• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Choice Based Conjoint (CBC) pada Studi Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Choice Based Conjoint (CBC) pada Studi Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE

CHOICE BASED CONJOINT

(CBC)

PADA STUDI KASUS ASRAMA MAHASISWA TPB IPB

AISYAH FITASARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Metode

Choice Based Conjoint (CBC) pada studi kasus asrama mahasiswa TPB IPB adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Aisyah Fitasari

(4)

ABSTRAK

AISYAH FITASARI. Penerapan Metode Choice Based Conjoint (CBC) pada Studi Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB. Dibimbing oleh INDAHWATI dan DIAN KUSUMANINGRUM.

Percobaan konjoin adalah teknik untuk memahami keinginan konsumen terhadap produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk. Choice Based Conjoint (CBC) merupakan salah satu bentuk percobaan konjoin yang berdasarkan pilihan dan digunakan untuk mendapatkan konsep produk yang disukai responden. Di asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB, terdapat mahasiswa yang tidak tinggal di asrama karena merasa kurang nyaman dengan kondisi asrama. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan konsep asrama yang disukai mahasiswa dengan menggunakan percobaan CBC. Berdasarkan Nilai Relatif Penting (NRP) atribut yang mempengaruhi kenyamanan tinggal di asrama adalah jumlah penghuni kamar, ketersediaan dan kebersihan air di asrama, serta penggantian fasilitas kasur dan bantal. Adapun konsep asrama yang memiliki Nilai Kegunaan Total (NKT) tertinggi adalah asrama dengan atribut jam malam pukul 21.00 WIB, kasur dan bantal yang diganti baru tiap 5 tahun sekali, kamar mandi dibersihkan oleh BRT tiap minggu, tersedia 3 buah setrika di tiap lorong, air selalu bersih dan tersedia setiap saat, dan jumlah penghuni kamar adalah 4 orang (versi 1, task 4, konsep 1). Kata kunci: analisis konjoin, asrama TPB IPB, choice based conjoint, NKT, NRP

ABSTRACT

AISYAH FITASARI. The Implementation of Choice Based Conjoint (CBC) Method on TPB IPB Dormitory Case Study. Supervised by INDAHWATI and DIAN KUSUMANINGRUM.

Conjoint experiment is a technique to understand consumer’s preference toward products or services by measuring overall utility and relative importance result of various product attributes. Choice Based Conjoint (CBC) is a type of conjoint experiments based on choices and used to obtain the concept of product preferred by respondents. In IPB’s Common First Year (TPB) dormitories, there were students who did not live in it because they felt uncomfortable with dormitory’s condition. This research held to obtain the boarding concepts expected by students using the CBC experiment. The attributes that considered as influencing factors of living in dormitories based on Relative Importance Result (NRP) were the amount of the occupants, the availability of clean water, and the change of beds/pillows. The dormitory concept with the highest Total Utility Values (NKT) is the concept with the curvew at 21.00 WIB, the beds and pillows change every 5 year, the bathrooms is cleaned every week, there are 3 irons in every corridor, the water always clean and available, and the occupants in every room are 4 person (versi 1, task 4, konsep 1).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

PENERAPAN METODE

CHOICE BASED CONJOINT

(CBC)

PADA STUDI KASUS ASRAMA MAHASISWA TPB IPB

AISYAH FITASARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Penerapan Metode Choice Based Conjoint (CBC) pada Studi Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB.

Nama : Aisyah Fitasari NIM : G14080049

Disetujui oleh

Dr Ir Indahwati, MSi Pembimbing I

Dian Kusumaningrum, SSi, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Choice Based Conjoint (CBC) pada Studi Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB”. Karya ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Indahwati, MSi dan Ibu Dian Kusumaningrum, SSi, MSi selaku dosen pembimbing, para dosen dan staf Departemen Statistika atas segala bimbingan dan bantuannya, teman-teman Statistika angkatan 45 atas semangat dan kebersamaan selama ini, mahasiswa IPB angkatan 2011 dari berbagai fakultas yang bersedia menjadi responden survei CBC, Badan Pengelola Asrama (BPA) serta seluruh pihak yang telah membantu proses survei dan penelitian penulis.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orangtua, bapak Djoko Pitono, ibu Siti Aminah, dan adik Amir Muhammadi serta seluruh keluarga atas segala doa dan dukungannya. Demikian pula kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis, penulis ucapkan terimakasih.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Percobaan Konjoin 2

Choice Based Conjoint (CBC) 3

Regresi Logistik 5

DATA DAN METODE 5

Data 5

Metode 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Profil Responden 7

Analisis Konjoin 8

Nilai Relatif Penting (NRP) 9

Nilai Kegunaan Setiap Level ( 10

Nilai Kegunaan Total (NKT) 12

Konsep Asrama yang Dipilih Mahasiswa dengan Karakteristik Tertentu 13 SIMPULAN DAN SARAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rancangan faktorial fraksional 4

2 Contoh manualshifting 4

3 Klasifikasi kecocokan model lengkap 8

4 Nilai dugaan parameter dengan regresi logistik 9 5 Tingkat kepentingan atribut ke-i ( ) dan Nilai Relatif Penting (NRP) 10

6 Nilai kegunaan setiap level ( 11

7 Perbedaan konsep asrama dengan keadaan asrama TPB IPB 12 8 Asrama paling dipilih berdasarkan jenis kelamin responden 14 9 Asrama paling dipilih berdasarkan asal daerah responden 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Istilah dalam metode konjoin 17

2 Hasil survei pendahuluan 18

3 Atribut penyusun konsep asrama 19

4 Kuesioner 20

5 Contoh kartu bantu 21

6 Profil responden 23

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah perguruan tinggi negeri unggulan di Indonesia yang memberikan keluaran mahasiswa berkualitas. Deklarasi UNESCO telah merumuskan empat pilar konsep pendidikan perguruan tinggi yaitu belajar menguasai bidang ilmu (learning to know), belajar melatih keterampilan (learning to do), belajar menjadi sesuatu (learning to be), dan belajar hidup bermasyarakat (learning to live together). IPB menjabarkan dan mengaplikasikan deklarasi tersebut dalam lima pilar konsep pendidikan yaitu profesionalisme, kepekaan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, moral, dan jiwa kewirausahaan. Pelaksanaan kelima pilar konsep pendidikan tersebut diwujudkan dalam bentuk pendirian asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Asrama ini diperuntukkan bagi mahasiswa tingkat satu program sarjana IPB dengan masa kepenghunian satu tahun. Mahasiswa akan mengikuti program Pembinaan Akademik dan Multibudaya (PPAMB) selama tinggal di asrama (Arifin 2012).

Kenyamanan penghuni asrama diperhatikan oleh pihak Badan Pengelola Asrama (BPA) meliputi masalah kesehatan, ketertiban, kebersihan, dan kelengkapan fasilitas (IPB 2011). Fasilitas asrama terdiri atas fasilitas gedung (TV, ruang bersama, mushola, halaman, dll), fasilitas kamar (tempat tidur, kasur, bantal, meja belajar, dll) dan fasilitas penunjang (laundry, kantin, ambulans, dll). Fasilitas yang lengkap diharapkan membuat mahasiswa nyaman tinggal di asrama.

Menurut informasi BPA masih ditemukan kasus mahasiswa tidak tinggal di asrama. Salah satu penyebabnya adalah mahasiswa merasa kurang nyaman dengan kondisi asrama (Amaliya 2013). Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsep asrama yang dirasa nyaman bagi mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat mengikuti program persiapan dan pembinaan di asrama semaksimal mungkin sehingga tujuan program dapat tercapai.

Percobaan untuk mendesain asrama atau pelayanan asrama yang diminati oleh mahasiswa adalah percobaan konjoin. Percobaan konjoin digunakan untuk merancang produk baru, mengubah atau memposisikan kembali produk yang sudah ada (Angraini 2006). Percobaan konjoin tradisional memiliki kelemahan jika terdapat banyak alternatif konsep asrama yang ditawarkan. Untuk mempermudah responden, digunakan percobaan konjoin berbasis pilihan (Choice Based Conjoint) (Supranto 2004).

Tujuan Penelitian

(12)

2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BPA untuk memperbaiki atribut-atribut yang mempengaruhi kenyamanan tinggal di asrama.

Ruang Lingkup Penelitian

Atribut yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada atribut yang dianggap mempengaruhi kenyamanan mahasiswa. Berdasarkan hasil survei pendahuluan atribut-atribut yang mempengaruhi kenyamanan adalah atribut yang berkaitan dengan fasilitas asrama, sehingga penelitian ini hanya menitikberatkan kepada masalah fasilitas asrama saja. Setiap atribut memiliki banyak level yang sama yaitu tiga buah level.

TINJAUAN PUSTAKA

Percobaan Konjoin

Percobaan konjoin adalah teknik yang digunakan untuk memahami keinginan konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et al.1995, diacu dalam Riskiandini 2006).

Model dasar percobaan konjoin dapat dituliskan sebagai berikut (Supranto 2004):

( ∑ ∑

dengan :

( = nilai kegunaan total atau total kepuasan seluruh responden (NKT)

ij = nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j

= peubah boneka atribut ke-i level ke-j

= level ke-j dari atribut ke-i

= banyaknya atribut

Proses pengukuran yang menjadi landasan percobaan konjoin tradisional adalah konsumen melihat atribut produk secara serentak, membuat pertukaran antar atribut, dan menyatakan preferensinya terhadap produk tersebut. Percobaan konjoin mengasumsikan penilaian responden untuk tiap konsep produk dapat diuraikan ke dalam kontribusi jumlah dari berbagai atribut. Yang dimaksud konsep dalam percobaan konjoin adalah alternatif produk yang disajikan dalam percobaan, terdiri atas kombinasi atribut-atribut yang mempengaruhi responden dalam memilih suatu produk atau jasa.

(13)

3 didefinisikan sebagai selisih antara nilai kegunaan maksimum dan nilai kegunaan minimum, atau diformulasikan sebagai berikut (Supranto 2004):

ma ( ) - min ( ) untuk setiap i.

dengan :

= tingkat kepentingan atribut ke-i

= nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j

Nilai kepentingan relatif (NRP) suatu atribut terhadap atribut lainnya adalah sebagai berikut (Supranto 2004) :

dengan :

= tingkat kepentingan relatif (NRP) = tingkat kepentingan atribut ke-i

Choice Based Conjoint (CBC)

Choice Based Conjoint (CBC) merupakan bentuk percobaan konjoin yang berdasarkan pilihan. Keunggulan CBC adalah mampu mencerminkan keadaan pasar sesungguhnya karena responden diminta memberikan pendapat tentang keinginan dengan memilih secara langsung salah satu konsep produk (Supranto 2004).

Di dalam metode CBC terdapat sekelompok pilihan yang terdiri atas kombinasi atribut yang telah dirancang sebelumnya. Satu kelompok pilihan disebut sebagai satu versi yang terdiri atas beberapa task. Satu task terdiri atas tiga sampai lima konsep produk. Konsep produk adalah alternatif produk yang disajikan, berisi kombinasi dari beberapa atribut yang digunakan. Atribut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seorang responden dalam menentukan pilihannya, dengan setiap atribut terdiri atas beberapa level (Lampiran 1). Seorang responden akan diberi satu versi yang menampilkan kombinasi atribut-atribut yang telah dirancang (Angraini 2006).

Metode CBC tidak sesuai digunakan pada studi yang menggunakan atribut dalam jumlah besar karena ada batasan kemampuan responden dalam memberikan informasi. Batasan jumlah atribut yang mungkin adalah kurang dari atau sama dengan enam dan harus ada keseimbangan dalam jumlah level antar atribut (Angraini 2006). Penelitian ini menggunakan enam atribut yang paling banyak dipilih responden dalam survei pendahuluan. Enam atribut tersebut adalah atribut yang paling mempengaruhi keinginan mahasiswa tinggal di asrama. Masing-masing atribut terdiri atas tiga level untuk mendapatkan kombinasi yang optimum.

Ada tiga pendekatan metode CBC untuk menghasilkan suatu task yang terdiri lebih dari satu konsep produk yaitu pendekatan manual, optimasi menggunakan software, dan pengacakan melalui komputer (Chrzan dan Orme dalam Angraini 2006). Membentuk kombinasi level secara manual dapat menggunakan rancangan faktorial lengkap atau rancangan faktorial sebagian namun kombinasi level yang dihasilkan hanya satu konsep asrama pada setiap

(14)

4

Metode manual shifting digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan metode yang sederhana dalam membentuk kombinasi level fasilitas asrama.

Tabel 1 Rancangan faktorial fraksional

Task

Atribut

A B C D

1 1 1 1 1

2 1 2 2 3

3 1 3 3 2

4 2 1 2 2

5 2 2 3 1

6 2 3 1 3

7 3 1 3 3

8 3 2 1 2

9 3 3 2 1

Pada Tabel 1 ditunjukkan contoh rancangan faktorial fraksional untuk 4 atribut (A, B, C, dan D) dengan masing-masing atribut terdiri atas 3 level (1, 2 dan 3).

Cara untuk memperoleh suatu gugus pilihan yang terdiri lebih dari satu konsep produk pada rancangan diatas adalah sebagai berikut:

a. Membuat 9 kombinasi perlakuan. Kesembilan kombinasi perlakuan tersebut merupakan konsep pertama masing-masing dengan 9 task

(Tabel 1).

b. Tambahkan 4 kolom berikutnya setelah kolom ke-4, dengan masing-masing kolom dinaikkan ke 1 level diatasnya (shifted). Misal, level 1 dinaikkan menjadi 2, level 2 dinaikkan menjadi 3, dan seterusnya. c. Kolom ke-5 hingga 8 menjadi konsep yang kedua.

d. Lakukan kembali langkah 2 untuk memperoleh konsep berikutnya.

Tabel 2 Contoh manualshifting

Task Konsep 1 Konsep 2

A B C D A B C D

1 1 1 1 1 2 2 2 2

2 1 2 2 3 2 3 3 1

3 1 3 3 2 2 1 1 3

4 2 1 2 2 3 2 3 3

5 2 2 3 1 3 3 1 2

6 2 3 1 3 3 1 2 1

7 3 1 3 3 1 2 1 1

8 3 2 1 2 1 3 2 3

(15)

5

Regresi Logistik

Regresi logistik adalah suatu prosedur untuk memaparkan hubungan antara peubah penjelas Y yang berupa peubah biner dan peubah bebas X (Hosmer dan Lemeshow 1989). Peubah respon Y memiliki dua kemungkinan nilai, yaitu Y=1 menyatakan bahwa respon memenuhi kriteria yang ditentukan dan Y=0 tidak memenuhi kriteria. Peubah bebas yang bersifat kategorik memerlukan peubah boneka (dummy variable).

Model umum regresi logistik yang dibentuk E(Y=1| x) sebagai ( adalah ( e p ge p g((

( (

Fungsi penghubung yang sesuai untuk model regresi logistik adalah fungsi logit. Transformasi logit sebagai fungsi dari ( adalah :

Log [ ( ] = g(x) = ln [ (

- ( ]

Dengan model logitnya adalah :

g ( ∑ juDju kj

u

Analisis regresi logistik dalam penelitian ini digunakan karena respon yang diukur memiliki dua kemungkinan nilai yaitu Y=1 menyatakan konsep asrama yang dipilih responden, dan Y=0 untuk konsep asrama yang tidak dipilih responden. Analisis regresi logistik digunakan untuk mendapatkan penduga parameter. Penduga parameter digunakan untuk menentukan total nilai kegunaan masing-masing konsep produk. Konsep produk yang paling disukai oleh responden adalah yang memiliki total nilai kegunaan yang paling besar.

DATA DAN METODE

Data

Data yang digunakan adalah data primer hasil survei. Survei dilaksanakan dua kali, yaitu survei pendahuluan dan survei CBC. Responden merupakan mahasiswa IPB angkatan 2011 dengan jumlah populasi sebanyak 3336 orang. Survei pendahuluan dilaksanakan kepada 30 orang mahasiswa, sedangkan survei CBC dilaksanakan kepada 100 orang mahasiswa S1 IPB angkatan 2011.

Metode

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Melakukan survei pendahuluan.

Survei pendahuluan dilaksanakan kepada 30 mahasiswa angkatan 2011 yang pernah tinggal di asrama dengan menggunakan metode penarikan contoh

(16)

6

contoh telah ditentukan terlebih dahulu (Cochran 1977). Informasi yang terkumpul adalah berbagai atribut yang mempengaruhi kenyamanan penghuni asrama (Lampiran 2).

2. Menetapkan atribut penting penyusun konsep asrama.

Batasan banyaknya atribut yang mungkin digunakan dalam CBC adalah kurang dari atau sama dengan enam. Penelitian ini menggunakan enam atribut yang paling banyak dipilih mahasiswa berdasarkan survei pendahuluan.

Enam atribut tersebut adalah atribut jam malam, fasilitas kasur dan bantal, kebersihan kamar mandi, setrika, ketersediaan dan kebersihan air, serta jumlah penghuni kamar. Atribut ini selanjutnya digunakan dalam perancangan konsep asrama menggunakan analisis CBC (Lampiran 3).

3. Merancang kombinasi atribut.

Perancangan konsep dilaksanakan dengan metode CBC dengan pendekatan manual shifting. Terdapat enam jenis atribut yang digunakan sehingga versi optimum yang dapat dirancang adalah lima versi, masing-masing versi terdiri atas empat task dan masing-masing task terdiri atas empat konsep asrama (Angraini 2006).

4. Menyusun kuesioner.

Kuesioner berisi pertanyaan tentang identitas responden, deskripsi responden, dan pertanyaan khusus untuk percobaan konjoin (Lampiran 4) beserta kartu bantu CBC (Lampiran 5).

5. Menentukan responden/penarikan contoh.

Populasi survei CBC adalah mahasiswa IPB angkatan 2011 sejumlah 3336 mahasiswa, dengan jumlah contoh yang diambil adalah 100 orang mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penarikan contoh adalah quota sampling. Menurut Scheaffer (1990), quota sampling (penarikan contoh menurut kuota) adalah penarikan contoh yang merupakan bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan dikuotakan menurut faktor yang dianggap mempengaruhi. Populasi dikuotakan berdasar jenis kelamin karena kondisi asrama laki-laki dan asrama perempuan berbeda dan diasumsikan jenis kelamin mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap asrama yang disukai. Diketahui perbandingan mahasiswa IPB angkatan 2011 berdasar jenis kelamin adalah 6:4, sehingga responden survei yang berjumlah 100 orang terdiri atas 60 orang mahasiswi dan 40 orang mahasiswa (Scheaffer 1990).

6. Melakukan survei CBC

Survei dilaksanakan dengan tujuan mencari konsep asrama yang paling diinginkan responden. Setiap responden diberi kartu bantusebuah versi asrama, yang terdiri atas 4 task dan masing-masing task terdiri atas 4 konsep asrama. 7. Melakukan analisis regresi logistik.

(17)

7 8. Melakukan analisis konjoin.

Nilai penduga paremeter regresi logistik yang diperoleh digunakan untuk menentukan Nilai Kegunaan Total (NKT) dan Nilai Relatif Penting (NRP) untuk mengetahui konsep asrama yang paling dipilih oleh responden.

9. Interpretasi dan kesimpulan.

Diambil kesimpulan dengan ketentuan bahwa level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai oleh responden, dan konsepyang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah konsep yang paling disukai responden.

Ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil percobaan konjoin, yaitu : a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih

disukai oleh responden.

b. Total nilai kegunaan masing-masing konsep sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut.

c. Konsep yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah konsep yang paling disukai responden.

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan level maksimum dan minimumnya merupakan atribut yang lebih penting (Angraini 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Profil responden menurut jenis kelamin didominasi oleh perempuan yaitu 64%, sedangkan laki-laki sebanyak 36%. Menurut asal daerah, jumlah responden hampir berimbang. Terdapat 46% responden yang berasal dari Jabodetabek dan 54% responden berasal dari luar Jabodetabek. Responden perempuan tinggal di asrama A1 sampai A5. Sebanyak 19% responden tinggal di asrama A1, 16% responden tinggal di asrama A2, 16% responden tinggal di asrama A3, 9% responden tinggal di asrama A4 dan 5% responden tinggal di asrama A5. Sementara responden laki-laki tinggal di asrama C1 sampai C4. Sebanyak 4% responden tinggal di asrama C1, 10% responden tinggal di asrama C2, 12% responden tinggal di asrama C3 dan 9% responden tinggal di asrama C4.

Sebanyak 36% responden menyatakan tidak memiliki tempat tinggal selain asrama TPB, sedangkan 64% responden menyatakan memiliki tempat tinggal selain asrama, baik rumah saudara, rumah kost, maupun rumah orang tua. Ketika hari libur atau akhir pekan, sebanyak 47% responden tetap tinggal di asrama sedangkan 53% responden menginap di tempat lain.

(18)

8

Analisis Konjoin

Data hasil survei dianalisis dengan dua metode yaitu analisis regresi logistik dan analisis konjoin. Analisis regresi logistik digunakan untuk menduga parameter dengan pertimbangan bahwa peubah respon pada percobaan konjoin terdiri atas dua kategori yaitu konsep asrama yang dipilih dan konsep asrama yang tidak dipilih oleh responden.

Tabel 3 Klasifikasi kecocokan model lengkap Prediksi

% Benar

0 1

Aktual 0 1200 0 100

1 400 0 0

Tingkat ketepatan (%) 75.0

Keterangan :

1= konsep asrama dipilih 0= konsep asrama tidak dipilih Titik potong = 0.500

Tabel 3 menunjukkan tingkat ketepatan klasifikasi dari model tersebut adalah 75% dan dapat dikatakan bahwa regresi logistik yang dibangun cukup baik. Dapat dilihat bahwa dari 1200 konsep asrama yang tidak dipilih, terdapat 1200 konsep asrama yang diklasifikasikan secara tepat atau spesifisitas dari model tersebut adalah 100%. Sedangkan dari 400 konsep asrama yang dipilih terdapat 0 konsep yang diklasifikasikan dengan tepat atau sensitifitas model tersebut 0%. Spesifisitas adalah kemampuan model dalam memprediksi kejadian Y=0, sementara sensitifitas adalah kemampuan model dalam memprediksi Y=1. Semakin besar tingkat ketepatan klasifikasi, sensitifitas dan spesifisitas, maka keakuratan model semakin tinggi.

Hasil analisis menunjukkan nilai spesifisitas yang tinggi tetapi nilai sensitifitas rendah. Hal ini disebabkan data yang digunakan tidak seimbang antara konsep asrama dipilih (Y=1) dan konsep asrama tidak dipilih (Y=0). Dalam penelitian ini setiap responden diberi 16 konsep asrama yang terbagi dalam 4 task. Hasilnya adalah 4 konsep asrama yang dipilih responden dan 12 konsep asrama tidak dipilih. Jumlah responden 100 orang sehingga total data adalah 1600 konsep asrama dengan 400 konsep terpilih dan 1200 konsep tidak terpilih.

(19)

9 Tabel 4 Nilai dugaan parameter dengan regresi logistik

Level Koefisien

Intersep -1.480

Jam malam pukul 22.00 WIB 0.138

Jam malam pukul 23.00 WIB -0.176

Kasur/bantal diganti tiap enam tahun -0.651 Kasur/bantal diganti tiap empat tahun 0.114 Kamar mandi dibersihkan tiap minggu 0.259 Kamar mandi dibersihkan tiap tiga hari 0.480 Dua buah setrika tersedia di tiap lorong -0.161 Tiga buah setrika tersedia di tiap lorong 0.168

Air selalu tersedia 0.635

Air selalu bersih serta tersedia 1.024

Penghuni kamar lima orang -1.173

Penghuni kamar tiga orang -0.153

Nilai Relatif Penting (NRP)

NRP digunakan untuk mengetahui kepentingan relatif suatu atribut terhadap atribut lainnya. Atribut yang memiliki NRP tertinggi adalah atribut yang paling mempengaruhi pilihan responden. Perhitungan ini didasarkan pada hasil dugaan parameter yang diperoleh dari analisis regresi logistik, dengan level pembanding adalah level yang menunjukkan keadaan asrama saat ini.

Nilai Relatif Penting (NRP) ditunjukkan pada Tabel 5. Peringkat NRP menunjukkan prioritas atribut yang diutamakan mahasiswa dalam memilih konsep asrama. Atribut dengan persentase NRP terbesar adalah atribut jumlah penghuni kamar dengan NRP sebesar 28.71%. Atribut ini merupakan atribut yang paling diutamakan mahasiswa dalam memilih konsep asrama.

(20)

10

Tabel 5 Tingkat kepentingan atribut ke-i (Ii) dan Nilai Relatif Penting (NRP) Atribut / Level Tingkat kepentingan

atribut ke-i NRP

Selalu bersih dan tersedia

Selalu bersih

Penggantian kasur / bantal Setiap enam tahun

Dibersihkan tiap tiga hari

Dibersihkan tiap dua minggu

Setrika di setiap lorong Dua buah

Keterangan: level yang ditebalkan adalah level yang menjadi pembanding

Nilai Kegunaan Setiap Level ( )

(21)

11 Tabel 6 Nilai kegunaan setiap level ( ij)

Atribut Level Nilai kegunaan

setiap level ( ij

Selalu bersih dan tersedia 0.471 1

Selalu bersih -0.553 3

Dibersihkan tiap minggu 0.013 2

Dibersihkan tiap tiga hari 0.233 1

Keterangan: level yang ditebalkan adalah level pembanding

Atribut jumlah penghuni kamar merupakan atribut paling penting dan paling mempengaruhi kenyamanan mahasiswa karena nilai NRP yang paling tinggi. Setiap level dalam atribut ini memiliki nilai kegunaan ( ij . Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah penghuni kamar 4 orang adalah level yang paling diutamakan dalam atribut ini. Jumlah penghuni kamar 4 orang memiliki nilai ij sebesar 0.442, yaitu nilai ij yang paling besar diantara ketiga level dalam atribut jumlah penghuni kamar. Level berikutnya yang diutamakan dalam atribut ini adalah penghuni kamar 3 orang yang memiliki nilai ij terbesar kedua. Level ketiga adalah penghuni kamar 5 orang yang memiliki nilai ij -0.731, nilai yang paling kecil diantara ketiga level tersebut.

(22)

12

kasur/bantal yang diganti setiap 4 tahun sekali. Kenyamanan mahasiswa tinggal di asrama dipengaruhi atribut ini sehingga mahasiswa menginginkan fasilitas kasur/bantal lebih sering diganti agar nyaman digunakan.

Urutan atribut selanjutnya berdasarkan nilai NRP adalah atribut kebersihan kamar mandi, setrika, dan atribut jam malam. Prioritas level yang dipilih mahasiswa untuk atribut kebersihan kamar mandi adalah kamar mandi yang dibersihkan tiap 3 hari sekali. Mahasiswa menginginkan asrama yang kebersihannya terjaga, terutama kebersihan kamar mandi. Kamar mandi yang selalu bersih akan mempengaruhi kenyamanan mahasiswa. Level yang paling diutamakan mahasiswa untuk atribut setrika adalah jumlah setrika di tiap lorong ada 3 buah. Saat ini di setiap lorong rata-rata terdapat 12 kamar yang dihuni 4 mahasiswa sehingga jumlah penghuni tiap lorong adalah 48 orang namun hanya tersedia satu buah setrika di setiap lorong. Hal ini menjadi pertimbangan mahasiswa sehingga mengutamakan level dengan setrika berjumlah paling banyak di antara dua level lainnya. Pada atribut jam malam, level yang paling diutamakan adalah jam malam pukul 22.00 WIB. Level ini paling diutamakan mahasiswa karena dianggap sudah sesuai dengan kebutuhan.

Nilai Kegunaan Total (NKT)

Nilai kegunaan setiap level ( ij yang diperoleh dijumlahkan untuk setiap konsep, sehingga diperoleh NKT (Nilai Kegunaan Total) dari setiap konsep asrama. Konsep asrama dengan jumlah NKT paling besar adalah asrama yang paling dipilih oleh responden. NKT setiap konsep asrama terdapat dalam Lampiran 7.

Asrama yang paling dipilih oleh mahasiswa adalah versi 1, task 4, konsep 1 dengan NKT sebesar 1.283. Kriteria asrama ini berbeda dengan keadaan di asrama saat ini. Perbedaan keduanya terangkum dalam Tabel 7.

Tabel 7 Perbedaan asrama yang diinginkan mahasiswa dengan keadaan asrama TPB IPB

Kondisi asrama Keadaan asrama saat ini

Asrama yang paling dipilih mahasiswa

(versi 1, task 4, konsep 1) Jumlah penghuni

kamar

Empat orang Empat orang

Air Selalu bersih Selalu bersih dan tersedia

Penggantian kasur/bantal

Diganti tiap lima tahun sekali

Diganti tiap 5 tahun sekali Kamar mandi Dibersihkan tiap dua minggu Dibersihkan tiap minggu Setrika di setiap

lorong

Satu buah Tiga buah

(23)

13 Perbedaan konsep asrama yang paling dipilih mahasiswa dengan keadaan saat ini di asrama TPB terletak pada atribut air, kebersihan kamar mandi dan jumlah setrika. Atribut yang berbeda sebaiknya diperbaiki agar meningkatkan kenyamanan mahasiswa. Terdapat tiga atribut yang perlu dipertimbangkan yaitu atribut jumlah penghuni kamar, atribut air, dan fasilitas kasur/bantal yang memiliki NRP paling tinggi.

Atribut yang paling mempengaruhi kenyamanan mahasiswa adalah jumlah penghuni kamar asrama. Saat ini setiap kamar dihuni oleh 4 orang dan sesuai konsep asrama yang paling dipilih mahasiswa. Atribut yang tidak sesuai dengan konsep asrama paling diinginkan mayoritas mahasiswa adalah atribut air. Mahasiswa mengharapkan air selalu bersih dan tersedia setiap saat namun air bersih di asrama tidak bisa tersedia setiap saat karena sering terjadi kekurangan air saat mati listrik. Pompa air tidak menyala dan persediaan air terbatas sehingga air yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan penghuni asrama. Masalah air bersih ini sebaiknya mendapat perhatian lebih dari pihak BPA. Atribut ketiga yaitu penggantian fasilitas kasur/bantal tidak menjadi masalah bagi mahasiswa karena keadaan di asrama sudah sesuai keinginan mahasiswa.

Konsep asrama yang paling tidak diinginkan mahasiswa adalah asrama yang memiliki NKT terendah yaitu asrama versi 1, task 4, konsep 3 dengan NKT sebesar -1.694. Asrama ini memiliki atribut jam malam pukul 23.00 WIB, kasur dan bantal yang diganti baru tiap 6 tahun sekali, kamar mandi dibersihkan oleh BRT tiap 2 minggu, tersedia 2 buah setrika di tiap lorong, air selalu tersedia setiap saat, dan jumlah penghuni kamar adalah 5 orang.

Konsep Asrama yang Dipilih Mahasiswa dengan Karakteristik Tertentu

Asrama TPB IPB terdiri atas asrama laki-laki dan perempuan. Kondisi yang berbeda pada kedua asrama ini diasumsikan mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap asrama. Penelitian yang dilakukan Amaliya (2013) menyebutkan bahwa menurut informasi dari BPA, sebagian besar mahasiswa yang tidak tinggal atau jarang menginap di asrama adalah mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek. Berdasar informasi tersebut, asal daerah mahasiswa juga diasumsikan sebagai faktor yang mempengaruhi preferensi mahasiswa.

Analisis konjoin lebih lanjut dilakukan dengan membedakan responden berdasar karakteristik jenis kelamin dan asal daerah. Responden dibedakan menjadi responden laki-laki, perempuan, responden yang berasal dari Jabodetabek dan berasal dari luar Jabodetabek. Secara umum, hasil yang diperoleh menunjukkan ada perbedaan preferensi terhadap konsep asrama yang dipilih responden.

(24)

14

Tabel 8 Konsep asrama paling dipilih berdasarkan jenis kelamin responden.

Atribut

Laki-laki Perempuan

Peringkat

NRP Level dipilih

Peringkat

NRP Level dipilih Jumlah penghuni

5 Dibersihkan tiap dua minggu

Setrika 6 Tiga buah 6 Dua buah

Jam malam 3 23.00 WIB 4 22.00 WIB

Pilihan V1, T2, K2 V1, T1, K2

Perbedaan di antara keduanya adalah atribut jam malam dan atribut penggantian kasur/bantal. Jam malam adalah atribut yang lebih dipertimbangkan oleh mahasiswa daripada mahasiswi. Atribut jam malam bagi mahasiswa berada di urutan ketiga sementara bagi mahasiswi berada di urutan keempat. Mahasiswa memilih jam malam yang lebih larut (pukul 23.00) sementara mahasiswi memilih jam malam yang lebih awal (pukul 22.00). Mahasiswi lebih mempertimbangkan fasilitas kasur/bantal daripada mahasiswa. Mahasiswi menginginkan kasur/bantal diganti tiap 4 tahun sekali, dan mahasiswa menginginkan kasur/bantal diganti tiap 5 tahun sekali. Selain dua atribut diatas, NRP atribut lain menempati urutan yang sama antara mahasiswa dan mahasiswi.

Tabel 9 Konsep asrama paling dipilih berdasarkan asal daerah responden.

Atribut

Jabodetabek Luar Jabodetabek Peringkat

NRP Level dipilih

Peringkat

(25)

15 Hasil analisis untuk karakteristik asal daerah responden, responden asal Jabodetabek memilih konsep asrama versi 1, task 3, konsep 3 dengan NKT sebesar 2.0696, sedangkan responden yang berasal dari luar Jabodetabek memilih versi 1, task 1, konsep 3 dengan NKT sebesar 1.0185.

Secara umum, perbedaan antara konsep asrama pilihan responden asal Jabodetabek dan luar Jabodetabek ini berbeda hampir pada seluruh atribut selain jumlah setrika dan kebersihan kamar mandi. Urutan atribut yang dipertimbangkan hampir sama, hanya pada atribut setrika dan jam malam saja yang berbeda. Perbedaan paling menonjol di antara keduanya adalah pada atribut jumlah penghuni kamar. Mahasiswa asal Jabodetabek mengutamakan jumlah penghuni kamar 3 orang, sedangkan mahasiswa asal luar Jabodetabek mengutamakan jumlah penghuni kamar 5 orang

Meskipun semua konsep asrama pilihan masing-masing karakteristik responden tersebut berbeda baik versi, task maupun konsepnya, hal tersebut terjadi karena masing-masing responden mengutamakan pertimbangan terhadap atribut yang dianggap lebih penting.

SIMPULAN DAN SARAN

Konsep asrama yang paling disukai oleh mahasiswa S1 IPB angkatan 2011 adalah asrama yang memiliki atribut jam malam pukul 21.00 WIB, kasur dan bantal yang diganti baru tiap 5 tahun sekali, kamar mandi dibersihkan oleh BRT tiap minggu, tersedia 3 buah setrika di tiap lorong, air selalu bersih dan tersedia setiap saat, dan jumlah penghuni kamar adalah 4 orang (versi 1, task 4, konsep 1).

(26)

16

DAFTAR PUSTAKA

Amaliya I. 2013. Hubungan hasil studi dan intensitas tinggal penghuni asrama TPB IPB tahun 2011 menggunakan analisis korespondensi dan regresi logistik biner [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Angraini Y. 2006. Penentuan rancangan optimum pada CBC (choice based conjoint) [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arifin M. 2012. Asrama TPB IPB [Internet]. [diunduh 2013 Jun 03]; Tersedia

pada: http//asramatpb.ipb.ac.id/index.

Charzan K, Orme BK. 2000. An Overview and Comparison of Design Strategies for Choice Based Conjoint Analysis. www.sawtoothsoftware.com

Cochran WG. 1977. Sampling Techniques. Third Edition. New York: Wiley. Harbi J, Kasmanhadi HS, Sholihah N. 2009. Sistem asrama pada program Tingkat

Persiapan Bersama IPB Sebagai alternatif upaya peningkatan prestasi akademik mahasiswa [PKM-GT]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Hosmer DW Jr, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression. 2nd Ed. New York (US): John Willey & Sons.

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2011. Life Guide Kiat Sukses Tinggal di Asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB. Bogor (ID): IPB Pr.

Moeliono AM. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka. Raghavo D, Wiley J, Chitturi P. 2011. Choice Based Conjoint Analysis Models

and Design. New York (US): Taylor and Fancis Group.

Supranto MA. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

(27)

17 Lampiran 1 Istilah dalam metode konjoin

1. Atribut : faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam memilih suatu produk atau jasa.

2. Level : level/taraf dari suatu atribut.

3. Konsep (produk hipotetik) : alternatif produk yang disajikan pada satu task

4. Task : sekumpulan alternatif produk.

(28)

18

Lampiran 2 Hasil survei pendahuluan

Atribut pilihan mahasiswa Persentase pilihan mahasiswa

Jam malam 8%

Penggantian kasur/bantal 7%

Kebersihan kamar mandi 7%

Jumlah setrika tiap loromg 7%

Kebersihan dan ketersediaan air 6%

Jumlah penghuni kamar 6%

TV 5%

Fasilitas kamar asrama (Jendela/pintu,dll) 5%

Tempat cuci baju 4%

Galon dan dispenser 4%

Perbaikan fasilitas kamar 3%

Bus asrama 3%

Tenaga kesehatan 3%

Tempat cuci piring 3%

Kegiatan PPAMB 3%

Tempat menjemur baju 3%

Agama penghuni kamar 2%

Apel Pagi 2%

Satpam/keamanan 2%

SeniorResidence 2%

Tempat sampah 2%

Kantin 2%

Listrik 1%

Internet 1%

Fotocopy 1%

Kebersihan asrama 1%

Asal daerah penghuni 1%

Perpustakaan 1%

Lapangan olahraga 1%

Departemen/fakultas penghuni kamar 1%

Alat elektronik 1%

Ruang bersama 1%

(29)

19 Lampiran 3 Atribut penyusun konsep asrama

Atribut Level

Jam malam

Pukul 21.00 WIB Pukul 22.00 WIB Pukul 23.00 WIB Penggantian

kasur/bantal

Diganti tiap 6 tahun Diganti tiap 5 tahun Diganti tiap 4 tahun Kebersihan

kamar mandi

Dibersihkan tiap 3 hari Dibersihkan tiap minggu Dibersihkan tiap 2 minggu Jumlah setrika

di setiap lorong

1 buah 2 buah 3 buah Air

Air selalu tersedia setiap saat meski tidak bersih. Air selalu bersih serta tersedia setiap saat. Air selalu bersih meski tidak tersedia setiap saat Jumlah penghuni

kamar

(30)

20

Lampiran 4 Kuesioner

Responden yang terhormat,

Selamat pagi/siang/sore. Saya Aisyah Fitasari dari departemen Statistika IPB. Saat ini, saya sedang menghimpun informasi mengenai persepsi mahasiswa terhadap Asrama TPB IPB. Untuk itu, saya mengharapkan partisipasi Anda sebagai responden untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan dalam kuesioner ini dengan benar dan jujur. Sebagai peneliti, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Anda dan semua data yang diperoleh dari jawaban anda adalah MUTLAK hanya untuk kepentingan penelitian serta TIDAK berdampak pada apapun.

Atas partisipasi Anda, saya ucapkan terimakasih.

Nama No. HP Email

Asrama Gedung.../Lantai.../Lorong.../Kamar nomor...

Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan

Asal daerah a. JABODETABEK

b. Luar JABODETABEK

LINGKARILAH KODE JAWABAN YANG PALING SESUAI DENGAN ANDA.

PILIHLAH KONSEP YANG PALING ANDA SUKAI DARI BEBERAPA KOMBINASI KONSEP YANG TERSAJI DI DALAM KARTU BANTU.

KARTU BANTU KONJOINT.

VERSI :... (Tuliskan nomor versi kartu konjoint anda)

TASK PILIHAN

1 2 3 4

-TERIMAKASIH-

SURVEI CHOICE BASED CONJOINT

ASRAMA MAHASISWA TPB IPB

IDENTITAS RESPONDEN

DESKRIPSI RESPONDEN

(31)

21 Lampiran 5 Contoh Kartu Bantu

VERSI I

(32)

22

setrika di tiap lorong 3 buah

Air selalu bersih dan tersedia setiap saat

(33)

23 Lampiran 6 Profil Responden

Laki-laki 36% Perempuan

64%

Persentase responden berdasar jenis kelamin

Jabodetabek 46% Luar

Jabodetabek 54%

Persentase responden berdasar asal daerah

Memiliki tempat

tinggal lain 64%

Persentase responden berdasar tempat tinggal di Bogor selain asrama TPB IPB

Tidak memiliki tempat tinggal lain

36%

Menginap di tempat lain

53% Tetap tinggal di

asrama 47%

(34)

24

Tinggal di asrama

87% Tinggal di kost

3%

Tinggal di rumah

10%

Persentase responden berdasar status tinggal di asrama

A1 19%

A2 16%

A3 16% A4

9% A5

5% C1 4% C2 10%

C3 12%

C4 9%

Persentase responden berdasar asrama

5-7 hari seminggu 63% 3-5 hari seminggu

26%

semester pertama 7%

2-3 bulan pertama 4%

(35)

25 Lampiran 7 Nilai Kegunaan Total

Versi Task Konsep NKT Versi Task Konsep NKT

1 1 1 0.312 3 3 1 -0.234

1 1 2 0.405 3 3 2 0.265

1 1 3 -0.717 3 3 3 -0.031

1 1 4 0.159 3 3 4 0.939

1 2 1 -0.991 3 4 1 0.848

1 2 2 0.083 3 4 2 0.052

1 2 3 0.908 3 4 3 -0.9

1 2 4 0.182 3 4 4 0.695

1 3 1 -0.664 4 1 1 0.564

1 3 2 -0.329 4 1 2 -0.674

1 3 3 0.993 4 1 3 0.11

1 3 4 0.509 4 1 4 0.411

1 4 1 1.283 4 2 1 -0.654

1 4 2 0.411 4 2 2 0.373

1 4 3 -1.694 4 2 3 0.281

1 4 4 1.13 4 2 4 0.519

2 1 1 -0.054 4 3 1 -0.709

2 1 2 -0.101 4 3 2 0.289

2 1 3 0.155 4 3 3 0.42

2 1 4 -0.207 4 3 4 0.464

2 2 1 -0.732 4 4 1 0.373

2 2 2 0.304 4 4 2 0.076

2 2 3 0.428 4 4 3 -0.449

2 2 4 0.441 4 4 4 0.22

2 3 1 -0.493 5 1 1 1.108

2 3 2 0.044 5 1 2 -1.05

2 3 3 0.449 5 1 3 -0.058

2 3 4 0.68 5 1 4 0.955

2 4 1 0.991 5 2 1 -0.395

2 4 2 -0.497 5 2 2 0.594

2 4 3 -0.494 5 2 3 -0.199

2 4 4 0.838 5 2 4 0.778

3 1 1 0.205 5 3 1 -0.968

3 1 2 0.12 5 3 2 0.068

3 1 3 -0.325 5 3 3 0.9

3 1 4 0.052 5 3 4 0.205

3 2 1 -0.511 5 4 1 0.77

3 2 2 -0.176 5 4 2 -0.017

3 2 3 0.687 5 4 3 -0.753

(36)
(37)

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Baleharjo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur tanggal 20 Mei 1990. Penulis adalah anak kandung pertama dari dua bersaudara dari pasangan Djoko Pitono (ayah) dan Siti Aminah (ibu). Penulis menyelesaikan pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pendidikan sekolah dasar diselesaikan tahun 2002 di SD Negeri Baleharjo 1. Pendidikan sekolah menengah pertama diselesaikan di Mts Negeri Pacitan tahun 2005. Sekolah menengah umum diselesaikan pada tahun 2008 di SMA Negeri 1 Pacitan. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan sarjana ke Institut Pertanian Bogor (IPB) di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2008.

Gambar

Tabel 4  Nilai dugaan parameter dengan regresi logistik
Tabel 5  Tingkat kepentingan atribut ke-i (Ii) dan Nilai Relatif Penting (NRP)
Tabel 6  Nilai kegunaan setiap level ( ij)
Tabel 9  Konsep asrama paling dipilih berdasarkan asal daerah responden.

Referensi

Dokumen terkait