempergunakan paduan dari sistem
brushless excitation yang dilengkapi PMG. Hal ini dimaksudkan agar sistem
eksitasi dari generator sama sekali tidak tergantung dari sumber daya listrik dari
luar mesin itu. Bentuk skematik dari sistem ini digambarkan sebagai berikut.
penyearah tiga fasa
tiga fasa generator sinkron IF
Gambar II.20 Generator dengan Sistem Brushless Excitation dan PMG
Terlihat pada bagian mesin yang berputar (rotor) terdapat magnet
permanen, kumparan jangkar exicter, kumparan utama medan dari generator. Hal
ini memungkinkan generator tersebut untuk tidak menggunakan slip ring dan sikat
dalam pengoperasiannya secara keseluruhan sehingga lebih efektif dan efisien.
II.4.5 Proteksi Pada Generator Sinkron
Sistem proteksi generator sinkron terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
- proteksi rotor
Proteksi stator meliputi proteksi tegangan lebih, proteksi arus lebih,
proteksi impedansi, proteksi stator terhadap gangguan tanah, proteksi arus
diferensial, proteksi terhadap cairan yang masuk ke generator.
Proteksi rotor meliputi pembatas sudut beban, proteksi underexcitation,
proteksi beban tidak seimbang, proteksi rotor terhadap gangguan tanah. Umumnya
sistem proteksi juga terbagi menjadi proteksi mekanik dan proteksi elektrik.
1. proteksi tegangan lebih
Di dalam generator biasanya sudah dilengkapi dengan pengatur tegangan
otomatis (AVR), yang akan mengatur kestabilan tegangan keluarannya. Namun
demikian untuk mengantisipasi kalau pengatur tegangan otomatis tidak bekerja,
maka relai tegangan lebih digunakan sebagai pengaman. Relai tegangan lebih
(Over Voltage Relay) yang digunakan dilengkapi dengan piranti tunda waktu
(time delay) agar diperoleh selektivitas yang memadai, khususnya untuk
koordinasi dengan karakteristik pengatur tegangan otomatis. Relai tegangan lebih
digunakan pada generator-generator yang mempunyai kapasitas sekitar 10 MVA
keatas dengan tegangan kerja 6 KV atau lebih.
2. proteksi arus lebih
Relai arus lebih digunakan sebagai pengaman generator, terutama terhadap
gangguan-gangguan didepan pemutus tenaga (PMT) generator, baik antar fase
maupun gangguan fase ketanah. Penyetelan tunda waktu dari relai harus
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
hubung singkat yang terjadi didepan generator. Sebagaimana diketahui bahwa
pada saat terjadi hubung singkat, ada tiga kondisi arus atau reaktansi yang ada
pada generator , yaitu arus subperalihan (subtransient), arus peralihan (transient),
dan arus tetap (steady state). Oleh karena itu, penyetelan (settings) arus dan tunda
waktu hendaknya juga mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut . Penyetelan
arus hendaknya lebih besar dari nilai arus nominal generator sehingga
memungkinkan generator mampu menahan beban lebih untuk beberapa detik. Hal
yang penting pada pengaman generator terhadap arus lebih adalah adanya
koordinasi relai, baik koordinasi besaran arus maupun waktu tundanya (time
delay). Disamping itu perlu dipertimbangkan pula adanya relai-relai pengaman
cadangan (back-up) pada generator.
3. proteksi stator terhadap hubungan tanah
Pengaman ini digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan-gangguan stator
hubung tanah pada generator yang dihubungkan dengan transformator tenaga.
Relai ini dapat mendeteksi gangguan-gangguan tanah sampai 95% dari kumparan
generator. Sedangkan dengan peralatan kompensasi khusus dapat mendeteksi
sampai 100% dari kumparan generator. Adanya gangguan hubung tanah pada
stator harus segera diatasi, sebab gangguan ini dapat menimbulkan panas yang
berlebihan, kerusakan laminasi alur generator bahkan kebakaran. Oleh karena itu,
jika terjadi gangguan seperti itu: pemutus generator, pemutus arus penguat medan,
dan penggerak awal harus secepatnya dimatikan.
4. proteksi arus diferensial
Relai diferensial digunakan untuk mengamankan generator dari kerusakan akibat
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
masing-masing dipasang pada kedua sisi kumparan generator, Sekunder CT
terhubung bintang yang ujung-ujungnya dihubungkan melalui kawat-kawat pilot.
Pada kondisi normal dan tidak ada gangguan internal, besarnya arus kedua sisi
kumparan sama, sehingga arus yang mengalir pada sisi-sisi sekunder CT juga
sama. Hal ini menyebabkan tidak ada arus yang mengalir pada relai. Pada saat
terjadi gangguan pada kumparan generator, mungkin fase dengan fase atau fase
dengan ground, maka arus yang mengalir pada kedua sisi kumparan akan berbeda,
sehingga ada arus yang mengalir pada relai. Relai bekerja menarik kontak
sehingga kumparan triping mendapat tenaga dari catudaya searah yang
selanjutnya akan menarik kontak pemutus tenaga untuk memutuskan hubungan
generator dengan sistem.
II.4.6 OPERASI PARALEL GENERATOR
Operasi paralel pusat-pusat tenaga listrik pada asasnya merupakan
perluasan bekerja paralel satu generator dengan generator lain, dengan tambahan
resistansi dan reaktansi saluran-saluran interkoneksi. Proses menghubungkan
paralel satu generator dengan generator lain dinamakan sinkronisasi.
1. Syarat-Syarat Operasi Paralel Generator
Dalam melakukan sinkronisasi, generator yang akan diparalelkan harus
memenuhi syarat-syarat operasi paralel, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. tegangan apitan dari generator yang akan diparalelkan harus sama dengan
tegangan di jaringan
2. frekuensi generator harus sama dengan frekuensi jaringan
3. sudut fasa dari fasa-fasa yang dihubungkan satu sama lain harus sama
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4. urutan fasa kedua generator harus sama atau urutan fasa generator yang
akan diparalelkan harus sama dengan jaringan.
2. Dua Generator Bekerja Paralel
Umpamakan dua generator G1 dan G2 yang bekerja paralel sebagaimana
terlihat pada Gambar II.8. Masing-masing generator memiliki impedansi Z1 dan
Z2 yang terdiri atas resistansi R1 dan R2 serta X1 dan X2. Gaya gerak listrik E yang
diinduksikan dalam masing-masing mesin adalah E1 dan E2.
G1
G2
X1 R1
Z1
}
X2 R2
Z2
}
E1
E2
Gambar II.21 Dua Generator Bekerja Paralel
Is
E2
0 E1
Er
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
0 E1
Er
E2
Is
Gambar II.21b Resistansi Diabaikan
Misalkan kini suatu keadaan khusus di mana dari kedua mesin
reaktansinya dapat diabaikan. Dalam keadaan demikian kedua ggl E1 dan E2
memiliki selisih fasa sekitar 1800 (Gambar II.8a), dan resultan Er hampir tegak
lurus pada E1 dan E2. Besar arus sinkronisasi dinyatakan dengan rumus :
(
Z1 Z2)
E
Isy r
+ =
Misalkan kini kedua mesin hanya memiliki reaktansi mendekati nol. Arus
sinkronisasi Is kan tegak lurus terhadap ggl Er atau sefasa dengan ggl salah satu
mesin, misalkan E2 (Gambar II.8b). Dalam hal ini mesin 2 akan memberi daya
nyata kepada mesin 1, agar mesin ini dapat berjalan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk memungkinkan generator beroperasi paralel, adanya
reaktansi mutlak diperlukan.
Bilamana dua generator berada dalam keadaan sinkronisasi penuh maka
kedua ggl yang diinduksikan adalah sama dan berbeda fasa 1800, sebagaimana terlihat pada Gambar II.9a, dan tidak terdapat arus mengalir dalam rangkaian
setempat. Bilamana kedua ggl sama besarnya tapi berbeda fasa tidak tepat 1800, maka resultan ggl Er bergerak di dalam rangkaian setempat dan mengakibatkan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
0 Gambar II.22 Arus Sinkronisasi
Misalkan perbedaan fasa antara kedua ggl sebesar dan E1 = E2 = E, maka
Pendekatan di atas berlaku jika sudut memilki nilai yang kecil sekali. Besar
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
di mana Z merupakan impedansi gabungan per fasa dari kedua generator atau
generator dengan jaringan yang memilki kekuatan yang tak terhingga. Bilamana
reaktansi generator diketahui, maka arus sinkronisasi adalah :
Is =
s X
E
tertinggal fasa 900 dengan gerak listrik resultan Er.
Dalam keadaan di atas mesin 1 memberi daya sebesar E1 Is cos 1
sedangkan mesin 2 menerima daya sebesar E2 Is cos 2. Karena daya yang
dipasok mesin 1 adalah sama dengan daya diterima mesin-mesin ditambah
rugi-rugi, maka berlaku :
E1 Is cos 1 = E2 Is cos 2 + rugi-rugi
Daya yang dipasok mesin 1 dinamakan daya sinkronisasi dan dinyatakan
dengan rumus :
Untuk daya sinkronisasi sistem tiga fasa dengan demikian adalah :
Ps3 =
s X
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Bilamana Ts merupakan torsi sinkronisasi (berdimensi newton meter)
maka daya sinkronisasi dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
Ps3 = Ts 2π
60
s
n
Ts = Ps3
s n π 2
60
di mana :
ns : kecepatan putar sinkron =
p f 120
f : frekuensi
p : jumlah kutub
Misalkan kembali dua generator yang memiliki ggl tepat sefasa (relatif
terhadap beban luar), akan tetapi besaran E1 dan E2 tidak sama (E1 lebih besar dari
E2). Resultan Er adalah sebesar E1 – E2 dan bertindak di dalam rangkaian setempat
dan menyebabkan terjadinya arus sinkronisasi Is di dalam rangkaian lokal. Arus
sinkronisasi Is ini terbelakang fasa pada Er atau E1 sebesar 900. Sebaliknya E2
tertinggal fasa 900 pada Is, sebagaimana terlihat pada Gambar II.10. Dengan
demikian arus sinkronisasi memiliki efek demagnetisasi pada mesin pertama,
sehingga menghasilkan penurunan E1 serta efek demagnetisasi pada mesin kedua
dan mengakibatkan peningkatan E2. Dengan demikian perbedaan antara E1 dan E2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
0
900 900
E2 E1
Is
Er
Gambar II.23 Efek Tegangan Yang Tidak Sama
Misalkan dua mesin dengan karakteristik kecepatan-beban yang tepat
sama yang bekerja paralel dengan suatu tegangan apitan bersama sebesar V dan
dengan beban impedansi sebesar Z. Misalkan selanjutnya ggl dari mesin 1 dan
mesin 2 sebesar E1 dan E2 sedangkan impedansi fasa masing-masing Z1 dan Z2.
Tegangan apitan mesin 1 adalah :
V = E1 – I1 Z1, dan
tegangan apitan mesin 2 adalah :
V = E2 – I2 Z2
E1
E2
Z1
Z2
Z
I1
I2
I
Gambar II.24 Pembagian Beban Antara Dua Generator
Juga berlaku :
V = I Z = (I1 + I2) Z
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
I1 =
selanjutnya dapat diperoleh pula :
I1 + I2 =
II.4.7 JENIS OPERASI PARALEL GENERATOR
Ketika generator beroperasi sendiri dalam melayani beban, besarnya daya
nyata P dan daya reaktif Q yang disuplai oleh generator pasti sebesar total beban
yang dipikul oleh generator. Atau dengan kata lain, besarnya daya nyata P dan
daya reaktif Q dari generator tidak dapat diatur melalui kontrol generator. Untuk
setiap kondisi beban, setting governor yang dikenakan hanyalah untuk mengatur
frekuensi operasi generator, begitu juga dengan fungsi pengaturan besarnya arus
medan generator hanyalah untuk mengendalikan tegangan terminal sistem VT
(bukan untuk mengatur besarnya output daya reaktif generator). Pada operasi
paralel karena perubahan beban pada pelayanannya akan menyebabkan tegangan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
mengubah daya reaktif, kita perlu mengatur daya reaktif yang dihasilkan karena
akan mempengaruhi daya reaktif yang merupakan daya yang disuplai ke beban.
Karakteristik pembebanan generator yang beroperasi paralel dalam hubungannya
dengan pengaturan frekuensi dan tegangan terminal generator dapat dilihat pada
Gambar II.25.
N
kW
0 Pbp
Nbp
Nbn
(a) Kurva Kecepatan Poros Rotor Terhadap Daya Aktif P
f
kW
0 Pbp
fbp
fbn
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
V
0 Qbp
Vbp
Vbn
Q (daya reaktif) suplai kVAr -Q
konsumsi kVAr
+
-(c) Kurva Tegangan Terminal-Daya Reaktif (Q)
Gambar II.25 Karakteristik Generator yang Bekerja Paralel
Keterangan gambar :
N : putaran generator (ppm-putaran per menit)
f : frekuensi
V : tegangan terminal
P : daya nyata
O : daya reaktif
bn : kondisi beban nol (tanpa beban)
bp : kondisi beban penuh
Tanda positif (+) pada Gambar II.25 (c) di atas, generator memasok daya rektif,
sedangkan tanda minus (-) berarti generator menyerap / mengkonsumsi daya
reaktif. Dari Gambar II.25 (b) dapat diturunkan rumus hubungan frekuensi dan
daya listrik sebagai berikut :
Pout = kk . (fbn – fsis)
di mana :
Pout : daya keluaran generator (kW)
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
fbn : frkuensi beban nol generator (Hz)
fsis : frekuensi sistem listrik keseluruhan (Hz).
Secara umum ada dua jenis operasi paralel generator yang ditemukan
dalam sistem tenaga listrik, yaitu :
1. operasi paralel generator dengan sistem daya yang besar
2. operasi paralel generator dengan generator lain yang berkapasitas sama
besar.
1. Operasi Paralel Generator dengan Sistem Daya yang Besar
Sistem daya yang besar sering disebut dengan infinite bus. Infinite bus
adalah suatu sistem daya yang berkapasitas sangat besar sehingga tegangan dan
frekuensi dari sistem tersebut tidak lagi dipengaruhi oleh besarnya daya nyata P
dan daya rektif Q yang dibutuhkan oleh beban. Karena daya listrik jaringan ini
jauh lebih besar dari pada generator, maka efek yang ada pada generatortersebut
hampir tidak berpengaruh (untuk idealnya dianggap tidak berpengaruh sama
sekali) pada jaringan yang ada tersebut. Karena itu pula jaringan listrik tersebut
untuk idealnya disebut sebagai jaringan / jala-jala tidak berhingga (infinite bus).
generator
infinite bus beban
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Karakteristik frekuensi-daya nyata P, karakteristik tegangan-daya reaktif Q
untuk jenis operasi paralel generator dengan infinite bus dapat dilihat pada
Gambar II.27 berikut ini.
f
0 P (daya aktif)
suplai kW -P
konsumsi
+
-(a) Karakteristik frekuensi-Daya Aktif P
V
0 Q (daya reaktif) suplai kVAr -Q
konsumsi
+
-(b) Karakteristik Tegangan-Daya Reaktif Q
Gambar II.27 Karakteristik Jaringan Tidak Berhingga
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jaringan tidak berhingga dapat