• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantis menggunakan Teknik Ultra Wide.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantis menggunakan Teknik Ultra Wide."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nama : Anastasia Megawati Wawolangi

NIM : 09510160003

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA &

TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

SURABAYA

(2)

iv

ABSTRAK

PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE ROMANTIS MENGGUNAKAN TEKNIK ULTRA WIDE

Anastasia Megawati Wawolangi1

(Karsam, MA., Ph.D. Pembimbing 1, Thomas H.D, M.T. Pembimbing II) 1

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM

Kata kunci: Cinta, Film Pendek, Genre Romantis

Kata bahasa Inggris "cinta" dapat merujuk ke berbagai perasaan yang berbeda, negara bagian, dan sikap, mulai dari kasih sayang interpersonal untuk kesenangan ("Aku suka makan itu"). Hal ini dapat merujuk pada suatu emosi daya tarik yang kuat dan lampiran pribadi. Hal ini juga bisa menjadi kebajikan mewakili kebaikan manusia, kasih sayang, dan kasih sayang "perhatian setia dan baik hati tidak mementingkan diri demi kebaikan orang lain". Dan itu mungkin menggambarkan tindakan welas asih dan kasih sayang terhadap manusia lain, diri seseorang atau hewan.

Film pendek itu sendiri adalah sebuah film dengan durasi kurang dari 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, sebuah film pendek yang dibuat percobaan laboratorium seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film panjang.

(3)
(4)

v

BAB III Metodologi dan Perancangan Karya ... 30

3.1 Metodologi ... 30

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.1.2 Teknik Analisis Data ... 37

3.2 Perancangan Karya ... 38

3.2.1 Pra Produksi ... 39

BAB IV Implementasi Karya ... 47

4.1 Pra Produksi ... 47

4.2 Produksi ... 51

4.2 Pasca Produksi ... 54

BAB V PENUTUP ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(5)

1

1.1Latar Belakang

Dalam Tugas Akhir ini tujuan yang ingin dicapai adalah membuat film pen-dek bergenre romantis yang didukung dengan teknik Ultra Wide. Hal ini dilatar-belakangi oleh perfilman di Indonesia yang semakin tinggi tingkat penontonnya, terutama film yang bergenre romantis.

Produksi perfilman di Indonesia menunjukkan peningkatan dan dengan adanya reaksi pasar yang positif. Sepertiga film yang ditayangkan di bioskop-bioskop merupakan film lokal. Beberapa program untuk memajukan perfilman Indonesia terus dilakukan. Pemerintah pun juga ikut mendukung dalam memberi-kan subsidi untuk produksi film nasional, terutama film yang diproduksi oleh si-neas pemula yang belum memiliki investor tetapi mereka memiliki kualitas yang baik (http://indonesiatravel.biz).

Perkembangan film di Indonesia yang cepat ini terlihat dari film yang sudah diproduksi. Bakri, mengatakan pendaftaran film menguntungkan bagi produser karena surat pendaftaran tersebut dapat sebagai pengantar untuk segala keperluan sehubungan dengan produksi (http://www.antaranews.com).

(6)

penonton film lokal hanya mencapai 14 juta orang dan film yang paling banyak diminati selama kurun waktu tersebut adalah film yang bergenre romantis (Indrarto, 2012).

Hingga tahun akhir tahun 2011 lalu, tercatat film yang paling diminati ada-lah film bergenre romantis. Film romantis dinimati sebanyak 28% dari jumada-lah to-tal penonton film, sedangkan film komedi memiliki 26% peminat. Data yang ada juga menuslikan bahwa remaja adalah pangsa pasar dari film bergenre romantis (Andre, 2012).

Remaja memiliki fase yang romantis dibanding dengan masa-masa lainya (Nugroho, 2006). Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari film bergenre romantis. Remaja masih rentan dalam hal mencari jati diri, oleh karena itu bebe-rapa orang menggunakan film sebagai kiblat jati diri mereka. Permasalahan yang muncul pada remaja adalah kebosanan yang mudah dialami, sebab remaja memi-liki sifat dinamis dan tidak ingin berlama-lama di satu titik. Dari permasalahan tersebut muncul film dengan format film pendek di berbagai media tayang.

(7)

Film pendek bergenre romantis yang ditujukan bagi remaja ini, bertujuan untuk menunjukkan pada remaja bahwa romantis itu luas. Menurut KBBI, kata romantis tidak hanya ditampilkan dengan cara kedua pasangan bergandengan tan-gan, tetapi juga ditampilkan dengan cara yang lainnya contohnya seperti kedua pasangan yang sedang dinner berdua atau pasangan yang akan menikah. Sehingga dalam Tugas Akhir ini akan digambarkan atau ditunjukkan keromantisan tersebut dalam sebuah tampilan yang luas pula yang diberi nama Ultra Wide.

Film yang menggunakan teknik Ultra Wide ditampilkan dalam layar dual screen. Film yang ditampilkan atau disugukan secara lebar melebihi batas pan-dang normal manusia.

Film romantis yang mengadopsi sebuah cerita dari sebuah komik asal je-pang ini di kembangkan menjadi cerita dua sisi yang menceritakan tentang dua pemeran pria dan wanita. Bila sebuah film menceritakan atau menfokuskan se-buah cerita kepada pemeran pria ataupun pemeran wanita saja, dalam Tugas Akhir ini akan di ceritakan dan memfokuskan pada pemeran wanita maupun pemeran pria.

Cerita dalam film ini mengisahkan tentang kedua pasangan yang sama-sama suka, tetapi tidak berani untuk mengungkapkan rasa suka mereka. Keduanya me-miliki perasaan yang sama. Karena ketidakberanian, kedua pasangan ini saling menulis surat untuk mengungkapkan rasa ketetarikan mereka.

(8)

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat film pendek bergenre romantis? 2. Bagaimana membuat film dengan teknik Ultra Wide? 3. Bagaimana membuat film dengan cerita dua sisi?

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat film pendek dengan teknik Ultra Wide.

2. Membuat film pendek bergenre romantis yang menunjukkan cerita dua sisi. 3. Membuat film menggunakan kamera D-SLR

4. Segmentasi pembuatan film ini ditujukan untuk remaja.

5. Pembuatan film ini hanya bisa ditonton pada layar khusus dan bioskop yang sudah dimodifikasi yang dikhususkan untuk film dual screen.

6. Film ini merupakan Festival Film.

(9)

Berdasarkan batasan masalah di atas maka tujuan dalam pembuatan film ini adalah:

1. Membuat film pendek bergenre romantis. 2. Membuat film dengan dua teknik Ultra Wide. 3. Membuat sebuah cerita dengan dua sisi.

1.5Manfaat

Berdasarkan batasan masalah di atas manfaat yang dapat di ambil adalah se-bagai berikut:

1. Dapat membuat film pendek romantis.

(10)

6

Berikut adalah beberapa landasan yang akan digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir yang berjudul Rahasia Hati. Landasan yang akan digunakan menca-kup segala hal tentang multimedia dan beberapa yang mendukung dalam Tugas Akhir ini.

2.1 Multimedia

Multimedia adalah komputer dan video (Suyanto, 2003:20) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks (Suyanto, 2003:21) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua me-dia input dan output dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), ani-masi, video, teks, grafik dan gambar atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.

Definisi Multimedia ini adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berekreasi, dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terdapat empat komponen penting dalam Multimedia. Pertama, harus ada komputer yang

(11)

Kedua, harus ada link yang menguhubungkan kita dengan informasi. Ketiga, ha-rus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang sal-ing terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sen-diri. Maka multimedia dewasa ini dapat disebut sebagai multimedia dalam arti yang luas (Suyanto, 2003:20).

2.2 Film

Film dikenal sebagai pita film yang digunakan untuk memproduksi sebuah film. Semakin berkembangnya teknologi, era digital pun melibas seluloid atau pita film gan format digital, disebarluaskan dalam bentuk digital. Maka pengertian film se-karang bergeser. Film sese-karang diartikan sebagai pembuatan alur cerita atau novel menjadi sebuah gambar bergerak yang di dalam tersebut terdapat cerita, konflik, artis, pemain, view, dan lain-lain.

(12)

2.2.1 Jenis-jenis Film

Jenis film bermacam-macam, pembuatan sebuah film dikategorikan menurut sub jenis film yang akan dibuat hal tersebut dijelaskan oleh Guru dalam artikelnya dalam jenis-jenis film penontonnya dalam menonton sebuah film yang akan ditonton. Jenis-jenis film adalah sebagai berikut:

1. Film Dokumenter

Film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film dokumenter digunakan untuk penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

2. Film Cerita Pendek

Film cerita pendek adalah film yang berdurasi di bawah 60menit. Film pen-dek merupakan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemu-dian memperoduksi sebuah film cerita panjang. Jenis film bercerita pendek sering dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau kelompok yang me-nyukai dunia film dan berlatih untuk membuat sebuah film dengan baik.. 3. Profil Perusahaan

Pembuatan film ini dikhususkan tentang perusahaan. Lebih tepatnya mengik-lakan perusahaan tersebut.

4. Iklan Televisi

Iklan televisi bertujuan untuk merasang pembeli yang menonton iklan terse-but.

(13)

Video klip adalah potongan-potongan cerita pendek yang digabungkan den-gan alunan musik.

2.2.2 Macam-macam Film

Menurut Anneahira dala artikelnya tentang Mengenal Macam-macam Film, dijelaskan bahwa macam-macam film memiliki berbagai tema dan ide cerita. Jenis dan genre film dibagi menjadi berbagai jenis, tergantung jenis dan tema yang di-angkat. Berikut berbagai macam film adalah:

1. Film Kartun

Film kartun merupakan film yang pemeran-pemerannya adalah kar-tun/animasi gambar bergerak. Film ini dibuat dari gambar-gambar yang di-kumpulkan, kemudian disatukan dengan media komputer dan program ani-masi sehingga menjadi sebuah film.

2. Film Romantis

Film cinta atau romantis adalah film yang banyak digemari oleh remaja/kaum muda di Indonesia, terutama wanita. Film cinta menceritakan kisah cinta dua insan yang menjalani sebuah perjalanan percintaan.

3. Film Kolosal / Musikal

Film ini dibekali dengan unsur-unsur musik didalamnya berupa nyanyian-nyayian, lagu, dan sebagainya.

(14)

Film thriller dapat diartikan sebagai petualangan yang mendebarkan. Film thriller juga sejenis dengan film horror.

5. Film Komedi

Film komedi merupakan cerita lucu, lawakan, adegan konyol dan hal-hal yang dapat membuat penontonnya tertawa yang disusun dalam sebuah film. 6. Film Horor

Film yang menyeramkan, mendebarkan, dan memunculkan rasa takut dan pe-nasaran data menontonnya. Film horror biasanya bercerita tentang hantu, vampire, dan sejenisnya.

7. Film Action/Laga

Film ini biasanya bercerita tentang hal-hal yang berhubungan dengan tembak-tembakan, balapan, perkelahian, penjahat, detektif, dan lain-lain yang sejenis. Film action juga ada yang berbentuk serial atau satu cerita selesai.

2.3 Remaja

(15)

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

Masa ini adalah masa dimana masa peralihan dari akhir kanak-kanak ke masa awal puberstas. Pada masa akhir pubertas remaja akan mengalami masa pera-lihan dari masa pubertas ke masa adolesen.

2. Periode Remaja Adolesen usia 17-21 tahun

Masa ini adalah masa akhir remaja. Dimana remaja akan mengalami masa pe-ralihan ke masa dewasa.

2.4 Psikologi Remaja

Remaja dewasa atau remaja akhir ini adalah remaja yang menuju ke ambang kedewasaan. Remaja akhir dapat berumur mulai dari 17-21 tahun. Dalam usia remaja ini, seseorang mulai merasa nyaman dengan hubungan dan keputusan mengenai seksualitas dan preferensi (Harrison, 1994:31). Hubungan individual menjadi lebih penting daripada kelompok teman sebayanya. Pada remaja akhir ini memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap pertanyaan spesifik tentang perilaku. Idealisme dapat mengarah pada konflik dengan keluarga dan figur autoritas lainnya. Dalam umur dewasa ini remaja lebih sadar tentang konsekuensi tindakan seseorang. Kebanyakan mampu mengerti pilihan secara menyeluruh untuk masalah kesehatan.

(16)

hubungan yang akrab dan suatu fungsi dalam masyarakat. Remaja pada usia adolesen dapat bersifat alturistik atau mementingkan kepentingan orang lain.

Jatuh cinta di usia remaja selalu bikin deg-degan. Pasalnya, perasaan cinta itu masih begitu menggebu-gebu. Tak terkontrol (www.merdeka.com). Remaja cenderung ingin menggembor-gemborkan perasaan mereka, memberitahukan hu-bungan cinta kepada orang lain. Setiap remaja memiliki dorongan yang hebat un-tuk merasakan kedekatan dengan pasangan. Remaja memiliki perasaan yang be-rubah-ubah, terkadang mereka sulit memahami apa yang sebenarnya yang mereka inginkan.

2.4.1 Malu

Malu adalah sejenis tret personaliti yang merujuk pada kecenderungan mempunyai perasaan halangan sosial atau mengelak untuk berhubungan dengan orang lain (Mohd. Fadzillah Kamsah, 2004:14). Malu dapat diwujudkan dengan bentuk tidak berani memandang mata, mengelak bila diajak berbicara. Sifat malu adalah sesuatu yang normal. Namun ada juga sifat malu yang berdampak negatif yaitu kemurungan, ketakutan, kesunyian, dan pengasingan sosial.

Sifat malu ini sebenarnya berpuncak dari faktor seperti kurangnya kemahi-ran dalam bersosial dan terlalu memikirkan kesempurnaan dalam suatu perkara. Sehingga sifat malu ini harus dilawan dengan meningkatkan hubungan sosial.

(17)

Hingga tahun akhir tahun 2011 lalu, tercatat film yang paling diminati ada-lah film bergenre romantis (Andre, 2012). Film romantis dinimati sebanyak 28% dari jumlah total penonton film, sedangkan film komedi memiliki 26% peminat. Data yang ada juga menuliskan bahwa remaja adalah pangsa pasar dari film ber-genre romantis. Sehingga film romantis memiliki potensi besar untuk dipertonto-kan kepada penontonnya.

2.6 Sejarah Film Pendek

Film pendek adalah salah satu bentuk film yang paling diminati, diminati dalam hal digarap maupun ditonton. Awal mulanya film pendek dianggap sebagai film yang murahan dan hanya digunakan oleh sutradara-sutradara pemula. Tetapi dalam hal yang sebenarnya, film pendek merupaka sebuah bentuk film yang pal-ing sulit untuk digarap, tetapi palpal-ing mudah untuk diminati.

Di Amerika film pendek berdurasi sekitar 20-40 menit. Bahkan di Eropa dan Australia film pendek hanya berdurasi 1-15 menit saja. Membuat film pendek merupakan tantangan tersendiri bagi para pembuatnya. Pesan yang harus disam-paikan dalam film pendek harus benar-benar dapat dipahami oleh penontonnya hanya dalam waktu yang singkat.

(18)

Film pendek sendiri lahir pada tahun 1910 di Amerika. Pada era tersebut, feature film sedang populer, dan pada akhirnya muncul ide untuk membuat fea-ture yang memuat satu atau beberapa subjek pendek. Genre yang muncul pertama kali dalam pembuatan film pendek adalah komedi. Dalam era itu film pendek ma-sih merupakan film bisu. Komedian seperti Charlie Chaplin, Buster Keaton, serta Laurel dan Hardy adalah artis-artis yang terkenal lewat film pendek.

Selanjutnya, film kartun jug mulai merambah film pendek dan disusul oleh genre film lainnya. Film pendek menjadi sangat populer hingga perusahaan film raksasa pun memiliki film spesial untuk menggarap film pendek. Bahkan sudah ada perusahaan yang berdiri yang dikhususkan untuk membuat film pendek.

Di Indonesia, film pendek baru populer pada tahun 1970-an. Munculnya film pendek di Indonesia ditandai Pendidikan Sinematografi di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kesenian Jakarta mulai mengadakan Festival Film Mini sejak 1974. Akan tetapi Festival ini sempat terhenti dikarenakan kekurangan dana (log.viva.co.id/news/read/371178).

(19)

Film pendek adalah film-film yang masa putarnya diluar ketentuan untuk film cerita di bawah 50 menit (mengacu dari regulasi berbagai festival film pen-dek Internasional hingga tahun 1997). Di Amerika, yang tergolong film penpen-dek adalah film berdurasi 20-40 menit. Bahkan di Eropa dan Australia, film pendek harus berdurasi 1-15 menit saja

Film pendek pada dasarnya memiliki bahasa yang jauh berbeda dengan film cerita panjang, mengingat masa putarnya yang singkat. Untuk menyiasatinya di-perlukan pemahaman bahasa gambar yang lebih jernih, baik mempergunakaan tanda-tanda esensial, atau simbol-simbol yang secara tidak langsung bisa meng-gambarkan suatu keadaan atau cerita.

Pada situs filmpelajar, Edi Cahyono menuliskan bahwa film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wa-hana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbe-da dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit berbe-dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. (http://filmpelajar.com/tutorial/sekilas-tentang-film-pendek)

(20)

2.8 Teknik Pengambilan Gambar atau Video

Dalam pembuatan video, seorang kameramen harus mengetahui dasar-dasar teknik pengambilan gambar. Teknik pengambilan gambar dibagi menjadi dalam berbagai sudut (camera angle) (bopfhttp://bopfive5.blogspot). Beberapa macam teknik pengambilan gambar:

1. Teknik Pengambilan Gambar

a. Bird Eye View

Pengambilan dengan teknik Bird Eye View ini diambil dari atas keting-gian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yag sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengam-bilan gambar dengan teknik ini biasanya menggunakan helikopter mau-pun diambil dari gedung-gedung tinggi.

(21)

Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil gambarnya den-gan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek. Pengambilan gambar ini memiliki beberapa arti yang dramatis yaitu kecil atau kerdil.

Gambar 2.2 High Angle (Sumber: wikipedia.org) c. Low Angle

Teknik pengambilan gambar Low Angle mengambil gambar dari bawah objek. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari High Angle. Kesan yang ditimbulkan dalam teknik ini adalah keagungan atau kejayaan. Biasanya digunakan untuk monster atau raksasa.

(22)

Teknik pengambilan gambar Eye Level mengambil sudut pandang seja-jar dengan mata objek. Tidak ada kesan khusus atau dramatik dalam teknik ini.

Gambar 2.4 Eye Level

(Sumber: ezzyvideoproduction.blogspot.com) e. Frog Level

Teknik pengambilan gambar Frog Level mengambil gambar sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.

Gambar 2.5 Frog Level

(Sumber: http://theboldsoul.lisataylorhuff.com)

(23)

a. Extreem Close Up

Pengambilan gambar sangat dekat dengan objek. Pada pengambilan gambar dengan teknik ini yang diambil hanya bagian tertetu dari objek. Fungsinya untuk mengambil detail sebuah objek.

Gambar 2.6 Extreme Close Up (Sumber: 123rf.com) b. Big Close Up

Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fung-sinya untuk memberi gambaran jelas tentang objek tersebut.

Gambar 2.7 Big Close Up (Sumber: 123rf.com)

(24)

Pengambilan gambar sebatas ujung kepala hingga leher. Fungsinya un-tuk memberi gambaran jelas tentang objek.

Gambar 2.8 Close Up (Sumber: german.fanshare.com) d. Medium Close Up

pengambilan gambar diambil dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga membuat penontonnya jelas.

Gambar 2.9 Medium Close Up (Sumber: hurtwoodmedia.blogspot.com)

(25)

Pengambilan gambar diambil sebatas kepala hingga pinggang. Fung-sinya untuk memperlihatkan sosok objek secara jelas.

Gambar 2.10 Mid Shoot (Sumber: www.fanpop.com) f. Kneel Shoot

Pengambilan gambar mulai dari kepala hingga ke lutut. Fungsinya hampir sama dengan pengambilan mid shoot.

Gambar 2.11 Kneel Shoot (Sumber: wonderfulgeneration.net)

(26)

Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya mem-perlihatkan objek beserta lingkungannya.

Gambar 2.12 Full Shoot (Sumber: stylemelbourne.com) h. Long Shoot

Pengambilan gambar lebih luas daripada full shoot. Fungsinya memper-lihatkan objek beserta lingkungannya.

Gambar 2.13 Long Shoot

(Sumber: zrfproduction.blogspot.com)

(27)

Pengambilan gambar melebihi long shoot. Teknik ini menampilkan ob-jek secara utuh. Fungsinya untuk menunjukkan bagian dari lingkungan-nya juga.

Gambar 2.14 Extreme Long Shoot (Sumber: mclarkemedia.wordpress.com) j. One Shoot

Pengambilan gambar satu objek untuk mempelihatkan seseorang atau benda dalam frame.

Gambar 2.15 One Shoot

(Sumber: fotouczniak.devianart.com)

(28)

Pengambilan gambar dua objek untuk memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.

Gambar 2.16 Two Shoot (Sumber: atec.utdallas.edu) l. Three Shoot

Pengambilan gambar tiga objek untuk memperlihatkan tiga orang yang sedang berkomunikasi.

Gambar 2.17 Three Shoot (Sumber: zabiscodigital.com)

(29)

Pengambilan gambar pada sekumpulan objek, untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang yang berkumpul.

Gambar 2.18 Group Shoot (Sumber: toy-tma.com)

3. Gerakan Kamera

a. Zooming

Gerakan yang dimaksud adalah dengan menggerakan lensa mendekat maupun menjauh dari objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kameran video dan kameramen hanya mengoperasikan saja.

b. Panning

Gerakan panning yakni kamera bergerang dari tengah ke kanan atau da-ri tengah ke kida-ri, bukan hanya kamera yang bergerak tetapi tda-ripod yang terpasa pada kamera juga ikur bergerak sesuai dengan arah yang diin-ginkan.

(30)

Gerakan tilting yaitu menggerakkan kamera keatas dan kebawah, me-makai gerakan tilting masih menggunakan tripod agar hasil pada gam-bar memuaskan dan tetap stabil tidak goyang.

d. Dolly

Gerakan dolly adalah gerakan kamera yang dilakukan maju mundur, hampir memiliki kesamaan dengan zooming, namun pada gerakan dolly ini kamera digerakan pada tripod yang memiliki roda, dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.

e. Follow

Gerakan ini dilakukan dengan cara mengikuti objek dengan bergerak searah objek berjalan.

f. Farming

Gerakan farming dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam berge-rak searah.

g. Fading

Gerakan ini mengambil gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in dan seba-liknya disebut fade out.

h. Crane Shoot

Gerakan pada kamera yang dipasang pada tripod beroda dan bergerak sendiri bersamaan kameramen, baik mendekar maupun menjauhi objek.

(31)

a. Moving Object

Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek. b. Walking

Objek mendekat maupun menjauhi kamera.

2.9 Festival Film

Festival adalah sebuah acara terbuka untuk umum yang dilakukan dalam ku-run waktu yang singkat. Festival dapat berupa berbagai jenis. Festival biasanya di-lakukan dalam satu kali, terdiri dari seminar atau lokakarya, pertunjukkan musik, budaya, serta pameran komunitas anak muda (indonesianyouth confe-rence.org/program/festival/).

(32)

30

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah mem-buat film pendek bergenre romantis dengan menggunakan teknik ultra wide. Film pendek bergenre romantis yang akan dibuat pada Tugas Akhir ini ditujukan kepa-da remaja akhir. Karena potensi remaja yang melihat film romantis lebih banyak dibanding usia lainnya. Teknik ultra wide adalah ide baru yang akan dikembangan dalam pembuatan film pendek ini berdasarkan poin-poin tertentu. Metodologi yang digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mengumpulkan data deskriptif. Data deskriptif mendeskripsikan objek secara rin-ci dan mengembangkan konsep atau pemahaman dari suatu gejala atau peristiwa.

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan pro-sedur yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti karyanya. Metodologi juga me-rupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupa-kan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang memerlukan jawaban.

(33)

Metode penelitian digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam Tugas Akhir ini metode yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif bertujuan mengumpulkan data deskriptif yang mendeskripsikan obyek penelitian secara rinci dan mendalam pada suatu gejala. Pada dasarnya, penelitian kualitatif merupakan penjajagan dalam mencari keterangan sedalam mungkin ten-tang apa yang akan dicari (Dr. B. Sandjaja, 2006). Yang dimaksud dengan metode kualitatif adalah metode penelitian yang yang bersifat derung menggunakan analisis dengan pendekatan Hal ini juga dijelaskan oleh W. Gulo (2002: 19) bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada.

Dalam metodologi kualitatif diatas maka akan digunakan beberapa macam teknik dalam pengumpulan data.

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Setelah menentukan desain penelitian, langkah selanjutnya dalam penelitian adalah menetapkan instrumen penelitian. Instrumen merupakan variable yang di-gunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif instrumen digu-nakan untuk mengukur variable dengan skala nominal dan ordinal (Dr. B. Sandjaja, 2006). Secara garis besar, teknik pengumpulan data yang akan diguna-kan sebagai berikut:

(34)

Wawancara merupakan bentuk komunikasi lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (www.galeripustaka.com). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber langsung sebagai data primer. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada beberapa remaja serta orang yang ahli dalam bidang teknik Ultra Wide. Berikut meru-pakan data dari informan yang berhasil di wawancarai:

Tabel 3.1 Daftar Narasumber

No. NAMA TEMPAT DAN JAM KETERANGAN

1.

ThomasHanandry, M.T. (Ahli teknik Ultra

Wide)

(35)

4. Sandra 3 blok AC no.16,

Sura-baya

Data yang diambil adalah tentang arti Romantis bagi remaja

Hasil dalam wawancara dari masing-masing informan menurut pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Wawancara

No. Nama Pertanyaan Jawaban

1. ThomasHanandry, M.T.

Apakah arti teknik Ulta Wide?

Teknik Ultra Wide di-tampilkan dalam dua

layar dan lebar. 2. Lenny Apa sih Romantis

menu-rut kamu?

Romantis itu bila seo-rang cowok memberi-kan kejutan kepada si cewek, dan dari inisiatif

sendiri. 3. Ivana Apa sih Romantis

menu-rut kamu?

(36)

masing-masing. 4. Sandra Apa sih Romantis

menu-rut kamu?

Romantis itu selalu ada kejutan saat

menyata-kan cinta.

2. Studi Literatur atau Data

Peneliti melakukan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh informasi dan menguatkan data mengenai objek dari penelitian ini, sebagai data sekunder. Diantaranya, studi literatur untuk mendapatkan ke-rangka teoritis dan memperkaya latar penelitian melalui jurnal-jurnal yang berlaitan dengan penelitian, kliping dari berbagai media cetak, buku, dan mengunjungi situs-situs web di internet yang mendukung penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil beberapa data yang mendukung dalam pe-nelitian ini.

3. Studi Kompetitor

Studi Kompetitor merupakan acuan dalam melaksanakan Tugas Akhir. Studi Kompetitor berguna memperdalam ide dan konsep dalam mewujudkan Tugas Akhir. Beberapa kompetitor yang digunakan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

(37)

Pada kajian Studi Kompetitor ini akan mengambil dari film Flipped milik Rob Reiner. Film fiksi berjudul Flipped ini bergenre komedi romantis. Film dari Rob Reiner ini diambil karena memiliki kesamaan dengan Tu-gas Akhir ini. Berikut adalah cuplikan dalam film Flipped.

Gambar 3.1 Flipped

Pada film Flipped ini memiliki dua pandangan masing-masing dari pe-meran. Unsur drama romantis dan teknik cerita yang mudah dimengerti. Cerita dalam film ini adalah dua pasangan yang bersama sejak kecil dan saling jatuh cinta tetapi tidak berani untuk mengungkapkan perasaan me-reka. Plot cerita maju mundur sesuai dengan keadaan masing-masing pemeran atau menceritakan kembali adegan yang sudah ada dengan sudut pandang yang berbeda.

(38)

Pada film Limitless ini mempunyai kesamaan pada bagian tertentu saja dalam Tugas Akhir ini. Beberapa scene menujukkan scene yang sama, pada saat kamera zoom out dan tampilan yang lebar pada layar. Berikut adalah cuplikan dari film Limitless.

Gambar 3.2 Limitless

Limitless merupakan cerita drama thiller oleh Neil Burger. Film ini ber-cerita tentang seorang penulis yang stress karena deadline. Film Flipped ini membuat sebuah scene yang melebar sehingga pandangan manusia dapat melihat lebih lebar dari pandangan manusia normal.

(39)

Analisa data diperlukan untuk memproses data yang dimulai dengan memi-lah-milah data dalam kategori (Dr. B. Sandjaja, 2006). Di atas telah dijelaskan mengenai pengumpulan data. Berikut merupakan verifikasi data.

Pada langkah ini dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan inilah yang akan digunakan dalam merancang konsep dalam Tugas Akhir ini.

Gambar 3.3 Penarikan Kesimpulan

3.2 Perancangan Karya

(40)

Berdasarkan data yang telah dianalisa maka dibuat sebuah karya yang akan dirancang. Ada pula beberapa perancangan karya yang dibuat untuk membuat film pendek berjudul “Rahasia kita”.

Gambar 3.4 Alur Perancangan Karya

Pembuatan film pendek diawali dengan ide, setelah muncul ide maka yang dila-kukan selanjutnya adalah mencari literatur untuk memperkuat pembuatan film. Hal-hal yang perlu dicari berupa data-data seperti buku, web, studi kompetitor. Setelah semua data mendukung, maka langkah berikutnya adalah menentukan konsep film yang akan di produksi, lalu membuat sinopsis. Sinopsis dikembang-kan menjadi skenario untuk proses pengambilan gambar. Pada skenario yang telah final, maka dilakukan shot list dan setting lokasi. Dalam hal ini peralatan dan dana

Alur Perancangan

Pra Produksi:

Konsep, Sinopsis, dan Skenario

Produksi:

Syuting dan Merekam Suara

Pasca Produksi: Editing dan Rendering

(41)

juga berperan penting. Setelah final, maka hal selanjutnya adalah proses pengam-bilan gambar dan suara. Setelah syuting atau pengampengam-bilan gambar telah finish di-laksanakan hal selanjutnya adalah proses pemilihan gambar untuk proses editing. Pada proses pasca produksi dilakukan pemilihan gambar dan disusun menurut skenario. Pada proses editing film diperlukan juga audio pendukung untuk me-nunjang film tersebut. Setelah semua selesai diedit maka dilakukan rendering un-tuk mencapai hasil akhir.

3.2.1 Pra Produksi

1. Ide dan Konsep

Berdasarkan bagan perancangan karya di atas, tahap pertama dalam pembuatan film pendek ini yaitu pencarian ide. Ide dapat diperoleh dari

gambar dan foto, penelitian, brainstorming, pengamatan terhadap orang mau-pun hewan serta tempat dan benda, alur cerita yang sudah ada (Wright, 2005: 39-43).

Berawal dari suka menonton film drama romantis dan alurnya yang selalu ba-hagia tercetuslah sebuah ide untuk membuat film bergenre romantis. Pada bab II sudah dijelaskan tentang genre drama romantis. Ditambah lagi dengan menggunakan teknik cerita yang berulang dengan sisi pemeran yang berbeda. Untuk membantu memperjelas konsep maka dibentuk STP (Segmentasi, Tar-geting, Positioning) analisa kelebihan kekurangan dan analisa konsep cerita.

(42)

Analisa STP sangat penting untuk menentukan target audience. Segmenta-tion dan targeting merupakan pembagian target audience berdasarkan letak geografis, segi demografis, serta segi psikografis. Sedangkan positioning merupakan penempatan karya dalam fungsinya untuk audience.

Tabel 3.3 Analisis STP

STP Project

Positioning Film yang bercerita tentang dua pa-sangan yang saling mencintai ini di-posisikan sebagai karya untuk me-nambah genre film pendek di indone-sia.

(43)

Analisis kelebihan dan kekurangan ini terdapat dalam karya. Dalam anali-sis ini juga terdapat analianali-sis tentang kesempatan yang mungkin diperoleh, juga analisis tentang hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki.

Tabel 3.4 Analisis Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan

- Film Pendek ini bercerita tentang dua pasangan yang tidak berani men-gungkapkan perasaan me-reka.

- Dibuat dengan dua kame-ra dijadikan dalam datu scene.

- Talent tidak berasal dari dunia teater, sehingga akting dalam berperan kurang.

- Stock gambar dan proses pengambilan gambar yang kurang maksimal.

(44)

Dalam Film Pendek ini ada 3 karakter dengan 2 karakter utama dan 1 karakter pembantu.

a. Machrus Ali

Machrus berperan sebagai Makrus, dia adalah mahasiswa di salah satu un-iversitas di Surabaya. Makrus sudah lama menyukai seorang wanita yang juga kuliah satu kampus dengannya.

b. Alexandra

Alexandra berperan sebagai Sandra yang berkuliah di salah satu universi-tas di Surabaya. Sandra diam-diam juga menyukai Makrus yang satu kam-pus dengannya, tetapi tidak berani untuk mengungkapkan perasaanya. c. Alfin

Alfin berperan sebagai Lyra sahabat Sandra yang selalu mendengarkan ki-sah sandra sedih maupun senang.

3. Sinopsis

(45)

men-gungkapkan perasaan duluan. Setiap melihat Makrus, Sandra selalu deg-degan dan malu untuk bertemu. Sandra memiliki sahabat bernama Lyra yang selalu ada dalam susah maupun senang. Setiap Sandra bertemu dengan Makrus dia selalu meminta Lyra untuk bertemu dengannya. Lyra selalu setia mendengar-kan Sandra dan sering menggodanya. Hingga suatu saat Sandra berpapasan dengan Makrus di salah satu area kampus. Saat itu Makrus memanggilnya, te-tapi Sandra mengacukan panggilan tersebut. Pada sore itu dibalkon rumah Ma-krus sedang melamun dan melihat surat yang dipegangnya. Sandra juga berte-kad untuk memberikan surat tersebut kepada Makrus. Surat yang dipegang oleh Makrus tiba-tiba jatuh. Pada saat yang bersamaan Sandra tiba dirumah Makrus. Saat itu Sandra hendak memberikan surat tersebut pada Makrus. Saat dia berdiri dirumah Makrus tiba-tiba Makrus keluar dari rumahnya dan men-gambil surat yang dibawah oleh Sandra. Sandrapun terkejut, lalu dengan pasrah Sandra kembali ke motornya lalu dilihatnya sebuah surat yang ada didekat mo-tornya. Sandra mengambil surat tersebut dan dia kaget sekali karena surat yang diambilnya itu ditujukan untuknya. Begitupula dengan makrus saat melihat su-rat tersebut dia terkejut karena susu-rat tersebut ditujukan untukknya.

4. Skenario

(46)

diketahui soal jalan cerita, bukan hanya soal karakterisasi pemain, melainkan juga gambaran perkiraan pembiayaan, atau bahkan kira-kira siapa yang akan memainkan peran.

Tabel 3.5 Skenario :Rahasia Hati

SKENARIO

Scene 1 (OPENING)

Outdoor Sore – Jalanan Perumahan

Seorang pria dengan tinggi semampai berjalan dengan linglungnya. Pria tersebut adalah makrus, seorang pelajar disebuah universitas ternama di Surabaya. Makrus berjalan di daerah komplek perumahan, dengan ran-sel dipundaknya, makrus jalan dengan linglung, ada perasaan gelisah dan takut menyelimuti dirinya. Sesekali dia menunduk dan memejam-kan mata seolah memberimemejam-kan diri dan pikirannya untuk percaya dan ya-kin bahwa dia bisa.

[Kamera, full shot] [Cut to]

Makrus (V.O)

(47)

[Kamera focus, medium shot] [Cut to]

Dalam hati dia berteriak meyakinkan dirinya sendiri. Dengan semakin mantap Makrus mengepalkan tanganya member semangat pada dirinya sendirinya.

Skenario dibuat ketika sinopsis selesai dirancang. Dalam skenario ini terda-pat setting lokasi, nama tokoh, dan apa yang sedang dikerjakan oleh tokoh dan dialog.

5. Storyboard

(48)

Gambar 3.5 Storyboard “Rahasia Kita”

(49)

47

permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk lebih jelas maka akan diuraikan tentang proses produksi dan pasca produksi dalam film pendek yang berjudul “Rahasia Hati” sebagai berikut:

4.1 Pra-produksi

Pada tahap pra produksi telah dilakukan wawancara kepada beberapa nara-sumber yang mendukung penelitian ini. Berikut adalah naranara-sumber yang telah di wawancara:

(50)

Gambar 4.2 Remaja usia 17th

Gambar 4.3 Remaja usia 17th

Pada wawancara yang telah dilakukan pada bapak Thomas Hanandry, M.T. selaku ahli dari teknik Ultra Wide didapatkan data mengenai teknik Ultra Wide. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa remaja yang berumur 17 tahun men-genai apa itu romantis bagi mereka.

(51)

ske-nario telah dibuat maka jadwal syuting dapat disusun agar proses syuting dapat berjalan teratur. Informasi yang dibutuhkan adalah untuk setting lokasi, waktu, dan talent. Pengambilan gambar bisa saja tidak sesuai dengan skenario. Hal terse-but guna untuk menghemat waktu dan biaya.

Dalam proses pra produksi perlu diadakannya pemilihan talent yang sesuai dengan peran yang ada dalam cerita, berikut adalah peran yang memainkan tokoh utama pria dan tokoh utama wanita serta peran lainnya:

Tabel 4.1 Karakter

No. KARAKTER GAMBAR

1. Makrus memiliki sifat pemalu dalam mengutarakan

perasaan-nya

2.

(52)

3.

Alfin yang berperan sebagai Lyra sahabat Sandra, memiliki

sifat pertemanan yang setia, Lyra setia menemani Sandra disaat senang maupun sedih.

4.2 Produksi

Sebelum melakukan proses pengambilan gambar, pemain perlu mengetahui peran mereka masing-masing dalam pembuatan film ini. Pemain perlu untuk ber-latih dan mendalami peran mereka. Oleh karena itu diperlukan proses reading un-tuk mengetahui dialog yang akan mereka mainkan.

(53)

Dalam gambar tersebut salah satu pemain sedang menghafal dan mendalami dialognya sebelum proses pengambilan gambar agar proses pengambilan gambar tidak kacau.

Setelah persiapan proses reading selesai maka dilakukan proses persiapan alat yang akan digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam pembuatan film pendek berjudul “Rahasia Kita” ini menggunakan berbagai macam peralatan sinematografi sederhana yaitu:

1. Camera DSLR 7D 2 buah. 2. Lensa 18-55mm

3. Pipa sebagai tripod 4. Komputer editing 5. Memory kamera

Dalam pembuatan film ini tidak ada variasi shot yang khusus, karena difo-kuskan pada pembuatan film menggunakan dua kamera dalam satu tripod. Se-hingga fokus pada pengambilan gambar tertuju pada shot yang diambil secara te-pat pada dua kamera dan tidak terputus saat editing.

Proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses pengambilan gambar yang dilaksanakan dalam 4 hari. Proses selama 4 hari pengambilan gambar adalah se-bagai berikut:

1. Hari Pertama

(54)

14.00 sampai 16.30. Talent yang berperan pada scene terakhir ini adalah San-dra dan Makrus.

2. Hari Kedua

Pada hari kedua setting syuting dilakukan di kampus. Pada hari kedua dilaku-kan pengambilan gambar scene keempat dan keenam. Take scene keempat diambil pada pukul 16.00 sampai pukul 17.00. Talent yang berperan adalah Makrus dan Sandra. Pada scene keenam pengambilan gambar diambil diatas gedung Tunjungan Plaza pada pukul 17.30 talent yang berperan adalah Ma-krus.

3. Hari Ketiga

Pada hari ketiga pengambilan gambar pada scene 3 dan 5. Pengambilan gam-bar pada scene 3 diambil di Taman, talent yang berperan adalah Sandra dan Lyra. Pada scene kelima talent yang berperan adalah Sandra dan Lyra ber-tempat disalah satu minimarket.

4. Hari Keempat

Pada hari keempat pengambilan gambar pada scene satu dan dua bertempat di jalan perumahan dan kamar. Pada jalan perumahan talent yang berperan ada-lah Makrus, dan pada pengambilan gambar scene kedua talent yang berperan adalah Sandra dengan lokasi didalam kamar.

(55)

memiliki memory yang dibuat khusus sehingga perangkat yang digunakan dalam pemindahan data membutuhkan alat yang khusus pula.

4.3 Proses Pasca Produksi

Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dengan beberapa langkah yang dilakukan yaitu:

1. Proses Pemilihan Video

Proses awal dimana setelah melakukan pengambilan gambar, video dipilih untuk proses editing. Karena tidak semua video dapat dimasukkan dalam proses editing. Hanya bagian-bagian tertentu saja.

Gambar 4.5 Proses Pemilihan Stok Video

2. Proses Penataan Stock Shoot

(56)

Gambar 4.6 Proses Penataan Stock Shoot

Proses penataan scene menghubungkan shot yang satu dengan shot yang lain-nya. Penataan shoot ini dilakukan sesuai dengan skenario yang ada.

3. Proses Penataan

(57)

Gambar 4.7 Penataan gambar

4. Sound Editing

Backsound lagu sangat penting dalam sebuah film, karena sound mampu mengubah sebuah film bisu lebih berwarna. Sound juga mendukung tatanan visual yang ada.

(58)

5. Rendering

Proses rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek berjudul “Rahasia Hati” menggunakan format media AVI.

(59)

6. Hasil Jadi

Dari hasil produksi dan editing, berikut merupakan cuplikan scene-scene yang sesua dengan rumusan masalah.

Gambar 4.10 Scene Terakhir

Pada scene terakhir ini terdapat gambar dimana surat yang dipegang Sandra tertu-kar dengan surat Makrus. Seperti dari hasil wawancara yang sudah dilakukan bahwa romantis ini diwujudkan dengan adanya kejutan.

Gambar 4.11 Scene 3

(60)

Gambar 4.12 Dari sisi Makrus

Gambar 4.13 Dari sisi Sandra

(61)

Penjelasan untuk gambar 4.11 adalah disaat Makrus sedang berpikir apakah dia akan bertemu Sandra, dan mereka berpapasan. Pada gambar 4.12-4.13 dimana Sandra melihat Makrus dan berjalan menuju Makrus hingga berpapasan.

7. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di-render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film pendek ini menggu-nakan media VCD.

8. Publikasi

Setelah selesai dengan mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Dalam mepublikasikan film ini penulis menggunakan poster.

(62)
(63)

63

5.1Kesimpulan

Dari laporan ini kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film pendek romantis untuk remaja sesuai dengan hasil penelitian bahwa remaja menganggap bahwa romantis itu bila seseorang yang dis-ukainya memberi kejutan yang diinisiatif sendiri. Dalam cerita film ini diceri-takan dimana pemeran utama pria dan wanita sama-sama memberikan kejutan dalam bentuk sebuah surat cinta yang mereka buat.

2. Tekni Ultra Wide diimplementasikan dengan cara memakai dua kamera dipa-sang dalam tripod khusus. Dalam pemakaian teknik ini dibutuhkan ketelitian dalam proses pengambilan gambar, agar pada proses editing tidak terlalu su-sah pada proses penggabungan gambar. Pada proses editing dibutuhkan kete-litian dalam menyambungkan video dari kamera pertama dan kamera kedua. 3. Cerita dari film dua sisi membutuhkan dua kali pengambilan gambar yang

(64)

5.2Saran

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan video dengan tek-nik Ultra Wide maka dapat diberikan saran bagi yang akan membuat video den-gan menggunakan teknik serupa.Beberapa saran tersebut adalah:

1. Adanya ketelitian dalam pembuatan film pendek ini. 2. Alur cerita dapat diperjelas lagi.

3. Harus benar-benar pro dalam pengambilan gambar dengan menggunakan dua kamera.

(65)

65 EGC.

Dr. B. Sandjaja, M. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Enterprise, J. (2010). Samurai Photoshop. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Harrison. (1994). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Singpore: Buku Kedokteran EGC.

Mohd. Fadzillah Kamsah, D. (2004). Soal Jawab Praperkahwinan. Kuala Lumpur: PTS Millenia Sdn. Bhd.

Nugroho, D. A. (2006). Cewek Most Wanted. Bandung: Penerbit Cinta. Ns. Wasis, S. S. (2006). Pedoman Riset Praktis. Jakarta: Kedokteran EGC. Situmorang, Syafrizal Helmi. 2010. Analisis Data. Medan: USU Press.

Sutisno, P. (1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Grasindo.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Suyanto, M. (2003). Multimedia Alat untuk Meningkatkam Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sumber Internet:

4Skripsi. (2010). Macam-Macam Metode Penelitian

06, 2012.

Andre. (2012). Infografik: 10 Film Indonesia Dengan Penonton Terbanyak. visikini.com. Diakses 10 23, 2012.

(66)

Antonio. (2006). Extreme Close Up. www.123rf.com.Diakses01 08, 2013. Atec. (2009). Two Shoot. atec.utdallas.edu. Diakses01 08, 2013.

Ayonana. (2010). Definisi Film. ayonana.tumblr.com. Diakses 11 05, 2012.

Destriyana. (2012). Kesalahan Remaja dalam Hubungan Cinta. Diakses 09 05, 2013.

Edi Cahyono. (2009). Sekilas Tentang Film Pendek. filmpelajar.com. Diakses 20 11, 2012.

Fotouczniak. (2005). One Shot. fotouczniak.devianart.com. Diakses01 08, 2013. Guru. (2011). Jenis-jenis Film. www.perpuskita.com. Diakses 11 05, 2012.

Hurtwood. (2005). Medium Close Up. hurtwoodmedia.blogspot.com. Diakses01 08, 2013.

Husnun. (2011). Film Bagian dari Media Massa. husnun.wordpress.com. Diakses 12 05, 2013.

Indonesia Tavel. (2012). Memajukan Film Indonesia. www.antaranews.com. Diakses 11 05, 2013.

Indrarto, T. (2012). Diurus Dua Menteri, Perfilman di Indonesia Semakin Tidak Terurus. filmindonesia.or.id. Diakses 10 23, 2012.

Janiansyah. (2009). Pengertian Multimedia.janiansyah.wordpress.com. Diakses 05 11, 2012.

James. (2010). Long Shoot. zrfproduction.blogspot.com. Diakses01 08, 2013. Jason. (2007). Full Shoot. stylemelbourne.com. Diakses01 08, 2013.

Jeremy. (2006). High Angle. en.wikipedia.org. Diakses01 08, 2013. Julia. (2005). Close Up. german.fanshare.com. Diakses01 08, 2013.

(67)

Lisa. (2013). Frog Level01 08, 2013. Machrudi, E. (2012). Komunitas Multimedia Amikom. koma.or.id. Diakses 10 23,

2012.

Mike. (2006). Extreme Long shoot. mclarkemedia.wordpress.com.Diakses01 08, 2013.

Pablo. (2012). Low Angle. www.dreamstime.com. Diakses01 08, 2013. Paradiso. (2012). Produksi Film Meningkat. Diakses 10 23, 2012.

Paula. (2007). Eye Level. ezzyvideoproduction.blogspot.com.Diakses01 08, 2013. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian

Kualitatif. mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id. Diakses 11 21, 2012.

Rad. (2007). Sejarah Film Pendek

Randomgirl. (2012). Mid Shoot. www.fanpop.com. Diakses01 08, 2013.

Sampdoria. (2008). Bird Eye View. sampdoria.deviantart.com. Diakses01 08, 2013. Sofyan, E. H. (2012). Entertaiment. entertainment.kompas.com. Diakses 10 23, 2012. Sugar. (2013). Kneel Shoot. wonderfulgeneration.net. Diakses01 08, 2013.

Tim. (2010) Group Shoot. toy-tma.com. Diakses01 08, 2013.

Zabis. (2005). Three Shoot. zabiscodigital.com. Diakses01 08, 2013.

Gambar

Gambar 2.1 Bird Eye View
Gambar 2.3 Low Angle
Gambar 2.4 Eye Level
Gambar 2.6 Extreme Close Up
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan sesuai dengan jadual dan form Pedoman SIMONEV.. 2) Laporan akhir kegiatan

Dari hasil pengujian foto mikro, lapisan besi cor kelabu menggunakan kaca bekas dengan waktu perendaman 10 jam, 20 jam dan 30 jam pada cairan HCL dengan jenis amplas

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada kasus Tennis Elbow Sinistra

(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Sinonimi antara

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Di kelas IX kamu akan mempelajari hormon sebagai bagian dari

Data ini diperoleh dari buku laboratorium posyandu lansia Desa Baturan pada awal tahun 2013 sampai Mei 2014 saat dilakukan survei pendahuluan dan belum pernah dilakukan

Source rock (batuan asal) dari batuan sedimen dapat berupa batuan beku, batuan metamorf atau batuan sedimen (yang telah ada sebelumnya) dan telah mengalami rombakan sehingga

The objectives of this research are: (1) to know the implementation of Inquiry-based Learning consisting the objectives of teaching writing, the materials, and