• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA BER “ILMU” YANG CINTA KEARIFAN SEBUAH KAJIAN FILSAFAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANUSIA BER “ILMU” YANG CINTA KEARIFAN SEBUAH KAJIAN FILSAFAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA BER “ILMU” YANG CINTA KEARIFAN

SEBUAH KAJIAN FILSAFAT

Zilhardi Idris

Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

M

M

M

M

M

anusia merupakan mahkluk yang penuh dengan misteri yang belum terpecahkan secara keseluruhan. Penulis mencoba untuk mentelusuri tentang manusia dalam makalah ini dengan pendekatan sains sebagaimana studi yang penulis miliki. Dari kajiannya diperoleh kesimpulan bahwa manusia mempunyai nilai apabila ia berilmu-beradab yang cinta kepada ilmu pengetahuan dengan cinta dan kearifan.

Kata Kunci:manusia, ilmu, kearifan

Pendahuluan

Makhluk yang namanya “Manu-sia” dibicarakan dari sisimanapun tidak akan pernah habis dan selesainya. Dari sisi asal usulnya (kejadian) manusia itu sendiripun terdapat banyak penafsiran (berbeda pendapat), kita mengenal teori evolusi Darwin yang sangat kontroversial oleh segolongan (komunitas) tertentu (katanya ini pembuktian secara ilmiah), tapi bagi orang beragama “Islam” khususnya, bahwa manusia asal kejadiannya dari sari tanah yang memancar, jadi segumpal daging, dan.... Seterusnya dalam proses akan menjadi yang namanya manusia (dasamya tentu berlandaskan keyakinan yang bersifat normatif);

Oleh karena itu kami tidak akan membicarakan manusia, kecuali kita yang ada ini yang merupakan bagian dari komunitas keseluruhan.

Dasar Pemikiran

Pada kenyataannya memang tidak sama (ada perbedaan) antara orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan (Az-Zumar 9); konsekuensi dari itu adalah adanya penghargaan (ditinggikan derajatnya) manusia yang berilmu pengetahuan itu dari manusia yang lainnya. (Al-Mujadilah 11).

(2)

sebagai kata benda, tetapi adalah sebagai kata “kerja” yang berimplikasi kepada ilmu (science).

Kawasan Ilmu

Di lingkungan lembaga pendidikan, terutama di lembaga pendidikan tinggi, hampir setiap saat istilah “Ilmu” selalu di ucapkan, baik oleh dosen maupun mahasiswa. Sering pula diperdengarkan dan sudah menjadi kelaziman bahwa sebutan yang di pakai adalah “Ilmu pengetahuan”, seperti ilmu pengetahuan sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Lembag Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Istilah “Ilmu penge-tahuan” merupakan suatu “Pleonasme” yakni pemakaian yang lebih dari satu perkataan yang artinya sama untuk pengertian yang dicakup kata Inggris “Science” cukuplah disebut “Ilmu” saja tanpa penambahan perkataan penge-tahuan. Menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah

tahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu keutuhan keutuhan (Science in gene-rale).

Ilmu (Science) haruslah “diusaha-kan” dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan terukur, dan akhirnya “aktivitas yang bermetode” itu akan mendatangkan pengetahuan yang siste-matis (tahu / mengerti).

Kesatuan dan interaksi dari ketiga komponen yang tersusun menjadi Ilmu (science) dapat dijelaskan dengan bagan pada gambar 1.

Begitu banyak definisi ilmu yang dikemukakan oleh para pakar (scientist) sesuai latar belakang masing-masing, namun pendapat Marx dan Hillix secara tepat menegaskan bahwa ihnu meru-pakan usaha keseluruhan yang bulat (total enterprise) dari manusia itu sendiri. Karakteristik dari ilmu haruslah rasional, kuantitatif, infinite (tidak hingga), atomic (discrete) dan seculer.

Pengertian Ilmu

Sebagai proses : aktivitas penelitian

Sebagai prosedur: metode ilmiah

Sebagai produk : Pengetahuan sistematis

(3)

Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian

Biasanya seseorang yang melak-sanakan rangkaian aktivitas bermetode dan tahu secara sistematis yang disebut berilmu (science) itu dinamakan ilmuwan (scientist).

Berbagai pendapat yang dikemu-kakan oleh para ilmuwan tentang tujuan di cari atau dipelajarinya ilmu adalah seperti dikemukakan oleh antara lain: a. Pernyataan Robert Ackermann ialah:

“It is simetimes said that the aim of science is to control nature, and sometimes that is to understand nature”. (kadang-kadang dikatakan bahwa tujuan ilmu ialah untuk me-ngendalikan alam, dan kadang-kadang ialah untuk memahami alam) b. Pernyataan Francis Bacon ialah “the real and legitimate goal of the sciences is the endowment of hu-man life with new investions and riches. (Tujuan sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu ialah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan-ciptaan baru dan kekayaan) c. Pernyataan Jacob Bronwski

“The end of science is to discover what is ture about the world The activity of science is directed to seek the troth, and it is judged by the criterion of being true to the fact”. (Tujuan ilmu ialah menemukan apa yang benar mengenai dunia ini.Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai dengan ukuran apakah benar ter-hadap fakta-fakta).

d. Pendapat Mario Bunge

“Primarily, to increaseour know-ledge (intrinsic or cognitive goal); devrivatively, to increase our welfare and power (extrinsic or utilitarian goals),”. (Pertama-tama, meningkatkan pengetahuan kita (tujuan intrinsik atau kognitif) ; kelanjutannya, meningkatkan kese-jahteraan dan kekuasaan kita (tujuan-tujuan ekstrinsik atau kemanfaatan) e. Pendapat Enrico Cantore

“The aim is to discover the intlli-gible structure of observable reality or nature.” (Tujuannya ialah menemukan struktur yang terpahami dari realitas yang dapat diamati atau alam)

f. Menurut Albert Einstein

“The aim of science is, on the hand, a comprehension, as com-plete as possible, of the connection between the sense experience in their totality, and, on the other hand, the accom-plishment of this aim by the use of a minimum of primary concepts and relations.” (Tujuan ilmu disatu pihak ialah pemahaman selengkap mungkin mengenai pertalian di antara penga-laman inderawi dalam keseluruhan-nya, dan di pihak lain ialah penca-paian tujuan ini dengan pemakaian sejumlah minimum pengertian-pe-ngertian dasar dan hubungan-hubungan).

(4)

of science is to understand the world in which man lives.” (Dinya-takan secara singkat, tujuan tunggal ilmu ialah memahami dunia yang di dalamnya manusia hidup)

h. Pendapat Alvin Gouldner

“The nominal objecticve of any scientific enterprice is to extend knowledge of some part of the word”. (Tujuan terkecil sesuatu usaha ilmiah ialah memperluas pengetahuan mengenai tujuan suatu bagian dari dunia ini).

i. Pemyataan Carl Hampel dan Paul Oppenheim

“To explain the penomena in the world of experience, to answer the question ‘why’ rather than only the question ‘what ?’, is one of the foremost objectives of all rational inquiry, and especially, scientific research in its various branches strives to go beyond a mere descip-tion of its subject mater by providing an explanation of the phenomena it investigates.” (Menjelaskan gejalan-gejala dalam dunia pengalaman, menjawab pertanyaan ‘mengapa?’ merupakan salah satu dari tujuan-tujuan utama semua penyelidikan rasional; dan khususnya, penelitian ilmiah suatu pelukisan mengenai pokok soalnya dengan menyajikan suatu penjelasan mengenai gejala-gejala yang diselidikinya).

j. Pendapat Alfred Hershey

“The enduring goal of scientific

I imagine, is to achiece an inteligible view of the universe”. (Tujuan langgeng dari usaha ilmiah, seperti halnya semua usaha manusiawi, saya bayangkan, ialah mencapai suatu pandangan yang dapat dipahami tentang alam semesta).

k. Pendapat Robert Hodes

“The ultimate aim of science is to discover orde in nature. All the methods of science are basically attmepts to discover such order”. (Tujuan menghabiskan ilmu ialah menemukan keterlibatan dalam alam. Semua metode ilmu pada dasamya adalah usaha untuk menemukan ketertiban demikian itu).

l. Pemyataan Erich Kahler

“Everybody will agree that the aim and acivity of science consists in the acquisition of ever wider and deeper knowlegde of the nature of reality”. (Setiap orang akan menyetujui bahwa tujuan dan aktivitas ilmu terdiri atas perolehan pengetahuan yang senantiasa lebih luas dan lebih mengenai sifat dasar dari kenyataan).

m. Pendapat Edwin Kemble

(5)

eksperi-mental yang diuji secara termat dengan sautu teori bersifat menaf-sirkan yang menjelaskan fakta-fakta).

n. Pendapat Fred Kerlinger

“The basic aim of science is theory. Perhaps less cryptic, the basic aim of science is to explain natural phenomena. Suck expla-nations are called the tehories”. (Tujuan dasar ilmu ialah teori. Barangkali secara kurang tersem-bunyi, tujuan dasar ilmu ialah men-jelaskan gejala-gejala alamiah. Penjelasan demikian itu disebut teori).

o. Pendapat Sheldon Lachman “Two objectives of science are”.

1. To provide extensive and inten-sive descriptions of pheno-mena which accur in the universe, and 2. To provide ‘explanations’ for these phenomena by designating relationships which exist between them,”

(Dua tujuan ilmu ialah:

1. Menyajikan pemberian-pem-berian yang luas dan mendalam mengenai gejala-gejala yang terjadi dalam alam semesta, dan 2. Menyajikan ‘penjelasan-penje-lasan’ bagi gejala-gejala mi dengan menunjukkan hubungan-hubungan yang ada di antara mereka).

p. Pendapat Michael Martin

“The major goal of science is achieving scientific understanding

of the world”. (Tujuan utama ilmu ialah mencapai pemahaman ilmiah mengenai dunia ini).

q. Pendapat Robert Merton

Pakar sosiologi ini menganggap bahwa tujuan ilmu ialah pencarian yang rasional terhadap kebenaran (‘the rational pursuit of truth’) r. Pendapat Eemest Nagel

‘The distinctive aim of science is therefore the discovery in general terms of the conditions under which events of various kinds occur, the generalised statements of such determining conditions serving as explanations of the corresponding happenings”. (Tu-juan khusus ilmu dengan demikian ialah penemuan dan perumusan dalam istilah-istilah umum keadaan yang menentukan terjadinya berbagai macam peristiwa, pemyataan-per-nyataan yang dirumuskan secara umum mengenai keadaan yang menentukan demikian itu berguna sebagai penjelasan-penjelasan bagi peristiwa-peristiwa yang bersang-kutan)

s. Pendapat David Newton

“Sarjana ini merumuskan secara singkat dan spesifik tujuan ilmu ialah menguraikan dunia alamiah”. (to describle the natural world). t. Pendapat Arthur Pap

(6)

observed facts.” (Ilmu bertujuan penemuan kaidah-kaidah (dengan pengamatan, percobaan dan de-duksi) dan pemakaian kaidah-kaidah untuk maksud peramalan dan pen-jelasan mengenai fakta-fakta yang diamati atau dapat diamati).

u. Pendapat Karl Popper

“I suggest that is the aim of science to find satisfactory expla-nations of whatever strike us as being in need of explanation”. (Kami menyarankan bahwa tujuan ilmu ialah mencari penjelasan-penjelasan yang memuaskan menge-nai apa saja yang menggugah kita sebagai memerlukan penjelasan). v. Pendapat Williard Poppy & Leiand

Wilson

“The goals of science have not changed since the beginning of the scientific revolution in the seven-teenth century. Science is still concerned with the reaism of ideas-it seeks a rational interpretation of natural phenomena.” (Tujuan ilmu tidak berubah sejak permukaan revolusi keilmuan dalam abad dalam abad ketujuh belas. Ilmu masih bersangkutan dengan dunia gagasan ini mencari suatu penafsiran rasional tentang gejala-gejala alamiah). w. Pendapat I.I. Rabi

“The aim of science is to make the universe, including an himself, understandable tomankind.” (Tu-juan ilmu ialah membuat alam

se-dapat dimengerti oleh umat manusia). x. Pendapat maurice Richter, Jr

“The goal of science, as commonly recognized today, involves the acquisition of systematic, gene-ralized knowledge concerning the narural world; knowledge which help man to understand nature, to predict natural events and to control natural forces”. (Tujuan ilmu sebagaimana umum diakui dewasa ini meliputi perolehan penge-tahuan digeneialisasi yang sistematis mengenaidunia alamiah; pengetahuan yang membantu manusia memahami alam, meramalkan peristiwa-peris-tiwa alamiah dan mengendalikan kekuatan-kekuatan alamiah). y. Pendapat Edwin Seligman

“The objective of science is ana-lysis and understanding.” (Tujuan ilmu ialah analisis dan pemahaman). z. Pendapat Charles Singer

“to make the world intelligible, or at least describle” (Tujuan besar ilmu ialah membuat dunia ini dapat dipahami, atau sekurang-kurangnya dapat dilukiskan)

aa. Pendapat S.S. Stevens

To invent workable descriptions of the universe (Menurut ahli psiko-logis ini bertujuan ilmu ialah men-ciptakan uraian-uraian yang dapat dilaksanakan mengenai alam se-mesta).

bb. Pendapat Julius Stratton

(7)

is to know and to undersand. (Kini tujuan sejati dari ilmu murni ialah mengetahui dan memahami). cc. Pendapat F. Sherwood Taylor

“To enable men to do, and to know(Sejarawan ilmu ini menya-takan bahwa ilmu mempunyai dua tujuan utama, yaitu memungkinkan manusia berbuat, dan mengetahui). dd. Pendapat Ladislav Tondl

“It is sometimes saind of science that its aims is to make predictions, or tomake explanations of pheno-mena as a possible backround for prediction”. We must then con-sider as a typical component in scientific expla-nation the disco-very of such regularities, hypo-thesese or laws as enasble us to make predictions or produce the requisite measure or preacutions to achieve desired aims. In this sense we can also understand the abbreviated formulations that the goal of science is prediction or production”. (Kadang-kadang dikatakan tentang ilmu bahwa tu-juannya ialah membuat ramalan-ramalan atau membuat penjelasan-penjelasan mengenai fenomena sebagai suatu latar belakang yang mungkin bagi ramalan. Kita harus selanjutnya menganggap sebagai suatu unsur khas dalam penjelasan ilmiah penemuan keteraturan-keter-aturan demikian itu, hipotesis-hipotesis atau kaidah-kaidah seba-gaimana memungkinkan kita

membuat ramalan-ramalan atau menghasilkan tindakan-tindakan atau kewaspadaan-kewaspadaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Dalam arti ini kita dapat juga memahami peru-musan yang dipendekkan bahwa tujuan ilmu ialah peramalan atau pembuatan)

ee. Pendapat Victor Weisskopf

“The primary aim of science is not in application, it is in gaining insight into the causes and laws governing natural processes.” (Tujuan utama ilmu bukanlah dalam penerapan, tujuannya ialah mencapai pemahaman-pemahaman terhadap sebab-sebab dan kaidah-kaidah mengenai proses-proses alamiah) ff. Pendapat A. Wolf

‘The primary aim of science is the discovery of the nature and laws of things and events, so that we may understand and explain them”. (Tujuan utama ilmu ialah penemuan mengenai sifat dasar dan kaidah-kaidah dari benda-benda dan peristiwa-peristiwa sehingga kita dapat mema-hami dan menjelaskan mereka).

Lantas ilmu yang bagaimana yang seharusnya dicari dan dipelajari ? oleh Mamdi Ghul Syani dalam bukunya The Holy Qur’an and The Science of Nature, dijelaskan bahwa:

a Ilmu haruslah dapat memecahkan berbagai persoalan manusia. b Ilmu haruslah dapat membimbing

(8)

teknologi dan kesejahteraan ma-nusia.

Dengan demikian dari segenap kutipan di atas temyata bahwa ilmu mengarah pada berbagai tujuan. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau dilak-sanakan itu dapat secara teratur diperinci dalam umtan berikut

⇒ Pengetahuan (knowledge) ⇒ Kebenaran (truth)

⇒ Pemahaman (understanding,

com-prehension, insight)

⇒ Penjelasan (explanation) ⇒ Peramalan (prediction) ⇒ Pengendalian (control)

⇒ Penerapan(application, invention,

production)

Sikap Ilmuwan (Scientist) Terhadap Sains dan Teknologi

Ilmu pengetahuan (sains) pada dasarnya adalah what dan know-why, yaitu budaya yang berhubungan dengan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan teknologi pada dasamya adalah know-how, yaitu budaya yang berhubungan dengan bagaimana cara berbuat atau membuat sesuatu. Dalam kamus Webster disebutkan bahwa salah satu arti kata technology adalah “the totality of the means employed to provide objects necessary for human sustenance and comford”. Atau dalam Ecyclopedia Brittanica dinyatakan bahwa “tecnology may be defined as the systematic study of technuiques for making and doing

berkembang terpisah dari sains, namun pada zaman modern sekarang ini tek-nologi semakin tergantung pada sains, sebaliknya sains maju pesat berkat kemajuan teknologi. Dengan kata lain, pada zaman modern sekarang ini untuk mengetahui “bagaimana” (how), semakin dituntut mengetahui “mengapa” (what) dan “apa sebab” (why), harus banyak tahu “bagaimana” (how).

Teknologi mempunyai 4 (empat) bentuk, yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware. Technoware adalah teknologi dalam bentuk barang. Humanware adalah teknologi dalam bentuk kemampuan yang tersimpan dalam manusia (dalam bentuk penge-tahuan, ketrampilan, intuisi, dll). Infoware adalah teknologi dalam bentuk informasi seperti teori, jumal, profesi, manual, buku-buku IPTEK, dll. Orgaware adalah teknologi dalam bentuk organisasi yang diperlukan untuk melakukan proses transformasi pada kegiatan produksi.

Seringkali teknologi dikaitkan dengan rekayasa (enineering) ahlinya disebut insinyur (engineer). Pada dasar-nya rekayasa adalah suatu kom-ponen teknologi, yaitu komponen yang me-nyangkut bagaimana sumber daya alam diolah agar bermanfaat bagi manusia. Sedang teknologi adalah totalitas cara untuk menyediakan berbagai objek yang berguna bagi kelangsungan hidup dan kenyamanan hidup manusia.

(9)

semakin pesat dan menakjubkan, ter-utama dalam kurun lima dekade terakhir ini. Pertemuan-pertemuan baru ber-munculan saling membangun dan meruntuhkan satu sama lain, mulai dari yang paling sederhana sampai teknologi tinggi (hight-teck), saat ini dapat dilihat teknologi telekomunikasi dan informasi yang semakin canggih. Dengan teknologi telekomunikasi dan informasi hibrida sebagai hasil perkawinan antara telepon, televisi dan komputer, manusia telah memasuki fase sejarahnya yang paling spektakuler; komunikasi mondial tanpa batas. Orang dapat berbicara dan berjumpa dengan siapa saja, di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Dengan internet, jaringan komputer mendunia, manusia dapat menjelalah dunia hanya dengan nongkrong di depan komputemya.

Perkembangan itu belum akan berhenti, bahkan akan semakin pesat. Para ilmuwan memastikan bahwa di awal abad-21 semua bentuk telekomunikasi dan informasi yang dibutuhkan akan dapat diletakkan di atas meja kerja, di dalam mobil atau di atas telapak tangan dengan harga yang terjangkau, karena rekayasa teknologi yang kian ter-sederhanakan. Dan tanda-tandanya saat ini sudah mulai terlihat. Ada telepon mobil bergerak, ada televisi dalam mobil, ada hand phone, ada notebook (komputer jinjing) yang kesemuanya siap dipadukan. Di samping manfaat yang dapat diambil dari perkembangan sains dan teknologi, ternyata tidak sedikit dampak

negatif yang ditimbulkannya. Misalnya teknologi nuklir yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi ketika energi lain menyusut atau digunakan di dunia kedokteran untuk mendiagnosis penyakit dan membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi ternyata pada prakteknya lebih dari 50.000 senjata nuklir yang ada di dunia sekarang ini memiliki daya peng-hancur jutaan kali bom yang jatuh di Hirosima. Biologi dan Kimia (Biokimia) telah melahirkan teknologi yang mem-pertahankan struktur kehidupan modern, seperti purifikasi air, imunisasi dan lain-lain, tetapi biokimia juga telah dipakai untuk tanaman, dan bahkan manusia. Teknologi ruang angkasa telah melahir-kan satelit untuk keperiuan navigasi, komputer dan informasi, tetapi sekaligus telah dipakai untuk tujuan militer.

EPILOG

(10)

dapat saja sebagai “pedang bermata dua”, bisa untuk kesejahteraan manusia, namun dapat pula menghancurkan manusia itu sendiri. Implementasi tek-nologi cenderung akan liar tidak ter-kontrol tergantung kepada manusianya, oleh karena itu manusia berilmu sebagai “pemegang kendali” sains dan teknologi haruslah mempunyai dan sekaligus harus

dengan makna filsafat atau filosof itu sendiri yang berarti: suka - kearifan atau cinta kebijaksanaan.

Hanya ditangan manusia-mausia yangarif dan bijaksana produk teknologi dapat bermanfaat secara seimbang (equilibrium) dan berkesinambungan (sustainable).

DAFTAR PUTAKA

Ahmad Baiquni, Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1994.

LR. Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Pustaka Sarjana PT Pembangunan Jakara, 1980.

Kadirun Yahya, Kaedah Teknologi Al Qur’an. Forum Diskusi Filsafat UGM, Yogyakarta, 1994.

Kari R. Popper, Conjectures anda Refutations The Growth of Scientific Knowledge, Routledge and kegan paul, London, Melbourne and Henley, 1984.

Muhammad Sahari Besari, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Bahan Kuliah Program DTS. UNDIP, Semarang, 2004.

N. Drijarkara S.J, Percikan Filsafat, PT. Pembangunan, Jakarta 1978.

Noeng Muhadjir, Filsafat Islam Telaah Fungsional, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2003.

Referensi

Dokumen terkait

membuat ramalan-ramalan atau menghasilkan tindakan-tindakan atau kewaspadaan-kewaspadaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuan yang diinginkan. Dalam arti ini kita dapat

Informasi penjualan terbanyak berdasarkan pelanggan yang akan ditampilkan pada dashboard adalah informasi penjualan terbanyak (rupiah) (pelanggan yang belanja terbanyak,

Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan memperhatikan (a) jenis predikat yang dilengkapinya dan (b) ciri khas objek itu.. Kalimat yang terdiri dari golongan

Peningkatan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran (kegiatan mengajar guru dan belajar siswa) menunjukkan ketuntasan yang dicapai guru dan siswa dalam proses pembelajaran

Membuat algoritma untuk menterjemahkan informasi model produk berbasis feature yang tersedia dalam software CaSTPro ke dalam bahasa kode-G (G-Code) untuk feature

Termos merupakan alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perpindahan kalor, baik dari dalam ke luar atau sebaliknya.Dengan demikian, suhu zat (makanan atau

“Praktek Manajemen Risiko Dalam Hadge Fund Di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Sidoarjo Menurut Hukum Islam Dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Tentang Penerapan Manajemen

Masing-masing rencana aksi mitigasi emisi GRK akan dilaksanakan oleh masing-masing lembaga/instansi yang terkait seperti yang dijabarkan pada Bab III dan Bab V. Sementara,